Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

(LOW BACK PAIN/LBP) DI RSNU JOMBANG

Nama Kelompok 1 :

Muhammad Rifky Aminullah 7318006

Lisa Munika 7318008

Nur Aini Hidayatin 7318009

Ega Safira 7318020

Risma Anis Khoirunnisa’ 7317028

Arum Kusuma 7318029

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

(LOW BACK PAIN/LBP)

I. KONSEP DASAR

A. Pengertian Low Back Pain (LBP)

Low Back Pain (LBP) merupakan keluhan yang sering terjadi di praktek sehari-hari.

LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri

lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari

punggung bawah dapat menjalar pada daerah lain atau sebaliknya. Nyeri yang berasal

dari daerah lain akan dirasakan pada punggung bawah (refered pain). Walaupun LBP

jarang fatal namun nyeri yang dirasakan menyebabkan penderita mengurangi kemampuan

(disabilitas) yaitu keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak

kehilangan jam produktifitas. Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri didaerah

lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran

ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2010).

B. Anatomi Fisiologi

Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk

punggung yang mudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di

antaranya bergabung membentuk bagian sacral dan 4 tulang membentuk tulang ekor

(coccyx). Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang

cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks atau dada) dan 5 tulang lumbal. Struktur umum

Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari

badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae.

Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta didukung

oleh penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan
procesus spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale.

Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat

sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat

ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale.

C. Etiologi

1. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.

a. Trauma primer seperti Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.

b. Trauma sekunder seperti Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis,

stenosis spinal, spondilitis, osteoartritis.

2. Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot

3. Prosedur degenerasi pada pasien lansia

4. Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi

5. Kegemukan

6. Mengangkat beban dengan cara yang salah

7. Keseleo

8. Terlalu lama pada getaran

9. Gaya berjalan

10. Merokok

11. Duduk terlalu lama

12. Kurang latihan (olahraga)

13. Depresi /stress

14. Olahraga (golf, tennis, sepak bola).


D. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain 2 macam :

1.  Nyeri Nosiseptif

Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3

bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis)

ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua bangunan tersebut mengandung

nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus (mekanik, termal, kimiawi). Bila

reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran

sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya

persepsinyeri, hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan

untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk

mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan.

Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik

picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf

juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga

berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan

sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor,

langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia.

2.   Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP

Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau

disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada

LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena  Hernia Nukleus

Pulposus (HNP), penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan


sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan

sebagainya.

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Neurofisiologik

a. Electromyography (EMG)

b. Need EMG dan H-reflex  dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4

minggu

c. Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan

elektrofisiologik tidak dianjurkan.

d. Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan

mielopati spinal.

2. Radiologik

a. Foto polos.

b. Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.

c. Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.

d. Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)

e. Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP

perlengketan

f. Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive

3. Laboratorium

a. Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor

rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)

b. Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri

c. Likuor serebrospinal (atas indikasi)


F. Penatalaksanaan LBP

Tujuan penatalaksanaan adalah

a. Mengatasi nyeri

b. Meningkatkan lingkup gerak sendi

c. Memperbaiki kekuatan otot

d. Meningkatkan atau mempertahankan fungsi

Ada 2 kategori penatalaksanaan LBP yaitu

1. Konservatif

a. Tirah baring Tirah baring berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan

tekanan intradiskal yang dianjurkan pada pasien HNP.

b. Medikamentosa Obat – obatan yang diberikan dapat berupa analgetik dan

NSAID, muscle relaxant,opioid, kortikosteroid oral maupun analgetik adjuvan.

c. Terapi Modalitas Modalitas terapi yang digunakan pada kasus LBP pada

umumnya TENS, SWD, MWD, arus interfensi, maupun traksi. Selain itu

diberikan back exercise, pemakaian korset lumbal untuk membantu mengatasi

permasalahan yang muncul karena LBP.

2. Terapi Bedah

Operasi merupakan pilihan terakhir. Operasi dilakukan pada kondisi dimana

konservatif tidak memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Dilakukan operasi

apabila pasien dengan nyeri yang persisten 2-3 bulan setelah onset dilakukan terapi

konservatif tidak ada perubahan dan dimana status klinis sesuai dengan temuan

radiologis.

G. Komplikasi

Komplikasi umum yang biasanya terjadi setelah pembedahan (Joyce,2009)


a. infeksi dan peradangan

b. cedera pada akar-akar saraf

c. Robekan pada lapisan durameter

d. Sindroma kauda ekuina

e. Hematoma

f. Tidak ada penyatuan area bedah

H. Pathway of Nursing Problem

Masalah muskuloskeletal, trauma, masalah pelvis, tumor

Kontraksi Punggung

Tulang belakang menyerap goncangan vertikal

Terjadi perubahan struktur atas fibrofertilago dan matriks gelatnus

Otot abdominal Fibrokatilago


dan toraks padat dan tidak
melemah teratur

Mobilitas fisik Penonjolan


Takut bergerak
terganggu diskus / kerusakan
sendi pusat
Aktivitas
Gangguan terganggu
Mobilitas Fisik Menekan akar
saraf
Perawatan diri
berkurang
Nyeri
dipersepsikan
Defisit Perawatan
Diri
Nyeri Akut
II. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian Data Fokus
PENGKAJIAN

1. BIODATA
Nama : MARTI’AH
Umur : 60
Agama : Islam
Alamat : Kweden sidowarek Ngoro
Pendidikan :-
Pekerjaan : SWASTA
Tanggal MRS : 22-05- 2022 ( 11.30)
Diagnosa Medis : G82 paraplegia and tetratplegia
Nomer Register : Mr 370126
Tanggal Pengkajian : 23-05-2022

