Anda di halaman 1dari 38

OTITIS MEDIA AKUT

AURIS DEXTRA
STADIUM HIPEREMIS
ADE GUVINDA PERDANA
1813020030
Laporan Kasus
Identitas Pasien

 Nama : An. A
 Umur : 9 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Wiroyudan, Tingkir Tengah, Kec.
Tingkir
Anamnesis

 Keluhan Utama
 Telinga kanan sulit mendengar
 Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
 Pasien datang dengan keluhan telinga kanan sulit
mendengar sudah 2 hari. 3 hari sebelumnya pasien
merasakan nyeri pada telinga kanan serta batuk pilek.
 Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
 Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya, saat berusia 5 tahun pasien mengalami
tonsillitis dan dilakukan tonsilektomi, riwayat alergi dan
asma disangkal.
 Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
 Tidak ada yang mengalami sakit serupa dikeluarga
pasien
 Riwayat Personal Sosial (RPSos)
 Pasien termasuk anak yang aktif, pertumbuhan dan
perkembangan sesuai usia. Menurut orang tua pasien,
pasien arang makan sayur dan sering mengonsumsi
jajanan.
Pemeriksaan Fisik
Bagian Auricula Dextra Sinistra

Normotia, Normotia
Auricula nyeri tarik (-) nyeri tarik (-)
nyeri tragus (-) nyeri tragus (-)
Bengkak (-) Bengkak (-)
Pre auricular nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
fistula (-) fistula (-)
Bengkak (-) Bengkak (-)
Retro auricular
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Bengkak (-) Bengkak (-)
Mastoid
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)

Canalis Auditorius Lapang, edema (-), Lapang, edema (-),


Eksternus hiperemis (-) hiperemis (-)

Intak Intak
Membran timpani Hiperemis Warna putih mutiara
Refleks cahaya (+) Refleks cahaya (+)

Lain-lain Discharge (-), serumen (-) Discharge (-), serumen (-)


Bagian Hidung Luar
Keterangan
Oedema dorsum nasi -
Jejas -
Krepitasi -

Bagian Hidung Dalam


Dextra Sinistra
Vestibulum nasi Normal Normal
Cavum nasi Lapang Lapang
Discharge (-), kental (-), kental
Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Darah - -
Stolsel - -
Benda asing - -
Konka nasi inferior. Eutrofi Eutrofi
Lidah Ulkus (-), Stomatitis (-)
Uvula Bentuk normal, posisi di tengah

Tonsil Dextra Sinistra


Ukuran T0 T0
Permukaan - -

Warna - -
Kripte - -
Detritus - -
DPP  Mukosa hiperemis (-), dinding rata,
granular (-), coble stone (-)
Diagnosis

 Otitis Media Akut Auris Dextra Stadium Hiperemis


Tatalakasana

Farmakologi
 Cefadroxil syr 2x1 cth
 Puyer : Dexamethason 0,5 mg ½ tab + Vit. C 10 mg +
Rhinofed ½ tab dosis 3x1
Non-Farmakologi
 Hindari air masuk ke telinga ketika mandi
 Asupan gizi yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
 Nutrisi yang cukup dan seimbang untuk mencegah penyakit
ISPA
 Tidak mengorek telinga
 Hindari makanan pedas, asam, jajanan serta minuman
dingin/es
Tinjauan Pustaka
Anatomi Telinga
Telinga Luar

 Bagian terluar telinga


 Terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran
telinga
 Daun telinga membantu mengarahkan suara ke
dalam liang telinga
 Di dalam saluran terdapat kelenjar yang
menghasilkan serumen
Telinga Tengah

 Terdapat 3 bagian, yaitu membrane timpani,


kavum timpani, dan tuba eustachius
 Membran timpani terdiridari 3 lapisan, yaitu stratum
kutaneum, stratum mukosum, dan stratum fibrosum,
serta dibagi menjadi 2 bagian yaitu pars tensa dan
pars flaccida
 Kavum timpani terdiri dari tulang pendengaran
(malleus, incus, & stapes), otot (m. tensor timpani,
dan m. stapedius), saraf korda timpani, dan saraf
pleksus timpanikus
 Tuba eustachius merupakan saluran penghubung
kavum timpani dan nasofaring, fungsi dari tuba
esutachius adalah sebagai ventilasi telinga untuk
memoertahankan keseimbangan tekanan udara
Telinga Dalam (Labirin)

 Terdiri dari labirin osseus (rongga yang berisi cairan


perilimfe), serta labirin membranasea (teretak lebih
dalam dan berisi endolimfe)
 Labirin osseus terdiri dari:
 Koklea (untuk pendengaran)
 Vestibuli (untuk menjaga keseimbangan)
 Kanalis Semisirkularis ( untuk menjaga keseimbangan)
Fisiologi Pendengaran
 Gelombang suara masuk melalui telinga luar dan
masuk ke membran timpani kemudian membran
timpani mengubah gelombang suara menjadi
getaran. Getaran diteruskan ke koklea (rumah
siput). Getaran membuat cairan di rumah siput
bergerak sehingga merangsang berbagai reseptor
rambut di koklea (rumah siput). Sel rambut akan
bergetar dan getaran akan dikirim melalui saraf
sensoris menuju otak tepatnya lobus temporalis
dalam bentuk impuls. Otak menerima impuls dan
menerjemahkannya sebagai suara
Otitis Media Akut

