Anda di halaman 1dari 18

PENGUKURAN DAN MONITORING PRE, INTRA DAN

POST HD DAN KEGUNAANNYA

DOSEN PENGAMPU :
RAHMILLAH

OLEH KELOMPOK 7 :

ANGGUN LAILA SARI NUR


MUHAMMAD AMIN KUTBI
MUHAMMAD RIZKI
WIDDA SAFIRA
YENNY YULISTIANI
PENGERTIAN HEMODIALISA

• Hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti fungsi


ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari
peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea,
kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeable
sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi
proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi.
• Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan
dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu
melaksanakan fungsi tersebut.
• Pada dialisis, molekul solut berdifusi lewat membran semipermeabel dengan
cara mengalir dari sisi cairan yang lebih pekat (konsentrasi solut lebih tinggi)
ke cairan yang lebih encer (konsentrasi solut lebih rendah). Cairan mengalir
lewat membran semipermeabel dengan cara osmosis atau ultrafiltrasi
(aplikasi tekakan eksternal pada membran).
INDIKASI HEMODIALISA
1. MEDIKAL (Penyakit dalam)
• ARF- pre renal/renal/post renal, apabila pengobatan konvensional gagal mempertahankan
RFT normal.
• CRF, ketika pengobatan konvensional tidak cukup
• Snake bite
• Keracunan
• Malaria falciparum fulminant
• Leptospirosis
2. GINEKOLOGI
• APH
• PPH
• Septic abortion
3. Indikator biokimiawi yang memerlukan tindakan hemodialisa
• Peningkatan BUN > 20-30 mg%/hari
• Serum kreatinin > 2 mg%/hari
• Hiperkalemia
• Overload cairan yang parah
• Odem pulmo akut yang tidak berespon dengan terapi medis
•  
KOMPLIKASI HEMODIALISIS

1. Kram otot
2. Hipotensi
3. Aritmia
4. Sindrom ketidakseimbangan dialisa
5. Hipoksemia
6. Perdarahan
7. Ganguan pencernaan
8. Pembekuan darah
PERALATAN HEMODIALISA
1. Dialiser atau Ginjal Buatan
2. Dialisat atau Cairan dialysis
3. Sistem Pemberian Dialisat
4. Asesori Peralatan
5. Komponen manusia
6. Pengkajian dan penatalaksanaan
 
PEDOMAN PELAKSANAAN HEMODIALISA
1. Perawatan sebelum hemodialisa
• Sambungkan selang air dengan mesin hemodialisa
• Kran air dibuka
• Pastikan selang pembuang air dan mesin hemodialisis sudah masuk kelubang
atau saluran pembuangan
• Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak
• Hidupkan mesin
• Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit
• Matikan mesin hemodialisis
• Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat
• Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin hemodialisis
• Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap)
2. Menyiapkan sirkulasi darah
• Bukalah alat-alat dialysis dari set nya
• Tempatkan dializer pada tempatnya dan posisi “inset” (tanda merah) diatas
dan posisi “outset” (tanda biru) di bawah.
• Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung “inset”dari dializer.
• Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung “out set” dari dializer dan
tempatkan buble tap di holder dengan posisi tengah..
• Set infus ke botol NaCl 0,9% – 500 cc
• Hubungkan set infus ke slang arteri
• Bukalah klem NaCl 0,9%, isi slang arteri sampai ke ujung slang lalu diklem.
• Memutarkan letak dializer dengan posisi  “inset” di bawah dan “out set” di
atas, tujuannya agar dializer bebas dari udara.
• Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin
• Buka klem dari infus set ABL, VBL
• Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/menit, kemudian
naikkan secara bertahap sampai dengan 200 ml/menit.
• Isi bable-trap dengan NaCl 0,9% sampai ¾ cairan
• Berikan tekanan secara intermiten pada VBL untuk mengalirkan udara dari dalam
dializer, dilakukan sampai dengan dializer bebas udara (tekanan lebih dari 200
mmHg).
• Lakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak 500 cc yang
terdapat pada botol (kalf) sisanya ditampung pada gelas ukur.
• Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru
• Sambungkan ujung biru VBL dengan ujung merah ABL dengan menggunakan
konektor.
• Hidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dializer baru 15-20 menit untuk
dializer reuse dengan aliran 200-250 ml/menit.
• Kembalikan posisi dializer ke posisi semula di mana “inlet” di atas dan “outlet” di
bawah.
• Hubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10 menit, siap untuk
dihubungkan dengan pasien )soaking.
3. Persiapan pasien
• Menimbang berat badan
• Mengatur posisi pasien
• Observasi keadaan umum
• Observasi tanda-tanda vital
• Melakukan kamulasi/fungsi untuk menghubungkan sirkulasi,
biasanya mempergunakan salah satu jalan darah/blood
akses seperti di bawah ini:
• Dengan interval A-V shunt / fistula simino
• Dengan external A-V shunt / schungula
• Tanpa 1 – 2 (vena pulmonalis)
PROSES PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian Pre HD
• Riwayat penyakit, tahap penyakit
• Usia
• Keseimbangan cairan, elektrolit
• Nilai laboratorium: Hb, ureum, creatinin, PH
• Keluhan subyektif: sesak nafas, pusing, palpitasi
• Respon terhadap dialysis sebelumnya.
• Status emosional
• Pemeriksaan fisik: BB, suara nafas, edema, TTV, JVP
• Sirkuit pembuluh darah.
Pengkajian Post HD
• Tekanan darah: hipotensi
• Keluhan: pusing, palpitasi
• Komplikasi HD: kejang, mual, muntah, dsb
PERAWATAN HEMODIALISA