2. KELUHAN UTAMA : Kedua kakinya sulit di gerakkan ± 4 hari


3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Kedua kakinya sulit di
gerakkan ± 4 hari , Bak terasa nyeri bab cair semenjak 2 hari lalu
4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LAL : Disangkal
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARG : Disangkal
6. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI :
a. Pola tidur / Istirahat : pasien mengatakan tidur siang ± 3 jam dan
tidur malam 7-8 jam dan ketika bangun pasien sudah merasa cukup
istrirahatnya
b. Pola Eliminasi : pasien Bab 2x sehari dengan konsisten lembek
dan bau yang khas
c. Pola makan/minum : pola makan cukup memenuhi kebutuhan
d. Pola Kebersihan diri : pasien di saat bangun tidur selalu
membersihkan diri dengan cara mengusap badannya dengan air hangat
e. Pola Kegiatan/ Kebiasaan lain : kebiasan pasien ketika bangun sering
bercerita
f. Pola Hubungan Peran( Konsep Diri): Selama perawatan pasien tidak merasa
malu pada penyakitnya pasien ingin sembuh dan pulang ingin berkumpul
dengan keluarga
g. Pola Seksual : pasien berjenis kelamin perempuan berumur 60
tahun
h. Pola Penanggulangan stress : selama perawatan pasien mengatakan agar
sabar dalam merawatnya hingga sembuh dan bisa pulang
7. DATA PSIKOSOSIAL : selama perawatan pasien terlihat merespon
tindakan tenaga kesehatan
8. DATA SPRITUAL : selama perawatan pasien mengatakan selalu
berdoa kepada Allah supaya di beri kesembuhan dan yakin bahwa Allah akan
menyembuhkan sakitnya.

9. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum:
b. Tanda- tanda vital :
Kesadaran = baik
Tekanan darah = 144/93
suhu = 36,6
Nadi = 82 permenit
RR = 20 permenit
c. Pemeriksaan kepala dan leher : kepala berbentuk bulat rambut terdapat uban
d. Mata : kedua mata berbentuk simetris tidak memakai kacamata
e. Hidung : tidak ada secret
f. Telinga : kedua telinga berbentu simetris
g. Mulut : mukosa bibir kering
h. Integument : warna kulit sawo matang
i. Thorak/dada : Jantung
Inspeksi = Intuscordis tidak nampak
Palpasi = Intuscordis tidak teraba
Perkusi = Suara pekak
Auskultasi = Terdengan suara regular lup dup
Paru
Inspeksi = Pengembangan simetris
Palpasi = Teraba vokalfremitus
Perkusi = Suara sonor
Auskultasi = Terdengan suara vesikuler

j. Abdomen : Inspeksi = bentuk datar


Palpasi = tidak nyeri jika ditekan

k. Kelamin dan daerah sekitarnya : -


l. Moskuloskeletal : Low back pain (nyeri punggung bawah)
m. Neurologi :-
10. PEMERIKSAAN PENUNJANG : Dc 6DA,
EKG,CPR,LUMBUSACRAL
11. PENATALAKSANAAN /TERAPI : Pemberian RL

b. Diagnosa Keperawatan (SDKI)

1. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal


2. Defisit perawatan diri b.d gangguan muskuloskeletal
3. Nyeri akut b.d latihan fisik berlebihan

c. Rencana Intervensi (SLKI dan SIKI)

1. Diagnosa 1 : Mobilitas fisik


Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas
secara mandiri
SLKI
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria Hasil
a) Pergerakan ekstremitas (3, sedang)
b) Kekuatan otot (3, sedang)
c) Nyeri (2, cukup meningkat)
d) Kaku sendi (3, sedang)
e) Gerakan terbatas (2, cukup meningkat)
f) Kelemahan fisik (2, cukup meningkat)

SIKI

a) Pemberian obat
b) Pecegahan jatuh
c) Pengaturan posisi
d) Pengekangan fisik
e) Teknik Latihan penguatan otot
f) Teknik Latihan penguatan sendi
g) Terapi aktivitas
h) Terapi relaksasi otot progresif
2. Diagnosa 2 : Defisit perawatan diri
Definisi : Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri

SLKI : Perawatan Diri


Definisi : Kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria Hasil :
a) Kemampuan mandi (2, cukup mrnurun)
b) Kemampuan mengenakan pakaian (2, cukup menurun)
c) Kemampuan makan (3, sedang)
d) Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) (1, menurun)
e) Mempertahankan kebersihan diri (3, sedang)

SIKI

a) Dukungan perawatan diri


Dukungan perawatan diri (BAB/BAK)
Dukungan perawatan diri (makan/minum)
b) Manajemen nyeri
c) Pemberian makanan
d) Pencegahan jatuh
e) Pengaturan posisi
f) Promosi Latihan fisik

3. Diagnosa 3 : Nyeri Akut


Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

SLKI : Tingkat nyeri

Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan


kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Ekpektasi : Menurun

Kriteria Hasil

a) Keluhan nyeri (2, cukup meningkat)


b) Meringis (2, cukup meningkat)
c) Ketegangan otot (3, sedang)
d) Tekanan darah (3, sedang)
e) Nafsu makan (3, sedang)

SIKI : Manajemen Nyeri

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional


yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan.

Tindakan :

Observasi

a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
d) Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

a) Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,


hypnosis, akupesur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Fasilitasi istirahat dan tidur
c) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri

Edukasi

a) Jelaskan strategi meredakan nyeri


b) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
c) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
d) Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei 2012.
http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 12 Februari
201. http://sedetik.multiply.com/journa
Black, Joyce. 2009. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil yang
diharapkan. Singapore;Elsavier

Anda mungkin juga menyukai