Anda di halaman 1dari 45

Perkembangan

Psikososial di Masa
Kanak-kanak Awal

Argita Maya Fauzi, S.Psi., M.Si.


KONSEP DIRI DAN
PERKEMBANGAN KOGNITIF

Konsep Diri (self-concept) adalah gambaran total kita


terhadap diri sendiri. Ini adalah apa yang kita percayai
mengenai siapa diri kita – gambaran total mengenai
kemampuan- kemampuan dan trait-trait kita.
Gambaran terhadap diri sendiri mulai focus pada masa batita,
Ketika anak mengembangkan kesadaran diri. Konsep diri
menjadi lebih jelas dan lengkap ketika seseorang menambah
kemampuan-kemampuan kognitifnya dan berhadapan dengan
tugas-tugas perkembangan kanak-kanak, remaja, dan dewasa.
Contoh aspek sosial : Anak memasukkan
pemahaman mereka yang tumbuh
mengenai bagaimana orang lain melihat
mereka ke dalam citra diri mereka.
PERUBAHAN DEFINISI DIRI: PERUBAHAN
5-7 TAHUN

Perkembangan konsep diri


mengalami lompatan pada usia
5 dan 7 tahun, yang terbukti
Contoh: dengan perubahan definisi diri
Pada usia 4 tahun, Jason berkata: (self-definition): kumpulan
“Nama saya Jason dan saya tinggal dalam sebuah rumah karakteristik yang digunakan
besar dengan ayah, ibu, dan kaka saya, Lisa. Saya anak dalam mendeskripsikan
memiliki kucing oranye dan televisi di kamar saya. Saya
diri mereka.
suka pizza dan saya punya guru yang baik. Saya dapat
memanjat mainan panjat-panjatan sampai ke atas. Saya
tidak takut! Saya senang. Kamu tidak bisa takut dan
senang, tidak mungkin! Saya punya rambut warna
cokelat, saya ikut kelompok bermain. Saya sangat kuat,
saya bisa mengangkat kursi ini, lihat!” (Harter, 1996, hal.
208)
Teori Neo-Piaget

Perubahan spesifik berdasarkan teori Neo-Piaget yang terjadi dalam tiga


Langkah, yang sebenarnya membentuk kemajuan yang berkelanjutan.
1. Bersifat perwakilan tunggal (single representation) – item-item yang
terdiri dari satu dimensi dan terpisah. Pemikirannya meloncat dari
Add Text Add Text
satu particular ke particular lain, tanpa adanya hubungan logis.

A
Pada tahap ini ia tidak dapat membanyangkan B dua
bahwa ia bisa memiliki
emosi pada satu waktu. Sebagian dikarenakan keterbatasan kapasitas Contoh : “Kamu tidak bisa
ingatan kerjanya, ia tidak dapat melakukan decenter, yaitu senang dan takut”
mempertimbangkan berbagai aspek berbeda dari dirinya pada saat yang
bersamaan.
Cara berpikirnya adalah ya atau tidak. Ia tidak bisa menyatakan bahwa diri
nyata (real self), dirinya yang sebenarnya, berbeda dengan diri ideal (ideal
self), diri yang ia inginkan; sehingga pada tahap ini anak dipandang
sebagai sosok yang jujur karena tidak ada perbedaan antara ideal self dan
real self nya.
2. Pemerataan perwakilan
(representation mappings) ini –
hubungan logis dari berbagai bagian
mengenai gambaran tentang diri
sendiri – masih diungkapkan dalam
bentuk yang seluruhnya positif dan
bentuk semua atau tidak sama sekali.
Karena bisa dan tidak bisa adalah hal
yang berlawanan, ia tidak bisa melihat
bahwa ia bisa dalam suatu hal dan
tidak bisa dalam hal lain.
Contohnya :
“Saya dapat lari dengan cepat dan
meloncat tinggi. Saya juga kuat,
saya bisa melempar bola sangat
jauh. Saya akan masuk tim
olahraga suatu hari nanti”
Contoh: “Saya
bisa bermain
3. Sistem perwakilan, hoki tetapi tidak
terjadi pada masa kanak- bisa aritmatika
kanak tengah

Ketika anak mulai mengintegrasikan fitur spesifik


dari diri ke dalam konsep umum yang
multidimensi. Seiring dengan berkurangnya
pemikiran ya atau tidak, gambaran diri dari anak
akan menjadi lebih seimbang.
Perbedaan Budaya mengenai Gambaran Diri

Budaya memengaruhi konsep diri anak. Orang tua


dengan cara tidak langsung, melalui percakapan sehari-
hari, menularkan ide maupun keyakinan bidaya
mengenai bagaimana mendefinisikan diri.

Contoh: orang tua Cina cenderung mendorong aspek


saling bergantung dari diri: kepatuhan otoritas, kelakuan
yang santun, rasa malu, dan rasa memiliki terhadap
masyarakat.
Orang tua amerika mendorong aspek mandiri dari diri;
individualitas, ekspresi diri, dan harga diri. Nilai budya
yang berbeda ini memengaruhi anak dalam setiap
budaya bagaimana memprersepsikan dirinya.
Harga Diri

Harga diri (self-esteem) adalah bagian evaluasi dari


konsep diri, penilaian yang dibuat anak mengenai
keberhargaan mereka. Dalam sudut pandang aliran
Neo-Piaget, harga diri didasari oleh kemampuan
kognitif anak yang tumbuh untuk menggambarkan
dan mendefinisikan diri mereka sendiri.
Perubahan-perubahan Perkembangan dalam
Harga Diri

Anak biasanya menyatakan konsep tentang Add


harga diri sampai ia berusia 8 tahun, tetapi Text
anak yang lebih muda menunjukkan bahwa
mereka memilikinya dari perilaku mereka.
Usaha-usaha untuk mengukur harga diri
anak yang lebih muda sering kali berupa Add Add
laporan dari orang tua atau guru atau Simple
Text Text
bermain boneka selain dengan bentuk PowerP
lapor diri. oint
Present
ation
Ketergantungan Harga Diri: Pola “Ketidakberdayaan”

Anak termotivasi untuk sukses. Meskipun demikian, jika harga diri


bergantung pada kesuksesan, anak bisa melihat kegagalan atau kritik
sebagai indicator keberhargaan mereka dan merasa tidak berdaya untuk
melakukan hal yang lebih baik. Sekitar sepertiga saampai setengah anak
prasekolah, TK, dan kelas satu SD menunjukkan elemen dari pola
“ketidakberdayaan” ini: menyalahkan diri sendiri, emosi negative,
kurangnya kegigihan, dan menurunkan ekspektasi diri.
2017

2014 2016 2018


Pemahaman dan Pengaturan Emosi

Memahami dan mengatur emosi sendiri membantu


kompetensi sosial anak, kemampuan mereka untuk
akur dengan orang lain. Hal ini membantu mereka
dalam mengatur perilaku dan membicarakan
tentang perasaan-perasaan mereka.
Karena pengalaman emosional awal terjadi dalam
keluarga, tidak mengherankan jika hubungan
dalam keluarga memengaruhi perkembangan
pemahaman emosi.
1. Emosi yang Diarahkan pada Diri Sendiri

Emosi –emosi yang diarahkan pada diri


sendiri, seperti rasa bersalah, aib, dan
bangga, biasanya berkembang pada
akhir tahun ketiga setelah anak
memperoleh kesadaran diri dan
menerima tolak ukur perilaku yang
sudah ditetapkan orang tua.
2. Emosi-emosi yang
Berbarengan
Bagian dari kebingungan anak kecil
dalam memahami perasaan mereka
adalah kesulitan dalam mengenali
bahwa mereka dapat mengalami reaksi
emosi yang berbeda pada saat yang
bersamaan, seperti sebal sekaligus
mengaguminya.

Erikson: Inisiatif versus Rasa Bersalah


Kebutuhan untuk mengatasi emosi yang bertentangan
mengenai diri sendiri adalah ini tahap ketiga dari
perkembangan kepribadian yang disebut oleh Erik
Erikson: inisiatif versus rasa bersalah (initiative versus
guilt).
Pertentangan timbul dari tumbuhnya perasaan mengenai
tujuan yang mendorong anak untuk membuat
perencanaan dan melakukannya, dan dari tumbuhnya
rasa sedih anak mengenai berbagai perencanaan ini.
Gender
Perbedaan Gender
Perbedaan gender adalah perbedaan perilaku atau
Identitas gender (gerder identity), psikososial antara laki-laki dan perempuan,
kesadaran tentang keperempuanan atau berbeda dari perbedaan jenis kelamin, yaitu
perbedaan fisik antara pria dan wanita.
kelaki-lakian dan hal yang
diakibatkannya pada masyarakat asli Sebagai batita, anak laki-laki dan perempuan
seseorang, adalah sebuah aspek penting secara umum memiliki kecenderungan yang
sama untuk memukul, menggigit, tantrum, dan
dalam mengembangkan konsep diri.
sama-sama memiliki kemungkinan untuk
menunjukkan temperamen yang “sulit”.
Berbagai Sudut Pandangan Perkembangan
Gender
1. Stereotip gender (gender
stereotypes) adalah sebuah
generalisasi yang sudah ada
sebelumnya mengenai perilaku 2. Penipean gender (gender typing)
laki-laki atau perempuan. adalah sebuah proses di mana anak
mendapatkan peran gender. Terjadi
pada awal masa kanak-kanak

