Anda di halaman 1dari 11

SAP EDEMA PADA CKD

Pokok bahasan :Edema pada CKD


Sasaran :Pasien dan keluarga di Ruang HD
RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Tempat Kegiatan :Ruang HD RSU Dr. Saiful Anwar
Malang
Hari/ Tanggal :Kamis/14 November 2019
Alokasi Waktu :40 menit
Pengajar :Mahasiswa Program Profesi Ners
Stikes Mataram dan PSIK UB

A. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti proses penyuluhan ini, peserta
diharapkan mampu mengenali dan memahami edema yang
terjadi pada CKD
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu
memahami:
a. Pengertian CKD dan edema
b. Mengerti proses dan penyebab terjadinya edema
pada CKD
c. Cara mencegah terjadinya edema pada CKD
B. Sub Pokok Bahasan
1.Pengertian CKD dan edema
2.Proses terjadinya edema pada CKD
3.Cara pencegahan terjadinya edema pada CKD
C. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan Metode
Tahap Kegiatan Mengajar Peserta Media
Didik
Pendahul 1. Memperkenalkan 1. Menjawab Ceramah
uan diri, salam
5 menit mengucapkan 2. Memperhatik
salam an dengan
2. Menjelaskan seksama
maksud dan 3. menyepakati
-
tujuan kontrak
penyuluhan waktu dan
3. Membuat topik
kontrak waktu
4. Menggali
pengetahuan
awal peserta
tentang edema
pada CKD
Penjelas 1. menjelaskan 1. MeCeramah PPT
an topic materi tentang an
25 menit CKD, proses penjelasan Tanya
terjadinya materi jawab
edema pada CKD
dan cara 2. Menanyakan
pencegahan materi yang
edema pada CKD belum
2. Memberikan dipahami di
kesempatan akhir
kepada peserta penjelasan
untuk bertanya
di akhir
penjelasan
Penutup 1. Mengevaluasi 1. Menjaw Tanya
10 menit pemahaman ab jawab
peserta pertanyaan dan
terhadap yang Ceramah
-
materi yang diberikan
disampaikan 2. Menjel
dengan askan
memberikan materi yang
pertanyaan telah
2. Meminta disampaikan
peserta untuk oleh
mereview penyuluh
materi. 3. Memper
3. Meyimpulkan hatikan
proses dengan
penyuluhan dan seksama
memberikan 4. Menjaw
apresiasi ab salam
kepada peserta
4. Mengucapkan
salam penutup,
penutupan dan
doa

D. Evaluasi
1. Evaluasi Terstruktur
a. Sebelum melakukan penyuluhan, dilakukan
perijinan kepada peserta, perawat dan bagian
promkes puskesmas.
b. Seluruh pasien dan keluarga pasien di ruang HD
mengikuti acara penyuluhan.
c. Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan media yaitu
materi yang akan disampaikan.
d. Kesiapan peserta meliputi kesiapan menerima
materi dan tenang saat pemberian materi.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta penyuluhan antusias terhadap materi dan
memperhatikan saat pemberian materi.
b. Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan sesuai
dengan materi yang disampaikan penyuluh.
c. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan kembali
topik pembahasan.
d. Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi
dengan jelas.
3. Evaluasi Hasil:
a. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan kembali
tentang CKD, proses terjadinya edema akibat CKD,
cara pencegahan edema pada CKD
b. Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan
tentang CKD, proses terjadinya edema akibat CKD,
cara pencegahan edema pada CKD

Lampiran Materi
A. Gagal ginjal
1. Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah distruksi struktur
ginjal yang progresif dan terus menerus, terjadi
perubahan fungsi ginjal secara progresif.
(Corwin, Elizabeth J, 2000).
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap
akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolism dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah). (Brunner dan suddarth, 2001).
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan
gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya
berlangsung berapa tahun. Ginjal kehilangan
kemampuan asupan diet normal. Gagal ginjal kronik
terjadi setelah berbagai macam penyakit merusak
nefron ginjal. (Price, Sylvia Anderson, 2004).
Gagal ginjal kronik (CKD) adalah suatu
sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi
ginjal yang bersifat menahun, berlangsung
progresif dan cukup lanjut. Hal ini terjadi
apabila laju filtrasi glomerular kurangdari 50
ml/menit. (Suyono, Slamet, 2001).
2. Faktor resiko
Ada beberapa hal penting seputar resiko yang
memengaruhi penyakit ginjal kronis, di antaranya:
a Usia
Sebaiknya, orang yang sudah berumur 40 tahun
keatas memeriksakan fungsi ginjalnya secara
keseluruhan.
b Orang yang berisiko tinggi
Penderita hipertensi, diabetes, riwayat gagal
ginjal, batu saluran kemih, infeksi saluran
kemih berulang, obesitas, kolesterol tinggi, dan
merokok adalah orang yang perlu mewaspadai
kemungkinan terkena penyakit ginjal kronik.
c Berat badan lahir rendah
Bayi yang beratnya kurang dari 2.300 gram
beresiko menderita penyakit ginjal kronik pada
suatu masa.
d Pendidikan rendah
Ada kecenderungan atau risiko lebih tinggi
mengalami gangguan ginjal, pada orang
berpendidikan rendah. Terutama, menyangkut gaya
hidup kurang sehat.
3. Tanda dan gejala
a Mual muntah yang berhubungan dengan gangguan
metabolisme protein.
b Kulit bersisik akibat kristalisasi urea yang ada
pada keringat
c Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam
atau peningkatan aktifitas system renin-
angiotensin-aldosteron
d Kelemahan dan keletihan
e Edema
B. Edema
1. Pengertian
Edema adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk pada kondisi bengkak pada jaringan lunak
seperti kulit. Dalam dunia kedokteran edema adalah
salah satu gejala yang sering dijumpai. Banyak
penyakit yang dapat menyebabkan edema, mulai dari
yang ringan seperti alergi kulit dan gigitan
serangga hingga yang berat seperti gagal
jantung dan gagal ginjal

