Reseptor Perasa
I. DASAR TEORI
Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron-neuron aferen;reseptor berespon terhadap rangsangan
tertentu, mengubah bentuk-bentuk energi rangsangan menjadi sinyal listrik serta bahasa sistem saraf.
Reseptor untuk pengecapa adalah kuncup pengecap, yaitu suatu kemoreseptor yang terletak
terutama di lidah tetapi juga terdapat pada palatum lunak dan epiglotis. Kuncup pengecap terdapat
pada tonjolan mukosa lidah yang disebut papilla. Masing-masing kuncup pengecap merupakan
sekumpulan sel penunjang dan sel sensorik yang memiliki rambut membentuk pori-pori pengecap
serta dibasahi oleh saliva.
Pada papilla didapatkan taste buds yang berfungsi untuk menerima rangsangan bahan kimia dari luar.
Pada sisi atas dan sisi samping lidah banyak dijumpai papilla pengecap, yang jumlahnya ditaksir 2000
buah dan terletak tersebar diatas lidah.
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir. Lidah adalah kumpulan otot rangka pada
bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga
turut membantu dalam tindakan bicara.
Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa latin lingua atau
glossal dari bahas yunani, sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot
pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Papila terdiri dari
dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan
sel penyokong berfungsi untuk menopang. Terdapat tiga jenis papila yaitu
Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste buds, tetapi indera penghidu pun sangat berperan
dalam persepsi pengecapan. Indera pengecapan memungkinkan kita merasakan tekstur makanan
lembut atau kasar, zat-zat yang terkandung dalam makanan, serta rasa makanan itu sendiri. Makna
pentingnya adalah bahwa pengecapan memungkinkan manusia memilih sesuai keinginannya.
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan, ada
sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain
2 reseptor natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 reseptor adenosine, 1 reseptor inosin,
1 reseptor manis, 1 reseptor pahit, 1 reseptor glutamat, 1 reseptor ion hidrogen.
Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi 5 kategori yang umum disebut sensasi
pengecapan utama tentunya disesuaikan dengan area saraf, yaitu:
1. Kuncup pengecap yang sensitive terhadap rasa manis terletak diujung lidah
2. Substansi asam dirasakan terutama dibagian samping lidah
3. Substansi asin dapat dirasakan hampir pada seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul
dibagian samping ldah
4. Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap dibagian belakang lidah
Rasa umami (bahasa jepang), artinya lezat, untuk menyatakan rasa kecap yang menyenangkan secara
kualitatif. Rasa ini dominan ditemukan pada L-glutamat (terdapat pada estrak daging)
Sensasi wangi/ bau terjadi karena adanya interaksi zat dengan reseptor indera penciuman yang
diteruskan ke otak berupa sinyal listrik. Reseptor ini merupakan sel saraf yang berupa benang halus.
Pada satu ujung sel saraf berinteraksi dengan zat berbau, sedangkan ujung yang lainnya berkumpul
dalam suatu tulang menuju bagian otak yang bertugas menerjemahkan sensasi dari indera
penciuman. Serangkaian proses terjadi dalam benang halus, dimulai dari interaksi molekul dengan
reseptor sampai dihasilkannya sinyal listrik. Interaksi molekul dengan sel saraf reseptor akan
menyebabkan reseptor teraktifkan. Suatu protein yabg berpasangan dengan reseptor (protein G)
akan teraktifkan juga. Protein G yang teraktifkan akan menstimulasi pembentukan cAMP, melalui
pembentukan enzim adnylate cyclase III. cAMP merupakan suatu molekul pembawa pesan yang dapat
menagktifkan suatu mekanisme transfer ion, sehingga akhirnya dapat dikirim informasi mengenai
wangi/bau molekul ke otak berupa sinyal listrik. Setiap satu sensasi wangi terdiri dari beberapa
campuran zat berbau yang akan menstimulasi reseptor. Kemudian dalam otak terdapat suatu
sistem pemetaan yang menerjemahkan sensasi wangi inni. Itulah sebabnya meskipun hanya
ditemukan 1000 sel saraf penciuman, tapi kita dapat mengenal 10000 jenis wewangian. Indera
penciuman akan cepat teradapatasi. Sering kita merasa tidal lagi mencium wangi parfum yang telah
kita semprotkan, padahal orang lain yang baru bertemu dengan kita masih bisa menciumnya. Terjadi
fenomena ini dapat dijelaskan dengan mekanisme berikut. Saatt transfer ion untuk pengiriman sinyal
ke otak, memungkinkan masuknya ion Ca2+, ion Ca2+ akan mengikat protein calmodulin(CaM).
Kompleks Ca2+/CaM ini dapat mengaktifkan enzim PDE yang selanjutnya dapat merusak molekul
cAMP (molekul pembawa pesan yang dapat mengaktifkan transfer ion dan bertanggung jawab dalam
pengiriman sinyal ke otak), akibatnya pengiriman sinyal ke otak yang membawa informasi sensasi
wangi terhenti. Saraf cranial (olfactory) manusia dapat membedakan berbagai macam bau karena
memiliki banyak reseptor pembau, namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip
komposisi (komponen principle). Organ pembau hanya memiliki 7 reseptor namun dapat membaui
lebih dari 600 aroma. Sistem olfaction dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga
reseptornya disebut chemoreceptor. Sistem olfaction terdapat di hidung bagian atas (concha nasal
superior) yang peka terhadap penciuman dan lebih dekat ke saraf olfactorius.
1. Fisik : lebih sensitif terhadap bau, hidung mancung lebih peka atau lebih sensitif
2. Psikologis: wanita yang sedang PMS lebih sensitif
Saraf cranial (olfactory) manusia dapat membedakan berbagai macam bau karena memiliki banyak
reseptor pembau, namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (komponen
principle). Organ pembau hanya memiliki 7 reseptor namun dapat membaui lebih dari 600 aroma.
Biasanya dalam ham mengingat bau, wanita lebih baik dan dapat mengingat kurang lebih 5 macam
wewangian sedangkan laki-laki hanya dapat mengingat 3 macam bau wewangian. Hal itu disebabkan
karena pada wanta, ruang dalam menerima gas lebih luas (concha nasal superior). Dan semakin mudah
dikenal, semakin lembu wanginya maka semakin sulit dikenali.
V. HASIL PENGAMATAN
1. Catat hasil pengamatan saudara
2. Jelaskan mekanisme jalannya impuls pada percobaaan diatas sehingga anda dapat
mencium bau
1. Hasil pada OP
Parfum =+
Teh =+
Kopi bubuk =+
Minyak kayu putih = +
2. Mencium bau, lalu bau tersebut larut dalam mukus (mengandung OBP, odorant binding
protein) mengakibatkan peningkatan AMP di reseptor depolarisasi dan peningkatan
permeabilitas kation (Na+ dan Ca2+) sehingga potensi aksi di axon menginduksi bulbus
olfactorius. Pesan olfactorius di proses di glomerulus dan sel mitral traktus olfaktorius
terjadi pembauan di otak.
Pembahasan modul pengecapan
Pada percobaan ini menunjukan adanya titik rasa yang berbeda karena papila memiliki reseptor
saraf yang berbeda-beda. Adanya penyimpangan rasa yang tidak sesuai dengan teori misalnya rasa pahit
yang juga berasa pada daerah ujung lidah karena pada saat pengujian, lidah resepor sudah terkontaminasi
dengan beberapa rasa yang lain saat pengujian sehinga rasa pahit menjadi beberapa titik.
Pada dasarnya, berbagai jenis rasa yang kita rasakan terdiri dari beberapa tempat pada lidah yaitu
reseptor rasa manis terletak pada ujung lidah, reseptor rasa asin terletak pada tepi depan lidah, rseptor
rasa asam terletak ditepi belakang lidah dan reseptor rasa pahit terletak dibelakang lidah. Berikut ini
merupakan penyebab adanya berbagai macam rasa :
Rasa manis dimulai dengan melekatnya molekul gula pada porus perasa. Kemudian hal ini akan
mengaktifkan stimulator yang terdapat pada sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator
(protein G) akan teraktivasi selanjtnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan
mengaktifkan pembentukan cAMP dari ATP. Terjadinya peningkatan cAMP akan mengakibatkan
terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar sehingga
mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya
neorotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan diteruskan ke otak
Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion
K. Depolarisasi mengakibatkan neurotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak.
Transtan pahit akan berikatan dengan reseptor pada membran. Pelekatan ini akan mengakibatkan
teraktivasinya protein G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Enzim ini akan
membuat IP3 yang merupakan senyawa yang larut dalam sitoplasma yang terdapat dalam RE. Berikatan
IP3 dengan reseptor akan membuat terbukan ion Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju sitoplasma.
Pengikatan ion Ca akan membuat saluran K terbuka dan terjadi sinaps.
Tidak seperti rasa manis dan pahit, rasa asam terjadi karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran
sangat permeable terhadap proton ion. Masuknya proton akan membuat dpolarisasi akibatnya
neurotransmiter dilepaskan ke sinaps.
PRAKTIKUM FISIOLOGI 2
I. LENSA TIPIS
1. Tujuan Percobaan
Menentukan jarak fokus lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen) serta sifat
bayangan
2. Alat-alat Percobaan
a. Bangku optik yang berbentuk rel berskala dengan tiang statif tempat lensa, benda, cermin,
dan tabir (layar)
b. Lensa cembung dan cekung
c. Tabir, cermin, benda berbentuk panah, dan penggaris berskala
d. Lampu proyektor sebagai sumber cahaya
3. Teori Dasar
3-1. Rumus Gauss
Benda nyata yang terletak didepan lensa konvergen dapat membentuk bayangan nyata
dibelakang lensa. Bayangan ini dapat ditangkap oleh tabir dibelakang lensa sehingga dapat
terlihat. Secara sederhana pembentukan bayangan tersebut diperhatika pada gambar 1.
Gambar 1.
Diagram pembentukan bayangan oleh lensa konvergen. f = titik fokus, O = pusat sumbu
optik lensa.
