Anda di halaman 1dari 4

TRANSFUSI DARAH

Volume Oksigen dalam darah : (Hb x 1,36 x sat O2) + (pO2 x 0,003)
Oksigen untuk jaringan sangat dipengaruhi CO : (CO x Hb x 1,36 x sat O2) + (CO x PaO2 x 0,003)

CO (Cardiac Output) = SV x HR
TD = CO x tahanan perifer
Pada pasien shock tahanan perifernya pasti meningkat.

Jika TD normal (pada pasien shock) berarti CO-nya sudah .


Jika CO O2 ke jaringan berkurang.

Nilai 0,003 dapat diabaikan, kecuali pada kasus-kasus transplantasi.

Transportasi Oksigen

1. Denyut jantung
2. SV hemodilusi (darah diganti cairan 2-4 x jumlah darah)
3. SaO2 dengan memberikan terapi Oksigen dengan cara :
Nasal prong 1-3 L/mnt
Masker O2 5-6 mnt sehingga kadar udara inspirasi bisa mencapai 40%
Masker balon 8 L/mnt kadar usaha inspirasi bisa mencapai 100%
4. Hb dengan meningkatkan kadar eritrosit di sirkulasi

Komponen Darah
1. Darah Utuh (Whole Blood)
Masih lengkap komponennya
1 kantong berisi 250cc darah yang disimpan dalam suhu 40C. Tergantung umur
saat pengambilan
Dibagi atas :
Darah utuh sangat segar (< 6 jam) : masih berisi trombosit dan semua
komponen pembekuan
Darah utuh segar (< 24 jam) : mengandung trombosit dan faktor pembekuan
kecuali faktor labil
Darah utuh simpan (> 24 jam s/d 21-28 hari) :
Sering digunakan
Berisi eritrosit
Trombosit dan faktor pembekuan sudah turun jumlahnya
Albumin
2. Darah Endap (packed Red Cell)
Diberikan pada anemia kronis untuk mengharapkan keadaan yang normovolemi
Darah 250cc didapat 100-150 cc PRC
PRC mengandung eritrosit saja yang telah dipisah dari plasma
3. Darah Merah Cuci (Washed Red Cell)
PRC yang dicuci dengan NaCl fisiologis untuk menghilangkan antibodi yang
menempel pada plasma
Harus digunakan 4-6 jam setelah pembuatan
Untuk penderita yang sering mendapat transfusi
4. Trombosit
Plasma kaya trombosit/konsentrat trombosit
Dari 250 cc darah utuh didapat 50 cc plasma kaya trombosit yang hanya dapat
dijadikan sebanyak 20 cc konsentrat trombosit
1 unit plasma kaya trombosit berisi 28 milyar trombosit
Bila diberi pada penderita dengan volume darah 4000 cc akan meningkatkan
trombosit 5000/mm3
Di dalam suhu 220C disimpan agar umur bertahan 3-5 hari

5. Plasma
Plasma segar, harus diberikan dalam 6 jam
Plasma segar beku (FFP) ; disimpan dalam suhu 300C
Sering diberikan pada pasien yang mengalami gangguan pembekuan darah
Berisi semua faktor pembekuan kecuali trombosit
Plasma Biasa
Tidak mengandung faktor pembekuan/trombosit
Disimpan pada suhu 40C selama 2 bulan
Hanya mengandung protein plasma
Harga murah
6. Cryoprecipitate
Dari plasma segar plasma segar beku dicairkan 40C sentrifuge jika
disimpan pada suhu 300C akan bertahan 12 bulan
Jika dicairkan dengan suhu 40C harus diberikan dalam waktu < 6 jam
Mengandung faktor VIII c dan fibrinogen (faktor pembekuan darah)

Indikasi Transfusi
1. Darah Utuh (Whole Blood)
Pasien perdarahan dengan gejala hipovolemi
Pasien yang memerlukan kebutuhan oksigen ; sesak, mata berkunang, pusing
Jika kehilangan darah < 25 EVD biasa diberikan cairan RL sebanyak 2-4x
Jika kehilangan darah sebanyak 30-40% dari EVD biasa diberikan cairan
elektrolit + PRC atau diganti dengan darah utuh
Jika sebelumnya sudah diberikan cairan tapi penderita masih hipovolemi,
diberikan darah utuh sebanyak 1 L dalam 2-3 jam
Jika diberi lebih cepat lagi harus diperhatikan vena sentral
Pasien hipovolemi diberikan transfusi 1 L 2-3 jam, jika diberikan lebih
cepat, pantau tekanan darah sentral untuk mencegah overload
2. Darah Endap (packed Red Cell)
Pada anemia yang tidak disertai penurunan volume darah : Anemia kronis,
aplastik anemia, leubb/jam
kemia, GGK, perdarahan kronis, thalasemia
PRC 1 cc/kg BB
Dengan PRC, resiko circulatory overload dapat dihindari
3. Darah Merah Cuci (Washed Red Cell)
Penderita yang mengalami transfusi berulang
Penderita yang mengalami febris pada transfusi
anemia hemolitik, PNH

sebelumnya

Thalasemia,

4. Trombosit
Perdarahan trombositopathy
Trombositopenia (yang bukan imunologi)
Leukemia
Anemia aplastik
5. Plasma
Koreksi faktor pembeku
Koreksi defisiensi imunoglobin yang herediter
Koreksi hipovolemia karena plasma sedikit seperti pada DHF (10-20 cc/kgBB)
Pemberian plasma pada koreksi defisiensi faktor pembekuan adalah pilihan ke-2
setelah plasma konsentrat
6. Cryoprecipitate
Pada faktor VIII c DIC
Hemofili A
Afibrinogenemia

Dapat menyebabkan autotrombosit proses imunologis, pasien tidak bisa menerima


lagi trombosit o.k. rusak oleh trombosit sendiri
Pada kasus anestesi biasanya dibutuhkan Whole Blood, kecuali pasien post
operasi yang normovolemik
Hb > 8gr% diberi PRC
Jika diberikan WB harus diberi bersama diuretikum

Resiko Transfusi
1.
2.
3.
4.

Reaksi Transfusi Cepat (selama transfusi darah sampai 48 jam)


Reaksi Transfusi Lambat
Circulatory Overload
Penularan Penyakit

REAKSI TRANSFUSI CEPAT


1. RT Panas (febris)
2. RT hemolitik
3. RT alergi (anafilaktik)
4. RT bacteremia (septic)
Suhu
TD
Nadi
Hemoglobinemia
Perdarahan
Gatal
Hemoglobinuria

PANAS
++
+
-

HEMOLITIK
+/+/+/++
+/++

ALERGI
+/+/++
-

SEPTIK
++
++
++
+/+/+/-

Bila pada pasien transfusi terjadi demam WASPADA. Karena setelah Reaksi
Kadang ada dokter yang memberikan anti piretik dan anti histamin, tapi kedua
Transfusi Cepat, pada hemolisis dan septik juga terdapat panas.

obat ini akan menutupi tanda-tanda transfusi hemolitik dan septik

RT Panas timbul -3 jam, gejala demam timbul akibat terjadi ikatan dari leukosit

RT Hemolitik : penghancuran eritrosit Hemoglobinemia Hemoglobinuria urine


donor dengan leukosit resipien (75%)

coklat hentikan transfusi berikan cairan dan diuretik agar tidak terjadi
Tubular Necrosis Akut (bila urin < 1cc/kgBB/jam)

RT Septik darah terkontaminasi gen (-) bagian berwarna kehitam-hitaman


jika dibiarkan pada pasien terjadi peningkatan suhu yang luar biasa hentikan
transfusi berikan antibiotika spektrum luas khas untuk gram (-)

RT alergi yang paling berat adalah shock anafilaksis beri adrenalin dan
Yang paling berbahaya RT hemolitik dan RT septik
oksigen, jika posisi rata tinggikan kakinya

Adalah hemolisis yang terjadi pada hari ke 3-21


Penyebab : Antibodi yang telah terbentuk pada penderita
Gejala : demam, badan sakit, ikterus, urobilinogen urin (+), anemia, bilirubin
REAKSI TRANSFUSI LAMBAT

, sembuh sendiri

Kelebihan terjadi o.k. pemberian transfusi terlalu cepat


1 bagian darah harus diberikan dalam 4-5 jam, karena darah hanya tahan berada
CIRCULATORY OVERLOAD

Jika diberikan dalam 4-5 jam darah tidak perlu dipanaskan karena tubuh sendiri
diluar kulkas + 6 jam

yang akan memanaskannya

Jika dalam tempo 1 jam maka harus dipanaskan, o.k. suhunya lebih rendah dari
tubuh bisa terjadi hipotermia

Gejala : batuk, sesak, payah jantung kiri, edema paru

Hepatitis B, hepatitis C, malaria, sifilis, CMV dan EBV


PENULARAN PENYAKIT

Usaha Mengurangi Reaksi Transfusi


1. Hemodilusi : mengganti darah dengan cairan sebanyak 2-4 x perdarahan
2. Menabung Darah
Caranya :
Minggu I : diambil darah 250 cc berikan cairan 750
Minggu II : ambil darah 500 cc, diganti dengan darah 250 cc + 750 cc cairan
Minggu III : ambil darah 750 cc, diganti dengan darah yang 500 cc + 750 cc
cairan
Minggu IV : operasi
3. Retransfusi Darah Yang Keluar
Darah yang keluar dimasukkan ke alat yang menyaring kotoran-kotoran lalu
ditransfusikan lagi ke pasien.
Kalau pada operasi tidak diperlukan darah maka kembalikan darah orang tsb
dengan menambah diuretik untuk mengeluarkan cairan

Transfusi Masif

Memberikan darah lebih dari jumlah EBV pasien/diberi transfusi > 4000 cc
Masalah :

Penurunan kadar komponen darah


Peracunan sitrat terjadi gangguan pembekuan darah
Hiperkalemia (karena darah yang disimpan lama, eritrosit yang mati
mengeluarkan Kalium, jika kadar Kalium meninggi bisa terjadi fibrilasi
ventrikel Cardiac Arrest

Note :

Transfusi harus hati-hati pada bayi dan orang tua

Transfusi dilakukan jika Hb < 8gr% pada dewasa muda tanpa kelainan jantung dan paru. Transfusi harus dilakukan
secepatnya, karena bisa terjadi edema jantung dan paru.

Pada perdarahan terjadi vasokonstriksi, jika diganti dengan darah maka darah menjadi pekat dan sulit melewati
pembuluh darah. Jika diganti cairan, darah menjadi encer (hemodilusi) dehingga aliran akan lebih cepat.

Sebelum dan sesudah transfusi harus diperiksa faal hati apakah ada peningkatan bilirubin, SGPT, SGOT
setelah 3 bulan normal kembali.

Pada pasien yang banyak mengalami transfusi darah (> EBV), banyak terjadi ARDS karena febris-febris ini
tersaring dan menumpuk di paru-paru sehingga paru-paru tidak berfungsi lagi

Jika golongan darah yang sesuai tidak ada, sementara pasien sangat membutuhkan transfusi, maka dapat digantikan
PRC O (darah endap dari golongan darah O) untuk semua golongan darah

Setelah pemberian > 4 unit PRC O, penderita tidak boleh ditransfusi dengan golongan darah lain
Transfusi dengan golongan darahnya sendiri baru boleh diberikan setelah 2 minggu
Transfusi adalah pilihan terakhir untuk mempertahankan transport O2 ke jaringan
Tugas anestesi adalah mempertahankan O2 sampai ke jaringan

Anda mungkin juga menyukai