➢ Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan pasien dan pengunjung lain di Ruang
25 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dapat menambah pengetahuan tentang CKD
(Chronic Kidney Diseasae) dan mampu mengetahui cara-cara pencegahan dan
penanganan CKD dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
➢ Tujuan Khusus
➢ Materi
Terlampir
➢ Metode
1. Ceramah
2. Tanya 2awab
➢ Media
1. 3eaflet
➢ Strategi
1. Kontrak dengan klien (waktu, tempat, topik).
2. Menggunakan penampang materi dari leaflet agar dapat lebih
mudah diperhatikan dan dipahami.
/. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
1. Dengan tanya jawab langsung.
➢ Proses Penyuluhan
disampaikan
Penyajian 10 menit P53&KS&7&&7:
Menyajikan materi Mendengarkan 3eaflet
tentang :
Pengertian CKD dengan seksama
•
memperhatikan
Penyebab CKD
•
memperhatikan
0ejala klinis CKD
•
memperhatikan
•
Carapemeriksaan
memperhatikan
CKD
Penatalaksanaan bertanya
CKD
Penutup 5 menit EVALUASI:
Melakukan diskusi Bertanya Kata-
(menjawab pertanyaan) kata atau kalimat
mengenai hal-hal
Melakukanyang kurang
evaluasi dengan jelas dan belum
memberikan dimengerti
pertanyaan Sasaran dapat
sederhana menjelaskan
Menyampaikan kembali point-
ringkasan materi point yang
Menyampaikan diajarkan
Mengakhiri
pertemuan dan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2010. Konsep Dasar Penyakit Ginjal Kronis, (online)
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16742/4/Chapter%20II.pdf,
diakses: 15 Juli 2011).
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8),
EGC, Jakarta
Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Price&Wilson.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC
Raka Widiana. 2007. Jurnal Penyakit Ginjal Kronis, (online)
(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/2_edited.pdf, diakses 15 Juli 2011).
Sukandar, E. 2006. Nefrologi Klinik Edisi III. Bandung: Fakultas Kedokteran
UNPAD.
Suwitra K .2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta:
FKUI .
A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi
ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626) Gagal ginjal kronis atau
penyakit renal tahap akhir (5SRD) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (6runner @ Suddarth, 2001; 111=) 0agal ginjal kronik merupakan
perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung
beberapa tahun. (Price, 1>>2;=12) Sesuai dengan topik yang saya tulis didepan
cronic kidney disease ( CKD ),pada dasarnya pengelolaan tidak jauh beda
dengan cronoic renal failure ( CRF ), namun pada terminologi akhir CKD lebih
baik dalam rangka untuk membatasi kelainan klien pada kasus secara dini,
kerena dengan CKD dibagi 5 grade, dengan harapan klien datang*merasa masih
dalam stage E stage awal yaitu 1 dan 2. secara konsep CKD, untuk menentukan
derajat ( stage ) menggunakan terminology CCT ( clearance creatinin test )
dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan CRF ( cronic renal failure )
hanya / stage. Secara umum ditentukan klien dating dengan derajat 2 dan / atau
datang dengan terminal stage bila menggunakan istilah CRF.
B. ETIOLOGI
a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
b. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna
c. nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
d. 0angguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
e. 0angguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal
f. Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
g. 7efropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbale
7efropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung
kemih dan uretra.
h. 6atu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (3ong, 1>>; : /;>):
a. 0ejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. 0ejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal
atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai
lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (SmeltAer, 2001 : 111>) antara lain :
- hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin +
angiotensin E aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner
(akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan
perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan,
kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu
berkonsentrasi).
/. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. 0angguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effuse
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan
irama jantung dan edema.
b. 0annguan Pulmoner
7afas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak suara
krekels
c. 0angguan gastrointestinal
&noreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi
dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d. 0angguan musculoskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan),
burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak
kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot E otot
ekstremitas
e. 0angguan Integumen kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning
E kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal E gatal akibat toksik,
kuku tipis dan rapuh.
f. 0angguan endokrim 0angguan seksual : libido fertilitas dan ereksi
menurun, gangguan menstruasi dan aminore. 0angguan metabolic
glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g. 0angguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa biasanya
retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan
dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin,
sehingga rangsangan eritopoesis pada sum E sum tulang berkurang,
hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana
uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan
trombositopeni.
D. PEMERIKSAAN PENUN/ANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka
perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun
kolaborasi antara lain :
1. Pemeriksaan lab.darah
a. hematologi
Hb, Ht, 5ritrosit, 3ekosit, Trombosit
b. RFT ( renal fungsi test
) ureum dan kreatinin
c. 3FT (liver fungsi test )
d. 5lektrolit
Klorida, kalium, kalsium
e. koagulasi
studi PTT, PTT
f. 60&
PTT,
PTT
2. Urine
urine rutin
urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
/. Pemeriksaan Kardiovaskuler
- 5C0
- 5CF
1. Radiodiagnostik
- US0 abdominal
- CT scan abdominal
- 67F*I8P, FP&
- Renogram
- RP0 ( retio pielografi )
E. PENATALAKSANAAN KEPERA0ATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a. Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Fbservasi balance cairan
- Fbservasi adanya odema
- 6atasi cairan yang masuk
b. Dialisis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus E kasus emergency.Sedangkan dialysis
yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah C&PD
( Continues &mbulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- &8 fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c. Fperasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal