Abstrak
Latar belakang: Gangguan metabolisme mineral terutama fosfat sudah terjadi di awal
perjalanan PGK, walaupun hiperfosfatemia jarang didapatkan pada stadium dini PGK.
Fibroblast growth factor-23 (FGF-23) menstimulasi fosfaturia sebagai respon fosfat overload.
Objektif: Untuk mengetahui korelasi positif antara fosfat dan FGF-23 pada penyakit ginjal
kronis predialisis
Metode: Studi potong lintang terhadap 75 pasien penyakit ginjal kronis predialisis.
Pengumpulan data dilakukan pada Oktober 2014-April 2015. Analisis menggunakan uji
Spearman dengan perangkat lunak SPSS versi 19.0.
Hasil: Dari 75 pasien PGK predialisis diperoleh kadar FGF-23 serum dengan median 108,7
(13,6-1226,2) RU/ml. Fosfat serum dengan rerata 3,48 mg/dL ±0,86. Fosfat urin dengan
median 500 (100-1300) mg/dL. Terdapat korelasi positif lemah antara FGF-23 dengan fosfat
serum (r=0,252;p<0,05) dan korelasi positif sedang antara FGF-23 dengan fosfat urin (r=0,44,
p<0,001)
Kesimpulan: Terdapat korelasi positif antara fosfat dan FGF-23 pada PGK predialisis
Kata kunci: FGF-23, fosfat
Abstract
Background: Phosphate mineral metabolism disorder happened early in chronic kidney
disease (CKD), although hyperphosphatemia is seldom in this stage of disease. Fibroblast
growth factor-23 (FGF-23) induces phosphaturia as a respone of phosphate overload.
Objective: To know relationship between phosphate and FGF-23 in predialysis CKD patients
Method: A cross-sectional design in 75 predialysis CKD patients (mean GFR 50,1 ± 20
ml/min). Colleting data were done at October 2014-April 2015. Statistical analysis using
Spearman SPSS version 15.0
Result: Serum FGF-23 showed positive correlation with serum phosphate (r=0,252;p<0,05)
and 24-hr urinary phosphate excretion (r=0,44, p<0,001).
Conclusion: Positive correlation between phsophate and FGF-23 in predialysis CKD patients
Keywords: FGF-23, phosphate
Latar Belakang
Penemuan Fibroblast Growth Factor-23 (FGF-23) dan perannya sebagai
phosphaturic telah mengubah pemahaman tentang patogenesis hiperparatiroidisme sekunder
pada Penyakit Ginjal Kronis (PGK) (1). Gangguan metabolisme mineral terutama fosfat
sudah terjadi di awal perjalanan PGK (2), walaupun hiperfosfatemia jarang didapatkan pada
stadium dini PGK (3). Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan FGF-23 terjadi pada PGK
stadium 2 dan sebagian besar pada PGK stadium 3 dan 4 (4,5).
Telah diketahui bahwa kadar serum FGF-23 meningkat sebagai mekanisme
kompensasi terhadap retensi fosfat karena eksresi melalui ginjal terganggu (5). Fibroblast
growth factor-23 (FGF-23) menstimulasi fosfaturia sebagai respon fosfat overload.
Peningkatan kadar FGF-23 serum secara konsisten berhubungan dengan peningkatan kadar
fosfat serum, peningkatan fraksi eksresi fosfat urin, penurunan LFG, dan penurunan 1,25-
dihydroxyvitamin-D (5,6).
Salah satu studi potong lintang pada 74 penderita PGK mendapatkan hasil kadar FGF-
23 serum berkorelasi positif dengan fosfat serum (r=0,24,p=0,03), berkorelasi negatif dengan
klirens kreatinin (r=-0,4, P=0,001), dan berkorelasi negatif dengan fosfat urin (r=-0,15, p=0,2)
(7).
Penelitian Multi-center Chronic Renal Insufficiency Cohort memperoleh FGF-23
berkorelasi positif dengan fosfat serum (r=0,35,p<0,0001), korelasi negatif dengan LFG (r=-
0,52, p<0,0001) (8). Berdasarkan hasil tesebut menjadi dasar untuk meneliti korelasi antara
fosfat dan FGF-23 pada PGK predialisis.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui korelasi positif antara kadar fosfat dan FGF-23 pada penderita
PGK predialisis.
Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui korelasi antara fosfat dan FGF-23 pada penderita PGK predialisis
dapat memberikan kontribusi ilmiah berkaitan dengan dengan peran FGF-23 dan fosfat serum
pada patogenesis PGK.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ialah terdapat korelasi positif antara fosfat dan FGF-23 pada
penderita PGK predialisis.
Metode Penelitian
Penelitian berupa studi observasional dengan pendekatan potong lintang analitik
terhadap penderita PGK predialisis. Populasi target adalah semua pasien PGK predialisis
dewasa (18-65 tahun). Populasi terjangkau adalah semua pasien PGK predialisis dewasa
rawat inap maupun rawat jalan poliklinik penyakit dalam RSUP Sanglah, Denpasar pada
bulan Oktober 2014-April 2015. Penyakit ginjal kronis predialisis adalah pasien PGK stadium
1 sampai 5 (LFG ≥90 ml/menit - <15 ml/menit) yang belum memerlukan/belum pernah
dialisis dalam penanganannya (15). Pada penelitian ini, pasien tersebut memiliki LFG 89-15
mL/menit (stadium 2,3, dan 4). Fosfat urin adalah kadar fosfat yang dieksresikan melalui urin
dengan mengumpulkan urin selama 24 jam (12). Fosfat serum adalah kadar fosfat dalam
darah yang diukur dengan metode molibdate UV menggunakan reagen fosfat dinyatakan
dalam satuan mg/dL (11). Fibroblast growth factor-23 (FGF-23) adalah protein dengan berat
molekul 32-kDa berperan pada regulasi fosfat dan calcitriol (3,13,14).
Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah secara consecutive sampling, yaitu
dengan mengikutsertakan semua penderita PGK predialisis yang memenuhi kriteria sebagai
sampel hingga mencapai jumlah yang direncanakan. Kriteria inklusi yaitu pasien PGK
predialisis tanpa memandang etiologinya, berusia 18–65 tahun baik pria maupun wanita dan
bersedia ikut serta dengan menandatangani informed consent. Kriteria ekslusi yaitu pasien
PGK predialisis yang sedang mendapat terapi vitamin D (analog), sedang mendapat terapi
pengikat fosfat, sedang mendapat terapi calcimimetic, dengan penyakit sindrom malabsorpsi,
dan dengan penyakit keganasan.
Penderita yang memenuhi syarat kemudian diberi penjelasan tentang penelitian ini dan
dimintakan kesediaannya untuk berpartisipasi dengan menandatangani lembar persetujuan
( )
( Zα + Zβ) 2
¿ +3
atau informed consent. Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus: 1+r ,
0,5 ln [ ]
1−r
dimana n = jumlah sampel minimal yang diperkirakan, Zα = kesalahan tipe I, Zβ = kesalahan
tipe II, dan r = koefisien korelasi, maka dengan kesalahan tipe I sebesar 5% (Zα=1,960),
kesalahan tipe II sebesar 80% (Zβ=0,842), dan r sebesar 0,32 (asumsi peneliti), didapatkan
jumlah sampel minimal sebesar 75 orang.
Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dan rekam medis yang dipakai untuk
mendapatkan data-data tentang faktor demografi, etiologi penyakit, penyakit penyerta, data
laboratorium, dan terapi pasien. Fibroblast Growth Factor-23 diperiksa dengan menggunakan
metode ELISA menggunakan kit Human FGF-23 (C-term) ELISA, Immunotopics. Fosfat
serum diperiksa dengan alat Cobas 501 dari Roche, dengan metode molibdate UV. Fosfat urin
diperiksa dengan mengumpulkan urin selama 24 jam, pengukuran dengan metode 2 Point
End, kit PHOS2, phosphate (Inaorganic) ver.2, dinyatakan dengan satuan mg/dL (11).
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan perangkat komputer dimana korelasi
antara kadar serum FGF-23 dan fosfat dianalisis dengan korelasi Spearman. Nilai kemaknaan
yang digunakan ialah 0,05, yaitu bila didapatkan nilai p kurang dari 0,05 maka korelasi yang
didapatkan dikatakan bermakna.
Hasil Penelitian
Selama bulan Oktober 2014-April 2015, didapatkan 75 sampel PGK predialisis yang
memenuhi kriteria dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Karakteristik sampel
tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik data subjek penelitian
Variabel Hasil
Jenis kelamin (jumlah (%))
Pria 54 (72%)
Wanita 21 (28%)
Umur (tahun) (rerata) 50±10,8
IMT (kg/m2) (rerata) 23,51±3,3
Hipertensi 37 (49,3%)
Diabetes melitus 30 (40%)
Hb (g/dL) (rerata) 11,49±3,08
Etiologi PGK (jumlah (%))
Pyelonefritis kronis 14 (18,7%)
Glomerulonefritis kronis 2 (2,7%)
Nefrosklerosis 4 (5,3%)
Penyakit ginjal diabetes 28 (37,3%)
Nefropati obstruktif 24 (32%)
Nefropati urat 3 (4%)
Fosfat serum (mg/dL) (rerata) 3,48 ± 0,86
Fosfat urin (mg/dl) (median (min-maks)) 500 (100-1300)
Kreatinin serum (mg/dL) (median (min-maks)) 1,52 (0,58-4,13)
LFG (ml/menit) (rerata) 50,1 ± 20
FGF-23 (RU/ml) (median (min-maks)) 108,7 (13,6-1226,2)
Stadium PGK
Stadium 2 19 (25,3%)
Stadium 3 43 (57,3%)
Stadium 4 13 (17,3%)
PGK: penyakit Ginjal Kronis, IMT: Indeks Massa Tubuh, LFG: Laju Filtrasi Glomerulus
Pada penelitian didapatkan fosfat serum didapatkan rerata 3,48± 0,86 mg/dL. FGF-23
dengan median 108,7 (13,6-1226,2) RU/ml. Fosfat urin dengan median 500 (100-1300
mg/dL). Analisis korelasi dengan uji korelasi Spearman, ditemukan korelasi positif lemah
antara FGF-23 dengan fosfat serum (r=0,252;p<0,05), korelasi positif sedang antara FGF-23
dengan fosfat urin (r=0,44, p<0,001). Kadar FGF-23 pada PGK stadium 2-4 semakin tinggi
yaitu 129,51±238,5 RU/mL; 203,2±272,96 RU/mL; 424,24±432,73 RU/mL (Tabel 2).
Korelasi r p
FGF-23 dan fosfat serum 0,252 0,029
FGF-23 dan fosfat urin 0,440 0,001
Daftar Pustaka
1. Shimada T, Mizutani S, Muto T, et al. Cloning and characterization of FGF23 as a
causative factor of tumor-induced osteomalacia. Proc Natl Acad Sci USA.
2001;98:6500-5.
2. Tonelli M, Sacks F, Pfeffer M, et al, Relation between serum phosphate level and
cardiovascular event rate in people with coronary disease.
Circulation.2005;112:2627-33
3. Wahl P, Wolf M. FGF23 in Chronic Kidney Disease. Endocrine FGFs and Klothos,
ed Makoto Kuro-o. Landes Bioscience and Springer Science.2012;p.102-125.
8. Isakova T, Wahl P, Vargas G dkk. FGF23, PTH and phosphorus metabolism in the
chrpinic renal insufficiency cohort. Kindey Int.2011;79(12):1370-1378.
9. Dominguez JR, Shlipak MG, Whooley MA, dkk. Fractional excretion of phosphorus
Modifies the association between fibroblast growth factor-23 and outcomes. J Am
Soc Nephrol.2013;24(4):647-654.
11. Cobas. 2010. PHOS2 Phosphate (Inorganic) ver.2. Roche/Hitachi Cobas Systems
Information, Roche Diagnostics, Indianapolis
13. Komaba H, Fukagawa M. 2012. The role of FGF23 in CKD - with or without Klotho.
Natures Review Nephrology, 8:484-490.
14. Mirza MAI. 2010. “The role of fibroblast growth factor-23 in chronic kidney disease-
mineral and bone disorder” (tesis). Sweden: Uppsala University
15. Ravani P, Maas R, Malberti F dkk. 2013. Homoarginine and Mortality in Pre-Dialysis
Chronic Kidney Disease (CKD) Patients. PLOS ONE, 8(9):1-6.