Anda di halaman 1dari 41

CAPD

(Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis)

Dr. dr. Komariatun, SpPD, K-GH


FINASIM
Pendahuluan
Dialysis

Hemodialysis Peritoneal Dialysis

In-Center HD (2 x week)
Home HD (short daily, nocturnal) Manual (CAPD)
Home
Cycler (CCPD)
Diagram 1. Proporsi pasien
aktif CAPD tahun 2018 • Dialisis (HD & PD) > 120.000 jumlahnya.
• Pasien CAPD baru 2 % saja dari seluruh
pasien dialisis rutin (HD 98%).
• Empat puluh tiga pasien atau 11 % pasien
pindah metoda dari CAPD ke HD dengan
penyebab terbanyak masalah akses dan
membrane failure bukan infeksi yang
ditakutkan masyarakat

IRR, 2019
Non-Medical Factors that Impact on ESRD
Modality Selection
• Financial / reimbursement → kelemahan CAPD
• Physician experience with both therapies
• Patient and family understanding of modality options
• Availability of resources (staff, finance, space etc)
• Social factors (comm.perspective about dialysis ?)
• Cultural habits (lazy, dependent etc)
• Geographic (Indonesia ?)
If the patient afraid of CAPD, don’t blame the patient first

• What to do ? Despite the pain and mystery :


- find risk factors of why they afraid
- Educate and motivate not to depres
Edukasi dan motivasi
• Mengapa gagal ginjal ?
• Mengapa harus dialisis ?
• Apa yang harus dilakukan ?
• Pilihan apa yang ada ? Mengapa CAPD ?
• Apa kemungkinan yang terjadi ?
Kerugian Hemodialisis
• Import mesin beserta suku cadangnya
• Import blood line
• Import dializer (sudah diproduksi di Indonesia → tetap merk luar)
• Penyediaan ruangan (untung tidak sewa)
• Pengaturan ruangan
• RO sistem dengan pemipaannya
• Listrik, air
• Tenaga medis (dokter kgh, sppd, umum, perawat terlatih)
THE STRENGTHS OF PD AS A THERAPY

1. Maintains Residual Renal Function for Longer


2. Home based- greater freedom/ easier to travel
3. Cost Effective
4. Less Restrictive – less rigid dietary and fluid restrictions
compared to Hd
5. Gentle- better option for patients who find it difficult to
tolerate Hd – due to trauma it can place on the
cardiovascular system
6. Preservation of Vessels (for later on in dialysis life)
Prinsip kerja peritoneal dialysis
Peritoneal Dialysis

• Peritoneal dialysis → salah satu


modalitas dialisis dengan
menggunakan rongga abdomen
sebagai reservoar cairan dialisat
dan memanfaatkan membran
peritoneum sebagai membran
semipermeabel yang berfungsi
sebagai tempat yang dilewati oleh
cairan tubuh dan solut termasuk
toksin uremik yang akan dibuang
Types of Peritoneal Dialysis
 CAPD – Continuous Ambulatory • APD – Automated Peritoneal
Peritoneal Dialysis Dialysis

 Manual exchanges (approx. • Utilizes a machine to perform


30 Min. each) done approx. 4 exchanges at night while the patient
times daily (1st thing in am, sleeps (8-10 Hrs on the machine).
around lunchtime, around
suppertime, and before bed). • Aseptic technique mandatory in
 Aseptic technique mandatory making all connections.
in making all connections.
Scheme of peritoneal solute transport by
diffusion through the pores of capillary wall
Model of transport - 3 sorts of pores

Ramesh Khanna & Karl D. Nolph


Proses dialisis tidak berhenti, secara
ontinuous berkesinambungan ‘membersihkan’ darah, 24
jam se-hari, setiap hari

mbulatory Bebas bergerak, tidak berhubungan dengan


mesin

Menggunakan rongga peritoneum yang bekerja


eritoneal sebagai filter untuk mengeluarkan sisa
metabolisme dan cairan dari darah

Menyaring dan membuang cairan berlebih


ialysis serta ampas metabolisme tubuh.
CAPD

Cairan dialisis berada dan


tinggal dalam cavum
abdomen sekitar 4-6 jam
pada siang hari dan 6 -8
jam pada malam hari,
dilakukan 4 kali sehari

 Proses ini dilakukan secara terus-menerus untuk mencapai


dialisis yang adekuat.

 Tidak memerlukan mesin. Pasien melakukan sendiri dialisisnya


pada siang dan malam hari.
CAPD – continuous ambulatory
peritoneal dialysis
• manual exchanges
Automated PD

CCPD NIPD
NIPD – night intermitent peritoneal
dialysis (cycler)
CCPD – continual cyclic PD
Pemilihan pasien peritoneal dialysis
Indikasi dan Seleksi Pasien CAPD
• Pada dasarnya DP diindikasi untuk semua pasien PGTA
yang memerlukan TPG.

• Pada DP dibutuhkan kemandirian pasien, maka seleksi


pasien tidak hanya terbatas pada indikasi dan kontraindikasi
medis – non medis, tetapi juga perlu mempertimbangkan
beberapa persyaratan.

• Pemilihan dan seleksi pasien ini dilaksanakan oleh konsultan


ginjal-hipertensi (SpPD-KGH) atau spesialis penyakit dalam
(SpPD) terlatih DP.
PASIEN YANG DISARANKAN UNTUK PERITONEAL DIALYSIS
• Anak-anak / dewasa muda
• Akses vaskuler sulit
• Kontra indikasi untuk pemberian antikoagulan
• Kardiovaskuler tidak stabil
• Hipertensi yang tidak terkontrol
• Penyakit kronis : HIV , kelainan perdarahan, hepatitis B
• Lokasi unit HD yang jauh
• Gaya hidup yang aktif
Persyaratan Calon PD
• Pasien mandiri atau ada yang membantu.