• Perawatan sebelum hemodialisa (PRe HD)


• Persiapan mesin
• Persiapan peralatan +obat-obatan
• Persiapan pasien
• Persiapan mental
• Izin hemodialisis
• Persiapan fisik:Timbang BB, Posisi, Observasi KU (ukur TTV)
• Perawatan Selama Hemodialisa (Intra HD)
• Pada Pasien
• Sarana hubungan sirkulasi/ akses sirkulasi : Dengan internal A-V shunt/ fistula ciminoo
• Pasien sebelumnya dianjurkan cuci lengan & tangan
• TAnestesi local (lidocain inj, procain inj)
• Berikan bolus heparin inj (dosis awal)
Pada Mesin
• Qb: 200 -300 ml/m
• Qd:300 500 ml/m
• Temperatur : 36-400C
• TMP. UFR
• Heparinisasi
Heparinisasi Dosis heparin
• Dosis awal: 25 50 U/kg BB
• Dosis selanjutnya (maitenance) = 500 1000 U/kg BB
PENGAMATAN OBSERVASI, MONITOR SELAMA
HEMODIALISA
PASIEN
• KU pasien
• TTV
• Perdarahan
• Tempat punksi inlet, outlet
• Keluhan/ komplikasi hemodialisis
• MESIN & PERALATAN
• Qb
• Qd
• Temperature
• Koduktiviti
• Pressure/ tekanan: arterial, venous, dialysate, UFR
• Air leak & Blood leak
• Heparinisasi
• Sirkulasi ekstra corporeal
• Sambungan-sambungan
Perawatan Sesudah Hemodialisa (POST HD)
Persiapan alat:
• Kain kasa/ gaas steril
• Plester
• Verband gulung
• Alkohol/ bethadine
• Antibiotik powder (nebacetin/ cicatrin)
• Bantal pasir (1-1/2 keram) pada punksi femoral
Cara bekerja
• 5 menit sebelum hemodialisis berakhir
• Qb diturunkan sekitar 100cc/m
• UFR 0
• Ukur TD, nadi
• Blood pump stop
• Ujung ABL diklem, jarum inlet dicabut, bekas punksi inlet ditekan dengan kassa steril
yang diberi betadine.
• Hubungkan ujung abl dengan infus se tDarah dimasukkan ke dalam tubuh dengan do
dorong dengan nacl sambil qb dijalankan ± 100 ml/m (NaCI masuk:50-100 cc)
• Setelah darah masuk ke tubuh Blood pump stop, ujun VBL
diklem.
• Jarum outlet dicabut, bekas punksi inlet & outlet ditekan dengan
kassa steril yang diberi bethadine
• Bila perdarahan pada punksi sudah berhenti, bubuhi bekas
punksi inlet & outlet dengan antibiotik powder, lalu tutup dengan
kain kassa/band aid lalu pasang verband.
• Ukur TTV: TD. Nadi, Saturasi, Perrnapasan
• Timbang BB (kalau memungkinkan)
• Isi formulir hemodialisis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai