Anda di halaman 1dari 23

CASE REPORT

Otitis Media Akut Stadium Supuratif Auris Dextra

DISUSUN OLEH :
GRACIA CHRISTIANINGTIAS (1765050403)
FELICIA SARASWATI (1765050407)
MEILINDA SARI SIREGAR (1765050341)

PEMBIMBING :
DR. SATRIA NUGRAHA, SP. THT – KL

KEPANITERAAN ILMU TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 26 AGUSTUS – 28 SEPTEMBER 2019
Identitas Pasien

 Nama : Nn. S
 Umur : 19 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Bekasi Barat
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Guru
 Pendidikan : SMA
Keluhan Utama : Penurunan pendengaran pada telinga kanan sejak 1 bulan yang lalu

Riwayat Perjalanan Penyakit :


Pasien datang ke poli THT dengan keluhan penurunan pendengaran pada telinga kanan sejak 1
bulan yang lalu. Pendengaran pasien menurun secara bertahap dan memberat sejak 3 hari terakhir.
Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Selain itu pasien merasa ketika kepala dimiringkan ke
kanan atau ke kiri seperti ada cairan yang mengalir di telinga namun tidak keluar. Pasien memiliki
riwayat batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pasien tidak ada riwayat terpapar suara yang kencang.
Pasien tidak memiliki kebiasaan menggunakan earphone.
Keluhan Tambahan :
Pasien mengeluh terkadang telinga kanan terasa nyeri. Riwayat keluarnya cairan dari telinga
disangkal. Demam disangkal. Ketika sujud pasien dahi dan pipi pernah terasa nyeri, pasien pernah
merasa adanya cairan yang mengalir dari hidung ke tenggorokan, gigi berlubang pada rahang atas
(+), pasien tidak pernah mencium bau tidak enak/amis dari hidung. Keluhan bersin/hidung
tersumbat pagi hari disangkal. Keluhan bersin/hidung tersumbat ketika terkena debu atau udara
dingin disangkal.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat batuk pilek berulang (+), Asma (-), Alergi (-), DM (-), HT (-), Kolesterol Tinggi (-).
 
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat penyakit dalam keluarga: Asma (-), Alergi (-),
DM (-), HT (-), Kolesterol Tinggi (-).

Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan menggunakan earphone. Pasien mengaku jarang mengkonsumsi makanan maupun minuman
dingin, gorengan, mengandung penyedap rasa, d.l.l. Pasien tidak sering berenang. Kebiasaan merokok dan meminum alkohol
disangkal. Tidak ada yang memiliki kebiasaan merokok di dalam keluarga pasien, lingkungan tetangga (+), lingkungan kerja (+).
 
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum : Compos mentis


 Tanda-tanda vital :
 Tekanan darah : 110/80 mm/Hg
 Pernafasan : 18x/menit
 Suhu : 36,5 0C
 Nadi : 80x/menit
 
Pemeriksaan Fisik Telinga
Pemeriksaan Fisik Hidung
Pemeriksaan Fisik Faring

Pemeriksaan Fisik Kelenjar Getah Bening : Pembengkakan (-)


Pemeriksaan Penunjang

Tes Penala
Tes pendengaran Kanan Kiri
Rinne - +
Weber Lateralisasi ke Kanan
Scwabach Memanjang Sama dengan pemeriksa

Kesimpulan : Tuli Konduktif Telinga Kanan / Right Conductive Hearing


Loss
Pemeriksaan Penunjang

Timpanometri
AD = B AS = A
B = Efusi kavum timpani
Dx = Otitis Media Akut stadium
Supuratif Auris Dextra
Diagnosis : Otitis Media Akut stadium Supuratif
Auris Dextra
Tatalaksana

Medikamentosa Non Medikamentosa

 Ofloxacin Ear Drop 3%  Minum obat teratur, rajin kontrol

 Telinga tidak kena air


S 3 dd III gtt AD
 Tida mengorek telinga
 Cefixime 200 mg
 Obati batuk/pilek

S 2 dd I tab (PO)  Memilih makanan yang tidak menyebabkan

batuk/pilek
 Metil Prednisolon 4 mg
 Jika terdapat cairan yang keluar dari telinga
S 2 dd I tab (PO)  langsung ke dokter
Otitis Media Akut

Definisi
Otitis media akut merupakan inflamasi pada telinga tengah yang dapat disebabkan oleh
bakteri/ virus dengan gejala klinik nyeri telinga, demam, hingga penurunan pendengaran. Penyakit
ini lebih sering terjadi pada anak-anak.

