Anda di halaman 1dari 58

1

FOTO THORAK
Radio-Anatomy

Superposisi dengan
Trakea
m. sternokleido-
mastoideus

Klavikula
Superior vena
cava Arkus Aorta
Hilus
Trunkus Pulmonal

Ventrikel Corakan vaskuler


kanan (dibedakan dengan
fibrosis, dengan
Atrium kanan mengikuti percabangan-
nya atau dikotom
diafragma
Udara gaster

Sinus costo-
diafragma

Ventrikel Kiri

1
2

Anatomi Foto Lateral

Arkus aorta
Retrosternal air
space Arteri pulmonal
kiri
Bronkus kanan
Trunkus Pulmonal

Bronkus kiri

Retro cardial
air space

diafragma

Syarat Foto Torak Layak Baca


1. Identitas pasien dan marker
2. Jenis foto yang rutin untuk foto thorak adalah PA.
3. Inspirasi cukup
Tampak iga posterior sampai iga 10; dan iga anterior tampak sampai iga ke 7
4. Simetrisitas foto

2
3

Jarak antara artikulasio Sternoklavikularis dengan prosesus siponus kiri dan kanan
sama.

5. Densitas foto
Diskus intervertebralis terlihat 5 buah dari superior.
6. Tidak ada overlapping dengan skapula.

3
4

Caput

Art. Distal Inter-Phalang

Art. Proximal Inter-Phalang

Basis
Art. MetaCarpo-Phalangeal

Metakarpal
Caput metacarpal

Art. Carpo Metakarpal Sesamoid

Trapezium Basis Metacarpal

Hamatum
Trapezoid
Triquetrum

Art. Radiocarpal
Capitatum Art. Radio-Ulnar

Styloid Ulna
Lunatum

Schapoid Styloid Radius

Distal radius
Distal Ulna

4
5

Art. Distal Inter-


Phalang

Art. Proximal
Inter-Phalang

Art. MetaCarpo-
Phalangeal

Art. Carpo-
Metacarpal

Sesamoid
Hamatum

Trapezium Capitatum

Schapoid Art. Radio Carpal

Art. Radio-Ulnar

Triquetrum

Trapezoid Lunatum Psiform

5
6

Art. Metacarpo-Phalangeal

Caput Metacarpal

Basis Metacarpal

Art. Carpo-Metacarpal
Trapezium
Hamatum

Art. Radiocarpal
Trapezoid

Art. Radioulnar
Capitatum
Styloid Ulna

Triquetrum

Psiform

Schapoid Lunatum

6
AP-VIEW OF SCAPULA 7

Art. Akromio-
Klavikularis
Akromion
Klavikula
Proc.
Corochoid Art. glenohumeri

Caput spina
Humeri
Margo
Superior

Margo Margo
lateral Medial

7
8

AP-VIEW SHOULDER

Art. Akromio-
klavikularis
Klavikula
Proc. Corachoid

Fossa Gleinodales

Glenoid Labrum

Fossa
Klavikula gleinodales
Tuberositas
minor Caput
AKROMI humerus
ON Surgical
neck

Lateral view

humerus

Caput radius

Fossa olekranon
Proc.
capitellum
coronoid
Proc.
olecranon
trhoclea

8
AP-VIEW
9

klavikula Caput hemerus

akromion Tuberosita minor

Tuberositas mayor

humerus

Epicondilus medial

Epicondilus lateral
Fossa Olecranon

throclea olecranon

radius ulna

throclea

humerus
Epicondylus medial

Fossa olekranon
Epicondilus lateral

Art.humeroulnar
Art. humeroradial
Proc. coronoid

olekranon

9
10
LAT-VIEW

Epikondilus medial
Fossa coronoid

Proc.coronoid
Epicondilus lateral

Art. Humero-ulnar
olecranon

capitatum
psiform
triquetrum schapoid

lunatum

Art. radiocarpal

Art. carpoulnar

Art. humeroradial capitellum

Epikondilus medial
Art. humeroulnar

Basis radius

Epicondilus lateral
Fossa olecranon

AP-VIEW

10
11

SIAS Art. sacroiliaka

Sacrum
Spina iliaka anterior inferior
Roof acetobulum
Acetubular convecsity
Ramus pubic superior

