Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 1

RAHMAD HIDAYAT
RISDA EMELIA
NENENG RINI SRI WAHYUNI
AYU SARININGSIH
DESI NATALIA
AMANDA
KONSEP CAPD
• Continous : Proses dialisis yang tidak berhenti, secara
berkesinambungan “membersihkan” darah, 24 jam sehari setiap hari
• Ambulatory : Bebas bergerak, tidak berhubungan dengan mesin
• Peritoneal : Menggunakan rongga peritoneum yang bekerja sebagai
filter untuk mengeluarkan sisa metabolism dan cairan dari
darah
• Dialisis : Menyaring dan menbuang cairan berlebih serta ampas
metabolism tubuh
KONSEP CAPD
• Dialisis Peritoneal ( cuci rongga
perut ) adalah adalah proses
dialisis di dalam rongga perut yang
bekerja sebagai penampung cairan
dialisis dan rongga perut
(peritoneum) sebagai membrane
semipermiabel yang berfungsi
sebagai tempat yang dilewati
cairan tubuh dan solut termasuk
toksin uremik yang akan dibuang.
Prinsip CAPD
• Cairan dialisis berada dan tinggal dalam kavum abdomen sekitas 4-6
jam pada siang hari dan 8-12 jam pada malam hari, dilakukan 4 kali
sehari
• Proses ini dilakuakn secara terus menerus untuk mencapai dialysis
yang adekuat
• Tidak memerlukan mesin, pasien melalukan sendiri dialisisnya pada
siang dan malam hari
Persyaratan calon DP
• Pasien mandiri atau ada yang membantu
• Tinggal di tempat yang bersih dan lingkungan yang sehat
• Bersedia menjalani pelatihan intensif dan mematuhi prosedur DP
 Keuntunga CAPD  Kekeurangan CAPD
• Bersifat dialysis kontinyu, dimana prosesnya alamiah • Resiko infeksi (peritonitis, infeksi exit site)
dengan melakukan pembersihan darah secara • Kehilangan protein, yang dapat melewati membrane
kontinyu tidak intermiten peritoneum dan masuk kedalam larutan peritoneum
• Dapat dilakuan secara mandiri, sehingga tidak • Kemungkinan dapat meningkatkan lemak dan
memerlukan bantuan orang lain trigliserida dalam darah
• Mudah dipelajari dan melalukannya sederhana, • Memerlukan kateter PD yang permanen
cukup dengan hanya latihan 1-2 minggu
• Memerlukan jadwal dialysis harian (pergantian cairan
• Mengurangi restriksi diet dan cairan yang ketat tidak sebanyak 4x yang setiap kalinya memerlukan waktu
memerlukan penesukan jarum rata-rata sekitar 30 menit)
• Tidak menghalangi pasien bila ingin melalukan • Kemungkinan dapat menaikan BB, oleh karena
perjalanan atau aktifitas adanya kandungan glukosa dalam cairan dialisat
• Beban kardiovaskuler minimal • Memerlukan tempat penyimpanan barang yang
• portebel relative banyak, terutama cairan dialisat
Akses CAPD

1. Akses CAPD adalah kateter peritoneal dialisis(kateter tenckhoff) dan sistem


koneksi (transfer set)
2. Tim akses CAPD terdiri dari Dokter dan Perawat yang berkompeten
3. Pemasangan kateter CAPD
o Dilakukan oleh dokter SpPD-KGH yang terlatih dan atau spesialis bedah (dokter
Sp.B) yang terlatih.
o Tahapan pemasangan meliputi Pra-Implantasi,Implantasi dan Paska implantasi
kateter.
o Pemasangan kateter dilakukan diruang tindakan prosedur dengan mengikuti
prinsip aseptik dengan bius lokal, regional atau umum.
o Teknik pemasangan meliputi Laparatomi minor, Laparoskopik, Trocar dan Gaide
wire (Blind), dan Peritoneoskopik
KATETER TENCHKOOF
Exit Site

• LUBANG TEMPAT KELUARNYA PERAWATAN EXIT SITE


TENCKHOFF KATETER • PERAWAT
• PASIEN
• KELUARGA
• CAREGIVER
Perawatan Exit Site
• Dilakukan oleh perawat CAPD sampai sembuh sempurna dengan
tehnik aseptic
• Hindari penggunaan bahan iritatif saat pembersihan luka
• Gunakan balutan yang mudah menyerap keringat dan jaga exit site
tetap kering
• Perggantian verban pada minggu ke 2-3 sebaiknya tidak terlalu sering
cukup 1x seminggu kecuali kotor, basah dan ada darah
• Perawatan rutin exit site yang sudah sembuh sempurna, perawatan
minimal 1x sehari kecuali kotor dan basah
PROSEDUR PERAWATAN EXIT SITE
• Dressing set (kom 2 buah, duk, pinset anatomis,
gunting)
• Kassa steril
• Povidone iodine
• NaCl 0,9 %
• Sarung tangan steril
• Salep antibiotik
• Masker
• Bengkok
• Gunting
• Plester / hipafix
• Handrub
• Alkohol 70%
PENATALAKSANAAN PERAWATAN
EXIT SITE
• Pakai masker, lakukan hand hygiene • Basahi kassa dengan povidone iodine,
• Bersihkan meja dengan alkohol 70% Letakkan bersihkan exit site, hindari membuat
dressing set dan alat2 diatas meja tsb trauma baru
• Lakukan hand hygiene,buka dressing set • Bersihkan dengan NaCl 0,9%
• Lepaskan dressing set lama ▪Lakukan hand
• Keringkan dengan kassa kering
hygiene, pakai sarung tangan steril
• Periksa exit site, pastikan tidak ada • Oleskan KRIM antibiotik
perdarahan, cairan, kebocoran, eritema atau • Taruh 2-3 lembar kassa steril
nyeri (tanda infeksi) (tergantung ketebalan kassa) diatas
• Raba tunnel exit site dan rekatkan dengan plester
• Jika dicurigai ada infeksi,periksa kultur • Lakukan hand hygiene
• Lepaskan sarung tangan & hand hygiene
• Bereskan alat dan dokumentasikan
PERGANTIAN CAIRAN
Penempatan pergantian ditempat Siklus pergantian cairan
• Pilih ruangan yang bersih • Jumlah pertukaran/dwell time : 4x
• Tutup pintu dan jendela
• pergantian cairan (3x4-6 jam, 1x6-8 jam)
• Matikan kipas angin dan AC dapat dinaikan (s/d 5-6x/hari) jika
• Pilih ruangan yang tenang terdapat overhidrasi dan uremia
• Tidak boleh ada binatang peliharaan • Jenis dialisat : Dextrosa (1,5%, 2,5% &
• Siapkan meja dan kursi yg nyaman 4,25%), Icodextrin
• Bersihkan meja dengan alkohol 70% • Volume dialisat : 2 Liter x 4 pergantian
• Tiang infus cairan per hari
• Timbangan gantung • Jam pertukaran : 08.00, 12.00, 16.00,
• Pastikan tersedia tempat cuci tangan 24.00 (sebelum tidur) SESUAIKAN % DEX
• Satu buah nampan
FASE PERGANTIAN CAIRAN
• Fase Pengeluaran • Fase Flushing Mengeluarkan udara dari fill line
• Fase Pengisian Cairan
Cairan akan dikeluarkan dari kavum
peritoneum dengan gaya gravitasi Normal akan mengalir ke dalam cavum peritoneum dengan
gaya gravitasi secara manual. Normal memerlukan
memerlukan waktu 20 menit untuk 2 L cairan waktu 10 menit untuk 2 L cairan Faktor yg
• Faktor yang mempengaruhi kecepatan mempengaruhi kecepatan aliran :
aliran : 1. Tinggi letak cairan
1. Bentuk/konfigurasi kateter, posisi kateter 2. Diameter kateter
3. Panjang kateter
2. Sumbatan pada kateter
4. Bentuk/konfigurasi kateter
3. Tekanan intra-abdominal 5. Tekanan intra-abdomen
4. Diameter dan panjang kateter • Fase Waktu tinggal (dwelling time) Tahap cairan
5. Tinggi dari abdomen ke kantong disimpan di dalam rongga peritoneal selama
beberapa jam sesuai konsentrasi dextrose pada tiap
pembuangan dianeal
KOMPLIKASI CAPD
Infeksi Non infeksi
1. Infeksi Peritonitis 1. Terkait kateter
2. Infeksi exit site 2. Meningkatnya tekanan intra
3. Infeksi tunnel abdomen
3. Terkait proses dialisis
KOMPLIKASI CAPD
• Infeksi Peritonitis • Infeksi Tunnel
Infeksi rongga peritonium akibat Kemerahan kulit, edema, nyeri
masuknya micro organisme melalui tekan di sepanjang tunnel
kateter, celah kateter
Seringkali tidak tampak USG

