Intervensi Keperawatan
Pre operasi benigna prostat hyperplasia
Tujuan dan
No Diagnose Intervensi
kriteria hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan tindakan (D.l.08238)
agen pencedera keperawatan selama Obsevasi
fisiologis …x… diharapkan Identifikasi lokasi,
( Mis.Neoplasma ) nyeri menurun karakteristik, durasi,
( D.0077 ) dengan frekuensi, kualitas,
Kriteris hasil intensitas nyeri
(D.L.08066) : Identifikasi skala nyeri
1) Kemampuan Identifikasi respons nyeri
pasien untuk non verbal
menuntaskan Identifikasi factor yang
aktivitas menurun memperberat dan
2) Keluhan nyeri memperingan nyeri
menurun Identifikasi pengetahuan
3) Pasien tampak dan keyakinan tentang
meringis menurun nyeri
4) Frekuensi nadi Identifikasi pengaruh nyeri
membaik pada kualitas hidup
5) Pola nafas Monitor keberhasilan
membaik terapi komplementer yang
6) Tekanan darah sudah di berikan
membaik Monitor efek samping
7) Fungsi berkemih penggunaan analgesic
membaik
8) Perilaku membaik
9) Pola tidur
membaik
Terapeutik
1.9 Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (
mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
music, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, Teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Retensi urin Setelah dilakukan Manajemen eliminasi urine
berhubungan dengan tindakan (l.04152)
peningkatan tekanan keperawatan selama Observasi
uretra (D.0050) …x… kemampuan Identifikasi penyebab
berkemih membaik retensi urine ( mis.
Dengan kriteria hasil Peningkatan tekanan
(L.03019) : uretra, kerusakan arkus
1) Sensasi berkemih reflek, disfungsi
meningkat neurologis, efek agen
2) Desakan kandung farmakologis)
kemih menurun Monitor intake dan output
3) Distensi kandung cairan
kemih menurun Monitor distensi
4) Berkemih tidak kandung kemih dengan
tuntas menurun palpasi/perkusi
5) Nocturia Pasang kateter urine, jika
menurun perlu
6) Dysuria menurun Terapeutik
7) Frekuensi BAK Catat waktu-waktu dan
membaik haluaran berkemih
8) Karakteristik Batasi asupan cairan
urine membaik Ambil sampel urine tengah
(midstream) atau kultur
Edukasi
Jelaskan penyebab retensi
urine
Anjurkan pasien atau
keluarga mencatat output
urine
Ajarkan cara
melakukan rangsangan
berkemih
Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
Demontrasikan dan latih
teknik relaksasi
(mis. Napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi terbimbing)
Kolaborasi
2.13 Kolaborasi
pemberian obat
suposutoria uretra, jika
perlu
4. Implementasi
Komponen tahap implementasi :
keperawatan.
5.Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran daritindakan. Penilaian
proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, danevaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
TRANS URETHRAL RESECTION OF THE PROSTATE (TURP)
A. DEFINISI
Transurethral resection of the prostate (TURP) merupakan standar pembedahan
endoskopik untuk Benign Prostat Hypertrophy (pembesaran prostat jinak). TURP
dilakukan dengan cara bedah elektro (electrosurgical) atau metode alternative lain
yang bertujuan untuk mengurangi perdarahan, masa rawat inap, dan absorbsi
cairan saat operasi.
TURP merupakan salah satu prosedur pembedahan yang umum dilakukan pada
kasus BPH. TURP juga merupakan tindakan operasi yang paling banyak
dilakukan, reseksi kelenjar prostat dilakukan dengan transuretra menggunakan
cairan irigan (pembilas) agar daerah yang akan dioperasi tidak tertutup darah.
B. TUJUAN
Manfaat pembedahan TURP antara lain tidak meninggalkan atau bekas sayatan
serta waktu operasi dan waktu tinggal dirumah sakit lebih singkat.
D. PENATALAKSANAAN/PROSEDUR
Tindakan ini dilaksanakan apabila pembesaran prostat terjadi dalam
lobus medial yang langsung mengelilingi uretra. Setelah TURP yang
memakai kateter threeway. Irigasi kandung kemih secara terus menerus
dilaksanakan untuk mencegah pembekuan darah.
Prosedur ini dilakukan melalui endoskopi. Instrumen bedah dan optikal
dimasukkan ke secara langsung melalui uretra ke dalam prostat, yang
kemudian dapat dilihat secara langsung. kelenjar diangkat dalam irisan kecil
dengan loop pemotong listrik (Smeltzer & Bare, 2013).
Prosedur TURP memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan TURP antara lain dapat dilakukan tanpa insisi, dan digunakan
untuk kelenjar dalam ukuran yang beragam. Selain itu, TURP juga dapat
digunakan untuk pasien dengan kelenjar yang kecil dan lebih aman bagi
pasien yang memiliki risiko bedah (Smeltzer & Bare, 2013). Adapun
kekurangan dari prosedur TURP antara lain dapat menyebabkan komplikasi
seperti perdarahan, obstruksi dan timbulnya sindrom TURP (Smeltzer & Bare,
2013).