• Tinggal di tempat yang bersih dan lingkungan yang


sehat.

• Bersedia menjalani pelatihan intensif dan mematuhi


prosedur DP.
Kontraindikasi CAPD
 Absolut
• Relatif
 Kesulitan teknik operasi
• Obesitas tanpa residual renal function
 Luka yang luas di dinding abdomen
• Gangguan jiwa
 Perlekatan yang luas dalam rongga
• Gangguan penglihatan
peritoneum (akibat operasi daerah
• Hernia
abdomen, riwayat inflamasi sebelumnya)
• Penyakit paru obtruktif kronik (PPOK)
 Tumor atau infeksi di dalam rongga
abdomen (adneksitis) • Inflamasi kronik saluran cerna
 Riwayat ruptur divertikel, hernia berulang
yang tidak dapat dikoreksi
 Fistel antara peritoneum dengan rongga
pleura
 Tidak dapat melakukan PD secara mandiri
dan tidak ada yang membantu
KEUNTUNGAN CAPD
• Bersifat dialisis kontinyu, dimana prosesnya alamiah dengan
melakukan pembersihan darah secara kontinyu, tidak
intermiten.
• Dapat dilakukan secara mandiri sehingga tidak memerlukan
bantuan orang lain.
• Mudah dipelajari dan melakukannya sederhana, cukup dengan
hanya latihan 1-2 minggu saja.
• Mengurangi restriksi diet dan cairan yang ketat.
• Tidak memerlukan penusukan jarum.
• Tidak menghalangi pasien bila ingin melakukan perjalanan
atau aktifitas.
• Beban kardiovaskuler minimal.
• Portabel.
KEKURANGAN CAPD
• Risiko infeksi (peritonitis, infeksi exit site)
• Kehilangan protein, yang dapat melewati membran peritoneum
dan masuk kedalam larutan peritoneum.
• Kemungkinan dapat meningkatkan lemak dan trigliserida dalam
darah.
• Perlu penempatan kateter PD yang permanen.
• Memerlukan jadwal dialisis harian (Penggantian cairan sebanyak
4x yang setiap kalinya memerlukan waktu rata-rata sekitar 30
menit).
• Kemungkinan dapat menaikan berat badan, oleh karena adanya
kandungan glukosa dalam cairan dialisat.
• Memerlukan tempat penyimpanan barang yang relatif banyak,
terutama cairan dialisat.
Bagaimana mengerjakan CAPD
ALAT ALAT CAPD

TITANIUM ADAPTOR
TRANSFER SET
TENCKOFF KATETER

ULTRACLAMP
MINICAP
Cairan Dialisat
Access to The Peritoneum

Twist Transfer Set


Clamp

Titanium Adaptor

Exit Site

Peritoneal Catheter
Minicap
Cairan dialisat CAPD
• PDF Conc. : 1.5 % , 2.5%, 4.25% Dextrose
• Electrolyte
• Na (132 mEq/L) / Mg (0.5) / Cl (96)
• NaCl 538 mg/dL Sodium-lactate 448 mg/dL
• CaCl 25.7mg/dL MgCl 5.08 mg/dL
• Lactate (40)
• pH : 5.2 (4-6.5)
• Osmole : 346
• New Solution : 7.5% Icodextrin
(Glucose Polymer)
Pemilihan cairan dialisat
• Cairan dialisat umumnya berbasis dekstrosa dengan
konsentrasi 1,5%, 2,5% dan 4,25%. Selain itu terdapat
cairan dialisat berbasis non-dekstrosa yaitu icodextrin
dan nutrineal.

• Cairan dialisat juga mengandung elektrolit termasuk


NaCl, kalsium, magnesium dan laktat sebagai
prekursor bikarbonat

• Pemilihan cairan dialisat bersifat individual tergantung


kondisi pasien
Change of UF Volume Over Dwell Time with
Dianeal 1.5 %, 2.5 %, 4.25 %

Setelah dwell 4 jam ( 2 L larutan PD) rata-rata UF :


1.5% 200 ml
2.5% 200 - 400 ml
4.25% 600 ml – 800 ml
Proses Pertukaran
Cairan Drain Flush

Fresh dialysate is flushed from the fresh


Spent dialysate is drained out. This process solution bag into the drain bag. This process
takes approximately 10-20 minutes takes approximately 5 seconds
Fill Dwell

Dialysate remains in the peritoneal w cavity


Fresh dialysate is infused into the peritoneal for 4 – 8 hours. During this time aste
cavity. This takes 8-10 minutes products and excess fluid is removed
Monitoring dan evaluasi pada program CAPD
1. Clinical Assessment (klinis, laboratorium)
– Evaluasi ada tidaknya penyakit penyerta
– Pengelolaan anemia, target Hb 10-12 mg/dL
– Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa
– Pengelolaan tekanan darah, target : 130/80 mmHg
– Evaluasi gejala-gejala uremia
– Evaluasi keadaan exit site, tunnel dan fungsi kateter PD
– Evaluasi terhadap obat-obat yang dikonsumsi
Monitoring dan evaluasi pada program CAPD

2. Clearance Assessment
– Klirens kreatinin mingguan, target >60 L/minggu pada high
atau high average atau >50 L/minggu pada low atau low
average
– Klirens urea mingguan (Kt/V mingguan), target >2/minggu
dengan nilai minimal 1,7/minggu
– Peritoneal Equilibrium Test (PET), target UF>1000mL/hari
3. Nutritional Assessment
– Riwayat asupan makanan (dietary recall)
Types and number of
peritoneal dialysis complications

Chirurgia (2018) 113: 611-624 No. 5 http://dx.doi.org/10.21614/chirurgia.113.5.611


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai