Anda di halaman 1dari 10

Asuhan Sayang Ibu

Dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi


gangguan emosional serta pengalaman selama
proses persalinan bagi ibu dan juga
keluarganya.
Prinsip-prinsip Asuhan Sayang Ibu
Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan
bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama
persalinan dan kelahiran bayi.
Menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau
anggota keluarganya.
Menganjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir
dan memberikan dukungannya.
Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan
dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan.
Siap dengan rencana rujukan.
Kegiatan Asuhan Sayang Ibu

Pemberian
Dukungan Pengaturan
cairan dan
emosional posisi
nutrisi

Pencegahan
Kamar mandi
infeksi
Dukungan Emosional
Menganjurkan anggota keluarga termasuk suami untuk
berperan aktif dalam mendampingi ibu selama persalinan
dan proses kelahiran bayinya.

Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk:


Membesarkan hati dan memberi pujian kepada ibu.
Membantu ibu bernafas secara benar pada saat
kontraksi.
Memberi perlakuan yang membuat ibu merasa
nyaman dan tenang seperti memijat punggung,
menyeka muka dengan air hangat dsb.
Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
Pengaturan Posisi
Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang
nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi
Menganjurkan suami dan pendamping lainnya untuk
membantu ibu berganti posisi.
Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring
miring atau merangkak.
Membantu ibu untuk sering berganti posisi selama
persalinan.
Memberitahukan kepada ibu untuk tidak berbaring
telentang lebih dari 10 menit.
Pemberian Cairan dan Nutrisi
Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten
persalinan tetapi setelah memasuki fase aktif, mereka
hanya ingin mengkonsumsi cairan saja.
Menganjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan
ringan dan minum air) selama persalinan dan proses
kelahiran bayi.
Menganjurkan agar anggota keluarga sesering mungkin
menawarkan minum dan makanan ringan selama proses
persalinan.
Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan
memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa
memperlambat kontraksi dan/atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur
dan kurang efektif.
Penggunaan Kamar Mandi secara Teratur
Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
secara rutin selama persalinan.
Ibu harus berkemih sedikitnya setiap 2 jam, atau lebih
sering jika ibu merasa ingin berkemih atau jika kandung
kemih terasa penuh.
Memeriksa kandung kemih sebelum memeriksa denyut
jantung janin (amati atau lakukan palpasi tepat di atas
simfisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih
penuh).
Anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih di kamar mandi.
Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan
wadah urin.
Menghindari terjadinya kandung kemih yang penuh. Kandung kemih
yang penuh berpotensi untuk:
Memperlambat turunnya janin dan mengganggu kemajuan persalinan
Menyebabkan ibu tidak nyaman
Meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan yang disebabkan
oleh atonia uteri
Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Tidak dianjurkan untuk kateterisasi kandung kemih selama
persalinan berlangsung karna dapat menimbulkan nyeri dan
meningkatkan risiko infeksi.
Menganjurkan ibu untuk buang air besar jika perlu. Sebelumnya
lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan jika hal ini bukan
gejala persalinan kala 2.
Jangan melakukan klisma secara rutin selama persalinan karna akan
meningkatkan jumlah tinja yang keluar selama persalinan kala 2.
Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan keterampilan untuk
melaksanakan prosedur pencegahan infeksi secara baik dan benar juga
dapat melindungi penolong persalinan terhadap risiko infeksi.
Menjaga lingkungan tetap bersih untuk mewujudkan persalinan
yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya.
Menganjurkan ibu untuk mandi pada saat awal persalinan dan
pastikan ibu memakai pakaian yang bersih.
Cuci tangan sesering mungkin, gunakan peralatan steril atau
disinfeksi tingkat tinggi dan gunakan sarung tangan saat diperlukan.
Anjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka sebelum
dan setelah melakukan kontak dengan ibu dan/atau bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai