Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus menekan pada
radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada dalam bungkusan dura. Hal ini
terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah
tidak ada radiks yang terkena. Lagipula,oleh karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah
tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan
kompresi pada kolumna anterior.
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami lisis sehingga
dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.
Manifestasi Klinis
Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal (jarang) atau lumbal.
Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan
pengaruh pada struktur disekitarnya. Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang
(kambuh).
Pemeriksaan Diagnostik
1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang
2. MRI : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk penyakit spinal
lumbal.
3. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada MRI
4. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena.
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit
neurologik.
Macam :
Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral
Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis
spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis,
mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan
radiks
Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
Disektomi dengan peleburan.
2. Immobilisasi
Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace.
3. Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan
beban.
4. Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti inflamasi dan jika perlu
kortikosteroid.
Pengkajian
1. Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan
keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian terhadap masalah pasien terdiri dari awitan, lokasi dan penyebaran nyeri,
parestesia, keterbatasan gerak dan keterbatasan fungsi leher, bahu dan ekstremitas atas.
Pengkajian pada daerah spinal servikal meliputi palpasi yang bertujuan untuk mengkaji tonus
otot dan kekakuannya.
3. Pemeriksaan Penunjang
Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, faktor pencetus / yang memperberat.
Tetapkan skala 0 – 10
Pertahankan tirah baring, posisi semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut
dalam keadaan fleksi, posisi telentang
Gunakan logroll (papan) selama melakukan perubahan posisi
Bantu pemasangan brace / korset
Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan
Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan
neuromuskulus
Berikan / bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif
Berikan perawatan kulit dengan baik, masase titik yang tertekan setelah rehap
perubahan posisi. Periksa keadaan kulit dibawah brace dengan periode waktu tertentu.
Catat respon emosi / perilaku pada immobilisasi
Demonstrasikan penggunaan alat penolong seperti tongkat.
Kolaborasi : analgetik
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, Suzane C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi 8
Vol 3, Jakarta : EGC, 2002
2. Doengoes, ME, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC, 2000.
3. Tucker,Susan Martin,Standar Perawatan Pasien edisi 5, Jakarta : EGC, 1998.
4. Long, Barbara C, Perawatan Medikal Bedah, Bandung : Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996.
5. Priguna Sidharta, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat, 1996.
6. Chusid, IG, Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Yogyakarta : Gajahmada
University Press, 1993