Trocanter mayor
Foramen obturatoar

Femoral neck
Trokanter minor
Ischial tuberosity
femur

Epikondilus medial

Epikondilus lateral patella

Kondilus lateral Kondilus medial

Eminensia interkondiler
Eminensia medial
interkondiler lateral

Epifisis plate
tibia
Caput fibula
fibula

11
Lateral view 12

patella

Ligamentum patellar Kondilus lateral

Eminensia interkondiler
Tibeal plateu

Tuberositas tibia
Caput fibula

tibia

12
13

Kondilus medial
Kondilus lateral

Kondilus lateral tibia Eminensia interkondiler

Kondilus medial tibia

tibia

fibula

Maleolus medial
Maleolus lateral

talus

Art. talocruris

13
Lat-view of talocruris 14

fibula tibia

Talus Proc.med.talus

Neck of talus Proc. Lat. talus

navicular
calaneus

cuboid

14
15

Distal phalang
DIP

Distal interphalang
Medial phalang

PIP

Art. metatarsophalngeal

sesamoid
Basis metatarsal

Art. tarsometatarsal

Cueneform medial Cueneform intermedial

navicular Cueneform lateral

Talus cuboid

Malailus lateral

15
16

kalkaneus

fibula Art. thalocruris

Art.calcaneocuboid
Tibia cuboid

Art. talocalcaneusnavicular
navicular

Cueneform medial
Art. cuneonavicular
Art. tarsometatarsal

Art.tarsometatarsal

16
17

sphenoid
Sinus frontalis

Inominata line Sela tursika

Canalis auditorius
internus Sinus ethmoidali
Septum nasi ant.

Sinus maxilaris Cavum nasi

Occipito-frontal view of paranasal sinus

17
18

Satura sagitalis

Sinus frontalis

sphenoid
Sinus ethmoidalis
Proc.mastodeus

Septum nasal &


Sinus maxilaris os.nasal inferior

Protuberensia mentalis

Postero-anterior of cranial

18
19

Arcus ant. atlas

Arcus post.atlas

Proc. spinosus
Foramen
intervertebralis
Proc.tranversusus

Diskus Fasies articularis sup.


intervertebralis

Fasies articularis inf.

19
20

Crista iliaka

Art. Sacro iliaka


sias
sacrum

Spina iliaka
bladder posterior superior

coxic
Spina iliaka
psterior inferior
Simfisis os. pubis

Ischial tuberosity

Foramen obturatoar Ramus pubis inferior

Posisi obliq
Posisi lateral

Corpus vertebra

Foramen intervertebra

Proc. spinosus

Proc. tranversus

Diskus
intervertebralis

pedikel
promontorium

20
21

pedikel

Psoas line
Proc.spinosus

Facies articularis

Proc. tranversus

Art. sacroiliaka

sacrum

21
Intravena pyelografi 22

Pool atas ginjal

Calyces superior

Calyces medial
Pool bawah ginjal

Calyces inferior
ureter

Pelvis renalis

Distal ureter

Vesika urinaria

Thorakal 12

Lumbal I

renal
Psoas line

Pre peritoneal fat

ilium

sacrum

22
23

23
24

BACA FOTO POLOS ABDOMEN

Posisi rutin untuk foto poos abdomen adalah posisi supine dan left lateral dekubitus.

Hal-hal yang dinilai:

1. Preperitoneal fat line


Menghilang pada peritonitis/ asites
2. Distribusi udara didalam usus
Menilai distribusi udara dalam usus mulai dari gaster sampai ke rektum. Jiak sampai ke
rektum maka alirannya bagus.
3. Apakah ada distensi usus
Haustra
Haustra merupakan tanda untuk distensi kolon.
Hearing bone appearance merupakan tanda untuk distensi usus halus
4. Pada foto LLD liat apakah ada air fluid level
Air fluid level merupakan gambaran dari batas udara dengan cairan. Air fluid level
menandakan adanya suatu obstruksi usus.
5. Apakah ada udara bebas.
Pada posisi supine kita nilai di para umbilikus .

Ekpertise:

Pada foto disamping nilai: Distribusi udara dinilai dari


gaster sampai ke rektum
Preperitoneal fat line jelas
Tampak distribusi udara
usus mulai dari gaster
sampai ke rektum
Distensi usus tidak ada
Tidak tampak air fluid level Pre-peritoneal fat line
Tidak tampak udara bebas
usus.
Kesan : dalam batas normal

Beberapa kelainan pada foto polos abdomen

24
25

Ileus obstuktif
Gambaran khas :
Ada gambaran air fluid level dengan pola step leader (bertingkat).dinilai pada foto
LLD. Jika masi terlihat distribusi udara dalm rektum disebut sebagai ileus
obstuktif parsial. Dan jika tidak tampak udara sampai ke rektum berarti ileus
obstruktif total.

