ERITROPOESIS
Click icon to add picture
ERITROPOESIS
DEFINISI ANEMIA
Berdasarkan etiopatogenesis
ANEMIA
Anemia Makrositer
B. Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular 2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
Anamnesis
Pemeriksaan Sistem
Sistem saraf Epitel
fisik kardiovaskular
Pemeriksaan
penunjang Lesu, cepat lelah,
Sakit kepala, pusing,
telinga mendenging, Pucat pada kulit dan
palpitasi, takikardia,
mata berkunang – mukosa, elastisitas
sesak napas saat
kunang, kelemahan kulit turun
beraktivitas
otot, akral dingin
DIAGNOSIS ANEMIA
Gejala khas
anemia
Disfagia, atrofi
papil lidah, Glositis, Ikterus,
Perdarahan, tanda
stomatitis peripheral splenomegali,
infeksi
angularis, neuropathy hepatomegali
koilonikia
Hb
Pemeriksaan
Index eritrosit
penyaring
Pemeriksaan khusus
Hapusan darah
tepi
Hitung leukosit
Anemia def. besi Anemia megaloblastik Anemia hemolitik Anemia aplastic
Trombosit
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Darah Seri
penunjang
Anemia Hitung
retikulosit Serum iron, TIBC,
Filat serum, vit. B12
saturasi transferrin, Bilirubin serum, tes
serum, tes supresi
protoporfirin eritrosit, Coomb, elektroforesis Biopsi sumsum tulang
deoksiuridin, tes
Laju endap feritin serum, reseptor hemoglobin
schilling
darah tranferin
Pemeriksaan
Keadaan sistem
Sumsum
hematopoesis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tulang
Pemeriksaan
ANEMIA
Serum Iron
Khusus
Anemia
Hipokromik
Mikrositer
Serum Iron
(SI)
Menurun Normal
TIBC ↓ ;
TIBC ↑ ;
Feritin normal Feritin normal
Feritin ↓
/↑
Anemia Hb A2 ↑
Anemia Anemia
Penyakit
Defisiensi Fe HbF ↑ sideroblastik
Kronik
Thalassemia β
PERBEDAAN ANEMIA DEFISIENSI BESI, PENYAKIT KRONIS,
THALASEMIA, DAN SIDEROBLASTIK
Retikulosit
Meningkat Normal / ↓
Riwayat perdarahan
Hemolitik (+) BMA
akut
Malignansi
Coomb test Hipoplastik Infiltrasi Normal
hematologi
Riwayat keluarga
Anemia Anemia pada :
(+), enzimopati, AIHA (Autoimmune
mikroangipati, obat Anemia Mieloptisik CKD, penyakit
membranopati Hemolytic Anemia)
parasit hepar
,hemoglobinopati
Anemia
Makrositer
Retikulosit
Meningkat Normal / ↓
Defisiensi asam
Post perdarahan
folat/ B12 BMA
akut
dalam terapi
Non
Megaloblastik
megaloblastik
Anemia
Anemia Anemia pada Anemia pada Sind.
defisiensi asam
defisiensi B12 liver disease hipotiroid Mielodisplastik
folat
PENATALAKSANAAN
Non -
Farmakoterapi Farmakoterapi
NON FARMAKOTERAPI
Makanan Mengandung Fe
Kadar Tinggi Kadar Sedang Kadar Rendah
(5 mg/100 g) (1-5 mg/dl) (<1 mg/ dl)
1. Indikasi
Pencegahan & pengobatan anemia defisiensi Fe
2. Mekanisme Kerja
↑ besi serum pada penyimpanan besi di hepar & sumsum tulang
Kebutuhan Besi
Melalui saluran Fe dalam darah akan diikat oleh Fe mengikat suatu protein yang disebut
cerna (duodenum & transferin (siderofilin) kemudian apoferitin dan membentuk feritin. Fe
jejunum proksimal) diangkut ke beberapa jaringan terutama disimpan pada sel mukosa usus halus
ke sumsum tulang dan dalam sel retikuloendotelial (di
hati, limpa, sumsum tulang)
±0,5-1 mg / hari, melalui sel epitel
kulit, keringat, urin, feses.
4. Efek samping
IM
Oral
Reaksi Sistemik (0,5-0,8% kasus)
Mual & Nyeri lambung (±7-20%)
Sakit kepala, nyeri otot dan sendi,
Konstipasi (±10%)
takikardi, flushing, mual&muntah,
Diare (±5%) dan kolik
demam, menggigil.
SEDIAAN DAN DOSIS
200 mg 66 mg 3-4
Fero fumarat
325 mg 106 mg 2-3
SEDIAAN PARENTERAL
Iron-sucrose
1. Indikasi
Anemia pernisiosa Addison, anemia megaloblastik makrositik lainnya
2. Mekanisme Kerja
Sintesis DNA dan eritropoiesis yang efektif
FARMAKOKINETIK
Kadar plasma mencapai Hampir semua Vit B12 dalam Dalam hepar
puncak dalam waktu 1 jam darah terikat dengan protein sianokobalamin dan
(pemberian IM) plasma. hidroksokobalamin diubah
menjadi koenzim B12
Absorpsi per oral berlangsung Vit B12 yang terikat pada
lambat di ileum mencapai transkobalamin II diangkut ke Ekskresi melalui saluran
kadar puncak dalam 8-12 jam berbagai jaringan, terutama hati empedu
6. Dosis
Terapi awal : 100 ug/ hari (5-10 hari)
Terapi penunjang : 100-200 ug/ bulan
ASAM FOLAT
1. Indikasi
- Pencegahan dan pengobatan defisiensi folat
Kebutuhan Folat rata-rata 50
- Anemia megaloblastik makrositik µg/hari
2. Mekanisme Kerja
Mensintesis DNA dan eritropoesis
FARMAKOKINETIK
Pemberian oral, absorpsi as. Merata ke semua sel jaringan dan Melalui ginjal, sebagian
Folat baik, di 1/3 proksimal terjadi penumpukkan dalam cairan besar dalam bentuk
usus halus serebrospinal metabolit
ASAM FOLAT
4. Rute Pemberian
Oral
5. Dosis
Initial dose : 0,5-1 mg (10 hari)
Maintenance dose : 0,1-0,5 mg
Ibu hamil : 500 µg/hari
6. Sediaan
Asam folat tab : 0,4; 0,8; 1 mg
Inj Asam Folat : 5 mg/ml
ERITROPOIETIN
1. Indikasi
Anemia pada gagal ginjal kronik
2. Mekanisme Kerja
Menstimulasi stem cell di sumsum tulang untuk membelah dan mereproduksi sel darah
merah
FARMAKODINAMIK FARMAKOKINETIK
Eritropoietin, berinteraksi dengan reseptor Masa paruh eritropoietin pada pasien gagal
pada permukaan sel induk SDM, ginjal kronik sekitar 4-13 jam
menstimulasi proliferasi dan diferensiasi
eritroid. Tidak dikeluarkan melalui dialisis
5. Dosis
Ht 35% 50-150 IU/KgBB (IV/SC) (3 kali seminggu)
6. Efek Samping
Memperberat hipertensi (20-30% pasien) akibat peningkatan Ht yang terlalu cepat
PIRIDOKSIN (VITAMIN B6)
1. Indikasi
Defisiensi piridoksin
a. Anemia Mikrositik Hipokromik
b. Anemia Normoblastik Sideroakrestik (jumlah Fe Non Hemoglobin yang banyak dalam prekusor
Eritrosit)
c. Anemia Megaloblastik
2. Mekanisme Kerja
Berfungsi sebagai koenzim yang merangsang pertumbuhan Hemoglobin
3. Farmakokinetik
Diabsorbsi melalui saluran cerna. Diekskresi melalui urin, terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat dan
piridoksal
4. Kebutuhan Per Hari
2 mg/100 mg protein
5. Efek Samping
Piridoksin dapat menyebabkan neuropati sensorik/ sindrom neuropati
6. Sediaan
Tablet Piridoksin Hcl : 10 mg
Injeksi : 100 mg/ml
RIBOFLAVIN (VITAMIN B2)
1. Indikasi
Pencegahan dan terapi defisiensi B2 3. Farmakokinetik
Anemia normokromik-normositik [pure red- Pemberian secara oral atau parenteral akan
cell aplasia] diabsorbsi dengan baik dan didistribusi secara
Malnutrisi protein kalori merata keseluruh jaringan dan di ekskresikan
melaluimurin dalam bentuk urin
Faktor defisiensi Fe
4. Dosis
Penyakit Infeksi
5-10 mg/ hari (oral/ IM)
2. Kebutuhan tiap individu akan riboflavin
berbanding lurus dengan energi yang
digunakan, minimum 0,3 mg/1000 kkal
KOBAL
1. Indikasi
Pasien anemia refrakter (Talasemia, Infeksi kronik, Penyakit ginjal)
2. Mekanisme Kerja
Meningkatkan Hematokrit, Hemoglobin, Eritrosit
Kobal merangsang pembentukan eritropoeitin yang berguna untuk meningkatkan ambilan Fe oleh
sumsum tulang.
Kobal menyebabkan hipoksia intrasel sehingga merangsang pembentukan eritrosil.
3. Efek Samping
Erupsi kulit, Tinitus , Struma, Tuli, sianosis, penurunan kesadaran, malaise, angina, anoreksia, mual-
muntah
TEMBAGA
Tembaga dan Fe terdapat dalam sitokrom oksidase ada sangkut paut dalam metabolisme
Cu & Fe.
Defisiensi Cu absorpsi Fe berkurang.