Disusun oleh :
Raden Jeremy Andrian
NIM :
Pembimbing :
dr. Mira Yuniarti, Sp. Rad
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi dari keterlibatan anatomi pada kolitis ulseratif. .....................7
Gambar 2.2 Patogenesis dari Inflammatory Bowel Disease…..……..…….............9
Gambar 2.3 Thumbprinting pada foto polos abdomen……………………………15
Gambar 2.4 Foto CT-Scan Abdomen potongan koronal. ......................................15
Gambar 2.5 Foto CT-Scan potongan aksial penebalan dinding kolon. .................16
Gambar 2.6 Barium enema kontras tunggal dan kontras ganda.............................17
Gambar 2.7 Lead pipe sign pada CT Abdomen. ....................................................18
Gambar 2.8 Penebalan dinding dan hyperenhancement pada kolon sigmoid. .......18
3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data IBD berbasis Unit Endoskopi di Rumah Sakit di Jakarta…………8
Tabel 2.2 Data IBD dari Total Kolonoskopi d Beberapa Rumah Sakit Nasional…8
Tabel 2.3 Truelove dan Witts’ Klasifikasi Tingkat Keparahan Kolitis Ulseratif…11
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
5
Dalam mendiagnosis IBD pada umumnya dapat ditegakkan oleh
pelayanan kesehatan primer, namun tanpa adanya kecurigaan yang terarah,
bahkan di pusat kesehatan tersier penyakit ini dapat terlewatkan.
Sebaliknya, tidak semua diare kronik atau diare dengan darah disebabkan
oleh inflamasi saluran pencernaan, oleh karena itu overdiagnosing perlu
dicegah.6
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
7
2.1.2 Epidemiologi
Tabel 2.1 Data IBD berbasis Unit Endoskopi di Rumah Sakit di Jakarta
Sumber Data KU PC
RSCM 1991 – 1995 2,8%* 1,4%*
RSCM 1996 25%** 5,5%**
Dharmika D, Gastroenterol Hep 5,5%*** 2,0%***
M Simadibrata, Tesis doktor 2002 5,2%* 5,2%*
* Dari total kolonoskopi
* Dari total kasus Kolitis
* Dari total kasus diare kronik, berdarah, dan nyeri perut
Tabel 2.2 Data IBD dari Total Kolonoskopi di Beberapa Rumah Sakit Nasional
Sumber Data Jumlah IBD KU PC
Kolonoskopi
RSCM 2001 – 2006 1541 8,3% 5,4% 2,9%
RSPAD Gatot Soebroto
532 10,15% 6,95% 3,2%
2002 – 2006
RS Hasan Sadikin,
192 9,89% 8,33% 1,56%
Bandung 2007
RSUP Dr Sardjito,
269 44% 23% 3,3%
Yogyakarta 2007
RSZA Banda Aceh
113 4,25% 2,55% 1,7%
2006 – 2007
RSAB/PengCab PGI,
325 5,23% 3,08% 2,15%
Pekanbaru 2007
RS Syaiful Anwar,
364 17% 16% 1%
Malang 2007
RS Usadha Insani,
166 26,5% 16,3% 10,2%
Tangerang 2007
8
Dari data pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa persentase kasus
kolitis ulseratif lebih banyak dibandingkan kasus penyakit Crohn.12
2.1.3 Etiopatogenesis
9
Histokompatibilitas human leukocyte antigen (HLA-B27) merupakan
salah satu antigen yang sering teridentifikasi pada pasien dengan kolitis
ulseratif, namun penemuan ini tidak menunjukkan peningkatan risiko untuk
kolitis ulseratif. Makanan dapat menjadi faktor sekunder dimana antigen pada
makanan atau bakteri dapat memberikan pengaruh pada mukosa usus yang
telah rusak dan mengakibatkan meningkatnya permeabilitas.15
Faktor Genetik
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada
orang Asia. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kemungkinan predisposisi
genetik terhadap perkembangan penyakit ini.
Faktor Infeksi
Pada saat fase awal kehidupan dimana mikrobiota komensal masih
dalam tahap perkembangan, efek microbial pada individu menjadi faktor
penentu risiko untuk terkena IBD. Perubahan mikrobiota komensal ini
muncul sebagai konsekuensi dari inflamasi.
Faktor Imunologik
Pada IBD ditemukan adanya infiltrasi lamina propria oleh limfosit
makrofag, dan sel-sel lain, meskipun antigen pencetusnya belum diketahui
secara pasti. Virus dan bakteri telah diperkirakan sebagai pencetus, namun
sedikit yang mendukung adanya infeksi spesifik yang menjadi penyebab IBD.
10
2.1.4 Manifestasi Klinis
Tabel 2.3 Truelove dan Witts’ Klasifikasi Tingkat Keparahan Kolitis Ulseratif
Aktivitas Ringan Sedang Berat
Jumlah buang air besar berdarah per hari <4 4–6 >6
Temperatur (°C) Afebril Sedang > 37,8
Denyut nadi Normal Sedang > 90
Hemoglobin (g/dL) > 11 10,5 – 11 < 10,5
Laju endap eritrosit (mm/jam) < 20 20 – 30 > 30
11
laju endap darah seringkali terlihat pada pasien demam yang sakit berat.
Hipokalemia merupakan salah satu kelainan elektrolit yang umumnya
mencerminkan derajat diare. Hipoalbuminemia juga umum terjadi pada
penyakit yang ekstensif dan biasanya mewakili hilangnya protein lumen pada
mukosa yang berulserasi. Meningkatnya kadar alkalin fosfatase juga dapat
menunjukkan penyakit hepatobilier yang berhubungan.
2.1.5 Penatalaksanaan
12
mempertahankan remisi selama mungkin; dan mengobati serta mencegah
komplikasi. Tindakan bedah dipertimbangkan apabila medikamentosa galal
atau terjadi komplikasi yang tidak teratasi misalnya perforasi usus,
perdarahan persisten, stenosis usus fibrotik, obstruksi, degenerasi maligna
ataupun megakolon toksik yang sering terjadi pada KU.16
13
Untuk mencegah peradangan berulang, dilakukan upaya untuk
mempertahankan masa remisi selama mungkin melalui dosis pemeliharaan 5-
ASA atau mengganti obat steroid fase akut dengan obat-obatan golongan
imunosupresif, anti-tumor necrosis antibody, dan probiotik.
2.1.6 Komplikasi
14
2.2 Pencitraan pada Kolitis Ulseratif
15
2.2.2 Gambaran CT Scan Tanpa Kontras
16
2.2.3 Barium Enema
17
Gambar 2.7 Lead-pipe sign pada CT Abdomen
Gambar 2.8 Penebalan dinding kolon dan hyperenhancement pada kolon sigmoid
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Kuhbacher T, Fölsch UR. Practical guidelines for the treatment of
2. Targan SR, Hawkey CJ. Chapter 51. Indeterminate Colitis. In: Textbook of
112–24.
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
19
9. Silverberg MS, Satsangi J, Ahmad T, Arnott ID, Bernsetin CN, Brant SR, et
2005;19(Suppl A):5A–36A.
10. Whitlow CB. Ulcerative proctitis. Clin Colon Rectal Surg. 2004
Feb;17(1):21–7.
11. Mamula P, Grossman AB, Baldassano RN, Kelsen JR, Markowitz JE.
13. Kaser A, Zeissig S, Blumberg RS. Inflammatory Bowel Disease. Annu Rev
14. Bush MC, Patel S, Lapinski RH, Stone JL. Perinatal outcomes in
1;15(4):237–41.
15. Dekker-Saeys BJ, Meuwissen SG, Van Den Berg-Loonen EM, De Haas WH,
20
disease. III. Clinical characteristics and results of histocompatibility typing
Aug;119(2):305–9.
Once daily high dose probiotic therapy (VSL#3) for maintaining remission
2013. 247-252 p.
21. Bruce D, Cole WH. Complications of ulcerative colitis. Ann Surg. 1962
May;155(5):768–81.
21
22. Roggeveen MJ, Tismenetsky M, Shapiro R. Best cases from the AFIP:
24. Jacobs JE, Birnbaum BA. CT of inflammatory disease of the colon. Semin
22