Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI

OLEH :

Kelompok 9

Ida Ayu Shri Adhnya Shwari 1202106011


Ni Putu Rina Puspitasari 1202106015
I Kadek Ariwisana 1202106018
Putu Eka Widya Utami 1202106017
Tedy Yudha Prayoga 1202106048
Ni Wayan Sarah Saraswati 1202106056
Gusti Ayu Putu Eva Roseana P 1202106060
Putu Ari Indrawati 1202106063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

UDAYANA DENPASAR

2016
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Konsep Dasar Materi Terapi Aktivitas Kelompok


1. Pengertian
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua pancaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat (Keliat, 2014).
2. Jenis-jenis TAK
Menurut Keliat (2014) terapi aktivitas kelompok dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
TAK stimulasi persepsi dilaksanakan dengan melatih klien mempersepsikan
stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi
klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan
respon klien terhadap berbgai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktivitas yang dilaksanakan berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang
disediakan antara lain : membaca artikel, majalah, buku, puisi dan menonton acara
tv. Stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi klien
yang maladaptive atau destruktif misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan,
padangan negative pada orang lain dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi klien
terhadap stimulus.
1) Sesi pertama: Mengenal Halusinasi
Tujuan :
 Pasien dapat mengenal halusinasi.
 Pasien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
 Pasien mengenal situasi terjadinya halusinasi.
 Pasien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.
2) Sesi kedua: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik
Tujuan :
 Pasien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mengatasi halusinasi.
 Pasien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
 Pasien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
3) Sesi ketiga: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan
Tujuan :
 Pasien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk
mencegah munculnya halusinasi.
 Pasien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
4) Sesi keempat: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-Cakap
Tujuan :
 Pasien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinsi.
 Pasien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
halusinasi.
5) Sesi kelima: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat
Tujuan:
 Pasien mamahami pentingnya patuh minum obat.
 Pasien memahami akibat tidak patuh minum obat.
 Pasien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

b. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi


TAK sosialisasi dilaksanakan dengan membantu klien melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi juga dapat dilakukan secara bertahap
dari interpersonal, kelompok, dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi
dalam kelompok.
SESI 1 (Kemampuan memperkenalkan diri)
Tujuan :
klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
SESI 2 (TAKS Kemampuan Berkenalan)
Tujuan Umum :
klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
Tujuan Khusus :
Memperkenalkan diri sendiri (nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi),
menanyakan diri anggota kelompok lain (nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi).
SESI 3 (TAKS Kemampuan Bercakap-cakap)
Tujuan Umum :
klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
Tujuan Khusus :
menanyakan kehidupan pribadi kepada 1 orang anggota kelompok dan menjawab
pertanyaan tentang kehidupan pribadi.
SESI 4 (TAKS Kemampuan Bercakap-cakap dengan Topik Tertentu)
Tujuan Umum :
klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok
Tujuan Khusus :
menyampaikan topik yang ingin dibicarakan, memilih topik yang ingin dibicarakan,
dan memberi pendapat tentang topik yang dipilih.
SESI 5 (TAKS Kemampuan Bercakap-cakap Masalah Pribadi)
Tujuan Umum :
klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
Tujuan Khusus :
menyampaikan masalah pribadi, memilih satu masalah untuk dibicarakan, dan
memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih.
SESI 6 (TAKS Kemampuan Bekerjasama)
Tujuan Umum :
klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
Tujuan Khusus :
bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain serta menjawab dan
memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan.
SESI 7 (TAKS Evaluasi Kemampuan Sosialisasi)
Tujuan :
klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok yang
telah dilakukan.

c. Terapi aktivitas kelompok orientasi realita


TAK orientas realitas adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap
situasi nyata (realitas). Pengertian lain dari TAK orientasi realitas ialah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan atau tempat, dan waktu. Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah
klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu dan tujuan khususnya (Keliat dan
Akemat, 2005) adalah:
 Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
 Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.
 Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan
tepat.

Sesi 1: pengenalan orang


Tujuan
 Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
 Klien mampu mengenal nama-nama klien
lain. Sesi 2: pengenalan tempat
Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
c. Klien mampu mengenal kamar tidur.
d. Klien mampu mengenal tempat tidur.
e. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi,
dan WC.
Sesi 3: pengenalan waktu
Tujuan
 Klien dapat mengenal waktu dan tempat
 Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat.
 Klien dapat mengenal hari dengan tepat
 Klien dapat mengenal tahun dengan tepat

d. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris


TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku.
Bentuk Stimulus :
a. Stimulus suara : musik
b. Stimulus visual : gambar
c. Stimulus gabungan visual dan suara : melihat televisi, video
Tujuan :
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi dalam beberapa jangka waktu diharapkan klien dapat
berespon terhadap stimulus pancaindra yang diberikan.
b. Tujuan Khusus
TAK Stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami :
 Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
 Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
 Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar

 TAK STIMULASI SENSORI SUARA MENDENGAR MUSIK


a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi dalam beberapa jangka waktu diharapkan klien bisa
merubah perilakunya dari yang maladaptif menjadi adaptif.
b. Tujuan Khusus
 Klien mampu mengenali musik yang didengar
 Klien mampu memberi respon terhadap musik
 Klien mempu menceritakan perasaan setelah mendengarkan musik
Indikasi Pasien : Pasien Isolasi Sosial dan Harga Diri Rendah, halusinasi,
dan RPK

 TAK STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR


a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi dalam beberapa jangka waktu diharapkan klien bisa
merubah perilakunya dari yang maladaptif menjadi adaptif.
b. Tujuan Khusus
 Klien dapat mengekspresikan perasaan melalaui gambar
 Klien dapat memberi makna gambar
Indikasi Pasien : Isolasi Sosial dan Harga Diri Rendah, halusinasi, dan RPK

 TAK STIMULASI SENSORI MENONTON TV/VIDEO


a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi dalam beberapa jangka waktu diharapkan klien bisa
merubah perilakunya dari yang maladaptif menjadi adaptif.
b. Tujuan Khusus
 Klien dapat memberi respon terhadap tontonan tv atau video
 Klien menceritakan makna acara yang ditonton pada perasaan klien
Indikasi Pasien : Isolasi Sosial dan Harga Diri Rendah
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A. Topik :
Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulasi Sensori Sesi I dan II (Menggambar)

B. Tujuan :

1. Tujuan Umum
Klien mampu berespons terhadap musik yang didengar dan gambar yang dilihat.

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui musik dan gambar.
b. Kien mampu mengikuti kegiatan
c. Klien mampu menggambar
d. Klien mampu menyebutkan apa yang digambar
e. Klien dapat memberi makna musik dan gambar

C. Konsep Dasar Halusinasi


Halusinasi merupakan gangguan presepsi dimana klien mempersiapkan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa adanya rangsangan dari
luar,keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien itu yakin bahwa halusinasi
merupakan kejadian yang benar,umpamanya mengetahui bahwa hal-hal itu tidak
benar,ragu-ragu/yakin sekali bahwa hal itu benar adanya (Maramis,2004).
Halusinasi adalah suatu sensori presepsi terhadap suatu hal tanpa adanya stimulus,
Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara Tuhan, suara setan dan suara
manusia yang berbicara terhadap dirinya. Ini sering terjadi pada pasien skizofrenia (Stuart
& Sudden, 2008)
Art therapy seperti terapi menggambar dapat menjadi sebuah istrumen yang sangat
bermanfaat sebagai alternatif ataupun tindakan suportif dan dapat menjadi psikoterapi
untuk orientasi relitas (Morrow, Robert, 2005)
Aktivitas menggambar yang dlilakukan bertujuan untuk meminimalisir interaksi pasien
dengan dunianya sendiri, mengeluarkan pikiran, perasaan, atau emosi yang selama ini
mempengaruhi perilaku yang tidak disadarinya, memberi motivasi dan memberikan
kegembiraan, hiburan, serta mengalihkan perhatian pasien pasien dari halusinasinya
sehingga pikiran pasien tidak berfokus pada halusinasinya ( Susana dan Hendarsih, 2011).
Pasien dengan halusinasi memiliki halusinasi yang berbeda-beda pada individu tiap pasien.