Hearing bone
appearance

Air fluid level


betingkat

Ekpertise :Pre peritonial fat line jelas

Distribusi udara usus tidak merata


Tampak pelebaran usus dengan hearing bone appearance
Tampak air fluid level bertingkat(step leader)
Tidak tampak gambaran udara bebas di intra peritoneal
Kesan: ileus obstruktif total letak tinggi.

25
26

Ileus paralitik

Gambaran khas untu ileus paralitik adalah gambaran air fluid level yag panjang-panjang dan
sejajar.

Pada ileus paralitik .

preperitoneal fat tidak


tampak jelas.
Distribusi udara
diseluruh bagian usus
Distensi diseluruh
bagian usus
Air fluid level sejajar
dan panjang-panjang

Baca foto BNO (Bulk, nier, oberzicht)

Persiapan sebelum BNO

Pasien di puasakan terlebih dahulu sebelum dilakukan foto untuk mengosongkan


isi usus dari feses sehingga tidak menghalangi dari kontur ginjal.
Dapat diberikan 2 tablet dulcolax pada malam hari sebelum dilakukan
pemeriksaan BNO
Kemudian pasien dipuasakan pada malam hari sebelum pemeriksaan

Syarat Foto BNO :

Identitas pasien
Diafragma dan simfisis pubis harus terlihat
Dinding perut harus terlhat.

26
27

Hal-hal yang dinilai dalan Foto BNO.

Pre-peritoneal fat line


Pre-peritoneal fat line merupakan jaringan lemak yang memberikan bayang radilusent di
bagian lateral abdomen, yang berjalan dari atas ke bawah sepanjang dinding abdomen
tersebut.
PSOAS line
Merupakan bayanag opak yang dibentuk oleh Musculus PSOAS. Dari thorakal 12 samapi
ke art. sacroiliaka. Keperluannya adalah untuk menilai reaksi / proses retro peritoneal.

Kontur ginjal.
Tampak jelas bila persiapan BNO dilakukan dengan benar.
Batas kontur ginjal adalah: pool atas setinggi TH 12 dan Pool bawah setinggi L3. Dimana
ginjal kanan lebih rentah kira-kira 1 corpus vertebre dari ginjal kiri.

Bayangan opak disepanjang traktus urinarius.


Untuk menilai adanya batu.

PSOAS line

Bayangan
opak

Ekpertise

Pre-peritoneal fat line jelas


Psoas line jelas
Kontur kedua ginjal jelas 27
Tampak bayang Opak di proyeksi ginjal kiri/tampak batu opak diproyeksi ginjal
kiri.
K/ Nerfrolitiasis Sinistra.
28

BACA FOTO IVP

Fungsi dari IVP adalah ubtuk menilai anatomi fungsi ginjal serta menili apakah ada batu
atau tidak sepanjang traktus urinarius bila tidak tampak pada pemeriksaan BNO.
PERSIAPAN
Sama dengan BNO
Kadar ureum < 60 dan kreatinin < 2
Skin test zat kontras.

Hal-hal yang dinilai

5 pertama: fungsi sekresi dan ekresi ginjal. Fungsi sekresi dikatan baik apabila tampak
kontur ginjal dengan jelas karena nefro-nefron ginjal terisi kontras dengan baik. Dan fungsi
ekresi ginjal dikatan baik apbila kontras telah mengisi sintem pelvicalices. Namun dalam
ekpertise belum boleh dikatakn baik karena pada dasarnya fungsi sekresi dan ekresi ginjal
haruslah sampai ke uretra. Kemudian nilai apakah ada pelebaran dari calices dan
bandingkan antara kanan dan kiri.
15: menilai drainase ureter: apakah kedua ureter telah terisi kontras dan sebagian vesika
urinaria juga terisi kontras. Kemudian juga dinilai bentuk kalices apakah ada pelebaran.
Normalnya berbentuk cuping. Derajat pembesaran calices ada 4 grade :
o Grade 1 : mendatar(flatering)
o Grade 2 : tumpul (blunting)
o Grade 3 : bulging
o Grade 4 : balloning
30 : menilai vesika urinaria : seluruh vesika urinaria telah terisi kontras dan dinilai
apakah ada :
o Filling defek : untuk menilai apakah ada bagian VU yang tidak terisi oleh kontras,
untuk menilai apakah ada masa di buli-buli.
o Additional shadow : kelaianan organ yang menyebabkan permukaan organ
bertambah dan kontras mengisi permukaan tersebut. Seperti diverticulosis.
o Indentasi : kontras terisi keseluruh buli-buli namun terlihat bayangan suram yang
merupakan penekanan masa diluar organ.
Post voiding (PV) : menilai residu urine. Normalnya residu urine minimal.

BNO rutin dilakukan sebelum IVP.

28
29

Contoh ekpertise :

5 m pertama: fungsi sekresi dan ekresi ginjal tampak pada 5 menit pertama. Sistem
pelvikocalices tidak melebar.
15 menit kedua : tampak kontras mengisi kedua ureter dan sebagian vesika urinaria. Tidak
tampak pelebaran dari calices.
30 menit ketiga : tampak kontras mengisi seluruh vesika urinaria. Tidak tampak filling
defek, additional shadow.
PV : Residu Urine Minimal
K/ Fungsi sekresi dan ekresi kedua ginjal dalam batas normal.

29
30

BACA FOTO VERTEBRA LUMBO SAKRAL


Yang dinilai dalam foto lumbo sakral adalah:
Alignment : kesegarisan : ditarik garis lurus di posterior pada foto lateral. Untuk menilai
apakah ada pergeseran/listhesis.
Derajat listhesis :
o Derajat 1 : < korpus
o Derajat 2 : - korpus
o Derajat 3 : - korpus
o Derajat 4 : > 1 korpus
Bone : nilai densitas dari tulang. Kemudian apakah ada lesi litik maupun lesi blastik,
osteoporosis dan osteofit . Nyatakan dimana lokasinya.
Pedikel intake atau tidak.
Nilai diskus intervertebralis pakah terdapat penyempitan atau pelebaran. Menyempit pada
spondilitis dan melebar pada fraktur kompresi
Nilai jaringan lunak para vertebralis apakah ada soft tissue swelling.

Foto normal

Ekpertise:

Alignment segaris/selaras
Densitas tulang normal, tidak
tampak lesi litik, lesi blastik,
osteofit dan osteoporosis.
Pedikel intake
Diskus intervertebralis tidak
menyempit.
Soft tissue swelling para
vertebralis (-)
Keasan : foto vertebra lumbo-
sakral tidak tampak kelainan.

Spondilosis : hanya osteofot saja tanpa adanya penyempitan sela sendi

Spondilo atrhrosis : osteofit disertai dengan penyempitan sela sendi.

30
31

BACA FOTO CERVICAL

hal-hal yangd dinilai dalam foto servical

Alignment : kesegarisan, dinilai pada posterior corpus vertebra.


Tulang sevical : densitas tulang apakah ada osteofit, osteoporosis, lesi litik, lesi blastik.dan
fraktur
Diskus intervertebralis apakah ada penyempitan
Foramen intervertebralis apakah ada penyempitan
Ligamentum nuchae, lihat apakah ada kalsifikasi.
Ekpertise :

Alignment segaris
Corpus vertebra baik
Diskus intervertebralis tidak
menyempit.
Foramen intervertebralis
tidak menyempit
Tampak osteofit minimal
Tidak tampak kalsifikasi
ligamentum nuchea

K/ spondiloarthrosis cervikalis.

31
32

32
33

TUMOR PADA TULANG

GIANT CELL TUMOR

Tampak lesi litik/lusen di


proximal tibia dengan batas
tidak tegas,tepi ireguler
bersepta-septa seperti
gambaran busa sabun(soap
buble appearance)

EWING SARKOMA

Tampak gambaran radiolusent


didaerah diafisis tulang
panjang.

Terjadi dektruksi yang berawal


dari medula dan berlanjut ke
korteks.

Reaksi perostial (+) dengan


gambaran seperti kulit
bawang(onion peel
appearance)

33
34

OSTEOKONDROMA(jinak)

Tampak penonjolan tulang di metafise


dengan korteks dan spongiosa normal.
Cauli flower appearance

Osteosarkoma

Tampak daerah
radiolusen berbatas tidak
tegas, tampak dektruksi
tulang yang bermula dari
medulla, reaksi periosteal
(+) sun burst apparane.
Sun burs apparance
Nb: reaksi periosteal dini
berupa gambaran garis-
garis tegak lurus pada
Codman triangel tulang(sun ray
appearance). Pada
stadium lajut akan
tampakdektruksi korteks
yang meluas dan sisa
reaksi periosteal akan
membentuk seperti
segita(codman tiangel)

34
35

OSTEOMYELITIS

Tampak lesi litik dan blastik


Dektuksi tulang caput hemerus dengan reaksi
periosteal (+)

Bayangan opak dikelilingi bayang


lusen di 1/3 proximal hemerus
(sekuester)

Ekpertise :

Tampak destruksi tulang pada caput hemerus


Tampak lesi litik dan lesi blastik di 1/3 proximal hemeri dengan
reaksi periosteal(+)
Tampak bayagan opak yang dikelilingi bayangan
lusent.(sekuester)
Tampak penebalan pada tulang
Spft tissue swelling (+)

Kesan/ osteomylitis humerus dextra.

35
36

OSTEOARTHRITIS

DISTRUBUSI TERSERING

GAMBARAN RADIOLOGIS:

Celah sendi menyempit tidak teratur


Sklerosis dibawah permukan sendi (lebih opak)
Osteofit
Dapat terbentuk kista subartikuler

36
37

Tampak osteofit di distal inter


phalang, proximal interphalang
dan carpometacarpal 1.
Celah sendi menyempit tidak
tertur pada sendi PIP & DIP.
Tampak skeloris dibawah
permukaan sendi(lebih opak)

k/ osteoarthritis manus sinistra

Ekpertise art.genu dex-sin:

Tampak osteofit pada os.


Patella emenensia
interkondilaris, kondilus
lateral tibia,kondilus lateralis
femur,kondilus medial tibia
et femur, kanan dan kiri.
Celah sendi medial
menyempit dan terdapat
sklerosis dibawah permukaan
sendi.
Kesan/ OA genu bilateral.

37
38

Perbedaan antara RA dan OA :

Telihat pada RA (A) penyempitan


sela sendi terjadi secara simetris
dan pada OA tidak.

Namun secara klinis keduanya


sangant berbeda karena RA
merupakan penyakit aoutoimun
yang bermanifestasi pada intra
dan ektra artikular.

Gambaran radiologis pada RA

Penyempitan sela sendi secara simetris dan teratur


Osteoporosis juxtaarticular yaitu densitas tulang sekitar sendi seperti gambaran
osteoporosis
Psedokista diantara trabekula yang kasar(gambarannya lusen)
Erosi pinggir sendi dan erosi tulang
Soft tissue swelling
Dapat terjadi luksasi
o Swan neck deformity yaitu PIP Hyperektensi DIP Flexi
o Boutunnire deformity Yaitu MCP flexi digiti 1 DIP ektensi digiti 1 manus

Ekpertise: manus AP.

Tampak pennyempitan sela sendi


yang simetris
Osteoporosis justaxarticular dengan
trabekula yang kasar
Psudokista (lusen)di antara trabekula
yang kasar
Erosi pinggir sendi an tulang(+)
Soft tissue swelling (+)

k/ RA MANUS

38
39

ATHRITIS GOUT

GAMBARAN RADIOLOGIS

Tampak dektruksi tulang dan sendi


Soft tissu swelling
Penyempitan sela sendi
Punched out lession (gambaran bulat lusen)
Tofus.
Acut gout dengan soft tissue swelling(+)
dan penyempitan sela sendi yang
simetris.

Kronik gout
dengan tofus(+)

Tofi intra
osseus

Punched out Dektruksi tulang

Endoscopic retrograde cholangiopancreatography(ERCP)

39
40

ERCP merupakan metode pemeriksaan untuk menilai batu empudu, peradangan maupun tumor di
duktus cystikus, pankreatikus ataupun hepatikus dan duktus biliaris. Pemeriksaan dilakukan
dengan endoskopi dan menyuntikkan langsung zat kontras melalui ampula vater. Pemeriksaan
dilakukan dalam general anestesia.

Duktus hepatikus dektra

Duktus hepatikus sinistra

Duktus hepatikus

Duktus Cystikus

Duktus coledukus/biliaris

Papila vater

Fundus vesika falea


Corpus VF

Duktus asesorius

Duktus pankreatikus

40
41

BARIUM MEAL

Kontras di minum(bubur barium)

Setiap organ berlumen yang di isi kontras hal-hal yang penting untuk dinilai adalah?