3. Peran gender (gender roles)


adalah sekumpulan perilaku minat,
sikap, keahlian, dan trait
kepribadian yang dianggap sesuai
oleh sebuah budaya terhadap laki-
laki atau perempuan.
Pendekatan Biologis
Adanya kesamaan peran gender di
berbagai budaya menunjukkan bahwa
perbedaan gender, setidaknya, mungkin
berdasarkan perbedaan biologis dan
peneliti kontemporer, telah
mengumpulkan bukti penjelasan biologis
mengenai perbedaan gender: genetik,
hormon, dan sistem saraf.

Pendekatan Kognitif
Sarah menyadari bahwa dirinya perempuan karena
semua orang memanggilnya perempuan. Ia menemukan
bahwa ia akan selalu menjadi perempuan, ia akan
memahami gender seperti ia memahami hal lain; dengan
secara aktif memikirkan dan mengonstruksi penipean
gendernya sendiri. Ini adalah inti dari teori
perkembangan kognitif Lawrence Kohlberg.
Pendekatan Psikoanalisis
“Ayah, apakah ayah masih ada nanti Ketika aku
dewasa dan menikahi ibu?” tanya Timmy, 4 tahun.
Dalam sudut pandang psikoanalisis, pertanyaan
Timmy adalah bagian dari proses perolehan
identitas gender. Proses ini, menurut Freud adalah
identifikasi (identification), adopsi sekumpulan
karakteristik, keyakinan, sikap, nilai, dan perilaku
dari orang tua dengan jenis kelamin yang sama.

Pendekatan Berdasarkan Sosialisasi


Anak memperoleh peran gender dari pengamatan terhadap
model. Anak bisanya memilih model yang dianggap kuat
atau telaten. Biasanya model seseorang adalah orang
tuanya, sering kali yang berjenis kelamin sama, tetapi anak
juga membuat pola dari perilaku orang dewasa lain dan juga
teman sepermainan mereka.
Teori Kognitif Sosial (social cog-
nitive theory) dari Albert Bandura
sebuah perluasan dari teori belajar
sosial, melihat gender sebagai hasil
dari gabungan berbagai pengaruh
yang kompleks, baik personal
maupun sosial.
Pengaruh Keluarga
Ketika cucu Gubernur Lousina Kathleen
Blanco bernama David yang berusia 4 tahun
ditanya ingin menjadi apa Ketika dewasa
kelak, ia tidak yakin. Ia menolak seluruh
saran ibunya – pemadam kebakaran , tantara,
polisi, pilot. Sampai akhirnya Ketika ditanya
apakah ia ingin menjadi gubernur, ia berkata
“Ma, aku kan laki-laki!”
Jawaban Davin menunjukkan bagaimana
pengaruh keluarga sangat kuat, bahkan dalam
keluarga yang menolak stereotip. Meskipun,
biasanya pengalaman dalam keluarga
memperkuat preferensi dan sikap yang
berhubungan dengan penipean gender.
Pengaruh Teman Sebaya
Anna, pada usia lima tahun, bersikeras
untuk berdandan dengan cara yang baru.
Ia ingin memakai leggig dengan rok
diluarnya dan juga sepatu boot, baik di
dalam maupun di luar ruangan. Ketika
ibunya menanyakan kenapa, Anna
menjawab “karena Katie berdandan
seperti ini dan Katie adalah pemimpin
para anak perempuan”.
Pengaruh Budaya
Ketika seorang anak perempuan
Hindu di sebuah desa di Nepal ini,
anak perempuan belajar bahwa
sebagai perempuan ia dibatasi
terhadap tindakan yang di
harapkan dilakukan oleh saudara
laki-lakinya.
Bermain: Urusan pada Masa Kanak-kanak Awal

Bermain adalah pekerjaan seorang anak,


dan hal ini berkontribusi terhadap seluruh
aspek perkembangan. Melalui bermain,
anak merangsang indera, belajar
menggunakan otot-otot mereka,
mengoordinasikan penglihatan dan
gerakan, memperoleh penguasaan tubuh,
dan memperoleh berbagai keterampilan Teman Khayalan
baru. Anak yang memiliki teman khayalan
dapat membedakan antara kenyataan
dan fantasi, tetapi Ketika dalam sesi
bermain bebas, mereka lebih mungkin
untuk terlibat dalam permainan pura-
pura dibandingkan anak yang tidak
memiliki teman khayalan.
Teman Khayalan
Anak yang memiliki teman khayalan dapat membedakan antara Menurut M Taylor,
1
kenyataan dan fantasi, tetapi ketika dalam sesi bermain bebas, Cartwright, dan
mereka lebih mungkin terlibat dalam permainan pura-pura
dibandingkan anak yang tidak memiliki teman khayalan Carlson,1993

Mereka bermain dengan lebih gembira dan imajinatif di Menurut D.G.


2
bandingkan anak lain serta lenih kooperatif terhadapp Singer 1990
anak dan orang dewasa.

Anak menunjukan pemahaman emosional yang lebih baik pada tiga tahun kemudian.
Menurut Taylor,
Memiliki teman khayalan menjadi hal yang umum pada awal masa sekolah, hamper
3 Carlson,Gerow, dan
sepertiga anak yang melaporkan memiliki teman khayalan. Anak yang berusia 7
tahun biasanya masi bermain dengan teman khayalan. Charley 2004
100 Hubungan anak dengan teman khayalan mirip
90 dengan hubugan teman sebaya, mereka biasanya
80 mudah bergaul dan ramah, berbeda dengan
70 dengan bagaimana si anak “menangani” benda-
60 benda personifikasi, seperti boneka
50
40 Teman khayalan merupakan teman yang baik
30 bagi anak tunggal mereka memberikan
20 mekanisme pemenuh harapan, kambing hitam,
10 agen displacement dari ketakutan anak dan
pendukung untuk situasi sulit.
Bagaimana Gender Memengaruhi Bermain
Perbedaan gender dalam
permainan anak memberikan
kesempatan berlatih dalam
Kebanyakan anak laki-laki memilih
0 0 perilaku orang dewasa yang
permainan yang aktif, bersemangat
5 1 penting untuk reproduksi dan
dalam kelompok yang relative
bertahan hidup
besar,contoh : anak laki-laki
bermain secara spontan di
trotoar,jalanan atau tempat kosong
Permainan yang kasar dari anak
laki-laki mencerminkan kompetisi
0
4 2
untuk dominasi,status, dan
pasangan yang subur dimasa
dewasa
Kebanyakan anak laki-laki
dan perempuan bermain
dengan cara yang berbeda 0 Pemisahan berdasarkan jenis
3 kelamin merupakan hal yang wajar
diantara anak prasekolah dan
menjadi lebih jelas pada masa
kanak-kanak
6
Sedangkan anak perempuan
memilih permainan yang lebih
kalem, rukun dengan satu teman,
contoh : anak perempuan
cenderung memilih aktivitas
7 yang terstruktur dan diawasi
orang dewasa.
Semua kecendrungan ini
terlihat lebih jelas ketika
bermain secara
berkelompok
Bagaimana Budaya Memengaruhi
Bermain
Kelompok bermain keturunan
korea, sesuai dengan nilai
tradisional korea yang menekankan
Anak kulit putih sesuai dengan
perkembangan akademis
nilai-nilai amerika didorong untuk
penyelesaian tugas
berpikir secara mandiri , terlibat
aktif dalam belajar dengan cara
membebaskan anak untuk memilih Kelompok bermain kulit putih
berbagai aktivitas mendorong pertukaran social
diantara muridnya dan kegiatan
kolaboratif dengan guru

Frekuensi suatu bentuk spesifik


permainan berbeda antar budaya
dipengaruhi lingkungan
Di kelompok bermain korea,
permainan yang disiapkan oleh
anak hanya diperbolehkan
orang dewasa, yang pada
gilirannya dipengaruhi oleh bermain dan berbicara pada
budaya saat beristirahat diluar
Pola Asuh
Orang
Tua

Ketika anak berangsur-angsur menjadi dirinya sendiri, pengasuh


terhadap mereka dapat menjadi hal yang menantang. Orang tua harus
berhadapan dengan seseorang yang memiliki keinginan dan pikiran
sendiri, tetapi masih banyak mengenai perilaku yang sesuai dalam
masyarakat. Lebih dari itu , setiap anak berbeda dan karakteristik
individual ini memengaruhi tipe pola asuh yang diterima anak.
Disiplin
Disiplin (discipline)
Bentuk-bentuk Disiplin
merupakan metode
pembentukan karakter serta
pengajaran control diri dan
Penguatan Penonjolan
perilaku yang dianggap Kekuasaan, Induksi
pantas.
dan dan Penarik Kasih
Hukuman Sayang
1. Penguatan Hukuman
Hukuman fisik (corporal punishment) adalah
“penggunaan kekuatan fisik dengan tujuan agar
anak merasakan sakit tetapi tidak
mencederai.Untuk memperbaiki atau mengontrol
perilaku anak “
Hukuman yang yang keras dapat menjadi
kontrapduktif. Anak yang dihukum seacara keras
nantinya akan bertidak agresif.
Karakteristik orang tua dan situasi perkawinan
dapat mempengaruhi penggunaan hukuman fisik.
Contoh : Menampar,
memukul, mencubit, dan
tindakan fisik lainnya
Penonjolan A. Penonjolan kekuasaan (power
Kekuasaan,induk assertion)
Ditunjukan untuk menghentikan atau
si dan penarikan menekan perilaku yang tidak
kasih sayang diinginkan melalui control orang tua
yang dilakukan secara verbal atau fisik.
Contoh: meminta, ancaman, penarikan
hak-hak, memukul atau bentuk
hukuman lainya.

Penarikan kasih sayang ( withdrwall of love)


Dapat berbentuk pengabaian, isolasi atau
menunjukkan ketidasukaan pada anak. Pemilihan
dan keefektifan dari strategi disiplin dapat
bergantung pada kepribadian orang tua,
kepribadian dan usia anak dan kualitas hubungan
diantara mereka, sesuai pengharapan dan batasan
budaya yang ada.
Simple Portfolio
Designed
Get a modern PowerPoint
Batasan antara berberapa bentuk disiplin serta
Presentation that is beautifully
designed. Easy to change colors,
kekerasan fisik dan emosional tidak selalu jelas.
photos and Text. You can simply
impress your audience and add a
“disiplin jelas menjadi kekerasan ketika mencederai
unique zing and appeal to your
Presentations. Get a modern
anak PowerPoint Presentation that is
Agresi psikologis (pshycology aggression) adalah
beautifully designed. Easy to
change colors, photos and Text. You
serangan verbal yang dapat menyebabkan kerugian
can simply impress your audience
and add a unique zing and appeal to
psikologis, seperti berteriak, mengumpat menegejek,
your Presentations. Easy to change
mengancam mengusir anakcolors, photos and Text.
Tiga Gaya Asuh Menurut
Baumrind
01 02 03
Permisif (permissive) Otoritatif (authoritative)
Otoritarian (authoritar-
ian) orang tua yang orang tua yang
menghargai ekspresi menghargai
orang tua yang diri dan pengaturan
menghargai diri, mereka hanya individualitas anak
control dan membuat sedikit tetapi juga
kepatuhan tanpa permintaan dan menekankan batas-
banyak tanya. membiarkan anak batasan social.
memonitor aktivitas
mereka sendiri
Mendorong altruism dan berhadapan
dengan agresi dan ketakutan
Altruisme (altruism) adalah dasar
perilaku prososial (prosocial behavior),
aktivitas sukarela yang ditunjukan
untuk keuntungan orang lain
Contoh : alex 3 ½ tahun, menggapi
keluhan dua temannya di kelompok
bermain bahwa mereka tidak punya lilin
mainan yang cukup, mainan
favoritnya,dengan memberikan
setengah dari lilinnya
Anak prasekolah yang lebih simpatik dan
spontan berbagi dengan teman sekelas
cenderung menunjukan pemahaman prososial
dan perilaku empati sampai 17 tahun kemudian.

Keluarga merupakan model penting


serta sumber pendorong standar
perilaku yang jelas, orang tua dari
anak yang prososial biasanya juga
prososial.
Agresi Agresi timbul kebanyakan pada saat
bermain social, anak yang sering
berkelahi juga cenderung sebagai anak
yang paling gampang bergaul dan dan
kompeten. Kemampuan untuk
menunjukkan sebuah agresi
instrumental adalah langkah penting
1. Agresi instrumental (instrumental dalam perkembangan social.
aggresion)
adalah perilaku agresif yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang paling
umum pada masa kanak-kanak awal. Contoh : ketika peter secara kasar
Antara usia 2 ½ tahun dan 5 tahun, anak merebut mainan dari toommy, ia
sering kali berebut mainan atau control hanya tertarik dengan mainan terse-
terhadap daerah but, tidak untuk menyakiti dan mem-
dominasi toommy.
.2. Agresi permusuhan 2. Agresi tampak 3. Agresi hubunga
(hostile aggresion) (Overt aggression) ( relational aggression)

Tindakan yang Bentuk agresi yang lebih samar, terdiri


Agresi yang secara dari merusak atau memengaruhi
ditunjukkan untuk terbuka ditunjukan hubungan, reputasi, dan keadaan
menyakiti orang lain langsung kepada target psikologis, sering kali dengan cara
secara proposional Biasanya yang terlibat menggoda, memanipulasi atau
meningkat dengan agresi tampak mengeluarkan seseorang dari tim atau
kelompok. Biasanya yang terlibat
adalah anak laki-laki
dengan agresi hubungan adalah anak
perempuan
Ketakutan
Adalah hal yang biasa terjdi pada masa kanak kanak awal.
Usia ketakutan
0-6 bulan Kehilangan dukungan, suara keras
7-12 bulan Orang asing, ketinggian
1 tahun Perpisahan dengan orang
tua,toilet,cedera,orang asing
2 tahun Banyak rangsangan; seperti suara
keras,bintang, ruangan yang gelap.
3 tahun Topeng,gelap,perpisahan dengan orang
tua
4 tahun Bunyi diwaktu malam
5 tahun Orang “jahat”
6 tahun Mahluk supranatural (hantu)
7-8 tahun Kejadian dimedia

9-12 tahun Ujian dan ulangan sekolah


Orang tua dapat membantu
menecegah ketakutan anak dengan
menumbuh kan rasa percya dan
peringatan wajar tanpa menjadi
protektif, serta dengan mengatasi
ketakutan realisti mereka sendiri.

Anak dapart dibantu mengatasi


ketakutan dengan cara systematic
desentization, teknik terapi dengan
melakukan eksposusr secara bertahap
pada objek atau situasi yang ditakuti
Hubungan
dengan
Anak Lain

Hubungan saudara dan teman


sebaya memberikan anak tolak
ukur sel efficacy,perasaan mampu
untuk menguasai serta mengatasi
tantagan dan mencapai tujuan
Saudara Kandung atau
Ketiadaannya Perselisihan dan
Bentuk paing awal dan
paling sering dari penyelesaian antar Menemukan bahw
perselisihan diantara saudara kandung dapat Persaingan keluarga
bukan merupakan perilak prsosial dan
saudara kandung adalah dipadang sebagai
pola utama antara beroirientasi bermain
terhdap hak milik,siapa kesempatan sosialisasi,
yang memiliki mainan saudara kandung di lebih umum
dimana anak belajar dibandingkan
dan siapa yang berhak
membela prinsip masa kanak kanak
memainkanya awal persaingan
moralnya
Anak Tunggal

“Anaksemata wayang” memiliki kinerja


yang baik,dalam prestasi belajr. Perkerjaan
dan kecerdasan mereka mengguli anak
dengan saudara.
Anak tunggal cenderung lebih matang dan
termotivasi mencapai prestasi serta memiliki
harga diri yang tinggi.
Karena orang tua mereka menghabiskan
waktu, memfokuskan perhatian , berbicara
dan mengharapkan lebih banyak dati mereka
Teman Pertemanan berkembang seiring dengan berkembangnya
seseorang

Sepermainan
Batita bermain disamping atau dekat degan anak lain, tetapi
biasanya pada usia 3 tahun anak mulai memiliki teman.
Melalui pertemanan dan interaksi dengan sepermainan,
dan Sahabat anak belajar bagaimana cara bergaul dengan orang lain.
Mereka belajar bahwa bersikap bersahabat adalah cara
untuk mendapatkan sahabat.
Anak prasekolah biasanya suka bermain dengan anak yang
seusia dan sejenis. Dikelompok bermain, mereka cenderung
menghabiskan waktu dengan sejumlah kecil anak yang
membuat mereka mengalami pengalaman positif dan
berprilaku mirip dengan perilaku mereka
Anak yang memiliki pengalaman positif lakan lebih
mungkin untuk menjadi sahabat
Anak yang agresif kurang pouper dibandingkan anak
prososial
Thank you

Anda mungkin juga menyukai