Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. B. Tujuan
1. Tujuan Umum Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang
dialami klien dapat teratasi
2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan ronde keperawatan, perawat mampu :
a. Berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah keperawatan klien  
b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien
c. Menilai hasil kerja
d. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh
C. Manfaat
1. Bagi perawat
a. Terciptanya komunitas perawatan yang professional  
b. Terjalin kerjasama antar TIM
c. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat dan benar
2. Bagi pasien
a. Masalah pasien dapat teratasi  
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
D. Tahap ronde keperawatan
1. Pra ronde (persiapan)
- Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
-Pemberian informed consent kepada klien / keluarga
2. Tahap pelaksana
- Penjelasan tentang klien oleh perawat primer/ketua tim yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih
prioritas yang perlu didiskusikan
- Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
-Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
- Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
3. Tahap pasca ronde
-Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan
yang perlu dilakukan
BAB II
RENCANA STRATEGIS RONDE KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CHRONIC
KIDNEY DISEASES (CKD) DI RUAN INAP F RUMAH SAKIT WAFA HUSADA

A. Topik : Askep dengan pasien CKD

B. Sasaran : Ny G / 67 thn

C. Peserta :

- Mahasiswa Ners Stikes Kepanjen

- Pembimbing klinik

- Keluarga pasien

- Pasien

D. Waktu : 30 menit

E. Hari/ tanggal : - 07 - 2019

F. Tujuan

1. Tujuan umum : Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum


teratasi

2. Tujuan khusus:

a. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang belum teratasi

 b. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah keperawatan klien

c. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat mengenai masalah


klien

d. Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan masalah klien

e. Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan keperawatan


yang dilakukan.

G. Sasaran :

- Nama : Ny.G
-Umur : 67 Thn

-Pekerjaan : IRT

H. Materi :

- Konsep dasar penyakit CKD (Chronic Kidney Diseases)

- Asuhan keperawatan klien dengan CKD (Chronic Kidney Diseases)

I. Pelaksanaan :

- Hari/tanggal : 2019

- Tempat : Ruang Rumah Sakit Wava Husada

J. Metode :

- Ceramah

-Diskusi

K. Media :

-Makalah

-Leaflet

- Lembar Balik

L. Tim ronde :

- Karu Airlangga (Penyakit Dalam)

- Perawat rif

- Mahasiswa Ners Stikes Kepanjen

M. Proses ronde keperawatan :

Pra ronde :

-Menentukan kasus dan topik

-Menentukan tim ronde

- Membuat informed consent 

-Mencari literatur
-Diskusi

Ronde :

- Diskusi

- Pemberian pendidikan kesehatan untuk mengurangi keluhan

Pasca ronde :

- Evaluasi pelaksanaan ronde

- Revisi dan perbaikan

Mekanisme Kegiatan

No Waktu Kegiatan Pemeran Pasien


1 5 menit Pembukaan: Mahasiswa 1 Mendengarkan
-Memberi salam
2 menit Menyampaikan Mahasiswa 2 Pasien dan
tujuan ronde keluarga
keperawatan mendengarkan
Penyajian masalah :
-Menyampaikan
masalah yang sudah
terselesaikan
3 Menit Menentukan masalah Ketua tim
yang  belum
terselesaikan
4 Menit Menjelaskan Ketua tim
Implementasi yang
sudah dilakukan
5 Menit Menganjurkan Mahasiswa
kepada keluarga
pasien untuk
bertanya dan
berdiskusi serta
tanya jawab.
Penutup :
- Ucapan terima
kasih dan salam

Evaluasi :
-Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan

-Bagaimana peran pelaksana saat ronde keperawatan

-Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan

BAB III

KASUS Chronic Kidney Disease (CKD)

1. Definisi
Chronic kidney disease atau gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan
menurunnya fungsi ginjal yang bersifat kronis akibat kerusakan progresif sehingga
terjadi uremis atau penumpukan akibatakibat kelebihan urea dan sampah nitrogen di
dalam darah (Priyanti & Farhana, 2016).
Gagal ginjal mkronis adalah suatu kondisi dimana tubuh mengalami kegagalan
untyuk mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit dikarenakan
kemunduran fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversible. Kerusakan pada
ginjal ini menyebabkan menurunnya kemampuan dan kekuatan tubuh untuk
melakukan aktivitas, sehingga tubuh menjadi lemah dan berakhir pada menurunnya
kualitas hidup pasien (Wijaya & Putri, 2013).
2. Etiologi
a. Gangguan pembuluh darah ginjal
Salah satu lesi vaskular yang dapat menyebabkan iskemik pada ginjal dan
kematian jaringan ginjal yang paling sering adalah atreosklerosis pada
arteri renalis besar, dengan konstriksi skleratif progresif pada pembuluih
darah. Hiperplasia fibromuskular dapat menyebabkan sumbatan pada
pembuluh darah. Hipertensim lama yang tidak diobati mengakibatkan
nefrosklerosis yang dicirikan antar lain terjadinya penebalan, hilangnya
elastisitas sistem, perubahan darah ginjal.
b. Gangguan imonologis
Seperti glomerulonefritis (peradangan pada glomerulo) dan SLE (System
Lupus Erythematosus).
c. Infeksi
Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri seperti Echerichia Coli berasal dari
kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteri Echerichia Coli
mencapai ginjal melalui aliran darah dari traktus urinarius lewat ureter ke
ginjal sehingga dapat mengakibatkan kerusakan irreversible ginjal atau
biasa disebut plenlonefritis.
d. Gangguan metabolik
Contoh penyakit gangguan metabolik yaitu diabetes mellitus (DM) dapat
menyebabkan metabolisme lemak meningkat kemudian terjadi penebalan
membran kapiler dan ginjal berlanjut dengan disfungsi endotel sehingga
terjadi nefropati amiloidosis yang disebabkan endapan zat-zat proteinemia
abnormal pada dinding pembuluh darah secara serius dan menyebabkan
membran glomerulus rusak.
e. Gangguan tubulus primer
Terjadinya nefrotoksis akibat analgesik atau logam berat.
f. Obstruksi traktus urinarius
Oleh batu ginjal, hipertrofi prostat, dan kontriksi uretra.
g. Kelainan kongenital dan herediter
Dapat terjadi karena kondisi keturunan dengan karakteristik kista atau
kantong berisi cairan di dalam ginjal dan organ lain serta tidak adanya
jaringan ginjal yang bersifat kongenital.

3. Klasifikasi
Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju Filtration Glomerulus)
dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m2  dengan rumus Kockroft –  Gault sebagai
berikut :

Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1.73m2 )


1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑ ≥ 90
2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau ringan 60-89
3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau sedang 30-59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau berat 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis

Anda mungkin juga menyukai