Etiologi
Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pnemokokus, Haemofilus influenza,
Escherichia coli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas aurogenosa.
Click icon to add picture
1. Stadium Oklusi

- Retraksi membran timpani


- Refleks cahaya berkurang dan
mendatar

2. Stadium Hiperemis

- Seluruh membran timpani


edema dan hiperemis

3. Stadium Supuratif

- Edema hebat dan terbentuk


eksudat purulen
- Membran timpani bulging Stadium Otitis Media Akut
Click icon to add picture
1. Stadium Perforasi

- Perforasi membran timpani


- Pus keluar mengalir dari
telinga tengah ke telinga luar

2. Stadium Resolusi

- Membran timpani dapat


tertutup kembali dan sekret
berkurang
- Dapat menimbulkan gejala sisa
berupa otitis media serosa jika
sekret menetap di cavum
timpani tanpa terjadi perforasi
Stadium Otitis Media Akut
- Jika stad. ini gagal  OMSK
Diagnosis

Diagnosis OMA harus memenuhi 3 hal berikut ini:  Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah

 Penyakit ini onsetnya mendadak (akut) yang dibuktikan dengan adanya salah satu

 Ditemukannya tanda efusi (pengumpulan diantara tanda berikut:

cairan) di telinga tengah. Efusi dibuktikan  Kemerahan pada gendang telinga

dengan memperhatikan tanda berikut:  Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan
 Mengembangnya gendang telinga aktivitas normal

 Terbatas/tidak adanya gerakan gendang


telinga
 Adanya bayangan cairan di belakang
gendang telinga
 Cairan yang keluar dari telinga
Tatalaksana

Stadium Oklusi Stadium hiperemis (presupurasi)

 Terapi ditujukan untuk membuka  Antibiotik selama 7 hari (pemberian awal

IM)
kembali tuba eustachius sehingga
 Obat tetes hidung
tekanan negative di telinga tengah
 Analgesik/antipiretik
hilang dengan diberikan  Bila membran timpani sudah hiperemis
 Obat tetes hidung dan antibiotik difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.
Antibiotik yang diberiksan penisilin atau
eritromisin
Tatalaksana

Stadium Supuratif Stadium Perforasi

 Bila tidak dilakukan insisi membrane timpani  Obat cuci telinga (ear toilet) H2O2 3% (4-5

(miringotomi) pada stadium ini, maka tetes sehari) selama 3 sampai dengan 5

kemungkinan besar membrane timpani akan hari serta antibiotik yang adekuat

rupture dan nanah keluar ke liang telinga

 Miringotomi dilakukan jika membrane

timpani masih utuh.

 Antibiotik
Tatalaksana Pembedahan

Miringotomi Timpanosintesis

 Insisi pars tensa membran timpani  adanya  Pungsi pada membran timpani dengan

drainase sekret dari telinga tengah analgesia lokal


 Lokasi : kuadran posterior – inferior  Indikasi : terapi antibiotik tidak

 .Indikasi miringostomi pada anak dengan OMA memuaskan, terdapat komplikasi

adalah nyeri berat, demam, komplikasi OMA supuratif, pada bayi baru lahir atau pasien
yang sistem imun tubuh rendah
seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis,

labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat.


Tatalaksana Pembedahan

Adenoidektomi

 Adenoidektomi efektif dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan

efusi dan OMA rekuren, pada anak yang pernah menjalankan miringotomi dan

insersi tuba timpanosintesis, tetapi hasil masih tidak memuaskan.


Komplikasi

 Komplikasi Intratemporal

Mastoiditis akut, petrositis, labirintitis, perforasi pars tensa, atelektasis telinga


tengah, paresis fasialis, dan gangguan pendengaran
 Komplikasi Intrakranial

Meningitis, encefalitis, hidrosefalus otikus, abses otak, abses epidural, empiema


subdural, dan trombosis sinus lateralis
Prognosis

 Dubia ad bonam.

 Gejala dapat membaik dalam 24 jam dan dapat sembuh dalam 3 hari dengan

pengobatan yang adekuat


 Jika tidak diobati dengan benar, otitis media akut dapat menimbulkan

komplikasi mulai dari mastoiditis, kolesteatom, abses subperiosteal sampai


abses otak dan meningitis, OMSK

Anda mungkin juga menyukai