Anda di halaman 1dari 25

OTITIS MEDIA

AKUT
DISUSUN OLEH
DR. JANS G. WATTIMENA
DR. KARINA J. SUNG
DR. ANSELMUS SERIN

PEMBIMBING:
DR. NADYA TUASIKAL
BAB I
PENDAHULUAN
 Identitas
 Nama : An. Al
 Umur : 6 tahun
 Jenis Kelamin : laki-laki
 Alamat : Negeri Lima
 Anamesis (Subjektif)
 Keluhan utama : Keluar cairan dari telinga ke dua telinga
 RPS Pasien datang diantar ibunya dengan keluhan keluar cairan dari kedua telinga sejak 2 hari yang lalu,
cairan berwarna kekuningan. Pada awalnya sekitar 2 minggu lalu,telinga pasien terasa penuh dan sakit,
riwayat flu 1 minggu sebelum telinga terasa penuh namun sembuh dengan sendiri
 RPD : tidak ada
 RPK : tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa
 RPSos : pasien sering makan es dan jajanan ciki
 Anamesis sistemik:
 Kepala : nyeri (-) pusing (-)
 Mata : tidak adakeluhan
 Telinga : keluar cairan dari kedua telinga
 Hidung : tidak ada keluhan
 Mulut : tidak ad akeluhan
 Pencernaan : BAB dan BAK tidak ada keluhan
 Pernafasan : tidak ada keluhan
 Pemeriksaan fisik (Objektif)
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Vital Sign :Nadi : 95x/menit
 Suhu : 36,8C
 Status Generalis
 Kulit : DBN.
 Mata :DBN
 Pemeriksaan Leher DBN
 Pemeriksaan Thorax
 Jantung : DBN
 Paru : DBN
 Pemeriksaan Abdomen : DBN
 Pemeriksaan Ekstremitas : DBN
 Diagnosis
 Otitis media Akut Stadium Perforasi kanan kiri
 Diagnosis Banding
 Otitis media Serosa akut
 Terapi
 Cefadroxil 2 ½ cth
 vitamin c 2x1
 Edukasi
 Pasien dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek liang
telinga.
 Antibiotik harus diminum sampai habis walaupun gejala sudah hilang, agar penyembuhan
berlangsung baik dan tidak terjadi komplikasi.
 Untuk sementara, telinga kanan dan kiri jangan dulu terkena air. Bila mandi telinga kanan ditutup
dengan kapas.
 Datang kembali untuk kontrol setelah 1 minggu, untuk melihat perkembangan peyembuhan pada
perforasi membran timpani.
 Komplikasi
 mastoiditis,
 kolesteatom
 abses subperiosteal
 meningitis
 Prognosis
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad fungsionam : ad bonam
Organ Dextra Sinistra
Telinga
- Auricula Normotia Normotia
- Liang Discharge (+), darah (-), bengkak (-), Lapang Discharge (+), darah (-), bengkak (-), Lapang
telinga
- Serumen (-) (-)

- Membra perforasi (+), perforasi (+),


n
timpani
Hidung
- Bentuk Simetris Simetris
- Mukosa Hiperemis (-), Hiperemis (-),
- Cavum sekret (-), massa (-) Lapang sekret (-), massa (-) Lapang
nasi
- Concha Eutrophy, edema (-), hiperemis (-) Eutrophy, edema (-), hiperemis (-)
- Septum Deviasi (-), dislokasi (-) Deviasi (-), dislokasi (-)
nasi
- Polip (-) (-)
Tenggorokan
- Tonsil T1-T1
- Dinding Hiperemis (+)
faring
- Uvula Hiperemis (-)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI
ANATOMI
DEFINISI

 OMA adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah yang
terjadi secara cepat dan singkat (dalam waktu kurang dari 3 minggu)
EPIDEMIOLOGI

 Kejadian OMA tertinggi dalam 2 tahun pertama kehidupan dan menurun menjadi
2% pada usia 8 tahun.
ETIOLOGI

 OMA sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae


dan Moraxella catarrhalis
 Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus ditemukan dalam jumlah
kasus yang lebih sedikit.
 Haemopilus influenzae sering ditemukan pada anak yang berusia dibawah 5
tahun.
PATOFISIOLOGI
STADIUM OMA

1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius


 Gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif didalam
telinga tengah yang terjadi akibat absorpsi udara.
2. Stadium Hiperemis
 Tampak pembulu darah yang melebar di membran timpani sehingga membran timpani tampak
hiperemis serta edema
 Sekret yang terbentuk masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat
3. Stadium Supurasi
 Tampak membran timpani menonjol (bulging)
 Pasien tampak sangat sakit
 Rasa nyeri di telinga bertambah hebat
4. Stadium Perforasi
 Akibat terlambat pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi
 Terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar dari liang telinga
 Pasien tampak tenang, suhu badan turun
5. Stadium Resolusi
 Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran membran timpani akan
normal kembali
 Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering
 OMA dapat berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang
keluar terus menerus atau hilang timbul
GEJALA KLINIS

Pada bayi dan anak kecil


 Rasa nyeri didalam telinga  Suhu tubuh tinggi sampai mencapai 39,5
(St. Supurasi)
 Suhu tubu tinggi
 Anak gelisah
 Terdapat riwayat batuk pilek
 Sukar tidur
 Rasa penuh ditelinga
 Anak kadang memegang telinga yang
 Rasa kurang dengar
sakit
TATALAKSANA

1. Stadium Oklusi
 Untuk membuka kembali tuba Eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga
tengah hilang
 Diberikan obat tetes hidung HCl Efedrin 0,5% (anak < 12 tahun) atau HCl 1%
(anak >12 tahun atau dewasa) dalam larutan fisiologik
 Diberikan juga antibiotik : Amoxicillin
2. Stadium Hiperemis
 Antibiotika : Amoxicillin atau ampisilin, alergi gol. Penisilin diberikan eritromisin
 Obat tetes hidung HCl Efedrin
 Analgetika : paracetamol atau ibuprofen

3. Stadium Supurasi
 Antibiotika
 Simpomatik
 Miringotomi : tindakan insisi pada pars tensa membran timpani. Lokasinya pada kuadran
posterior-inferior
 Timpanosintesis : pengambilan cairan dari telinga tengah dengan menggunakan jarum untuk
pemeriksaan mikrobiologi
4. Stadium Perforasi
 Dilakukan cuci telinga menggunakan H202 3%
 Antibiotika

5. Stadium Resolusi
 Jika masih keluar sekret maka antibiotika dilanjutkan sampai 3 minggu
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad fungsionam : ad bonam

Anda mungkin juga menyukai