1. Fase pengisian(full filling)


Fiiling defek
Defek pengisian karena adanya tumor didalam lumen tersebut

Filling defek- akibat adanya


masa didalam lumen esofagus

Additional shadow
Additional shadow
akibat sutu diverticula

Penyempian
lumen(rat tail)

Indentasi merupakan gambaran penekan masa yang bersal dari luar lumen sehingg
akan tampak bayangan yang suram.
Nilai apakah ada penyempitan lumen
Misalnya pada achalasia esofagus dimana distal menyempit dan proximal
melebar(rat tail)

2. Fase pengosongan unutk menilai mukosa dari lumen tersebut. Apakah mukosa reguler atau
ireguler.

41
42

Gambaran erosi pada mukosa yang terjadi secara


difus sehingga mukosa tidak lagi
reguler..(gastritis erosif)

BARIUM ENEMA
Pemeriksaan single kontras
Dilakukan hanya dengan memasukkan kontras ke dalam lumen melalui anus dan kemudian
dilkukan foto.
Double kontras
Persiapan pemeriksaaan.
Syarat utama dalam pemeriksaa kontras ganda adalah bahwa kolon harus bebas
dari kotoran, maka harus dilkukan hal-hal sebagai berikut: merubah pola makan
penderita(low residu), minum sebanyak-banyaknya, pemberian pencahar.

Cara pemeriksaan:

Media kontras
Yang biasa digunakan adalah barium dengan konsentrasi 70-80 W/V. dan banyak
larutan umumnya berkisar antara 600-800 ml.
Teknik pemeriksaan
o Tahap pengisian
Pengisian kolon dengan kontras dan dikatakan cukup apabila telah
mencapaiflexura lienalis atau pertengahan kolon tranversum.
o Tahap pelapisan
Ditunggu 1-2 menit untuk memberi kesempatan kontras melapisi seluruh
mukosa dari kolon
o Tahap pengosongan
Setelah diyakini seluruh mukosa kolon terisi dengan sempurna maka sisa
larutan barium dalam lumen kolon perlu dibuang sebanyak2 nya dengan
cara memiringkan ke kiri dan menegakkan meja.
o Tahap pengembangan
Dlakuakan pemmpaan udara ke dalam lumen kolon dan jangan sampai
terjadi overdistension
o Tahap pemotretan
Setelah seluruh kolon mengembang secara sempurna dilakukan
pemotretan diakukan dalam spot view(bagian2 tertentu saja ) dan
keseluruha kolon.

42
43

Haustra akan terlihat


FOTO NORMAL sepanjang kolon normal
POSISI RIGHT POSTERIOR OBLIQ
FOTO ANTER0-POSTERIOR

Flexura Flexura lienali


hepatika

Asending
kolon

Kolon
desending
sigmoid

Katup ileosaekal apendik

Kaliber kolon berubah secra Mukosa kolon yang tampak sebagai garis
perlahan mulai dari sekum tipis halus dan melingkar teratur yang
8,5 cm sigmoid 2,5 cm dinamakan linea iluminata

43
44

Ekpertise:

Colon in loop; tampak kontras mengisi rektum,colon sigmoid, colon desenden, colon
tranversum, colon asenden saekum dan reluk ke ileum terminalis
Full barium: kaliber,dinding dan haustrasi kolon normal, tidak tampak filling defek, tidak tampak
additional shadow,tidak tampak indentasi,tidak tampak penyempitan lumen.
KEGANASAN PADA: mukosa
Double kontras KOLONdan dinding kolon dalam batas normal
K/ colon in loop dalam batas normal

Ekpertise colon in loop pada ca colon

Colon in loop
Tampak kontras mengisi rektum, colon
sigmoid,colon desenden,colon tranversum,
colon asenden, caekum dan ileun terminalis.

Ful Ba :

Tampak filling defek berdinding ireguler


membentuk gambaran apple core pada 1/3
proximal kolon desenden.
Besar bentuk dan posisi kolon lain dalam batas
normal

Filling defect Double contras


gambaran apple core
Tampak mukosa berdinding ireguler pada 1/3
proximal kolon desenden
Tampak filling defek dengan gambaran apple
core di 1/3 proximal kolon deseden

K/ Ca Colon 1/3 Proximal kolon desenden.

44
45

APENDIKOGRAM

Persiapan:

Buat foto polos abdomen dengan persiapan seperti BNO.


Minum barium 200 cc dan 3 jam kemudian boleh makan
24 jam kemudian foto apendikografi posisi supine dan prone
Normalnya kontras akan masuk pada apendik.

Yang dinilai :

Apendik terisi kontras atau tidak


Kaliber apendik apakah ada sebagian yang mengecil
Mukosa apakah ireguler
Mobilitas (eks: terfiksir)

Contoh :

Apendik tak teris


kontras

Ekpertise apendikogram :

Plain foto ; tidak tampak kelainan

Apendikogram :

Tampak apendik tidak terisi oleh kontras

K/ non Visualisasi apendik.

Contoh ekpertise apendisitis kronik


45
46

Plain foto : tidak tampak kelainan

Apendikogram :

Tampak apendik terisi oleh kontras dengan bentuk dan kaliber sebagian mengecil , mukosa
dan dinding ireguler.

Kesan : apendisitis kronis.

Foto cranium ap- lat

Hal-hal yang di nilai :

Soft tissue swelling


Os cranium
Dorsum sella dan sella tursika
Petrosus ridge

46
47

selatursika

Petrosus ridge
Ekpertise foto cranium posisi
AP-LAT

Ossa cranium intak


Soft tissue swelling (-)
Sella tursica dan
dorsum sella baik
k/ tak tampak kelainan
pada foto cranium

47
48

Mastoid posisi sculler

Pasien berbaring ke kiri/kanan dengan prosesus mastodeus menempel pada film. Arah sinar datang
membentuk sudut 30 derajat ke arah caudal dan sentrasi sinar ke mastoi yang diperiksa.

Gambar normal:

Telinga luar

Temporomandibula joint

Peri antral air


cell Pneumatisasi air cell

Antrum mastoid

Prosesus styloid

Perseubungan di antrum
dan periantrum sehingga
tidak tampak pneumatisasi
mastoid
Condylus mandibula

Ekspertise :

Apakah ada perselubungan di antrum/periantrum


mastoid sehingga tidak tampak pneumotisasi mastoid

Apaaakah ada dektruksi dan sklerotik tulang mastoid

Jika ada perselubungan maka kesan mastoiditis

Jika tampak sklerotik dan destruksi maka mastoiditis


dengan kolesteatom.

48
49

TEMPORO-MANDIBULA JOINT.(TMJ)

Temporomandibula joint

Proc.Kondylus mandibula

Proc. coronoid

Ramus mandibula

Angulus mandibula

Corpus mandibula

Contoh ekspertise
Sinistra:
Open mouth: Prosesus condylaris mandibula berada dalam fosa condylaris mandibula
Close mouth : prosesus condylaris mandibula berada anterior fossa kondilaris mandibula
Dextra
Open mouth : procesus kondilaris mandibula berada antero-inferior fossa kondilaris
mandibula
Close mouth : prosesus kondilaris mandibula berada lebih ke inferior fossa kondilaris
mandibula
Kesan/ Dislokasi Temporo- mandibularis junction dextra.

49
50

SINUS PARANASAL

POSISI WATER

Sinus frontalis

Sinus ethmoidalis ant.

Os. nasal

Sinus ethmoidalis posterior

Sinus maxilaris

Sinus sphenoid

mandibula

Os. zigomatikum

50
51

Ekpertise :

Tampak perselubungan pada


sinus maxilaris terutama kanan
dengan penebalan dinding
antrum, sinus lain cerah.
Septum nasi ditengah, tampak
perselubungan di cavum nasi
dengan penyempitan rongga
udara.

Kesan/ sinusitis maxilaris denagan


hipertrofi konka bilateral.

Retrograde uretrografi

bladder

Uretra pars prostatika

Uretra pars memranosa

Uretra pars cavernosa


Bulbar uretra

51
52

Ekspertise :

Kontras tmapak mengisi uretra cavernobulbosa, kontras


tidak dapat masuk ke vesika urinaria.

Tamapak ektravasasi kontras.

Kesan/ ruptur uretra.

Pembesaran jantung pada foto thorak

RAH

Batas jantung kanan lebih dari 1/3


diafragma kanan dan sudut
kardiofrenikus lancip

Pada stenosis trikuspid

LAH ;

Tampak gambaran double kontur sisi kanan


jantung, aurikel menonjol dan bronkus utama
kiri terangkat.

LATERAL VIEW: menekan esofagus ke belekang


atau kesamping .atrium kii menojol 1/3 bagian
tengah belakang

Double kontur

Jika LVH : jantung membesar ke kiri dengan apek tertanam


ke diafragma dan segmen pulmonal tidak menonjol
52
53

Segmen pulmonal menonjol

Tampak jantung memebesar kekiri dengan apek


terangkat(CTI >55) Dengan segmen pulmonal
menonjol. Double kontur super posisi dengan
certebra.

Pulmo : tampak hilus melebar dengan corakan


vaskular meningkat(kranialisasi).

Kesan : kardiomegali (RVH) denagan tanda2


bendungan paru
SPONDILITIS TB

Paling sering terjadi pada vertebra Thorako-lumbal

Tipe tipe lesi :

Tipe marginal : proses dimulai dari dekat diskus intervertebralis baik atas maupun bawah.
Tampak gambaran ektruksi tulang di depan corpus vertebre dan dapat menyebabkan gibbus.
Sangat cepat merusak diskus vertebralis
Tipe sentral : proses dimulai di tengah korpus. Abses di mulai di tengah korpus vertebra dan
lambat menyebabkan kerusakan diskus
Tipe anterior/ sup periosteal : proses di mulai dari periosteoum dan ke ligamentum longitudinal
anterior. Kerusakan diskus terjadi lambat.
Trias
Destruksi tulang
Penyempitan sela sendi
Edema paravertebra

Dektruksi korpus vertebra


lumbal 4 disertai
penyempitan diskus
intervertebralis

Ekpertise ;

Alignment selaras
Tampak dektruksi corpus vertebralis L3-4
disertai penyempiatan sela sendi dan edema
paravertebralis.
Pedikel intak 53
k/ spondilitis lumbalis
54

Soft tissue swelling /


udem para vertebral

Ekperetise:

Tampak lesi hiperdens di parieto oksipital sinistra disertai dengan perifokal udem dan
obliterasi kornu poster ventrikel lateral
Tak tampak midline shift
Sulkus dan gyrus tidak melebar.
Diffrensiasi korteks dan medula jelas
Cerebelum, pons, CPA baik
Kesan : perdarahan intra serebral parieto-oksipital sinistra

54
55

BRAIN CT-SCAN

Radio Anatomi

Distrubisi lesi isodens, hipodens maupun Hiperdens terletak di 2 area besar yaitu supra dan infra
tentorium. Tentorium serebri adalah pemisa antara serebelum dan sereblum. Di topang oleh
os.petrosum.

Ventrikel III

Os. petrosum

pons

serebelum
Ventrikel IV

Cerebeli pontis angel(CPA)

Os. Petrosum dapat dipakai sagai penanda secara anatomis apakah suatu lesi terletak di supra
ataupun infra tentorium. Jika pada slice yang tidak tampak lagi os. Petrosum maka dara tersebut
telah masuk ke supra tentorium.

Sistem Ventrikel

Ventrikel Latreal terbagi 3 kornu (tanduk) anteroir, medial dan kornu posterior. Di dikat kornu
anterior kita dapat menilai nukleus caudatus, nukleus filformis(globus palidus dan
putamen),capsula interna,capsula ekterna dan juga talamus

55
56

Nc. caudatus

Capsula eksterna
Cornu anterior
Vent. LAT

Putamen
Capsula interna

interna
globus
palidus

talamus

Sisterna (lekukan
sulcus yang besar)

Lobus otak terbagi 4 yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal dan lobus oksipital.
Penanda lobus frontal adalah di fossa anterior (depan os. Petrosum.) lobus temporal pada di tandai
dengan fisssura silfii, apabila fissura silfii tidak tampak yang kita lihat adalah lobus parietal.

medulla

korteks

Cornu posterior
Vent.Lat

Garis midline

56
57

Ekspertise CT-scan Kepala normal

Tidak tampak lesi isodens,hipodens maupun hiperdense di supra dan infra tentorium
Sulci dan giry tidak melebar
Sitem ventrikel dan sisterna tidak melebar
Differnsiasi korteks dan medulla baik
Tidak tampak midline shift
Cerebelum, pons, CPA baik.

57
58

Fran s Widodo
p

58

Anda mungkin juga menyukai