mg
Rhinos SR (2 dd 1) : pseudoephedrin immediate release 60 mg,
pseudoephedrin SR 60 mg, loratadine 5 mg
Antibiotik :
-
Cefadroxil (cefat, renasistin) caps 500 mg, syr 125 mg/5ml syr forte
250 mg/5ml, drop flask 15 ml 150 mg/ml : dewasa 2x1-2 caps, anak
S.3 d.d. I
Tetes telinga
-
Preop
op besar/lama
Durante op : perdarahan diminimalkan/kontrol, aspirasi disuction dan
posisi kepala miring
Post op
Penyakit telinga
a. Perichondritis
Radang perichondrium aurikel dapat diiikuti pembentukan pus
antara perichondrium dan chondrium
S
: aurikel nyeri merah. Riwayat trauma +
O
: aurikel nyeri merah edematus tetapi lobulus bebas
DD : erisipelas, otitis externa, othematoma
P
:
- infiltrat (belum fluktuasi) : kompres
- abses + : insisi kartilago, drainase pus, debridement jar.nekrotik
- antibiotika
- suportif : analgetik, MRS
Komplikasi : rusak chondrium, terjadi deformitas (cauli flower ear)
b. Othematoma
S
: benjolan tidak nyeri. Bisa karna trauma/spontan
O
: benjolan selalu di depan aurikel, tanda radang
P
: insisi, drainase darah, lalu dibebat tekan(verband),
antibiotik
c. Erisipelas
S
: kulit aurikel/mae merah, bengkak, nyeri tekan disertai
gejala sistemik demam malaise
O
: seluruh aurikel termasuk lobulus radang
P
: kompres, antibiotik gram +, suportif antipiretik analgesik
d. Otitis externa sirkumskripta (furunkel)
S
: nyeri telinga hebat, nyeri kunyah/buka mulut jika di CAE
anterior, riwayat korek-korek +, pembesaran kgb preaurikuler
O
: nyeri saat manipulasi aurikel/tragus, tampak bisul 1/3 CAE
luar, pendengaran normal
P
: tampon antiseptik/burowi sering2 dibasahi dan diganti tiap
hari, antibiotik adekuat, analgesik
e. Otitis externa difus
S
: gatal kumat-kumatan lalu dikorek2 jadi nyeri. Sekret berbau
+, demam . Dasar penyakit alergi/eczem yang sewaktu2
mengalami eksaserbasi mis.lembap,dll
hiperemis
Perforasi : nyeri dan demam hilang, tuli masih menetap, keluar
sekret mukopurulen
Resolusi : perforasi perlahan menutup. Dlm 14 hari menutup OMA,
3 mg subakut, 2 bln kronik
Tx : dekongestan, antibiotik, jika MT bulging miringotomi,
simtomatis jika ada (mis.fase supurasi antipiretik-analgesik)
timpanoplasti
Malignant : bedah mastoidektomi
1. Canal wall down : meruntuhkan dinding posterior canalis
auditorius external (CAE). Telinga luar, mastoid, dan telinga
tengah dijadikan 1 ruang. M.timpani direkonstruksi ulang.
Varian lain :
Radical mastoidektomi : m.timpani dan ossicle telinga tengah
diangkat
Modified radical : m.timpani dan telinga tengah tidak diutak-atik
Indikasi : cholesteatom luas, only hearing/better hearing ear
affected, status fisik lemah tidak kuat operasi berulang
Keuntungan : resiko timbul kolesteatom berulang kecil
Kerugian : tidak boleh kemasukan air, harus rutin bersihkan
telinga/6 bulan, pendengaran mungkin tambah turun karna
arsitektur telinga diubah
2. Canal wall up : dinding posterior external canal tidak
diruntuhkan. Mastoidnya saja yang dibersihkan
Test tuli :
1. Bisik : Normal 6m, ringan 4m, sedang 2-3m, berat <1m
2. Garputala :
Rinne + = AC>BC = normal/SNHL
Rinne - = BC>AC = CHL
Weber + = telinga sakit lebih keras CHL, telinga sehat lebih keras
SNHL, atau dua-dua telinganya tuli yang sama tapi derajatnya
mendengar.
p. Sudden deafness
Tuli jenis SNHL mendadak tanpa etiologi yang jelas.
Tx : vasodilator ginkgo biloba, steroid, vitamin neuro, HBOT
q. Meniere syndrome
Trias : vertigo, tinnitus, tuli SNHL
Vertigo serangan pertama sangat berat sampai muntah. Serangan
berikut2nya tambah ringan.
Penyebab : hidrops endolimfa
DD :
1. Kelainan labirin : BPPV, labirinitis, barotrauma, drug induced
2. N.VIII : neuritis vestibular, acoustic neuroma
3. Central : CVA/trauma/tumor cerebellum
: sinusitis akut (<4 mgg), subakut (1-3 bln), kronis (>3 bln)
P
: ADS 20,000 U
j. Polip nasi
Penonjolan mukosa ke cavum nasi karena edema kronik yang lama
kelamaan bertambah berat dan turun ke bawah mengikuti tarikan
gravitasi. Pria > wanita. Penyebab keradangan/alergi kronik.
S
: buntu, pilek, ggn pembau progresif
O
: massa lunak rata licin bertangkai mudah digerakkan, warna
putih abu-abu, tidak mudah berdarah
P
: ekstraksi polip
k. ANJ
Tumor nasofaring jinak secara histologis namun ganas secara klinis
karena ekspansif. Ke superior : basis cranii;cefalgia. Lateral : oklusi
tuba;otalgia. Inferior : palatum mole bombans;ggn menelan
bernafas berbicara. Posterior : maxilla;frog face.
S
: pria puber buntu, epistaxis berulang profus, pilek
O
: massa nasofaring mudah berdarah (karna hanya dilapisi
selapis endotel tanpa otot), warna merah keunguan, fenomena
palatum mole
P
:
Dx
: foto waters, biopsi, CT scan, endoskopi
Tx
: pembedahan, radiasi pra bedah pada lesi luas
Penyulit : perdarahan profus, anemia, deformitas wajah
l. KNF
Faktor resiko : ikan asin (nitrosamin), radang kronis
Patologi : WHO 1 differentiated keratinized, WHO 2 differentiated
non keratinized, WHO 3 undifferentiated
Trias KNF :
1. Gejala hidung : telinga terasa penuh, tinnitus kronik
2. Gejala leher : benjolan ipsi/kontralateral (limfatik leher crossing
midline)
3. Gejala kepala : nyeri kepala, diplopia/strabismus, ggn menelan,
reflek muntah tenggorok turun
Dx : biopsi gold standard, CT Scan, DL-RFT-LFT pra radioterapi
Tx : gold standar radioterapi. Bedah sulit akses nasofaring dan
stadium biasa sudah lanjut
Penyakit tenggorok
Approach penyakit tenggorok :
1. Serak (lanjut no.2) / tidak (lanjut no.3)
2. Tanda ISPA :
- Tanda ISPA + < 3 mgg : laringitis akut
3.
4.
-
supraglotis.
Tonsil normal (lanjut no 4). Tidak normal :
hiperemis detritus : tonsilitis akut.
Pseudomembran : difteri.
Edema tidak hiperemi kripta melebar : tonsilitis kronis
Faring :
Faring hiperemis : faringitis akut. KU nyeri tenggorok baik saat
b.
c.
d.
e.