Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KSM BEDAH
SPESIALISASI BEDAH SARAF

RSUD Dr. Moewardi

KELAINAN DEGENERATIF TULANG BELAKANG


1. Pengertian Kelainan degeneratif tulang belakang merupakan kelainan
akibat proses degeneratif yang terjadi pada tulang belakang.
Terjadinya kelainan dapat terjadi pada lamina, prosesus
tranversus, diskus intervertebrals dan corpus vertebra.
Adanya kelainan tersebut bisa menyebabkan penyempitan
pada kanalis spinalis dan foramen neuralis yang berakibat
penjepitan struktur neural dan menimbulkan gejala
neurologis.

2. Anamnesis Nyeri leher, punggung, pinggang, yang seringkali menjalar ke


ekstremitas.

3. Pemeriksaan fisik Gangguan sensibilitas berupa hyperesthesia, hypoesthesia,


anesthesia dan paresthesia
Gangguan kekuatan motorik pada kedua ekstremitas bawah
(paraparese/plegia), atau keempat ekstremitas
(tetraparese/plegia
4. Kriteria diagnosis 1. Nyeri radikuler : brakhialgia pada leher, menjalar ke tangan.
Nyeri punggung, dan ischialgia : nyeri pinggang, menjalar ke
kaki
2. Gangguan sensibilitas berupa hyperesthesia, hypoesthesia,
anesthesia dan paresthesia
3. Gangguan kekuatan motorik pada kedua ekstremitas bawah
(paraparese/plegia), atau keempat ekstremitas
(tetraparese/plegia)
4. Klaudikasio neurogenik
5. Kauda equine syndrom
5. Diagnosis Kanal stenosis, Hernia Nukleus Pulposus, Spondylolisthesis
6. Diagnosis banding 1. Tumor Spinal
2. Spondylitis TBC
7. Pemeriksaan 1. Foto polos spine AP/Lateral/Oblique/Dinamik
penunjang 2. Magnetic Resonance Imaging
3. CT Scan
4. Laboratorium : DR, SGOT/PT, Ureum, Creatinin, Albumin,
serum elektrolit¸GDP/2JPP, CT/BT, HBsAg
8. Terapi a. Bila tidak terjadi kelainan radiologis
- Istirahat di tempat tidur terlentang dengan alas keras posisi
defleksi selama 3- 4 minggu.
- Diberi obat analgenik.
b. Bila keadaan kelainan radiologis minimal maka tindakan
lainnya antara lain:
 Setelah 3-4 minggu apabila tidak sakit diberi
latihan otot punggung selama 1-2 minggu.
 Dilakukan pemasangan korset yang harus meliputi
sampai manubrium sterni, shimpisis, daerah
fraktur dan di bawah ujung skapula.
 Mobilisasi.
 Latihan duduk dan berjalan.
 Bila tidak terdapat kelainan penderita boleh
pulang.
c. Bila terdapat kelainan neurologis dapat timbul karena adanya
HNP, oedema, haematomyeli, kompresi fraktur dan luksasi
tulang belakang.
d. Bila karena oedema
1. Istirahat di tempat tidur.
2. Dipasang pipa korset.
Setelah 1-2 minggu gejala-gejalanya akan hilang.
e.Bila terdapat kelainan yang terbukti secara radiologis
menimbulkan kompresi pada struktur neural dan
menimbulkan gangguan fungsi neurologis, misalnya HNP,
kanal stenosis, skoliosis, spondylosis atau spondylolisthesis
dapat dilakukan operasi dekompresi, tekanan dihilangkan
dengan operasi laminektomi. Kemudian dipasang stabilisasi
dan fusi vertebra dengan wire, pedikel atau lateral mass
screw dan bone graft, atau dengan cage dan plate.
9. Edukasi 1. Perjalanan penyakit
2. Komplikasi yang mungkin timbul prognosis
3. Resiko operasi dan pembiusan
10. Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
11. Tingkat evidens IV
12. Tingkat rekomendasi C
13. Penelaah kritis 1. DR Untung Alifianto, dr, Sp BS
2. Hanis Setyono, dr, Sp BS
3. Ferry Wijanarko, dr, Sp BS

14. Indikator medis Setelah kondisi stabil dilanjutkan dengan rehabilitasi medik.

15. Kepustakaan 1. Wilkins RH and Rengachary SS (Eds), Neurosurgery Vol. II,


2nd Ed MC Graw Hill Comp New York.
2. Greenberg MS : Handbook of Neurosurgery. Greenberg
Graphics, Florida 2001
3. Rosenfeld JV and Waters DAK : Neurosurgery in the
Tropics, a practical approach to common problems.
Macmillan, London, 2000.
4. Palmer JD ; Manual of Neurosurgery Churchill Livingstone,
New York, 1996
Surakarta, 1 Agustus 2013

Ketua Komite Medik Ketua KSM

Dr. Untung Alifianto,dr.,SpBS Soebandrijo,dr.,SpB, SpBTKV


NIP. 19561223 198611 1 002 NIP. 19550911 198402 1 001

RSUD Dr. Moewardi


Direktur

Drg. Basoeki Soetardjo, MMR


NIP. 19581018 198603 1 009

Anda mungkin juga menyukai