Jika tebal lensa diabaikan maka dapat dibuktikan bahwa
1 1 1
=+
f = +
(1)
Persamaan ini berlaku umum dengan ketentuan
f = jarak titik fokus lensa, bertanda (+) untuk lensa konvergen dan (-) untuk divergen
v = jarak benda terhadap pusat sumbu optik lensa, bertanda (+) untuk benda nyata dan
(-) untuk benda maya
b = jarak bayangan terhadap pusat sumbu optik lensa, bertnda (=) untuk bayangan nyata
dan (-) untuk bayangan maya
Bayangan nyata terletak dibelakang lensa dan dapat ditangkap oleh tabir sementara benda
maya terletak di depan lensa dan tidak ditangkap oleh tabir. Selanjutnya benda maya terletak
dibelakang lensa dan biasanya dihasilkan oleh bayangan komponen optik lainnnya (lensa dan
cermin)
Disamping itu perbesaran yang didefinisikan sebagai perbandingan besar bayangan terhadap
objek dapat diperoleh dari persamaan
M= =-
(2)
Munculnya tanda negatif hanya karna keinginan agar jika m positif untuk bayangan tegak dan
negatif untuk bayangan terbalik. Jika dihilangkan tanda negatif dari rumus (2) maka
perjanjiannnya akan terblik.
Jika jarak antara benda dan tabir dibuat teteap dan lebih besar dari 4f maka terdapat dua
kedudukan lensa positif yang akan menghasilkan bayangan tajam diperkecil dan diperbesar
pada tabir, lihat gambar 2.
Gambar 2. Kedudukan lensa positif yang membentuk bayangan tajam pada tabir
Pada gambar tersebut, posisi-b dan posisi-k masing-masing menyatakan posisi lensa yang
menghasilkan bayangan tajam diperbesar dan diperkecil, sedangkan
d = jarak antara dua kedudukan lensa yang menghasilkan bayangan tajam yang
diperbesar dan diperkecil
d = - (3a)
= - (3b)
= (3c)
+
= 2
(4)
Substitusi persamaan (4) ke persamaan (1) mnghasilkan
2
2
f = 4
(5)
Perhatikan bahwa dan d selalu positif
Misalkan benda diletakkan pada bidag fokuss lensa dan dibelakang lensa terdapat cermin
datar, lihat gambar 3.
Gambar 3. Menentukan panjang fokus lensa (+) dengan bantuan cermin datar
Oleh lensa, berkas sinar yang berasal dari benda akan dibiaskan dalam berkas sejajar sehingga
terbentuk bayangan ditempat tak terhingga. Selanjutnyaoleh cermin datar berkas ini akan
dipantulkan dan kemudian dibiaskan kembali oleh lensa sehinga terbentuk bayangan sama
besar pada bidang fokus/benda.
1 1 1 1
= + -
1 2 1 2
(6)
1 1 1
= +
1 2
(7)
Lensa negatif akan selalu membentuk bayangan maya dari benda nyata tetapi dari benda maya
dapat dibentuk bayangan nyata. Atas dasar ini maka diperlukan bantuan lensa positif dengan
susunan seperti gambar berikut.
4. Jalannya Percobaan
4-1. Menentukan Jarak Focus Lensa Kovergen
Merujuk pada teori di atas maka penentuan jarak focus lensa kovergen dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu Bessel, Gauss, dan berbantuan cermin datar.
1. Ambil benda berbentuk panah dan ukur tingginya sebanyak 5 kali. isikan pada tabel
data.
2. ambil tabir dan lensa konvergen yang akan diukur jarak focusnya.
3. letakkan benda, lensa, dan tabir rel optik sehingga terbentuk susunan seperti gambar
1.
4. atur posisi benda, lensa, tabir sehingga terbentuk bayangan tajam diperkecil.
5. ukurlah v,b,tinggi bayangan h', dan posisi bayangan apakah tegak atau terbalik.
Isikan hasil ini pada tabel data.
6. Geser lensa mendekati benda sejarak 2cm dan atur posisi tabir sehingga terbentuk
bayangan tajam. Lakukan pengukuran seperti langkah 5.
7. ulangi langkah 6 terus menurus selama masih mungkin.
4-1-B. Cara Bassel
1. Ukurlah tinggi benda yang berbentuk anak panah dan catat hasilnya. ulangi
pengukuran ini sampai 5 kali.
2. tempatkan benda di depan lampu sorot.
3. tempatkan tabir sejarak sekitar 100 cm di belakang benda.
4. tempatkan lensa yang akan diukur jarak focusnya diantara lensa dan tabir
susunan posisi benda, lensa dan tabir akan seperti gambar 2.
5. Geser-geser lensa untuk melihat sekilas apakah terbentuk bayangan tajam
diperbesar dan diperkecil. jika tidak terjadi anda mungkin perlu
menaikan/menurunkan posisi lensa dan benda agar sinar dari benda tepat jatuh pada
lensa atau menggeser posisi tabir.
6. jika langkah 5 berhasil, maka aturlah posisi lensa secara halus untuk medapatkan
bayangan tajam diperbesar dan diperkecil.
7. catat kedua posisi lensa (vb dan bk), tinggi bayangan dan catat apakah bayangan
terbalik atau tegak.
8. isikan hasil pengukuran ini pada tabel data.
9. ulangi langkah 6 dan 7 sampai 5 kali. pada setiap pengulangan posisi lensa harus
digeser-geser.
4-1-C. Dengan bantuan Cermin datar
1. tempatkan benda, lensa (+) dan tabir sehingga terbentuk susunan seperti gambar 3.
2. geserlah posisi benda sehinga pada bidang benda terbentuk bayangan yang sama
besar dengan benda
3. catat jarak benda ke lensa (lihat tabel data)
4. ulangi percobaan ini sampai 5 kali.
Berdasarkan data percobaan, hitung jarak focus lensa dengan persamaan (5).
Berdasarkan data jarak benda, anda langsung mendapatkan jarak focus, f=v. buat table
ringkasan hasil perhitungan jarak focus kekuatan lensa (dalam Dioptri) dari ketiga cara di
atas.
Beri catatan/ulasan mengapa terjadi perbedaan hasil dari ketiga cara di atas.
f[cm]
6. Hasil Percobaan
1. Menentukan jarak focus lensa konvergen
a. Cara gauss
Tinggi benda h = 2
Kesimpulan: pada percobaan gauss, didapatkan hasil percobaan dengan sifat bayangan
yang nyata, terbalik dan diperbesar. Sesuai dengan lensa konvergent.
Kesimpulan : pada percobaan lensa konvergen dengan cara Bessel, pada kedua a (jarak
tabir dan benda), 100 cm dan 90 cm, didapatkan dua jenis bayangan yaitu bayangan besar
dan kecil dengan jarak vb dan vk berbeda. Semakin jauh lensa digeser ke arah tabir maka
akan semakin kecil bayangan yang didapat, kemudian sebaliknya.
Kesimpulan : Didapatkan v=f, karena sifat cermin datar memantulkan bayangan yang tegak,
bayangan yang dihasilkan sama besar dengan benda, jarak benda sama dengan jarak bayangan,
bayangan dihasilkan merupakan bayangan semu.
II. UJI VISUS MATA
I. Tujuan percobaan
Untuk mengetahui ketajaman penglihatan
.
Mata kanan: V =
.
Mata kiri: V =
Cara baca rumus adalah dengan jarak 3.5 m subjek bisa melihat sampai dengan skala 15.
Tajam penglihatan adalah kemampuan untuk membedakan antara dua titik yang berbeda
pada jarak tertentu.
Visus (ketajaman penglihatan) adalah ukuran, berapa jauh, dan detail suatu benda dapat
tertangkap oleh mata sehingga visus dapat disebut sebagai fisiologi mata yang paling penting.
Ketajaman penglihatan didasarkan pada prinsip tentang adanya daya pisah minimum yaitu jarak
yang paling kecil antara 2 garis yang masih mungkin dipisahkan dan dapat ditangkap sebagai 2
garis .
Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kaca mata) tetapi
mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata
keseluruhan. Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan
penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang
mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap mata yang
memberikan keluhan mata. Pemeriksaan ketajaman penglihatan dapat dilakukan dengan
menggunakan Optotype Snellen, kartu Cincin Landolt, kartu uji E, dan kartu uji
Sheridan/Gardiner.
Tajam penglihatan dan penglihatan kurang dibagi dalam tujuh kategori. Adapun
penggolongannya adalah sebagai berikut:
a. Penglihatan normal : Pada keadaan ini penglihatan mata adalah normal dan sehat.
b. Penglihatan hampir normal : Tidak menimbulkan masalah yang gawat, akan tetapi perlu
penyebabnya. Mungkin suatu penyakit masih dapat diperbaiki.
c. Low vision sedang : Dengan kacamata kuat atau kaca pembesar masih dapat membaca dengan
cepat.
d. Low vision berat : Masih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat kesukaran
pada lalu lintas dan melihat nomor mobil. Untuk membaca diperlukan lensa pembesar kuat.
Membaca menjadi lambat.
e. Low vision nyata : Bertambahnya masalah orientasi dan mobilisasi. Diperlukan tongkat putih
untuk mengenal lingkungan. Hanya minat yang kuat masih mungkin membaca dengan kaca
pembesar; umumnya memerlukan Braille, radio, pustaka kaset.
f. Hampir buta : Penglihatan kurang dari 4 kaki untuk menghitung jari. Penglihatan tidak
bermanfaat, kecuali pada keadaan tertentu. Harus mempergunakan alat nonvisual.
g. Buta total : Tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali. Seluruhny tergantung pada alat indera
lainnya atau tidak mata
Tajam penglihatan n ormal adalah 6/6. visus dihitung denganmengguankan rumus = d/D,
dimana d adalah jarak antara alat dengan OP dan D adalah jarak tertentu sehingga ia dapat
membaca huruf dalam satu deret yang seharusnya dapat dibaca oleh orang normal. Biasanya di
atas tiap-tiap deret ditulis D = .....m. contoh bila seseorang dapat membaca huruf dalam D = 10 m,
dalam jarak d = 6 m, maka visus orang tersebut 6/10.
Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai visus 6/6. Dua puluh kaki dianggap sebagai
tak terhingga dalam perspektif optikal (perbedaan dalam kekuatan optis yang dibutuhkan untuk
memfokuskan jarak 20 kaki terhadap tak terhingga hanya 0.164 dioptri). Untuk alasan tersebut,
visus 20/20 dapat dianggap sebagai performa nominal untuk jarak penglihatan manusia; visus
20/40 dapat dianggap separuh dri tajam penglihatan jauh dan visus 20/10 adalah tajam penglihatan
dua kali normal.
V. Kesimpulan
Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-
simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi
serta ukuran dari simbol yang bervariasi.
III. Pemeriksaan Luas Lapang Pandang (Perimeteri)
I. Dasar Teori
Lapangan pandang mata adalah luas lapangan penglihatan seorang individu. Terdapat tiga jenis
lapangan pandang; lapangan makular yaitu lapangan pandang yang paling jelas dilihat oleh
kedua mata, lapangan binokular yang dilihat oleh kedua mata secara umumnya dan lapangan
monokular yaitu kawasan yang bisa dilihat oleh salah satu mata saja.
Jaringan neural penglihatan terjadi apabila cahaya yang masuk ke dalam mata sampai ke
fotoreseptor di retina.Setelah itu, transmisi impuls pada nervus optikus kepada kiasma optik.
Traktus optikus, yaitu serabut saraf optik dari kiasma optik, membawa impuls ke lobus serebral
dimana penglihatan diinterpretasikan.
Untuk suatu objek terfokus ke atas retina, semakin jauh objek itu, semakin menipis lensa mata
untuk memfokusnya.Pengubahan bentuk lensa dikawal oleh otot siliari yang terdapat pada
badan siliari, disebut akomodasi. Apabila terjadi kontraksi, fiber dalam ligamen suspensori
meregang dan menyebabkan lensa menebal dan menjadi lebih konv
II. Tujuan:
1. Menimbulkan peristiwa fosfen tekan dan menyebutkan hukum serta fenomena yang
berhubungan dengan peristiwa tersebut
2. Memeriksa luas lapangan pandang untuk beberapa macam warna dengan menggunakan
perimeter
3. Menimbulkan peristiwa diplopia dan menerangkan mekanisme nya
4. Memeriksa refleks pupil langsung dan tidak langsung dengan refleks pupil pada akomodasi
5. Menyatakan adanya bintik buta dengan menggambarkan proyeksinya di kertas
6. Melihat gerakan eritrosit retina sendiri
1. Perimeter + Formulir
2. Lampu senter + Kaca biru atau kaca ungu
IV. Tata Kerja:
7. Gunakan perlahan bulatan putih itu menyusuri busur di tepi kiri op ketengah tepat saat op
melihat bulatan putih tersebut penggeseran benda dihentikan.
8. Baca tempat penghentian itu pada busur dan catat pada formulir dengan tepat.
P-VI 3.4 Bagaimana caranya mencatat tempat itu pada formulir?
9. Ulangi tindakan no 7 dan 8 pada sisi busur yang berlawanan tanpa mengubah posisi busur
10. Ulangi tindakan no 7, 8, dan 9 setelah busur tiap kali diputar 30 derajat sesuai arah jarum dari
pemeriksa sampai posisi busur vertikal
11. Kembalikan busur pada posisi horizontal seperti semula, pada posisi ini tidak perlu dilakukan
pencatatan lagi.
12. Ulangi tindakan no 7, 8, dan 9 setelah busur tiap kali diputar 30 derajat sesuai arah jarum dari
pemeriksa sampai tercapai posisi busur 60 derajat dari bidang horizontal
13. Periksa juga lapang op untuk berbagai warna lain : Merah, Hijau, Kuning dan Biru seperti cara
diatas.
14. Lakukan juga pemeriksaan lapang pandang untuk mat akiri hanya dengan bulatan berwarna
putih
P-VI.3.5 Apa kriteria lapang pandang yang normal untuk cahaya putih dan berwarna?
Gambar 1 Lapang pandang baku (Visual Standart) mata kiri dan kanan
Posisi Kanan
Temporal 90
Temporal bawah 85
Bawah 50
Nasal bawah 45
Nasal 50
Nasal atas 47,5
Atas 55
Temporal atas 62,5
Dari hasil terlihat batas pandangan normal, dan mata lebih peka/batas lapang pandang lebih luas
saat melihat titik berwarna dibandingkan warna gelap/putih,
3. Apa kriteria lapang pandang yang normal untuk cahaya putih dan berwarna?
Temporal : 85
Temporal bawah : 85
Bawah : 65
Nasal bawah : 50
Nasal : 60
Nasal atas : 55
Atas : 45
Temporal atas : 55
Lapang pandang yang normal untuk cahaya putih adalah dengan penglihatan binocular
sedangkan warna abu-abu atau berwarna dengan penglihatan monookular.
VII. Kesimpulan
Pada pemeriksaan lapangan pandang, kita menentukan batas perifer dari penglihatan, yaitu
batas sampai mana benda dapat dilihat, jika mata difiksasi pada satu titik. Sinar yang datang dari
tempat fiksasi jatuh di makula, yaitu pusat melihat jelas (tajam), sedangkan yang datang dari
sekitarnya jatuh di bagian perifer retina.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah dengan Perimeter. Pada Perimeter, pemeriksaan ini
berguna untuk membantu diagnosis pada keluhan penglihatan, melihat progresifitas turunnya
lapang pandangan, merupakan pemeriksaan rutin pada kelainan susunan saraf pusat, memeriksa
adanya histeria atau malingering.
Konsep warna tergantung persepsi yang dilihat. Sebagian besar kita lihat, karena kita memiliki
jenis sel-sel kerucut yang sama dan menggunakan jalur-jalur saraf yang sama untuk
membandingkan keluaran mereka. Lapang pandang menjadi lebih luas ketika harus melihat objek
berwarna karena lebih terang untuk dilihat oleh mata.
PRAKTIKUM FISIOLOGI 3
A. Pemeriksaan Pendengaran
I. Dasar Teori
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah getaran
udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi
(pemampatan) molekul-molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan
rendah karena penjarangan molekul tersebut. (Sherwood, 2001).
Sewaktu suatu gelombang suara mengenai jendela oval, tercipta suatu gelombang tekanan
di telinga dalam. Gelombang tekanan menyebabkan perpindahan mirip-gelombang pada
membran basilaris terhadap membrana tektorium. Sewaktu menggesek membrana tektorium,
sel-sel rambut tertekuk. Hal ini menyebabkan terbentuknya potensial aksi. Apabila
deformitasnya cukup signifikan, maka saraf-saraf aferen yang bersinaps dengan sel-sel rambut
akan terangsang untuk melepaskan potensial aksi dan sinyal disalurkan ke otak (Corwin,
2001).
Frekuensi gelombang tekanan menentukan sel-sel rambut yang akan berubah dan, neuron
aferen yang akan melepaskan potensial aksi. Misalnya, sel-sel rambut yang terletak dibagian
membrana basilaris dekat jendela oval adalah sel-sel yang mengalami perubahan oleh suara
berfrekuensi tinggi, sedangkan sel-sel rambut yang terletak dimembrana basilaris yang paling
jauh dari jendela oval adalah sel-sel yang mengalami perubahan oleh gelombang berfrekuensi
rendah. Otak menginterpretasikan suatu suara berdasarkan neuron-neuron yang diaktifkan.
Otak menginterpretasikan intensitas suara berdasarkan frekuensi impuls neuron dan jumlah
neuron aferen yang melepaskan potensial aksi (Corwin, 2001).
1. Tes Rinne
untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga
yang diperiksa.
Penala digetarkan dan tangkainya penala diletakkan di proccesus mastoideus, setelah
tidak terdengar penala di pegang di depan telinga kira-kira 2,5 cm. Bila masih terdengar disebut
Rinne (+), bila tidak terdengar disebut Rinne (-)
2. Tes Weber
untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan.
Penala digetarkan dan tangkainya penala diletakkan di garis tengah kepala (di vertex,
dahi, pangkal hidung, di tengah-tengah gigi seri atau di dagu)
Apabila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut Weber
lateralisasi ke telinga tersebut. Bila tidak dapat dibedakan ke arah telinga mana bunyi terdengar
lebih keras disebut Weber tidak ada lateralisasi.
3. Tes Schwabach
membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya normal.
Penala digetarkan dan tangkainya penala diletakkan di processus mastoideus, sampai
tidak terdengar bunyi. Kemudian tangkai penala segera di pindahkan pada processus mastoideus
telinga pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengarr disebut
Schwabach memendek.
Bila pemeriksa tidak dapat mendengar pemeriksa diulang dengan cara sebaliknya, yaitu
penala diletakkan di processus mastoideus pemeriksa terlebih dahulu. Bila pasien masih dapat
mendengar disebut schwabach memanjang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama
mendengarnya disebut Schwabach sama dengan pemeriksa
II. Hasil pemeriksaan
O.P : Maya Astuti S
Rinne + + + + + + - -
Weber Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada
lateralisasi lateralisasi lateralisasi lateralisasi lateralisasi lateralisasi lateralisasi lateralisasi
Schwabach
Kesimpulan :
B. Sikap dan Keseimbangan Badan (Manusia)
I. DASAR TEORI
Keseimbangan bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat
massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang
tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen
tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan
untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia
mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
II. TUJUAN :
1. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan
keseimbangan badan pada manusia.
2. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :
a. Dengan kursi barany terhadap : gerakan bola mata
b. Dengan berjalan mengelilingi statif
Right Kanan Searah jarum jam Spinning left Horizontal left Turning right
horizontal Kiri Berlawanan jarum Spinning right Horizontal right Turning left
jam
Right Kanan Searah jarum jam Falling left Rotasi left Falling left
Transverse Kiri Berlawanan jarum Falling right Rotasi right Falling right
jam
Forward Kanan Searah jarum jam Falling backward Vertical upward Forward
Medial kiri Berlawanan jarum Falling backward Vertical upward Forward
jam
C. Kesan sensasi
1. Tata Kerja
a. Gunakan o.p. yang lain
b. Suruh o.p duduk di kursi Barany dan tutuplah kedua matanya dengan sapu tangan
c. Putarlah kursi barany ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur bertambah dan
kemudian kurangilah kecepatan putarannya secara berangsur-angsur sampai berhenti.
d. Tanyakan kepada o.p arah perasaan berputar
1) sewaktu kecepatan putar masih bertambah
2) sewaktu kecepatan menetap
3) sewaktu kecepatan dikurangi
4) segera setelah kursi dihentikan
e. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan
o.p .
b.Bagaimana keterangannya?
Jawab : Karena endolimf bergerak lebih lambat namun bersifat menyusul jadi ketika
terdapat penghentian putaran, endolimf masih cenderung mengikuti perputaran tersebut.
