Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR MEDIS

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

1. Definisi
Helmi (2012) mengatakan bahwa Hernia nucleus pulposus (HNP)
adalah suatu keadaan dimana terjadi pengeluaran isi nucleus dari dalam
diskus intervertebralis (rupture diskus) sehingga nucleus dari diskus
menonjol kedalam annulus (cincin fibrosa sekitar diskus) dan memberikan
menifestasi kompresif saraf.
Jadi HNP adalah keadaan di mana nucleus pulposus keluar
menoonjol dan mendesak kearah kanalis melalui annulus fibrosis yang
robek.

2. Etiologi
Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan
meningkatnya usia terjadi perubahan degenerative yang mengakibatkan
kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Annulus fibrosus mengalami
perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya annulus fibrosus
biasanya didaerah lumbal dapat menyembul atau pecah (Moore dan Agur,
2013).
Hernia nucleus pulmonal (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh
karenaadanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus
intervertebralis sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus. Pada
kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini
disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa
bulan atau bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus
kapsulnya mendorong kearah medulla spinalis, atau mungkin rupture dan
memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap sakus doral atau
terhadap saraf spinal saat muncul dari columna spinal (Helmi, 2012).

3. Klasifikasi
Menurut Dermawan dan Rahayuningsih (2010), klasifikasi hernia
berdasarkan isinya :
a. Hernia adipose, yaitu hernia yang isinya jaringan lemak
b. Standing hernia, yaitu hernia yang isinya kembali sebagian dari
dinding kantong hernia
c. Hernia litter, yaitu hernia litter yang sebagian dinding ususnya
terjrpit dalam cincin hernia

4. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari Hernia Nukleus Pulposus menurut Pinzon, Rizaldy
(2012) :
a. Ischialgia
Nyeri bersifat tajam, seperti terbakar, dan berdenyut sampai kebawah
lutut. Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan
nervus ischiadicus sampai ketungkai.
b. Paralisis dan paraplegia yang terjadi akibat terputusnya jaringan saraf
yang mengatur gerakan otot tubuh di medulla spinalis.
c. Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks
tendon patella (KPR) dan achilles (APR). Otot yang dipersafari oleh
saraf yang terjepit cenderung melemah dari waktu ke waktu. Hal ini
dapat menyebabkan seseorang mudah tersandung, atau tidak kuat
mengangkat atau memegang barang.
d. Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan
defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan
neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah
kerusakan fungsi permanen.
e. Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat benda berat,
membungkuk akibat bertambahnya tekanan intratekal.

5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada HNP (Helmi, 2012) adalah :
a. Laboratorium
Pemeriksaan rutindilakukan dengan laboratorium klinik untuk menilai
komplikasi terhadap organ lain dan prosedur rutin untuk pembedahan.
b. Radiodiagnostik
1) Rontgen foto lumbosacral, biasanya tidak didapatkan kelainan.
Kadang-kadang didapatkan tanda-tanda deformitas vertebra,
penyempitan diskus intervertebralis.
2) Mileografi adalah pemeriksaan dengan bahan kontras melalui
tindakan lumbal pungsi dan pemotrata dengan sinar tembus.
Apabila diketahui adanya penyumbatan hambatan kanalis spinalis
yang mungkin disebabkan HNP.
3) CT Scan, melihat gambaran vertebrata dan jaringan di sekitarnya
termasuk diskusi vertebralis.
4) MRI, pemeriksaan MRI dapat melokalisasi protrusi diskus kecil.
Apabila secara klinis tidak didapatkan pada MRI, maka
pemeriksaan CT Scan dan mileogram dengan kontras dapat
dilakukan untuk melihat derajat gangguan pada diskus vertebralis.
6. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaan medis pada HNP (Autio Reijo, 2006) :
a. Medikamentosa
Simtomatik
1) Analgetik (parasetamol)
2) Kartikosteroid (prednisone, predinisolon)
3) Anti inflamasi-non steroid
4) Antidepreson
5) Obatpenenang minor
b. Fisioterapi
Biasannya dalam bentuk diatermi jangkauan permukaan yang
lebih dalam untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis.
c. Terapi operatif
Terapi operatif dilakukan apabila dengan tindakan konservatif
tidak memberikan hasil yang nyata. Kambuh berulang, atau terjadi
deficit neurologis.

7. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut Ayu Manik Masyeni Ketut (2018) perawatan non-medis
rheumatoid artritis :
1) Pendidikan kesehatan penting dalam membantu pasien dalam
memahami penyakitnya dan belajar bagaimana cara mengatasi
konsekuensinya.
2) Fisioterapi dan terapi fisik dimulai untuk meningkatkan dan
mempertahankan berbagai gerakan, meningkatkan kekuatan
otot, serta mengurangi rasa sakit.
3) Terapi okupasi untuk membantu pasien menggunakan sendi
dan tendon dengan efisien tanpa menekankan struktur ini,
membantu mengurangi ketegangan pada sendi dengan splints
dirancang khusus, serta menghadapi kehidupan sehari- hari
melalui adaptasi kepada pasien dengan lingkungan dan
penggunaan alat bantu yang berbeda.
4) Tindakan ortopedi meliputi tindakan bedah rekonstruksi.

8. Komplikasi
Menurut Helmi (2012) komplikasi dari HNP adalah :
a. Disfungsi pengeluaran cairan dari kandung kemih, dimana penderita akan
kesulitan mengeluarkan urine atau tinja, hingga kemandulan secara
seksual.
b. Menurunnya kemampuan beraktivitas, dikarenakan kondisi ini dapat
memperburuk gejala, seperti nyeri hebat, otot melemah, atau kaku.
c. Anestesi sadel, dimana penderita kehilangan kemampuan merasa atau
sensasi di titik seperti paha bagian dalam, tungkai belakang, dan sekitar
dubur.
d. Kelumpuhan pada ekstremitas bawah
e. Cedera medulla spinalis
f. Radiklitis (iritasi akar saraf)
g. Parestese
h. Disfungsi seksual
i. Hilangnya fungsi pengosongan VU dan sisa pencernaan
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

1. Pengkajian Berdasarkan 11 Pola Gordon


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Riwayat pekerjaan yang perlu menganggkat beban berat
b. Pola nutrisi dan metabolic
Pasien kehilangan nafsu makan
c. Pola eliminasi
Pasien mengalami konstipasi
d. Pola aktivitas dan latihan
Pasien sulit melakukan aktifitasnya karena nyeri akan terasa apabila
pasien mengangkat benda berat
e. Pola tidur dan istirahat
Nyeri yang dirasakan klien mengakibatkan pola kebutuhan tidur klien
terganggu
f. Pola persepsi kognitif
- Penurunan refleks tendon dalam
- Kelemahan otot, nyeri tekan, spasme otot paravertebralis dan
penurunan persepsi nyeri
g. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien biasanya merasa cemas dengan penyakit yang dideritanya
h. Pola peran dan hubungan dengan sesama
Hubungan pasien dengan sesamanya sedikit terganggu dikarenakan
keterbatasan aktivitas akibat penyakitnya, begitu pun dengan
perannya
i. Pola reproduksi dan seksualitas
Pasien tidak mengalami masalah reprodusi
j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
Penanggulangan stress dalam mengatasi masalah yang berhubungan
dengan kesehatan
k. Pola sistem nilai dan kepercayaan
Pasien sulit untuk melakukan ibadah karena merasa mudah lelah serta
keterbatasan aktivitas

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen cidera fisik
b. Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan musculoskeletal
c. Gangguan citra tubuh b/d perubahan fungsi tubuh
d. Resiko kerusakan integritas kulit dengan faktor resiko hambatan mobilitas
fisik
4. Discharge Planning
Menurut Nurarif H Amin dan Kusuma Hardhi, 2015:
a. Olahraga secara bertahap jika nyeri punggung sudah mereda untuk
memperkuat otot punggung dan abdomen Olahraga secara teratur
untuk mempertahankan kemampuan otot, seperti berlari dan berenang.
b. Hindari mengangkat barang yang berat, edukasi cara mengangkat yang
benar
c. Tidur di tempat yang datar dan keras
d. Hindari olahraga/kegiatan yang dapat menimbulkan trauma
e. Kurangi berat badan
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, N.M (2012). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletel. Jakarta: Salemba


Medika
Autio Reijo. MRI Of Herniated Nucleus Pulposus. Acta Universitatis
Ouluensis D Medica. 2006. Hal 1-31

Herdmant, T. Heater. 2015. Nanda International Inc. Diagnosa Keperawatan:


Definisi dan klasifikasi 2015-2107 Edisi 10. EGC. Jakarta

Moorhead, Sue., Johnson, Marion, Maas, Meridean L., Swanson, Elizabeth.


2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5 th Indonesia Edition
Elsevier. Singapore.

Bulechek. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Jakarta: EGC

Amin Huda Nurarif & Kusuma Hardhi. 2015. Asuhan Keperawatan


NANDA NIC-NOC. Jilid 3. Medication. 2015

Pinzon, Rizaldy. 2012. Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Akibat Hernia
Nukelus Pulposus. Vol 39. SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta.
Indonesia.

Rizaldy Pinzon.2012. Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Bawah Akibat


Hernia Nukleus Pulposus, Jurnal Penelitian. Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai