Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PRESSURE ULCER (DEKUBITUS)

OLEH KELOMPOK 6

Kelas DII.C (PLJ / S1 Keperawatan)

Ida Ayu Ditasari (C2121128)

Cintya Yunta Dewi (C2121129)

Komang Mia Meliani (C2121130)

Ni Made Ayu Widyasari (C2121131)

Sita Harnita (C2121132)

Ni Putu Citra Danayati (C2121133)

Taroci Yessy Yustiani Leo (C2121134)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PRESSURE ULCER (DEKUBITUS)

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah dilakukan selama 26 menit, peserta penyuluhan dapat memahami dan
menjelaskan tentang penyakit dekubitus.

2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah dilakukan selama 22 menit, peserta penyuluhan mampu menjelaskan:
a. Pengertian Dekubitus
b. Tipe Dekubitus
c. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus
d. Penampilan Klinis Dekubitus
e. Pencegahan Dekubitus
f. Pengobatan/Intervensi Dekubitus

B. Pokok Bahasan: Pencegahan Dekubitus

C. Sub Pokok Bahasan:


1. Pengertian Dekubitus
2. Tipe Dekubitus
3. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus
4. Penampilan Klinis Dekubitus
5. Pencegahan Dekubitus
6. Pengobatan/Intervensi Dekubitus
D. Kegiatan dan Media Penyuluhan

Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu Media dan Alat


Penyuluhan (Menit) Penyuluhan
Pra Menyiapkan peralatan Menjawab salam, 5’ -
Interaksi Set ruangan Mendengarkan dan
Membuka dengan salam memberikan
Memperkenalkan diri, dan persetujuan
kontrak waktu Memperhatikan
I.Pendahuluan Menjelaskan TIU/TIK 1. Mendengarkan 1’ Leaflet
2. Mendengarkan
 Menjelaskan cakupan materi 1’
 Menjelaskan manfaat dan 3.
relevansi 4. Mendengarkan 1’

II. Penyajian  Menanyakan pengertian 1. Menjawab 1’ Leaflet


dekubitus sesuai pertanyaan
pengetahuan peserta
 Menjelaskan pengertian 2. Mendengarkan & 2‘
dekubitus memperhatikan
 Menjelaskan tipe dekubitus3. Mendengarkan & 2’
 memperhatikan
 Menanyakan kepada peserta 4. 2’
apakah peserta 5. Memberikan
paham/mengerti materi yang pernyataan
telah dijelaskan
 Menjelaskan proses Mendengarkan & 2‘
terjadinya dekubitus dan memperhatikan
faktor penyebab dekubitus6. Mendengarkan & 2’
memperhatikan
 Menjelaskan penampilan
7. Mendengarkan & 2’
klinis dekubitus
memperhatikan
 Menjelaskan pencegahan
dekubitus
8. Mendengarkan & 2’
1. Menjelaskan
memperhatikan
pengobatan/intervensi

Memberikan pertanyaan
III.Penutup Menjawab 1’ Leaflet
tentang materi empiema
pertanyaan
yang telah disampaikan
1. Mendengarkan 2’
2. Menyimpulkan materi
E. Evaluasi
1. Cara: Lisan
2. Bentuk pertanyaan:
1. Sebutkan Pengertian Dekubitus
2. Sebutkan Tipe Dekubitus
3. Jelaskan Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus
4. Sebutkan Penampilan Klinis Dekubitus
5. Jelaskan Pencegahan Dekubitus dan Pengobatan/Intervensi Dekubitus

F. Referensi
Capernito, Linda Juall. 1999. Rencana Diagnosa dan Dokumentasi Keperawatan :
Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Ed.2. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Keperawatan : Pedoman Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Nurachman, Elly. 2001. Pencegahan dan Perawatan Dekubittus. Jakarta : Sagung Seto
http://asuhan-keperawatan-dekubitus.blogspot.com/2011/04/ulcus-dekubitus.html
Materi Penyuluhan

PENCEGAHAN DEKUBITUS
A. Pendahuluan
Kita kehilangan sekitar satu gram sel kulit setiap harinya karena gesekan kulit pada
baju dan aktivitas higiene yang dilakukan setiap hari seperti mandi. Dekubitus dapat terjadi
pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada lansia.
Khsusnya pada klien dengan imobilitas. Seseorang yang tidak im-mobil yang tidak
berbaring ditempat tidur sampai berminggu-minggu tanpa terjadi dekubitus karena dapat
berganti posisi beberapa kali dalam sejam. Penggantian posisi ini, biarpun hanya bergeser,
sudah cukup untuk mengganti bagian tubuh yang kontak dengan alas tempat tidur.
Sedangkan im-mobilitas hampir menyebabkan dekubitus bila berlangsung lama. Terjadinya
ulkus disebabkan ganggual aliran darah setempat, dan juga keadaan umum dari penderita.

B. Pengertian Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara
terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah
yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khsus. Area yang biasa terjadi
dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak dilindungi oleh cukup dengan
lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica
superior anterior, daerah tumit dan siku.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas
yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju, prosentase terjadinya
dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam perawatan.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit
berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:
 Berkurangnya jaringan lemak subkutan
 Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih
tipis dan rapuh.

C. Tipe Ulkus Dekubitus


Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dekubitus
dan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus dapat dibagi menjadi
tiga;
1. Tipe normal
Mempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC dibandingkan kulit
sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena
iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh
darah sebenarnya baik.
2. Tipe arterioskelerosis
Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan kulit sekitarnya.
Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah
(arterisklerotik) ikut perperan untuk terjadinya dekubitus disamping faktor tekanan.
Dengan perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.
3. Tipe terminal
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.

D. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus


Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit akan tetap
utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas
tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobil/terpancang pada tempat
tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan
mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis
jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler
masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring
berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus selama dapat mengganti posisi
beberapa kali perjammnya.
Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat
memudahkan terjadinya dekubitus:
 Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan
posisi dengan setengah berbaring
 Faktor terlipatnya kulit akiab gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat tidur,
sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainnya.
 Faktor teragannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas tempatnya berbaring
akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat.
 Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya dekubitus antara
lain:
a. Faktor Intrinsik
 Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit
akan tipis (tortora & anagnostakos, 1990)
 Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit
berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.
 Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus
yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif.
 Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensi
kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistem
pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah pada kulit menurun.
 Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight
 Anemia
 Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek
penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akam menyebabkan kadar
albumin darah menurun
 Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah,
juga mempermudah dan meperjelek dekubitus
 Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
b. Faktor Ekstrinsik
 Kebersihan tempat tidur
 Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan
penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya
dekubitus.
 Duduk yang buruk
 Posisi yang tidak tepat
 Perubahan posisi yang kurang

E. Penampilan Klinis Dekubitus

Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut;


Derajat I Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai
daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
Derajat II Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis
hingga lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang
dangkal, degan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit.
Derajat III Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai
didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
Derajat IV Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar
ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.

Mengingat patofisiologi terjadinya dekubitus adalah penekanan pada daerah-daerah


tonjolan tulang, harusla diingat bahwa kerusakan jaringan dibawah tempat yang mengalami
dekubitus adalah lelih luas dari ulkusnya.

F. Pencegahan Dekubitus
Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini mungkin harus
dicegah dengan cara :
1. Anjurkan pasien untuk duduk dikursi roda atau seri gery untuk menegakkan mereka
setiap 10 menit untuk mengurangi tekaan atau membantu pasien melakukannya.
2. Anjurkan masukan cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat. Karena kerusakan kulit
lebih mudah terjadi dan lambat untuk sembuh jika nutrisi pasien buruk.
3. Segera membersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap kulit.
4. Inspeksi daerah dekubitus umum terjadi, laporkan adanya area kemerahan dengan segera.
5. Jaga agar kulit tetap kering
6. Jaga agar linen tetap sering dan bebas dari kerutan
7. Beri perhatian khusus pada daerah – daerah yang beresiko terjadi dekubitu.
8. Masase sekitar daerah kemerahan dengan sering menggunakan lotion
9. Jangan gunakan losion pada kulit yang rusak
10. Beri sedikit bedak tabur pada area pergesekan tapi jangan biarkan
menumpuk.menggumpal
11. Gunakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring
12. Lakukan latihan serak minimal 2x sehari untuk mencegah kontraktur
13. Gunakan kasur busa, kasur kulit atau kasur perubah tekanan.
G. Pengobatan / Intervensi
Tahap – tahap kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan terjadi dalam 4 tahap, maka
dari itu pengobatan atau intervensi keperawatan pada tiap tahap/dapat membatasi proses dan
menghindari kerusakan lebih lanjut. Tahap satu, yang ditandai dengan :
1. Kulit menjadi kemerahan, akan berubah warna biru ke abu – abuan disekitar daerah yang
mengalami tekanan. Pada orang yang berkulit gelap daerah tersebut terlihat lebih kering.
Tindakan:
a. Britahui perawat
b. Jaga agar area sekitar kulit yang rusak tetap bersih dan kering
c. Kurangi semua tekanan berlebihan pada area tersebut
d. Menganjurkan diet bergizi dan cairan yang adekuat
e. Jaga agar kulit yang rusak tetap tertutup sesuai instruksi, biasanya dengan balutan
steril kering atau penutup proteksif lainnya.
f. Lakukan pengobatan dengan lampu panas sesuai instruksi dokter
g. Tempatkan pasien pada matras egrate, agar berat badan terdistritansi ke seluruh
permukaannya dan memberikan sirkulasi udara.
h. Laporkan indikasi infeksi seperti bau atau drainase, pendarahan dan perubahan ukuran.
i. Pokumatasikan adanya area yang potensia rusak pada catatan pasien menggunakan
kata – kata dan diagram.
2. Kulit memerah dan terdapat lesi seperti suka melepuh didaerah tersebut, kulit bisa rusak
atau tidak.
Tindakan
a. Pindahkan tekanan dengan mengganti posisi pasien
b. Masase dengan lembut daerah sekitar area yang memerah untuk mencegah
pembentukan luka baring dengan .
c. Laporkan ke perawat
d. Dokumentasikan pada catatan perawatan
3. Semua lapisan kulit rusak,
Tindakan.
a. Perawatan yang diabaikan sama dengan perawatan tahap – tahap dan dilanjutkan
dengan tepat jika berlanjut ke tahap 3.
b. Untuk mencegah infeksi perawar dapat mencari daerah luka dengan bahan
bakteriostatik misalnya : Phisonex, cara klens, dan Bioleks, pengobatan spesifik
bervariasi sesuai dengan instruksi dokter.

DAFTAR PUSTAKA

Capernito, Linda Juall. 1999. Rencana Diagnosa dan Dokumentasi


Keperawatan : Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Ed.2.
Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Keperawatan : Pedoman Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Nurachman, Elly. 2001. Pencegahan dan Perawatan Dekubittus. Jakarta :
Sagung Seto
http://asuhan-keperawatan-dekubitus.com/2011/04/ulcus-dekubitus.html

H. R. Leavell & E. G. Clark. 1965. Preventive Medicine For The Doctor In


His Community an Epidemiologic Approach. New York: McGraw-Hill.

Smeltzer, S. C & Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai