Anda di halaman 1dari 23

HERNIA NUKLEUS

PULPOSUS

Oleh :
Fithri Wulandhani
Pembimbing :
dr. Novi Irawan, Sp.S
PENDAHULUAN
• DEFINISI :
Hernia Nucleus Pulposus adalah keluarnya
nucleus pulosus (gel-like substance) ke dalam
canalis intervertebralis akibat kerusakan
anulus fibrosus (struktur seperti ban) corpus
intervertebral.
• Berdasarkan letak terjadinya herniasi pada
columna certebrae dapat dibagi sebagai
berikut :
1. Hernia Discus Servikalis
2. Hernia Discus Thoracalis
3. Hernia Discus Lumbalis
ANATOMI
Kolumna vertebralis terdiri dari 33 buah vertebrae, yaitu :
• 7 Vertebrae servical
• 12 Vertebrae torakal
• 5 Vertebrae lumbal
• 5 Vertebrae sakral
• 4 Vertebrae koksigeus

Diantara Kalumna vertebralis terdapat corpus vertebrae yang


dihub satu dengan yang lain oleh Discus Intervertebralis yang
diperkuat oleh lig. Longitudinal post dan lig. Longitudinalis anterior

Fungsi discus invertebralis :


– Keleluasaan pengerasan vertebrae
– Shock absorber  pelindung dari trauma

Disc intervertebralis terdiri dari :


• Anulus fibrosus.
• Nukleus pulposus (gel)
• Lempeng kartilago hialin
PATOFISIOLOGI
Terjadinya herniasi discus terdiri dari 4 stadium, yaitu:
1. Degenerasi discus, perubahan kimiawi terkait dengan usia menyebabkan
kelemahan pada discus, tapi tanpa terjadinya herniasi.
2. Prolaps, merupakan suatu bentuk atau perubahan posisi dari discus
dengan pergeseran ringan ke arah kanalis spinalis. Disebut juga bulge
atau protrusion.
3. Extrusion, nucleus pulposus yang memiliki konsistensi seperti gel
menembus lapisan dindingnya (anulus fibrosus) tapi masih berada dalam
discus.
4. Sequestrasi atau Sequestered Disc, nucleus pulposus menembus annulus
fibrosus dan berada di luar dari discus di dalam kanalis spinalis,
disebut sebagai Hernia Nucleus Pulposus (HNP).
• Robekan atau kerusakan pada lapisan discus
intervertebralis akan menimbulkan nyeri lokal
oleh karena adanya stres mekanik pada bagian
yang peka nyeri tersebut.
• Isi dari discus, nucleus pulposus, yang
tersekuestrasi memilki efek toksik langsung dan
menimbulkan respon inflamasi dimana kedua
hal tersebut meningkatkan kepekaan terhadap
nyeri.
• Biasanya protusio atau ekstrusio diskus
Posterolateral akan menekan/menjepit akar saraf
ipsilateral pada tempat keluarnya saraf dr
kantong duramater.
• Akan menampilkan gejala dan tanda Radikuler
sesuai distribusi persarafannya.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko terjadinya HNP dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
• Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
– Umur yang makin bertambah maka risiko akan semakin
tinggi.
– Laki-laki lebih banyak daripada wanita.
– Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
• Faktor yang dapat dirubah :
– Pekerjaan dan aktivitas
– Olahraga yang tidak teratur, memulai latihan setelah lama
tidak berlatih, latihan yang berat dalam waktu lama.
– Merokok
– Obesitas
MANIFESTASI KLINIS
• Bila herniasi terjadi ke arah :
1. Posterolateral, di samping nyeri pinggang, juga
akan memberikan gejala dan tanda-tanda sesuai
dengan radiks dan saraf yang terkena.
2. Posterosentral, mengakibatkan nyeri pinggang oleh
karena menekan ligamentum lonngitudinale yang
bersifat peka nyeri.
• Hernia Nucleus Pulposus ke arah posterosentral di bawah
vertebrae L2 tidak akan melibatkan medula spinalis.
• Kemungkinan yang terkena adalah cauda equina dengan gejala dan
tanda:
- rasa nyeri mulai dari pinggang, daerah perineum, tungkai sampai
kaki
-refleks lutut dan tumit menghilang yang sifatnya unilateral atau
asimetris.
• rasa nyerinya akan bertambah, bila ada kenaikan tekanan
intratekal maupun intradiskal misalnya pada saat mengejan, batuk,
bersin dan membungkuk.
Hernia Nucleus Pulposus
Cervical
• Lebih jarang dibandingkan herniasi lumbal
• Umumnya melibatkan C5-6, C6-7
• Herniasi ini dapat berakibat gawat karena dapat menekan
medula spinalis
• Herniasi discus C5-C6 menekan radiks saraf C6, dan herniasi
discus C6-C7 akan melibatkan radiks C7
• Manifestasi klinis : kekakuan pada leher, rasa tidak nyaman
pada bagian medial scapula, adanya radicular paresthesia.
Gejala diperburuk dengan adanya pergerakan dari kepala
dan leher
Hernia Nucleus Pulposus
Thoracal

• Jarang terjadi dikarenakan vertebrae thoracalis


lebih rigid dan discus intervertebralis pada
daerah thoracal lebih tipis (hanya 1/5 dari
keseluruhan).
• Manifestasi klinis : Nyeri punggung, yang akan
bertambah bila batuk, bersin
Hernia Nucleus Pulposus
Lumbal
• Paling sering terjadi
• Herniasi terjadi peralihan dari segmen yang lebih mobile ke yang
kurang mobile (perbatasan lumbosakral dan servikotorakal).
• Paling sering L4-L5 atau L5-S1. Arah herniasi yang paling sering
adalah posterolateral.
• Manifestasi klinis :
- iskhialgia yang nyeri, biasanya berpusat pada daerah gluteus
posterior, tibialis posterior/lateral dan kaki lateral/dorsal.
- parestesia atau tebal (70% kasus) sesuai dengan dermatom
radiks yang terkena
- kelemahan otot (dorsofleksi radiks L5, plantar fleksi radikal
S1) dan bila berlangsung lama terjadi atrofi otot bawah.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis :
• Lokasi dari nyeri.
• Penjalaran rasa nyeri.
• Posisi tubuh yang membuat pasien nyaman jika rasa nyeri
menyerang.
• Apakah ada riwayat trauma.
• Apakah ada proses bertambah beratnya nyeri
• Apakah pasien mengkonsumsi obat antinyeri, berapa
banyak yang diminum untuk menghilangkan nyeri.
• Apakah ada riwayat keganasan
2. PEMERIKSAAN FISIK
• Skoliosis
• Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari pada sisi yang sehat
• Tes-tes :
1. Tes LASEQUE ( Straight Leg Raising / SLR )
2. Tes laseque menyilang atau tes O’Connell
3. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal :
a. Tes Naffziger
b. Tes Valsava
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EMG (elektromiografi)
Dengan pemeriksaan EMG dapat ditemukan radiks
mana yang terkena dan sejauh mana gangguannya,
masih dalam taraf iritasi ataukah sudah ada kompresi.
2. Foto lumbal
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah ada penyempitan
jarak tulang yang satu dengan yang diatas atau dibawahnya,
adakah instabilitas atau spondilolistesis.
3. CT. Myelografi
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah adanya filling
defect.
4. Magnetic Resonance Imaging
Pada pemeriksaan ini kita dapat melihat apakah ada
protusio ataupun squester dari bantalan tulang yang
menekan pada sistem
5. Kadar serum kalsium, alkali dan asam fosfatase, serta kadar gula
6. Pungsi Lumbal
peningkatan kadar protein ringan dengan adanya penyakit diskus,
pungsi lumbal biasanya hanya kecil manfaatnya untuk diagnostik
7. Diskografi
Pemeriksaan ini membawa resiko komplikasi yang besar yaitu
kemungkinan timbulnya infeksi pada ruang diskus intervertebralis,
terjadinya herniasi diskus, dan bahaya radiasi. Biaya pemeriksaan
relaif mahal dan hasilnya tidak lebih unggul dari pemeriksaan MRI
sehingga pemeriksaan ini jarang dikerjakan.
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF

1. Tirah baring
Idealnya tidur terlentang dengan alas datar dan keras.
maksud jika anulus fibrosus masih utuh  kembali
2. Simtomatis
- Analgetik
- muscle relaxant
- Kortikosteroid
3. Fisioterapi
Dengan pemanasan daerah nyeri
4. Traksi Pelvis atau Traksi Lumbal
5. Mobilisasi
• Jika pasien sudah mulai berdiri dan berjalan 
dianjurkan untuk memakai korset selama beberapa
hari/ minggu.
• Jika nyeri sudah hilang mulai diberikan latihan lumbo
sakral serta perubahan postur tubuh khususnya
dalam mengangkat beban, duduk, berdiri.
Nukleolisis
• Metode lisis materi nukleolisis melalui bahan
tertentu dalam rongga diskus intervertebralis.
Bahan yang digunakan adalah Chymopain.
Penatalaksanaan Operatif

Indikasi :
• Tata laksana konservatif tidak membawa hasil atau beberapa
kali tatalaksana konservatif selalu memberikan kekambuhan.
• Adanya kelumpuhan nyata, lebih-lebih yang berkembang
progresif
• Bila ada defisit neurologik terutama gangguan miksi dan
defekasi.
PROGNOSA
• Tergantung dari :
1. Penemuan causa yang jelas
2. Tata laksana yang tepat
• Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu
dengan terapi konservatif
• Pada pasien yang di operasi 90% akan membaik terutama
nyeri tungkai. Tetapi kemungkinan terjadinya kekambuhan
adalah 5 % dan bisa pada level diskus yang sama atau
berbeda.

Anda mungkin juga menyukai