Anda di halaman 1dari 17

HEMODIALISA (HD)

Hemodialisis berasal dari kata hemo artinya darah, dan dialisis


artinya pemisahan zat-zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan
darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh. Prinsip
dari hemodialisis adalah menerapkan proses osmosis dan ultrafiltrasi pada
ginjal. Hemodialisis

menggunakan

ginjal

buatan

berupa

mesin

dialysis.

Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah cuci darah.


Dalam dunia medis sebenarnya ada dua jenis cuci darah, yaitu peritoneal
dialisis dan hemodialisis.
1. Peritoneal Dialisis
Cuci darah peritoneal adalah metode yang kurang dikenal cuci darah,
walaupun hal ini menjadi lebih umum. Cuci darah peritoneal melibatkan
menggunakan peritoneum sebagai filter. Periotenaum adalah selaput tipis
yang melapisi bagian dalam perut, dan mengelilingi dan organ-organ perut,
seperti perut dan hati. Seperti ginjal,periotoneum berisi ribuan pembuluh
darah kecil, sehingga berguna sebagai alat penyaringan. Selama cuci darah
peritoneal, tabung fleksibel kecil yang dikenal ssebgai karakter terpasang ke
sayatan di perut, dan cairan khusus yang dikenal sebagai cairan Cuci Darah,
dipompa ke rongga peritoneal. Rongga peritoneal adalah ruang sekiar
peritoneal. Saat darah bergerak melalui peritoneum, produk limbah dan
kelebihan cairan yang dipindahkan keluar dari darah dan ke dalam cairan
Cuci Darah. Cairan Cuci Darah ini kemudian dikeringkan keluar dari rongga.

2. Hemodialisis
Hemodialisis adalah jenis cuci darah yang kebanyakan orang kenali. Ini
melibatkan memasukan jarum, yang melekat oleh tabung untuk mesin cuci

darah, ke dalam pembuluh darah. Pada proses hemodialisis, darah akan


dialirkan melalui saringan khusus (Dialiser) yang berfungsi menyaring
sampah metabolisme dan air yang berlebih. Kemudian darah yang bersih
akan dikembalikan ke dalam tubuh. Pengeluaran sampah dan air serta
garam berlebih akan membantu tubuh mengontrol tekanan darah dan
kandungan kimia tubuh jadi lebih seimbang.

Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan


cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu
melaksanakan fungsi tersebut. Pada dialisis, molekul solut berdifusi lewat
membran semipermeabel dengan cara mengalir dari sisi cairan yang lebih
pekat (konsentrasi solut lebih tinggi) ke cairan yang lebih encer (konsentrasi
solut lebih rendah). Cairan mengalir lewat membran semipermeabel dengan
cara osmosis.
Dalam dunia medis hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai
terapi pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium,
kalium, hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui
membran semi permeable sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada
ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi.
a. Proses Difusi

Difusi

merupakan

proses

berpindahnya

suatu

zat

terlarut

yang

disebabkan karena adanya perbedaan konsentrasi zat-zat terlarut dalam


darah

dan

dialisat.

berkonsentrasi

tinggi

Perpindahan
ke

yang

molekul

terjadi

berkonsentrasi

dari

lebih

zat

yang

rendah.

Pada

hemodialisa pergerakan molekul / zat ini melalui suatu membran semi


permeabel yang membatasi kompartemen darah dan kompartemen
dialisat.
b. Proses Ultrafiltrasi
Berpindahnya zat pelarut (air) melalui membran semi permeabel akibat
perbedaan

tekanan

hidrostatik

pada

kompartemen

darah

dan

kompartemen dialisat. Tekanan hidrostatik / ultrafiltrasi adalah yang


memaksa air keluar dari kompartemen darah ke kompartemen dialisat.
Besar tekanan ini ditentukan oleh tekanan positif dalam kompartemen
darah (positive pressure) dan tekanan negative dalam kompartemen
dialisat (negative pressure) yang disebut TMP (trans membran pressure)
dalam mmHg. Driving force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah
perbedaan tekanan hidrostatik antara darah dan dialyzer.
c. Proses Osmosis
Berpindahnya air karena tenaga kimiawi yang terjadi karena adanya
perbedaan tekanan osmotik (osmolalitas) darah dan dialisat. Proses
osmosis ini lebih banyak ditemukan pada peritoneal dialysis.
Membran semipermeabel adalah lembar tipis, berpori-pori terbuat dari
selulosa atau bahan sintetik. Ukuran pori-pori membran memungkinkan
difusi zat dengan berat molekul rendah seperti urea, kreatinin, dan asam
urat berdifusi. Molekul air juga sangat kecil dan bergerak bebas melalui
membran, tetapi kebanyakan protein plasma, bakteri, dan sel-sel darah
terlalu besar untuk melewati pori-pori membran. Perbedaan konsentrasi zat
pada dua kompartemen disebut gradien konsentrasi.
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek
(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit
ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau
terapi

permanen.Penggunaan

Hemodialisabertujuan

untuk

mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal


pulih kembali.

Ginjal

merupakan

organ

tubuh

manusia

yang

mempertahankan

homeostasis dengan mengatur volume dan komposisi darah. Proses ini


meliputi pengeluaran larutan sampah organik produk metabolisme. Penyakit
ginjal dapat mengganggu fungsi nefron, dan bila sejumlah besar nefron
tidak berfungsi akan tampak tanda-tanda gangguan fungsi ginjal : sekresi
urine berkurang, albumin atau darah terdapat dalam urine, produk
metabolisme

yang

seharusnya

diekskresi

tidak

diekskresikan

dan

terakumulasi di dalam darah, dan keseimbangan asam basa tubuh


terganggu. Sehingga perlunya dilakukan cuci darah atau dialisis untuk tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

Bagian-bagian Alat Hemodialisa


1. Power Switch
Sebagai tombol ON/OFF, saklar yang memutus dan menyambung supply
dari PLN ke alat.
2. Display
Adalah bagian alat untuk menampilkan kadaan kondisi alat saat bekerja dan
juga terdapat alarm-alarm serta berfungsi untuk melakukan settingan
sebelum alat di operasikan.

3. Arterial Blood Line (ABL)


Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing
akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan
warna merah.
4. Venouse Blood Line(VBL)

Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser dengan


tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan
warna biru.

Gambar Tubing ABL & VBL


5. Dializer / ginjal buatan
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi dan inti dari alat
hemodialisis, terdiri dari 2 ruang atau kompartemen, yaitu:
-

Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah

Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat


Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel. Dialiser

mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan dua
samping untuk keluar masuk dialisat.

Gambar Dializer
6. Heparin Pump

Heparin pump adalah bagian dari hemodialisa yang prinsip kerjanya sama
seperti syringe pump yang berfungsi untuk memasukkan obat. Obat yang
digunakan disini adalah heparin yang mempunyai fungsi untuk mencegah
terjadinya pembekuan darah pada saat proses pencucian darah sedang
berlangsung.

Gambar Heparin Pump


7. Blood Pump
Merupakan sebuah bagian pesawat hemodialisa yang seperti roda motor
berputar, bagian ini berfungsi untuk membuat darah mengalir dari pasien
hingga menuju ke alat (Dializer) sampai kembali menuju ke pasien. Blood
pump ini dapat menarik darah maksimal sampai 620 ml/menit.

Gambar Blood Pump


8. Red Line Concentrate & Blue Line Concentrate

Adalah

konektor

yang

berfungsi

untuk

menghubungkan

chamber

biocarbonat dan acetat untuk di alirkan ke tempat mixer, dan akan


menghasilkan cairan dialisat.

Gambar Conector

9. Bubble Trap
Suatu ruangan pada ABL dan VBL yang bertugas menahan/mengamankan
gelembung udara dalam sirkulasi darah. Terdapat dua macam Bubble Trap,
diantaranya

adalah

Arterial

Bubble

Trap

(terletak

sebelum

dialyzer,

berfungsi menahan udara masuk ke dalam dialyzer) dan Venous Bubble Trap
(terletak setelah dialyzer, berfungsi untuk menahan udara masuk ke
pasien).
Bubble Trap ABL dan VBL

Sensor-sensor Pada Hemodialisa


1. Blood Leak Detector
Adalah sensor yang digunakan pada pesawat hemodialisa yang berfungsi
untuk mendeteksi adanya kebocoran darah pada saat proses osmosis yang
terjadi di dialyser atau hallofiber.
2. Air Bubble Detector
Adalah sensor yang digunakan pada hemodialisa yang berfungsi untuk
memdeteksi adanya gelembung udara atau tidak pada line cairan dialisat
sebelum masuk menuju ke dialiser atau hallofiber.
3. Sensor Conductivity Cell
Adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi tingkat dari keasaman
cairan dialisat yang telah tercampur antara biocarbonat, acetat dan RO.
Tingkat keasaman dari dialisat adalah 13 mho.

SOP Alat HemodialisaType JH-2028


1. Buka Kran Sumber Air.
2. On-kan Switch utama di bagian belakang mesin, tunggu sampai LED
berwarna merah.
3. Tekan Power di bagian depan.
4. Masukkan Red Line Concentrate ke container acic dan Blue Line Concentrate
ke container biocarbonat.
5. Mesin melakukan self test selama 12 menit.

6. Setelah itu mesin masuk ke mode Prime.


7. Pasang blood line, dialyzer dan heparin.
8. Pindahkan hansen connector ke dialyzer.
9. Sentuh prime.
10.Hilangkan udara dari blood line, jika sudah, sentuh blood pump (blood pump
akan berhenti).
Sentuh SETTING : dialisis setting
Set : Dialisis Time ; masukkan data
Set : UF Goal ; masukkan data
Set : Heparin Time ; masukkan data

Jika semua data sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, sentuh OK


RETURN

RETURN

11.Hubungkan blood line ke pasien.

12.Memulai dialisis ; sentuh TREATMET

bridging

RUN ( ketika

sensor sensor air bubble mendeteksi darah, mesin akan secara otomatis
masuk ke mode dialisis).
13.Set batas atas dan bawah untuk TMP, artery dan vena :
Sentuh SETTING

Advance Settingpassword 3721.

Set : TMP span : 250


Set : Artery Span : 100
Set : Vena span : 100
Sentuh OK

RETURN

RETURN

alu atur agar batas bawah arteri dan vena berada di atas nol (0).
14.Jika pada saat dialisis terjadi alarm yang menyebabkan blood pump
berhenti. Sentuh bridging

RUN, jika ada indicator berwarna merah

cari penyebabnya dan atasi. Jika terjadi Air Bubble alarm, perhatikan
blood line setelah vena bubble trap, pastikan tidak ada gelembung udara,
jika sudah sentuh bridging.
15.Jika dialisis telah selesai (display Time Left; 0:00, Dialisis Time Up),
sentuh RUN.
16.Lepaskan artery blood line dari pasien, lalu hubungkan ke saline.
17.Untuk mengembalikan darah ke pasien, sentuh
Bridging. jika sudah
sentuh kembali Bridging.
18.Kembalikan Hansen connector, Red Line Concentrate dan Blue Line
Concentrate ke mesin.
19.Sentuh Return.
20.Masuk mode Disinfect; sentuh Disinfect.
21.Lakukan rinse :sentuh Rinse
Lakukan disinfect; sentuh Disinfect
Lakukan Hot Disinfect ( 1 x sehari) ; sentuh Hot Disinfect
Keluar dari mode disinfect ; sentuh Return

22.Matikan mesin : sentuh SETTING


akan mati

SHUT OFF

SHUT OFF. Layar

17 detik. Tunggu sampai LED Power berwarna merah, lalu

matikan saklar yang ada di belakang alat.


23.Tutup kran air.
24.Bagian luar mesin dibersihkan dengan menggunakan kain kering atau kain
basah.

Prinsip Kerja Alat Hemodialisa


Pada alat hemodialisa prinsip kerja alat dibagi menjadi dua aliran yaitu,
aliran darah dan alirah cairan dialisat. Kedua aliran ini memiliki jalur tersendiri
dan akan saling berpapasan berlawanan arah pada halowfiber (ginjal buatan).
1. Aliran Dialisat
Cairan accetat akan dipompa oleh pump A menuju ke chamber a yang akan
bercampur dengan air RO terlebih dahulu, setelah itu keasaman dari cairan
yang dicampur itu akan di ukur oleh conductivity cell untuk mengetahui
keasamannya,

kemudian

cairan

yang

tadi

akan

di

campur

dengan

biocarbonat yang di pompa oleh pump B di chamber b kemudiandi ukur lagi


tingkat keasamannya dan cairan yang telah tercampur ini disebut cairan
dialisat. Setelah itu cairan akan melewati air bubble detector untuk
memastikan bahwa tidak ada gelembung udara pada cairan dialisat
kemudian baru akan masuk ke halowfiber dan akan terjadi pertukaran zatzat kreatin yang ada pada darah menuju ke cairan dialisat. cairan sisa
proses hemodialisis ini akan menuju ke drain untuk di buang ke tmpat
penampungan limbah namun sebelum dibuang

cairan ini akan melalui

sensor blood leak detector yang berfungsi untuk memdeteksi adanya


kebocoran darah pada proses difusi antara darah dan dialisat.

Gambar Aliran Dialisat


2. Aliran Darah
Darah pada pasien akan keluar melalui Arteri Blood Line(ABL),
kemudian akan menuju ke bubble trap terlebih dahulu, agar tidak ada udara
pada selang aliran darah. Darah bisa mengalir dari pasien menuju ke alat
karena ada blood pump yang berfungsi untuk mengalirkan darah,setelah
melewati bubble trap darah akan disuntikkan heparin oleh heparin pump
sebelum masuk ke halowfiber, heparin berfungsi untuk menghindari
pembekuan darah akibat dari proses hemodialisa. Baru setelah itu darah
akan masuk ke halowfiber dan disini darah akan berpapasan dengan cairan
dialisat dengan saling berlawanan arah sehingga akan terjadi penarikan zatzat racun atau keratin dalam darah ke cairan dialisat. Setelah melewati
halowfiber darah akan menuju ke bubble trap dulu sebelum masuk kembali
ke pasien melalui Vena Blood Line(VBL). Proses ini akan berlangsung selama
4 jam dan maksimal dalam seminggu selama 12 jam.

Gamb
ar

Aliran
Darah

3. Block Diagram

Gambar Block Diagram


Keterangan Block Diagram:
1) PLN adalah sumber tegangan untuk alat.
2) Power Supply berfungsi untuk menyesuaikan tegangan untuk masingmasing komponen alat sesuai yang di butuhkan.
3) Alarm adalah indikator jika terjadi alarm atau masalah pada alat,
berupa bunyi buzzer dan lampu.
4) Display untuk menampilkan kondisi alat seperti AV, VP, UF Goal,
Heparin.
5) Keyboard untuk mensetting alat.
6) Blood Leak Detector sensor yang mendeteksi darah.
7) V.P Monitor untuk mendeteksi tekanan pada pembuluh Vena.
8) A.P Monitor untuk mendeteksi tekanan pada pembuluh Arteri.
9) Air Bubble Detector untuk mendeteksi adanya gelembung udara.
10)
Blood Pump adalah motor untuk memompa darah.
11)
Heparin Pump adalah motor untuk memompa heparin.
12)
Pump A untuk memompa cairan Accetat.
13)
Pump B untuk memompa cairan Biocarbonat.
14)
Conductivity Cell A untuk mendeteksi kadar keasaman pada
chamber A.
15)
Conductivity Cell B untuk mendeteksi kadar keasaman pada
chamber B.
Cara Kerja Block Diagram:
Tegangan

PLN

masuk

ke

power

supply

yang

nantinya

akan

mendistribusikan tegangan ke masing-masing bagian alat sesuai dengan


kebutuhannya. Pada keyboard memasukkan input UF goal, dialisis time, dan
heparin time dan sinyal akan masuk ke main board selanjutnya akan
memerintahkan untuk Pump A bekerja untuk menarik Accetat ke chamber A
untuk di campur dengan RO, conductivity cell chamber A akan medeteksi
kadar keasamannya terlebih dahulu jika sudah sesuai maka cairan yang

sudah tercampur tadi akan menuju ke chamber B. Kemudian pump B akan


menarik biocarbonat untuk di campur dengan cairan dari chamber A tadi,
setelah tercampur akan di deteksi kadar keasamannya jika sudah sesuai
maka cairan dialisat sudah bisa digunakan. Selanjutnya main board
memerintahkan blood pump bekerja sehingga darah akan mengalir dari
pasien menuju ke alat yang nantinya akan berpapasan dengan cairan
dialisat pada halowfiber. Tekanan pada darah selama proses HD akan di
monitor oleh A.V monitor dan V.P monitor yang akan memberikan sinyal ke
main board yang selanjutnya akan di tampilkan pada display alat. Main
Board juga akan memerintahkan heparin pump bekerja untuk memberikan
obat heparin pada darah agar tidak terjadi pembekuan darah. Blood leak
detector akan memberi sinyal kepada Main Board jika mendeteksi adanya
kebocoran darah yang masuk ke saluran dialisat dan air bubble akan
memberi sinyal kepada Main Board jika mendeteksi adanya gelembung
udara pada saluran dialisat. Selanjutnya main board akan memerintahkan
untuk blood pump bekerja untuk menghentikan proses hemodialisa dan
alarm akan berbunyi dan lampu alarm akan menyala.

LAMPIRAN
Gagal Ginjal Kronik

Hemodialisa

AV Shunt

Peritoneal Dialisis

CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis)

Cangkok Ginjal

Anda mungkin juga menyukai