KONSEP DASAR RESIKO PRILAKU KEKERASAN


Resiko prilaku kekerasan adalah suatu kondisi dimana seseorang memiliki rasa kesal,
emosi, dan amarah yang diungkapkan dengan cara yang salah. Resiko prilaku kekerasan
adalah resiko berprilaku yang dapat mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Dalam fase terkontrol pasien dengan resiko pilaku kekerasan membutuhkan distraksi agar
pikirannya teralihkan dari rasa kesal dan emosi didalam dirinya. Salah satu tindakan yang
dapat diberikan pada pasien dengan resiko prilaku kekerasan adalah mengajak pasien
melakukan kegiatan. Dalam hal ini kegiatan yan dilakukan sesuai dengan hobi dan
kesukaan pasien. Diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dimasukkan dalam
jadwal harian pasien sehingga pikiran tentang rasa kesal dan emosi dapat dihilangkan.
D. KLIEN :

1. Karakteristik
 Klien yang mengalami perubahan persepsi sensori: halusinasi
 Klien yang mengalami resiko prilaku kekerasan yang mulai terkontrol
 Klien dengan gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
 Klien dapat diajak kerjasama (kooperatif)
2. Proses Seleksi
 Membaca status klien (Rekam Medik)
 Wawancara untuk menentukan klien dengan RPK, halusinasi, dan gangguan
orientasi realita yang mulai terkontrol
 Melakukan pengkajian untuk menentukan apakah klien kooperatif

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
2. Tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 28 September 2016
Jam : 10.00-11.00 Wita
 Persiapan : 10 Menit
 Orientasi : 5 menit
 Tahap Kerja : 20 menit
 Tahap terminasi : 15 menit
3. Tim Terapis
 Peran dan Fungsi
- Leader : Menyusun rencana aktivitas kelompok ( proposal ) , mengarahkan
kelompok dalam mencapai tujuan. Berperan sebagai moderator dalam
pelaksanaan therapy
- Co Leader : Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok.
- Terapis : Memberikan dan memimpin therapy pada anggota kelompok,
memfasilitasi setiap anggota untuk mengekpresikan perasaan,mengajukan
pendapat dan memberikan umpan balik, sebagai role model, memotifasi
setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan umpan balik.
- Observer : mengobservasi semua respon klien,mencatat semua proses
yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien,memberikan umpan balik
pada kelompok.
- Fasilitator : Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan
aktif dan memotivasi anggota,memfokuskan kegiatan,membantu
mengkoordinasi anggota kelompok.

 Leader : Ida Ayu Shri Adhnya Shwari 1202106011


 Co Leader : Tedy Yudha Prayoga 1202106048
 Terapis : Ni Putu Rina Puspitasari 1202106015
 Fasilitator : 4 orang
Putu Eka Widya Utami 1202106017
Ni Wayan Sarah Saraswati 1202106056
Gusti Ayu Putu Eva Roseana P 1202106060
Putu Ari Indrawati 120210606
 Observer : I Kadek Ariwisana 1202106018

4. Metode dan Media


METODE
 Dinamika kelompok
 Diskusi
MEDIA
 Kertas HVS
 Pensil 2B (bila tersedia crayon juga dapat digunakan)
 Musik ( tape recorder)
F. SETTING :

Keterangan :
: Klien

: Fasilitator

: Terapis

: Leader

: Co Leader

: Observer
PROSES PELAKSANAAN TAK STIMULASI SENSORI :
A. SESI I : MENDENGARKAN MUSIK
1. Persiapan
 Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada TAK stimulasi sensori.
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
a. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
1) Memberi salam terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Peserta dan terapis memakai papan nama
2) Evaluasi/validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
a. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik dan meceritakan
perasaannya setelah mendengarkan musik
b. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan kurang lebih 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
2. Tahap Kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama lengkap dan
nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak
semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan,yaitu mendengarkan
musik
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau
berjoged sesuai irama lagu. Setelah lagu selesai klien menceritakan
perasaannya setelah mendengar lagu.
e. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau bertepuk tangan
(kira-kira lima belas menit). Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali.
Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik.
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya. Sampai semua
klien mendapat giliran.
g. Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan perasaannya
dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
3. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b. Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Rencana tindak lanjut.
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan
bermakna dalam kehidupannya
3) Kontrak yang akan datang.
- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menggambar.
- Menyepakati waktu dan tempat

G. ANTISIPASI MASALAH
a) Penanganan pada anggota kelompok yang pasif selama kegiatan berlangsung :
- Memanggil nama klien
- Memberikan kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain
b) Penanganan pada anggota kelompok yang meninggalkan kegiatan tanpa ijin :
- Memanggil nama klien
- Menanyakan alasan meninggalkan kegiatan
c) Penanganan pada munculnya subkelompok
- Mendatangi klien yang membentuk subkelompok
- Menanyakan apa yang mereka lakukan
- Meminta mereka untuk kembali berkonsentrasi mengikuti terapi
d) Penanganan anggota baru
- Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
- Katakan pada klien tersebut bahwa ada kegiatan lain yang dapat diikuti
- Jika klien tersebut memaksa berikan kesempatan untuk ikut dengan tetap
memfokuskan perhatian pada klien yang telah dipilih
B. SESI II :MENGGAMBAR
1. Persiapan
 Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada TAK stimulasi sensori.
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
4) Memberi salam terapeutik
c. Salam dari terapis kepada klien
d. Peserta dan terapis memakai papan nama
5) Evaluasi/validasi
b. Menanyakan perasaan klien saat ini
6) Kontrak
c. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menggambar dan menceritakannya
kepada orang lain.
d. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan kurang lebih 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar
dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain.
b. Terapis membagikan kertas dan pensil, untuk tiap klien.
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang diinginkan
saat ini.
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberi
penguatan kepada klien untuk terus menggambar.Jangan mencela klien.
e. Setelah semua klien selesai menggambar ,terapis meminta masing-masing
klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya
kepada klien lain. Yang harus menceritakan adalah gambar apa dan apa
makna gambar tersebut menurut klien.
f. Kegiatan poin e. dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya,terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan.
5. Tahap terminasi
4) Evaluasi
c. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
d. Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
5) Rencana tindak lanjut.
Terapis menganjurkan klien untuk mengekpresikan perasaan melalui gambar.
6) Kontrak yang akan datang.
- Menyepakati TAK yang akan datang,yaitu menonton TV.
- Menyepakati waktu dan tempat

H. ANTISIPASI MASALAH
e) Penanganan pada anggota kelompok yang pasif selama kegiatan berlangsung :
- Memanggil nama klien
- Memberikan kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain
f) Penanganan pada anggota kelompok yang meninggalkan kegiatan tanpa ijin :
- Memanggil nama klien
- Menanyakan alasan meninggalkan kegiatan
g) Penanganan pada munculnya subkelompok
- Mendatangi klien yang membentuk subkelompok
- Menanyakan apa yang mereka lakukan
- Meminta mereka untuk kembali berkonsentrasi mengikuti terapi
h) Penanganan anggota baru
- Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
- Katakan pada klien tersebut bahwa ada kegiatan lain yang dapat diikuti
- Jika klien tersebut memaksa berikan kesempatan untuk ikut dengan tetap
memfokuskan perhatian pada klien yang telah dipilih

I. EVALUASI

Kemampuan memberi respons terhadap menggambar

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Mengikuti kegiatan dari


awal sampai akhir
2. Memberi respon (ikut
bernyanyi/menari/joget/
menggerakkan tangan-
kaki dagu sesuai irama)
3. Memberi pendapat
tentang musik yang
didengar
4. Menjelaskan perasaan
setelah mendengar lagu
Jumlah

J. EVALUASI

Kemampuan memberi respons terhadap menggambar

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Mengikuti kegiatan dari


awal sampai akhir
2. Menggambar sampai
selesai
3. Menyebutkan apa yang
digambar
4. Menceritakan makna
gambar
Jumlah
DAFTAR PUSTAKA

Suasana dan Hendarsih, (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
EGC

Morrow, Robert (2005). The Use of Art Therapy in A Patient with Cronic Schizophrenia.
Jevversen Journal of Psychiatry. New York

Keliat, B. A., Pawirowiyono, A. (2014). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok


Edisi 2. Jakara: EGC

Anda mungkin juga menyukai