Psikososial di Masa
Kanak-kanak Awal
A
Pada tahap ini ia tidak dapat membanyangkan B dua
bahwa ia bisa memiliki
emosi pada satu waktu. Sebagian dikarenakan keterbatasan kapasitas Contoh : “Kamu tidak bisa
ingatan kerjanya, ia tidak dapat melakukan decenter, yaitu senang dan takut”
mempertimbangkan berbagai aspek berbeda dari dirinya pada saat yang
bersamaan.
Cara berpikirnya adalah ya atau tidak. Ia tidak bisa menyatakan bahwa diri
nyata (real self), dirinya yang sebenarnya, berbeda dengan diri ideal (ideal
self), diri yang ia inginkan; sehingga pada tahap ini anak dipandang
sebagai sosok yang jujur karena tidak ada perbedaan antara ideal self dan
real self nya.
2. Pemerataan perwakilan
(representation mappings) ini –
hubungan logis dari berbagai bagian
mengenai gambaran tentang diri
sendiri – masih diungkapkan dalam
bentuk yang seluruhnya positif dan
bentuk semua atau tidak sama sekali.
Karena bisa dan tidak bisa adalah hal
yang berlawanan, ia tidak bisa melihat
bahwa ia bisa dalam suatu hal dan
tidak bisa dalam hal lain.
Contohnya :
“Saya dapat lari dengan cepat dan
meloncat tinggi. Saya juga kuat,
saya bisa melempar bola sangat
jauh. Saya akan masuk tim
olahraga suatu hari nanti”
Contoh: “Saya
bisa bermain
3. Sistem perwakilan, hoki tetapi tidak
terjadi pada masa kanak- bisa aritmatika
kanak tengah
Pendekatan Kognitif
Sarah menyadari bahwa dirinya perempuan karena
semua orang memanggilnya perempuan. Ia menemukan
bahwa ia akan selalu menjadi perempuan, ia akan
memahami gender seperti ia memahami hal lain; dengan
secara aktif memikirkan dan mengonstruksi penipean
gendernya sendiri. Ini adalah inti dari teori
perkembangan kognitif Lawrence Kohlberg.
Pendekatan Psikoanalisis
“Ayah, apakah ayah masih ada nanti Ketika aku
dewasa dan menikahi ibu?” tanya Timmy, 4 tahun.
Dalam sudut pandang psikoanalisis, pertanyaan
Timmy adalah bagian dari proses perolehan
identitas gender. Proses ini, menurut Freud adalah
identifikasi (identification), adopsi sekumpulan
karakteristik, keyakinan, sikap, nilai, dan perilaku
dari orang tua dengan jenis kelamin yang sama.
Anak menunjukan pemahaman emosional yang lebih baik pada tiga tahun kemudian.
Menurut Taylor,
Memiliki teman khayalan menjadi hal yang umum pada awal masa sekolah, hamper
3 Carlson,Gerow, dan
sepertiga anak yang melaporkan memiliki teman khayalan. Anak yang berusia 7
tahun biasanya masi bermain dengan teman khayalan. Charley 2004
100 Hubungan anak dengan teman khayalan mirip
90 dengan hubugan teman sebaya, mereka biasanya
80 mudah bergaul dan ramah, berbeda dengan
70 dengan bagaimana si anak “menangani” benda-
60 benda personifikasi, seperti boneka
50
40 Teman khayalan merupakan teman yang baik
30 bagi anak tunggal mereka memberikan
20 mekanisme pemenuh harapan, kambing hitam,
10 agen displacement dari ketakutan anak dan
pendukung untuk situasi sulit.
Bagaimana Gender Memengaruhi Bermain
Perbedaan gender dalam
permainan anak memberikan
kesempatan berlatih dalam
Kebanyakan anak laki-laki memilih
0 0 perilaku orang dewasa yang
permainan yang aktif, bersemangat
5 1 penting untuk reproduksi dan
dalam kelompok yang relative
bertahan hidup
besar,contoh : anak laki-laki
bermain secara spontan di
trotoar,jalanan atau tempat kosong
Permainan yang kasar dari anak
laki-laki mencerminkan kompetisi
0
4 2
untuk dominasi,status, dan
pasangan yang subur dimasa
dewasa
Kebanyakan anak laki-laki
dan perempuan bermain
dengan cara yang berbeda 0 Pemisahan berdasarkan jenis
3 kelamin merupakan hal yang wajar
diantara anak prasekolah dan
menjadi lebih jelas pada masa
kanak-kanak
6
Sedangkan anak perempuan
memilih permainan yang lebih
kalem, rukun dengan satu teman,
contoh : anak perempuan
cenderung memilih aktivitas
7 yang terstruktur dan diawasi
orang dewasa.
Semua kecendrungan ini
terlihat lebih jelas ketika
bermain secara
berkelompok
Bagaimana Budaya Memengaruhi
Bermain
Kelompok bermain keturunan
korea, sesuai dengan nilai
tradisional korea yang menekankan
Anak kulit putih sesuai dengan
perkembangan akademis
nilai-nilai amerika didorong untuk
penyelesaian tugas
berpikir secara mandiri , terlibat
aktif dalam belajar dengan cara
membebaskan anak untuk memilih Kelompok bermain kulit putih
berbagai aktivitas mendorong pertukaran social
diantara muridnya dan kegiatan
kolaboratif dengan guru
Sepermainan
Batita bermain disamping atau dekat degan anak lain, tetapi
biasanya pada usia 3 tahun anak mulai memiliki teman.
Melalui pertemanan dan interaksi dengan sepermainan,
dan Sahabat anak belajar bagaimana cara bergaul dengan orang lain.
Mereka belajar bahwa bersikap bersahabat adalah cara
untuk mendapatkan sahabat.
Anak prasekolah biasanya suka bermain dengan anak yang
seusia dan sejenis. Dikelompok bermain, mereka cenderung
menghabiskan waktu dengan sejumlah kecil anak yang
membuat mereka mengalami pengalaman positif dan
berprilaku mirip dengan perilaku mereka
Anak yang memiliki pengalaman positif lakan lebih
mungkin untuk menjadi sahabat
Anak yang agresif kurang pouper dibandingkan anak
prososial
Thank you