Menjawab Pertanyaan
a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada o.p. ketika berjalan luru ke muka setelah
berputar 10 kali searah dengan jarum jam?
b. Bagaimana keterangannya?
Jawab:
a. OP berjalan tidak lurus ke depan tetapi mengarah ke kanan.
b. Karena endolimf bergerak lebih lambat namun bersifat menyusul jadi ketikaterdapat
penghentian putaran, endolimf masih cenderung mengikuti perputarantersebut.
KESIMPULAN
Posisi berjalan dan keseimbangan dipengaruhi oleh posisi kanalis semisirkularis serta
pergerakan cairan endolimph-perilimph.
C. Sikap dan Keseimbangan Badan (katak)
I. Dasar Teori
Aparatus vestibular merupakan organ yang berperan dalam keseimbangan. Jaringan tulang
menutupi saluran-saluran bermembran. Saluran tersebut terdiri dari duktus koklearis, tiga kanalis
semisirkularis, utrikulus dan sakulus. Akan tetapi, duktus koklearis (skala media) lebih berperan
dalam pendengaran dibanding keseimbangan. Di dalam sakulus dan utrikulus, terdapat suatu area
sensorik yang kecil (diameter sekitar 2 mm) yang disebut sebagai makula.
Makula terdiri dari sel-sel rambut yang sisi basolateralnya bersinaps dengan nervus
vestibularis. Sedangkan silianya tertanam di lapisan gelatinosa. Pada lapisan gelatinosa ini juga
terdapat kristal kalsium karbonat yang disebut statokonia/otolith. Otolith mempunyai berat jenis
sebesar 2-3 kali lipat disbanding jaringan/cairan disekitarnya. Berat jenis yang besar ini berperan
untuk menarik silia ke arah gravitasi. Pada setiap sel rambut, terdapat 50-70 silia kecil (stereosilia)
dan satu silia besar (kinosilium). Kinosilium terletak di tepi permukaan apikal sel rambut, dan
kinosilium yang terletak di sebelahnya berukuran semakin kecil. Cara kerja sel rambut di aparatus
vestibular sama dengan sel rambut di organ Corti.
Di dekat utrikulus, terdapat tiga kanalis semisirkularis: anterior, posterior, dan lateral. Pada
satu ujung setiap kanalis semisirkularis terdapat pembesaran yang disebut ampula. Didalam
ampula ini terdapat suatu hubungan yang disebut krista ampularis. Ketika kepala seseorang
bergerak, inersia cairan endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis menyebabkan cairan
cenderung diam, sedangkan kanalis semisirkularis ikut bergerak bersama kepala. Hal ini
menyebabkan cairan bergerak dari saluran ke ampula, yang akhirnya mendorong kupula kesatu
arah.
Dalam kupula terdapat ratusan silia yang dapat terstimulasi jika membengkok (seperti sel
rambut di organ Corti). Kinosilia pada kupula mengarah ke satu arah, berbeda dengan sel rambut
pada makula. Jika kupula terdorong ke satu arah, maka sel rambut terdepolarisasi.
V. Hasil pengamatan
Setelah katak diputar dengan keadaan kedua labirin masih utuh, katak dilepaskan ke dalam
waskom berisi air, di air katak terlihat berenang lurus sedangkan setelah dilakukan pengrusakan
pada labirin katak, arah jalan katak disesuaikan dengan labirin yang dirusak. Ketika labirin sebelah
kanan dirusak, di air katak akan berenang ke arah kanan dan sebaliknya ketika labirin sebelah kiri
yang dirusak maka katak akan berenang ke arah kiri.
Dalam percobaan diatas dapat dilihat bahwa visual memegang peran penting dalam sistem
sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai
umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan
keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik.
Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada,
penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai
lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari
obyek sesuai jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau
bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot
yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
VI. Kesimpulan
Proses pengelihatan dapat mempengaruhi keseimbangan.
D. AUDIOMETERI
I. DASAR TEORI
Pemeriksaan audiometri
Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan nada-
nada murni dengan frekuensi melalui aerophon. Pada sestiap frekuensi ditentukan intensitas
ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini
menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang
paling terpengaruh.
a. Definisi
Audiometri berasal dari kata audir dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji
pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran,
tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang
menimbulkan gangguan pendengaran.
Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan pasien
yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah :
*Audiometri nada murni
Suatu sistem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi
nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur
intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan
vibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing untuk menukur
ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantran tulang pada tingkat intensitas nilai
ambang, sehingga akan didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca
audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang. Gambaran
audiogram rata-rata sejumlah orang yang berpendengaran normal dan berusia sekitar 20-29 tahun
merupakan nilai ambang baku pendengaran untuk nada murni.
P.VI. 4. 1 Apa guna audiometer dan bagaimana cara kerjanya? Audiometer adalah sebuah alat
yang digunakan untuk mengetahui level pendengaran seseorang. Dengan bantuan sebuah alat
yang disebut dengan audiometer, maka derajat ketajaman pendengaran seseorang dapat dinilai.
Tes audiometri diperlukan bagi seseorang yang merasa memiliki gangguan pendengeran atau
seseorang yag akan bekerja pada suatu bidang yang memerlukan ketajaman pendengaran. Untuk
mendapatkan tingkat pendengaran dengan cara merekam respon dari pasien setelah memberikan
pasien tersebut rangsangan auditory dengan berbagai intensitas level.
Pada bagian muka audiometer ADC terdapat berbagai tombol dan skala (lihat gambar) yang
berungsi sebagai berikut :
Tombol1 (T) : tombol utama (gunanya untuk menghidupkan atau mematikan ala1).
Tombol2 (T2) : tombol frekuensi nada
Dengan menggunakan T2 ini kita memilih frekuensi nada yang dapat dibangkitkan oleh ala1.
Frekuensi tersebut dapat dibaca pada skala (82) yang dinyatakan dalam satuan hertz.
P-VIA. 2 Apa yang dimaksud dengan frekuensi hertz? hertz merupakan satuan frekuensi yang
menandakan banyakanya suatu gelombang dalam 1 detik.
P-VI.3 Apa yang dimaksud dengan satuan decibel? Desibel (dB) adalah satuan untuk mengukur
intensitas suara. Satu desibel ekuvalen dengan sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada dB ditulis
dengan huruf besar karena merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell.
Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut
dapat berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi (voltage),
intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat dihubungkan dengan Phon
dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan suara).
Tombol4 (T4) : tombol pemilih telepon telinga bila tombol ini menunjukan ke B, berarti nada
yang dihantarkan ketelepon berwarnahitam (black). Bila tombol menunjukan ke G yang bekerja
hanya telepon kalbu (Grey).
Tombol 5 (T5) : tombol penghubung nada. Dengan memutar tombol ini kekiri, nada akan terdengar
ditelepon bila tombol dilepas, nada tidak terdengar lagi.
P-VIA.4 Apa yang dimaksud pemutus nada pemeriksaan? maksud pemutusan nada pada
pemeriksaan adalah melepas tombol sehingga nada tidak terdengar lagi untuk menguji apakah
o.p benar-benar mendengar atau hanya pura-pura mendengar.
P-VIA. 5 Apa arti fisikologis intensitas 0 dp pada alat ? 0 db sama dengan tingkat tekanan yang
mengakibatkan gerakan molekul udara dalam keadaan udara diam, yang hanya dapat terdeteksi
dengan menggunakan instrumen fisika, dan tidak akan terdengar oleh telinga manusia.
Oleh karena itu, di dalam audiologi ditetapkan tingkat 0 yang berbeda, yang disebut 0 dB klinis
atau 0 audiometrik. Nol inilah yang tertera dalam audiogram, yang merupakan grafik tingkat
ketunarunguan. Nol audiometrik adalah tingkat intensitas bunyi terendah yang dapat terdeteksi
oleh telinga orang rata-rata dengan telinga yang sehat pada frekuensi 1000 Hz.
Tata Kerja
1. Pemeriksaan menyiapkan alat sebagai berikut:
a. putar tombol utama (T1) pada Off.
b. putar tombol frekuensi nada (T2) pada 125.
c. putar tombol kekuatan nada (T3) pada -10dp.
2. Hubungan audiometer dengan sumbu listrik (125V) dan putar T1 ke ON, 51 dan 52 akan
menyala, bila tidak demikian halnya laporkan pada supervisior.
3. Suruhlah orang percobaan duduk membelakangi audiometer dan pasanglah telepon pada
telinganya sehingga telepon Black ditelinga kiri.
4. Berikan petunjuk pada orang percobaan untuk mengacungkan tangannya ke atas pada saat mulai
dan selama ia mendengar nada melalui salah satu telepon, dan menurunkan tangannya pada saat
nada mulai tidak terdengar lagi.
5. Tunggulah 2 menit lagi untuk memanaskan alat.
6. Putarlah T5 ke kiri dan pertahankanlah selama pemeriksaan.
7. Putarlah tombol kekuatan T3 perlahan-lahan searah dengan jarum jam sampai orang percobaan
mengacungkan tangannya keatas.
8. Teruskanlah memutarkan tombol tersebut sebesar 10 db dan kemudian putarlah tombol T3
tersebut perlahan-lahan berlawanan dengan jarum jam sampai orang percobaan menurunkan
tangannya. Catatlah angka db pada saat itu.
9. Ulangilah tindakan 7 dan 8 dua kali lagi dan ambillah angka terkecil sebagai hearing loss
orang percobaan pada frequency 125 Hz.
10. Selama percobaan ini lepaskanlah sekali-kali T5 pada waktu orang percobaan mengacungkan
tangannya untuk menguji apakah orang percobaan benar-benar mendengar nada atau hanya pura-
pura mendengar.
11. Ukurlah, hearing loss untuk telinga yang sama dengan cara yang sama pula pada requency
250,500,1000,2000,4000,8000,12000 Hz dan catatlah data hasil pengukuran pada formulir yang
telah disediakan.
12. Ulangi seluruh pengukuran ini untuk telinga yang lain.
13. Buatlah audiogram orang percobaan pada formulir yang telah disediakan dengan data yang
diperoleh pada pengukuran
Hasil Pengamatan
Setelah digerakkan dan digoyangkan papan fiksasi , pergerakan ekstremitas katak menjadi :
Kesimpulan
Setelah labirinnya dirusak, arah gerakannya bergerak ke arah yang sehat. Karena labirin fungsinya
sebagai keseimbangan.