 Definisi
 Suatu peradangan akut pada telinga tengah yang
umunya terjadi dalam waktu kurang dari 4 minggu
 Terjadi akibat adanya gangguan pada sistem
pertahanan (silia mukosa tuba Eustachius, enzim dan
antibodi) yang menghalangi masuknya
mikroorganisme ke dalam telinga tengah
 Etiologi
 Sumbatan pada tuba eustachius
 ISPA
 Bakteri
 Anak kecil yang sering terkena ISPA
Patofisiologi

 Bakteri  mengiritasi saluran pernafasan atas 


bakteri naik ke telinga tengah melalui tuba
eustachius  tuba esutachius tersumbat 
gangguan ventilasi  retraksi membrane timpani 
vasodilatasi pembuluh darah  protein plasma
keluar dan terkumpul  edema  infiltrasi bakteri 
supurasi  akumulasi cairan terus menerus 
bulging  perforasi
Gejala Klinis

 Gejala klinis OMA dibagi sesuai dengan


stadiumnya, yaitu:
 Stadium oklusi tuba eustachius
 Stadium hiperemis
 Stadium supurasi
 Stadium perforasi
 Stadium resolusi
Stadium Oklusi Tuba Eustachius

 Retraksi membrane timpani


 Berwarna keruh pucat (terkadang normal)
 Dapat terjadi efusi tapi tidak dapat dideteksi
Stadium Hiperemis

 Membran timpani tampak hiperemis


 Edema
 Otalgia
 Telinga terasa penuh
 Demam
 Fungsi pendengaran terkadang normal atau terjadi
gangguan ringan
Stadium Supurasi

 Edema pada mukosa telinga tengah


 Sekret eksudat yang purulent di cavum timpani
 Sangat nyeri
 Nadi dan suhu meningkat
Stadium Perforasi

 Ruptur membrane timpani


 Nanah keluar dari telinga
 Secret terlihat seperti berdenyut
Stadium Resolusi

 Jika intak akan kembali seperti semula


 Jika perforasi secret berkurang dan kering
 Pengaran kembali normal
 Jika imun baik akan terjadi resolusi walau tanpa
obat
 Jika gagal akan menjadi OMSK
Diagnosis

 Muncul mendadak (akut)


 Tanda efusi di telinga tengah (bulging, terbatas /
tidaknya gerakan MT, bayangan cairan di
belakang MT, cairan yang keluar dari telinga)
 Gejala peradangan telinga tengah (kemerahan
pada MT, nyeri telinga yang mengganggu tidur dan
aktivitas normal)
Tatalaksana

 Stadium Oklusi Tuba


 HCL efedrin 0,5% + larutan fisiologis (anak <12 th)
 HCL efedrin 1% + larutan fisiologis (>12 th)
 Sumber infeksi harus diobati
 Stadium Hiperemis
 Ampisilin 50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari
 Stadium Supurasi
 Miringotomi pada kuadran IV (posteroinferior) jika MT
masih utuh
 Stadium Perforasi
 Cuci telinga H2O2
Prognosis

 Dubia ad bonam
 Gejala membaik dalam 24 jam
 Dapat sembuh 3 hari dengan pengobatan yang
adekuat
Komplikasi

 Mastoiditis
 Kolesteatom
 Abses subperiosteal
 Abses otak
 Menigitis
 OMSK
Pembahasan dan Kesimpulan
Pembahasan

 Pasien datang dengan keluhan sulit mendengar


sejak 2 hari yang lalu
 3 hari sebelumnya pasien mengeluhkan batuk dan
pilek
 Pada pemeriksaan telinga didapatkan membrane
tipani terlihat hiperemis pada telinga kanan
 Pada pemeriksaan tenggorok didapatkan tonsil
pasien T0/T0
 Pasien mengalami OMA stadium hiperemis
 Obat yang diberikan: sirup cefadroxil 2x1 cth, puyer
dexamethasone 0,5 mg mg ½ tab + Vit. C 10 mg +
Rhinofed ½ tab dosis 3x1
 Infeksi telinga tengah disebabkan ganguan
pertahan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius
dan antibody
 Tuba eustachius menjadi sempit  sumbatan 
tekanan udara negative pada telinga tengah
 Drainase telinga terganggu  infeksi  akumulasi
secret  proliferasi mikroba pathogen  fungus
tuba terganggu
 Selain terapi farmakologi pasien diedukasi untuk
menghindari masuknya air ke telinga, dan
kebiasaan mengorek telinga harus ditinggalkan
Kesimpulan

 Otitis media akut (OMA) adalah peradangan pada


telinga tengah yang bersifat akut
 OMA lebih sering terjadi pada anak-anak karena
struktur anatomi dari tuba eustachius pada anak
lebih horizontal, pendek dan lebar dibanding orang
dewasa.
 Tatalaksana medikamentosa yang diberikan pada
kasus tonsilorhinofaringitis akut dan otitis media akut
yaitu antibiotik, antiinflamasi, dan simptomatik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai