DEFINISI • Kondisi yang muncul sebagai perpindahan nukleus pulposus di luar ruang diskus intervertebralis. • HNP merupakan penyebab paling umum dari sciatic pain dan salah satu indikasi paling umum untuk operasi tulang belakang di seluruh dunia. • HNP mempunyai banyak sinonim antara lain : Hernia Diskus Intervertebralis, Ruptur Disc, Slipped Disc, Prolapsed Disc dan sebagainya • Secara anatomi terdiri dari dua struktur utama : nukleus pulposus (NP) dan annulus fibrosus (AF) • Nukleus pulposus terdiri dari air, kolagen tipe II, sel mirip kondrosit, dan proteoglikan memungkinkan NP menjadi elastis, fleksibel di bawah gaya tegangan and to absorb compression. • Komposisi AF terutama lapisan konsentris serat kolagen tipe I, membentuk jaringan berserat dengan disposisi heliks di sekitar NP, struktur ini lebih padat di bagian anterior dan melekat pada tubuh vertebral oleh serat Sharpey. ETIOLOGI • Meningkatnya usia akibat perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya nukleus pulposus. faktor mempengaruhi proses degeneratif seperti genetik, mekanik, dan perilaku • Karena adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai diskus intervertebralis sehingga menyebabkan robeknya anulus fibrosus. FAKTOR RISIKO • YANG DAPAT DIMODIFIKASI - konsumsi rokok (OR 1.7, 95% CI 1.0 dengan 2.5) - Pada studi yang dilakukan oleh Huang et al, body mass index (BMI) tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada kejadian HNP. Pada studi ini dilakukan perbandingan antara BMI >25 dan BMI < 25 dengan hasil OR 1.11. • YANG TIDAK DAPAT DIMODIFIKASI - Usia - Jenis Kelamin EPIDEMIOLOGI • Prevalensi HNP berkisar antara 1 –2 % dari populasi. • > usia 30 – 50 tahun • Rasio Laki – laki : Perempuan = 2 : 1 • HNP paling sering dijumpai pada tingkat L4-L5 STAGING Hernia Nukleus Pulposus terbagi dalam 4 grade berdasarkan keadaan herniasinya, dimana ekstrusi dan sequestrasi merupakan hernia yang sesungguhnya, yaitu: A. Normal disc anatomy B. Prolaps diskus intervertebral: nukleus berpindah, tetapi masih dalam lingkaran anulus fibrosus. C. Extrusi diskus intervertebral : nukleus keluar dan anulus fibrosus dan berada di bawah ligamentum,longitudinalis posterior. D. Sequestrasi diskus intervertebral: nukleus telah menembus ligamentum longitudinalis posterior Protrusi diskus intervertebralis : nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan annulus fibrosus. KLASIFIKASI (MRI) GEJALA • Bervariasi, tergantung derajat dan radiks yg terkena. • Stadium awal asimtomatik. Gejala muncul ketika NP menekan saraf. • Paling sering adalah iskialgia (nyeri radikuler) nyeri biasanya bersifat tajam, spt terbakar dan berdenyut menjalar sampai bawah lutut. • Bila terkena saraf sensoris kesemutan atau rasa baal sesuai dermatomnya. • Bila mengenai conus atau cauda ekuina dapat terjadi gangguan miksi, defekasi dan disfungsi seksual. • Nyeri yang timbul sesuai dengan distribusi dermatom (nyeri radikuler) dan kelemahan otot sesuai dengan miotom yang terkena. DIAGNOSIS 1. ANAMNESA kapan nyeri terjadi? frekuensi? intervalnya? Lokasi nyeri? Kualitas dan sifat nyeri? Penjalaran nyeri? Apa aktivitas yg memprovokasi nyeri? Yang memperberat dan meringankan nyeri? pekerjaan? Riwayat trauma? 2. PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI • Pemeriksaan range of movement (ROM) Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara aktif oleh penderita sendiri maupun secara pasif oleh pemeriksa. Pemeriksaan ROM ini memperkirakan derajat nyeri, function laesa, atau untuk memeriksa ada/ tidaknya penyebaran rasa nyeri. • Straight Leg Raise (Laseque) Test: Tes untuk mengetaui adanya jebakan nervus ischiadicus. Pasien tidur dalam posisi supinasi dan pemeriksa memfleksikan panggul secara pasif, dengan lutut dari tungkai terekstensi maksimal. Tes ini positif bila timbul rasa nyeri pada saat mengangkat kaki dengan lurus, menandakan ada kompresi dari akar saraf lumbar. • Lasegue Menyilang Caranya sama dengan percobaan lasegue, tetapi disini secara otomatis timbul pula rasa nyeri ditungkai yang tidak diangkat. Hal ini menunjukkan bahwa radiks yang kontralateral juga turut tersangkut. • Tanda Kerning Pada pemeriksaan ini penderita yang sedang berbaring difleksikan pahanya pada persendian panggung sampai membuat sudut 90 derajat. Selain itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut. Biasanya kita dapat melakukan ekstensi ini sampai sudut 135 derajat, antara tungkai bawah dan tungkai atas, bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum tercapai sudut ini, maka dikatakan tanda kerning positif. • Ankle Jerk Reflex Dilakukan pengetukan pada tendon Achilles. Jika tidak terjadi dorsofleksi pada kaki, hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat kolumna vertebra L5-S1. • Knee-Jerk Reflex Dilakukan pengetukan pada tendon lutut. Jika tidak terjadi ekstensi pada lutut, hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat kolumna vertebra L2-L3-L4 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG MRI (GOLD STANDARD) : dapat melihat struktur columna vertebra dengan jelas dan mengidentifikasi letak herniasi. • X-Ray X-Ray tidak dapat menggambarkan struktur jaringan lunak secara akurat. Nucleus pulposus tidak dapat ditangkap di X-Ray dan tidak dapat mengkonfirmasikan herniasi diskus maupun jebakan akar saraf. Namun, X-Ray dapat memperlihatkan kelainan pada diskus dengan gambaran penyempitan celah atau perubahan alignment dari vertebra. • Mylogram Pada myelogram dilakukan injeksi kontras bersifat radio-opaque dalam columna spinalis. Kontras masuk dalam columna spinalis sehingga pada X-ray dapat nampak adanya penyumbatan atau hambatan kanalis spinalis • Elektromyografi Untuk melihat konduksi dari nervus, dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan nervus. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS • Neurinoma/schwannoma • Facet joint/ligamentum flavum hypertrophy • Facet joint cyst • Spondylolisthesis • Conjoined nerve root PROGNOSIS • Pasien yang menjalani operasi laminektomi memiliki angka mortalitas 0,3%. Pasien yang mendapat terapi dini dan agresif memiliki prognosis keseluruhan yang lebih baik. KOMPLIKASI • Walau jarang, HNP dapat menekan cauda equina yang terletak di punggung bawah dan mengakibatkan komplikasi yang serius seperti disfungsi kontrol berkemih atau buang air besar, menurunnya kemampuan beraktivitas, dan saddle anesthesia.