• Infeksi Exit site


tampak adanya cairan purulent di
kateter
disertai/ tanpa kemerahan kulit di
sekitar kateter
Bagaimana mengetahui bahwa anda mengalami
peritonitis
•cairan dialisat yang keruh
•sakitperut
• demam Jika mengalami salahsatutanda SEGERA
kunjungi unit dialisis.
JANGAN MENUNDA!!
KOMPLIKASI NON INFEKSI
Terkait kateter Terkait dialysis
Malposisi kateter kateter kinking • Perasaan kenyang
kateter entrapment • nyeri perut
Terkait peningkatan tekanan • nyeri bahu/ punggung
intra abdomen : Kebocoran cairan
dialisat, hernia • overload cairan
Terkait kimplikasi metabolic • gangguan elektrolit
Efek metabolik sistem dr glukosa
dialisat malnutrisi/ kehilangan
protein abnormalitas lipid
PENCEGAHAN
Petunjukuntuk menghindari terjadinyaperionitis danatauinfeksi pada
“exit site” dan“tunnel” seperti:
* Mandi setiaphari ( tdk berendam)
* Gunakanpakaian bersih.
* SELALU mencuci dan mengeringkantangansebelum menyentuh
kateter dan“exit site”
* SELALU menjagaposisikateter
* JANGAN TARIK ATAU PUTAR KATETER
FOLLOW UP CAPD
FOLLOW ATAU KUNJUNGAN KE Penilaian klinis
RUMAH SAKIT • Evaluasi ada tidaknya penyakit penyerta
• Bulan pertama : 2 minggu sekali • Pengelolaan anemia, target hb 10-12 mg/dl
• Keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
• Kontrol setiap bulan
• Pengelolaan tekanan darah, target
• Ganti transfer set setiap 6 bulan 130/80mmHg
• Evaluasi gejala-gejala uremia
• Evaluasi keadaan exit site,tunnel dan fungsi
Bila ada masalah segera hub. kateter PD
Dokter dan perawat atau kelinik
• Evaluasi terhadap obat-obatan yang
CAPD dikonsumsi
• Evaluasi program CAPD (adekuasi dan dosis
dialysis)
NUTRISI PADA PASIEN CAPD
nutrisi dilakukan setiap bulan pada Pasien CAPD harus melakukan evaluasi status
saat pasien kontrol ke poli CAPD. nutrisi dengan melakukan:
1. Konsultasi dengan ahli gizi mengenai diet yang
Analisa laboratorium akan dilakukan tepat ( anammesa dan pemeriksan fisik)
untuk memastikan bahwa pasien telah 2. Mencatat asupan diet harian.
mengikuti pola makan dan terapi 3. Memantau Berat Badan setiap bulan saat
dialisis peritoneal dengan baik pasien kontrol rutin ke poli CAPD.
dilakukan 3-6 bulan Bila BB turun konsultasi ahli gizi untuk program
Pemeriksaan labor untuk status gizi: peningkatan kalori dalam diet
Albumin, Fosfor, Kalium, Natrium. Bila BB naik perlahan mengurangi kalori harian
dan meningkatkan tingkat aktifitas.
Penilaian Subjektif Global Assesment
Bila BB naik secara cepat pantau apakah disertai
(SGA) atau Malnutrition Inflamation oedema, kesulitan bernafas, peningkatan TD
Score (MIS) dilakukan setiap 3-6 Bulan. konsultasikan dengan dokter.
NUTRISI PADA PASIEN CAPD
• Pola Diet disesuaikan dengan status nutrisi pasien. • Protein berkurang ditandai dengan
• Perkiraan kebutuhan nutrisi pasien : penurunan serum Albumin merupakan
a. Energi yang didapat pada karbohidrat. indikasi malnutrisi dapat terjadi
b. Protein yang dibagi menjadi protein hewani dan pembengkakan rasa lesu dan beresiko
protein nabati tingi terserang infeksi
c. Air disesuaikan dengan jumlah ultrafiltrasi dan • Protein dapat ditemukan didalam daging,
urine telur, ikan, ayam, kacang kedelai dan tahu
• Makanan yang dikonsumsi pasien CAPD harus
mengandung protein dan serat
• Pada pasien CAPD harus sedikit
megkonsumsi makanan yang mengandung
• Protein unsur makanan yang di butuhkan oleh
tubuh agar tetap sehat dan mampu melawan - fosfor, kalium dan natrium tinggi
infeksi. Pasien CAPD perlu mengkonsumsi lebih
banyak protein untuk menggantikan protein yang - Asupan garam dan Cairan
hilang pada saat setiap proses pergantian cairan - Gula dan lemak
NUTRISI PADA PASIEN CAPD
• Bila kadar fosfor terlalu tinggi, tulang menjadi rapuh • Mengkonsumsi makanan mengandung
dan mudah patah, gatal pada kulit dan dapat terjadi natrium (garam) akan menimbulkan rasa
penumpukan mineral didalam jaringan. Contoh:
kacang-kacangan dan produk susu. Dokter akan
haus, menyebabkan sulit mengontrol jumlah
meresepkan kalsium untuk mengkat kelebihan fosfor. cairan yang diminum.
• Bila kadar kalium terlalu tinggi atau terlalu rendah
detak jantung menjadi tidak beraturan, kram dan
lemah otot. Contoh : buah-buahan dan sayuran hijau Cairan dialisat yang dimasukkan dalam rongga
(tomat,kentang,pisang,brokoli,anggur,jambu buji) peritonial mengandung glukosa yaitu sejenis
• Bila kadar natrium (garam) tinggi menyebabkan gula. Sarannya hindari lemak hewani,
udema dan hipertensi. Contoh : daging yang mentega dan cream, susu full cream, daging
diasinkan, keripik kentang, makanan kaleng, bumbu berlemak, kulit ayam, keju potong. Dianjurkan
penyedap. Batasi asupan garam, gunakan bawang minyak nabati dan margarine tawar, susu non
putih, bawang merah, lada, jeruk limau dan bumbu- fat, daging tanpa lemak, ikan, ayam tanpa
bumbu untuk masakan.
kulit, keju oles. Pasien CAPD harus
mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna.

Anda mungkin juga menyukai