Anda di halaman 1dari 9

DEFINISI RHINOSINUSITIS PADA DEWASA

Rhinosinusitis = inflamasi pada hidung dan sinus paranasal yang ditandai dengan 2 gejala atau lebih,
salah satunya harus terdapat nasal blockage/obstruksi nasal/kongesti nasal atau discharge nasal
(anterior/posterior nasal drip):

± nyeri wajah/wajah terasa seperti tertekan

± penurunan fungsi pembauan

Dan

Pada endoskopi ditemukan tanda:

- Polip nasi dan atau


- Discharge mukopurulen terutama dari meatus medius dan atau
- Mukosa meatus medius udem

Dan atau

Perubahan pada CT Scan:

Perubahan mukosa osteo meatal complex dan atau sinus paranasal

DEFINISI RHINOSINUSITIS PADA ANAK

Rhinosinusitis = inflamasi pada hidung dan sinus paranasal yang ditandai dengan 2 atau lebih gejala,
dengan salah satunya harus terdapat gejala obstruksi nasal/kongesti nasal atau nasal discharge
(anterior/posterior nasal drip):

± nyeri wajah

± batuk

Dan lainnya

Pada endoskopi ditemukan tanda:

- polip nasi dan atau


- Discharge mukopurulen terutama dari meatus medius dan atau
- Mukosa meatus medius udem

CT Scan  perubahan pada mukosa osteo meatal complex dan atau sinus paranasal

DEFINISI RHINOSINUSITIS AKUT PADA DEWASA

Onset mendadak dari dua atau lebih gejala dengan salah satunya harus terdapat obstruksi
nasal/kongesti nasal atau nasal discharge (anterior/posterior nasal drip):

± nyeri wajah/wajah terasa seperti ditekan

± penurunan fungsi pembauan

Selama < 12 minggu

DEFINISI RHINOSINUSITIS AKUT PADA ANAK

Onset mendadak dari dua atau lebih gejala:

- Nasal blockage/obstruksi nasal/kongesti nasal


- Atau discoloured nasal discharge
- Atau batuk (siang dan malam hari) selama < 12 minggu

Harus ditanyakan mengenai : bersin-bersin, watery rhinorhea, gatal pada hidung, itchy watery eyes
(mata gatal dan berair)

DEFINISI RHINOSINUSITIS KRONIS PADA DEWASA

Rhinosinusitis kronis = terdapatnya dua atau lebih gejala, dengan salah satunya harus terdapat nasal
blockage/obstruksi nasal/kongesti nasal atau nasal discharge (anterior/posterior nasal drip):

± nyeri wajah/wajah terasa seperti ditekan

± penurunan fungsi pembauan selama ≥ 12 minggu


Harus ditanyakan mengenai Riwayat bersin-bersin, watery rhinorhea, gatal pada hidung, itchy watery
eyes/ mata berair dan terasa gatal

DEFINISI RHINOSINUSITIS KRONIS PADA ANAK

Rhinosinusitis kronis = terdapatnya dua atau lebih gejala dengan salah satunya harus terdapat nasal
blockage/obstruksi nasal/kongesti nasal atau nasal discharge (anterior/posterior nasal drip):

± nyeri wajah

± batuk selama ≥ 12 minggu

Gangguan keseimbangan semua usia  sering datang meski taraf ringan  ganggu aktivitas sehari-
hari dan rasa tidak nyaman

BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)  vertigo tiba-tiba karena perubahan posisi kepala 
keluhan vertiognya berat dirasakan beberpa detik, bisa mual bahkan muntah. Sering sembuh sendiri.

BPPV  penyakit degenratif  >> dewasa muda – lanjut usia, penyebab lain: labirinitis virus, neuritis
vestibuler,pasca stapedectomy, fistula perilymph, dan penyakit meniere. >> karna kanalithiasis bukan
kupulolithiasis

BPPV  tes dix hallpike, Romberg test


Tatalaksana : Canalith repositioning therapy/ repositioning manuever, betahistine mesylate saat
serangan aktif

OTITIS EKSTERNA DIFUSA

 Etio : bakteri (s.aureus, p.aeruginosa), jamur, virus


 Faktor yang mempermudah  perubahan ph dari normal atau asam menjadi basa  proteksi
terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara hangat dan lembab  bakteri dan jamur
mudah tumbuh
 Faktor predisposisi:
o Faktor endogen : anemia, DM, dermatitis seboroik, hipovitaminosis
o Faktor eksogen : terlalu sering membersihkan telinga shg serumen yang berfungsi
sebagai pertahanan kulit MAE hilang. Trauma karna tindakan mengorek telinga (port
d’entry bakteri). Suasana yang lembab, panas dan alkalis dalam MAE. Suasana lembab
saat : kemasukan air setelah berenang, mandi atau udara yang terlalu panas/berkeringat
 gatal  mengorek telinga  hilangkan protective lipid layer dan acid mantle +
trauma  makin lembab dan makin meningkat suhu MAE  media yang baik untuk
pertumbuhan kuman  awalnya penyumbatan apopilosebaceus  radang / furunkel
 Anamnesis: rasa gatal – nyeri telinga. Awalnya keluar secret encer, bening tetapi dapat berubah
menjadi secret purulent kental. Kalo kondisi kronis hanya sedikit sekretnya atau hanya berupa
gumpalan, berbau akibat adanya bakteri saprofit atau jamur. Pendengaran normal atay sedikit
berkurang. Kalo ada furunkel MAE  otalgia paling dominan, nyeri bertambah saat
mengunyah atau bila telinga disentuh.
 Pemeriksaan fisik : MAE udem, hiperemi sampe ke MT,Kesan sempit, terisi secret serous
(alergi), purulent (infeksi bakteri), keabu-abuan atau kehitaman (jamur), pembesaran KGB
regional. Pada furunkel  udem dan hiperemi pada pars kartilagenus MAE dengan nyeri Tarik
aurikula dan nyeri tekan tragus
 DD : otitis eksterna bulosa, oma
 Tatalaksana : tampon pita 0,5 cm x 5 cm dibasahi dengan larutan burowi filtrate pada MAE.
Tampon ditetesi tiap 2-3 jam sekali, dan diganti tiap hari
OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIPTA/ FURUNKEL MAE

 MAE 1/3 lateral mengandung adneksa kulit spt folikel rambut, kel.sebacea dan kel.seruminous
--. Bisa infeksi pada pilosebaseus  furunkel
 Etio: s.aureus
 Gejala : nyeri hebat, tidak sesuai dengan ukuran bisul. Nyeri karna ga mengandung jar.ikat
longgar  nyeri saat perikondrium di tekan, saat buka mulut. Bisa ada gg pendengaran kalo
furunkel besar.
 Pem.fis khas : nyeri Tarik aurikula dan nyeri tekan tragus
 Yang dapat dilakukan di layanan primer : kalo udah jadi abses  aspirasi steril untuk
mengeluarkan nanah + antibiotic salep spt polymyxin B atau bacitracin, atau antiseptic (asam
asetat 2-5% dalam alcohol), kalo dindingnya tebal  insisi dan drainase (pasang drain) +
analgesic

RHINITIS ALERGI

Tatalaksana: Avoidance/menghindari allergen, terapi medikamentosa: antihistamin (cetirizine 1x10


mg), dekongestan (pseudoefedrin 3 x 60mg/hari), steroid intranasal, edukasi untuk meningkatkan
kondisi tubuh dengan menyarankan agar rutin berolahraga, diet gizi seimbang, istirahat yang cukup,
kelola stress

Dhingra  hindari allergen, terapi medikamentosa, imunoterapi

FARINGITIS AKUT

Etio : Streptokokus grup A beta hemolitikus, Haemophilus influenzae, pneumococcus,


Corynebacterium diphtheriae

OMA

Stadium: stadium oklusi tuba eustachius, stadium hiperemi, supurasi, perforasi dan resolusi

CA LARING
Gejala pertama : suara parau/serak, bisa sampe sesak nafas, gg menelan

Pemeriksan fisik : dispnea dan stridor inspiratoar, retraksi

Tatalaksana : beri O2 rujuk ke fasilitas kesehatan yang memadai

Kenapa sesak? Jika membesar dapat menutup rima glottis, atau tumor membesar hingga
menyebabkan obstruksi jalan napas atas

EPISTAKSIS

Etiologi :Lokal (trauma, kel.anatomi, kel.pemdar, infeksi lokalm benda asing, tumor, pengaruh udara
lingkungan), sistemik (penyakit kardiovaskular, kelainan darah, infeksi sistemik, perubahan tekanan
atmosfir, kelainan hormonal, kelainan kongenital)

Ante  pleksus Kisselbach di septum bagian anterior atau dari a.ethmoidalis anterior  nunduk
trus tekan cuping hidung dari luar selama 10-15 menit  gagal tampon anterior dipertahankan
2x24 jam

Poste plexus woodruff a.sphenopalatina  >> px hipertensi, arteriosclerosis  pemasangan


tampon bellocq

Prinsip tx : perbaiki KU, cari sumber, hentikan perdarahan, cari faktor penyebab untuk cegah
berulangnya perdarahan

TONSILITIS AKUT

Riwayat ISPA berulang, demam, sesak nafas, tidur mengorok, nafsu makan

Istirahat, makan makanan lunak, minum hangat, antibiotic (fenoksimetil penisilin/eritromisin) dan
antipiretik

PEMBAGIAN CAVUM TIMPANI

- Epitimpanum
- Mesotimpanum
- Hipotimpanum

3 ETIOLOGI KEGANASAN PADA NASOFARING

- Faktor genetic (ras mongoloid). Memiliki resiko 6x lebih besar.


- Faktor virus (virus Epstein Barr)
- Faktor lingkungan (polusi asap kayu bakar, asap pabrik, bahan karsinogenik (ikan asin 
nitrosamine), rokok, gas kimia)

DEFINISI OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan secret yang keluar dari telinga
tengah terus menerus atau hilang timbul. (UI)

Infeksi kronis pada mukoperiosteum dan osteum telinga tengah dengan  perforasi membrana timpani
dan timpani dan gejala khas gejala khas otore. Otore otore. Otore dapat terjadi dapat terjadi terus
menerus (persisten), atau hilang timbul (rekuren). Batasan kronis adalah 6 minggu atau 3 bulan. (PDT
UNAIR)

1 FAKTOR RESIKO TERTINGGI PENYEBAB GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI DAN ANAK

Bayi baru lahir (0-28 hari) dengan risiko tinggi terjadinya gangguan pendengaran dan ketulian seperti
yang dikemukakan oleh American Joint Committee on Infant Hearing Year 2007 memiliki faktor risiko
sebagai berikut :
 Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran sejak masa anak-anak.
 Riwayat infeksi TORCHS (Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus, Herpes, Sifilis) pada 
kehamilan.
 Kelainan bentuk pada kepala dan wajah,  termasuk kelainan  pada daun telinga dan liang
telinga.
 Berat Badan  lahir rendah  ( kurang dari  1500 gram )
 Hiperbilirubinemia  yang memerlukan transfusi tukar darah.
 Penggunaan obat ototoksik pada  ibu hamil.
SJNA (sumbatan jalan napas atas), apa diagnosis kasus penyebab SJNA?

Anda mungkin juga menyukai