2. Penyebab
Edema dapat dibagi menjadi edema local
dan edema general. Edema local ialah bila terjadi
bengkak pada satu sisi tubuh saja, sedangkan
disebut edema general bila terjadi bengkak pada
lebih dari satu bagian tubuh. Edema local biasa
terjadi akibat penyebab local juga, seperti
gigitan serangga, alergi kulit, sumbatan pembuluh
darah di daerah tersebut, dan
sebagainya. Edema local biasanya lebih bersifat
ringan dan tidak fatal.
Edema general biasa terjadi akibat gangguan
atau kegagalan suatu organ tubuh, seperti gagal
jantung, gagal ginjal, gagal hati, tumor, kanker
dan sebagainya.Pada gagal jantung, jantung tidak
efektif memompokan darah sehingga sebagian darah
terbendung pada kaki, perut, dan menyebabkan
pembengkakkan.Pada gagal ginjal, ginjal gagal
menjalankan fungsinya untuk menyaring darah dan
menghasilkan air urin. Akibatnya, air tidak dapat
keluar dan memnyebabkan hampir seluruh tubuh
bengkak. Pada gagal hati terjadi kondisi
kekurangan protein yang dihasilkan hati.Protein
tersebut berguna untuk menjaga air tetap di dalam
aliran darah. Akibat kekurangan protein tersebut,
air dalam pembuluh darah akan keluarkerongga-
rongga tubuh sehingga menyebabkan bengkak.
3. Gejala
Edema tampak sebagai pembengkakan di atas
kulit. Umumnya teraba kenyal, dapat disertai nyeri
ataupun tidak, dapat disertai demam atau pun
tidak. Edema biasanya ditemui pada kaki (di atas
tulang kering dan di atas punggung kaki), perut,
lengan, wajah, dan kelopak mata bagian atas.
Edema yang disertai rasa nyeri dan demam
biasanya diakibatkan oleh infeksi. Edema yang
disertai warna kemerahan dan gatal biasanya
diakibatkan oleh reaksi alergi. Edema pada gagal
jantung biasanya bersifat pitting, yakni jika
kulit yang bengkak kita tekan maka kulit tidak
akan langsung kembali seperti semula melainkan
akan meninggalkan bekas penenkanan.
4. Proses terjadinya edema
Endotel kapiler merupakan suatu membran semi
permeabel yang dapat dilalui oleh air dan
elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma
hanya dapat melaluinya sedikit atau terbatas.
Tekanan osmotic darah lebih besar daripada limfe.
Daya permeabilitas ini bergantung kepada substansi
yang mengikat sel-sel endotel tersebut. Pada
keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin
yang bekerja terhadap endotel, permeabilitas
kapiler dapat bertambah. Akibatnya ialah protein
plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic
koloid darah menurun dan sebaliknya tekanan
osmotic cairan interstitium bertambah. Hal ini
mengakibatkan makin banyak cairan yang
meninggalkan kapiler dan menimbulkan edema.
Retensi natrium terjadi bila eksresi natrium
dalam kemih lebih kecil daripada yang masuk
(intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka
akan terjadi hipertoni. Hipertoni menyebabkan air
ditahan, sehingga jumlah cairan ekstraseluler dan
ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah.
Akibatnya terjadi edema. Retensi natrium dan air
dapat diakibatkan oleh factor hormonal (penigkatan
aldosteron pada cirrhosis hepatis dan sindrom
nefrotik dan pada penderita gagal ginjal)
5. Penanganan
a. Menjaga Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi dapat mempercepat
perkembangan kerusakan ginjal. Oleh sebab itu
penting untuk mengontrol tekanan darah yang
dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup
seperti mengurangi konsumsi garam dan mengurangi
berat badan.
Namun jika perubahan ini belum cukup untuk
mengontrol tekanan darah, Anda mungkin
membutuhkan obat-obat anti hipertensi seperti
penghambat ACE (angiotensin converting enzyme).
Obat penghambat ACE memberikan perlindungan
tambahan pada ginjal dan mengurangi tekanan
darah dalam tubuh serta mengurangi tekanan pada
pembuluh darah.
b. Perubahan Gaya Hidup
Selain konsumsi obat-obatan, perkembangan
CKD dan tekanan darah tinggi dapat dicegah
dengan perubahan gaya hidup sebagai berikut:

a Mengurangi berat badan, terutama jika Anda


mengalami obesitas.
b Berolahraga teratur.
c Berhenti merokok.
d Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
dan rendah lemak
e Membatasi konsumsi minuman keras.
c. Membatasi konsumsi cairan dan garam, serta
memerhatikan cairan yang terdapat dalam makanan
yang Anda konsumsi seperti buah, sup, atau
yoghurt. Selain itu, kelebihan cairan dalam
tubuh juga dapat dikurangidengan konsumsi obat
diuretic
6. Pengobatan untuk Gagal Ginjal: Cuci Darah atau
Transplantasi
Dalam beberapa kasus, penyakit ginjal kronis
dapat berkembang menjadi gagal ginjal permanen
atau established renal failure (ERF). Pada tahap
ini, ginjal berhenti bekerja dan mengancam hidup.
Kondisi ini terjadi secara perlahan-lahan dan
jarang terjadi secara tiba-tiba.
DAFTAR PUSTAKA

E. Marilynn Doenges, dkk. (1999). Rencana Asuhan


Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. EGC :
Jakarta
Smeltzer. C Suzanne. Bare G Renda. (2001). Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. EGC : Jakarta
RN.PhD.Jackson Marilynn.”Panduan Praktis Edukasi
Pasien”.PT. Erlangga : Jakarta.2009

Anda mungkin juga menyukai