Anda di halaman 1dari 35

Presentasi Kasus

Otitis Media Akut

Oleh : Sebastian Ivan Kristianto / 112019058

Dokter Pembimbing : dr. Arroyan Wardhana, Sp THT


Ilustrasi Kasus

IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. M
 Usia : 10 tahun
 Pekerjaan : Pelajar
 Alamat : Jakarta
 No. RM : 023.14213
 Tanggal Kunjungan : 19 Oktober 2020
Anamnesis

 Keluhan utama: Nyeri telinga kiri sejak satu minggu yang lalu.
 Riwayat Penyakit Sekarang:
 Os mengeluh nyeri telinga kiri sejak satu minggu yang lalu sebelum berobat ke Rumah Sakit.
Belakangan ini nyeri dirasa semakin memberat sehingga os tidak masuk sekolah. Awalnya os
merasakan telinga terasa penuh. Os juga mengeluhkan demam sejak nyeri telinganya mulai
dirasakan. Ketika di sekolah dan saat bermain, os merasakan telinganya kurang mendengar.
Akhir – akhir ini, os mengaku lemah dan lesu serta sering pusing. Os menyangkal merasakan
hal yang sama pada telinga kanannya.
Anamnesis

 Riwayat Penyakit Dahulu:


 Sejak usia balita, orangtua os mengatakan, os sering berobat ke puskesmas karena
batuk dan pilek yang tidak kunjung sembuh dan sering berulang.

 Riwayat Penyakit Keluarga :


 Saat ini tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti
os.
Anamnesis

 Riwayat Pengobatan
 Os mengkonsumsi obat penurun panas sirup untuk menurunkan demam, namun demam hanya turun sebentar
lalu tinggi kembali.

 Riwayat Psikososial
 Os sering jajan makanan dan minuman dingin di sekolah. Selepas pulang sekolah os cukup aktif bermain di
luar rumah.

 Riwayat Alergi
 Os tidak memiliki riwayat alergi.
Pemeriksaan Fisik

 Keadaaan umum : Sakit ringan sedang.


 Kesadaran : Compos mentis.
 Tekanan darah : Tidak diukur
 Frek. Nadi : 90 x/menit
 Frek. Napas : 24 x/menit
 Suhu : 38,5 º C
Pemeriksaan Telinga

Dextra Aurikula Sinistra

Aurikula

Normotia, tragus sign (-) Normotia, tragus sign (-)

Preaurikula

Tanda radang(-), pus(-), nyeri tekan(-), fistula(-) Tanda radang(-), pus(-), nyeri tekan(-), fistula(-)

Tenang, udem(-), fistel(-), sikatriks(-), nyeri tekan(-) Retroaurikula Tenang, udem(-), fistel(-), sikatriks(-), nyeri tekan(-)

Hiperemis(-), udem(-), sekret(-), serumen (-), massa(-) MAE Hiperemis(-), udem(-), serumen(-), sekret(-), massa(-)

Membran timpani

Intak, reflek cahaya (+), perforasi (-), hiperemis (-) Intak, reflek cahaya (-), perforasi (-), hiperemis (+)

Interpretasi : Membran timpani telinga kiri hiperemis, reflek cahaya negatif


Pemeriksaan Hidung

Dextra Rhinoskopi anterior Sinistra

Tenang Mukosa Tenang


(-) Sekret (-)
Eutrofi Konka inferior Eutrofi
Deviasi (-) Septum Deviasi (-)
(-) Massa (-)
(+) Passase udara (+)
Pemeriksaan Tenggorok
Dextra Pemeriksaan Orofaring Sinistra
Mulut
Tenang Mukosa mulut Tenang
Bersih, basah Lidah Bersih, basah
Tenang Palatum molle Tenang
Karies (-) Gigi geligi Karies (-)
Simetris Uvula Simetris
Tonsil

Tenang Mukosa
Tenang

T1 T1

Besar Tonsil
tidak melebar Kripta tidak melebar
- Detritus -
- Perlengketan -
Faring
Tenang Mukosa Tenang
- Granula -
- Post nasal drip -
Resume

 Seorang An. M 10 tahun, datang ke Poli THT RSUD KOJA dengan keluhan nyeri telinga kiri
sejak satu minggu yang lalu sebelum berobat ke puskesmas dan nyeri dirasa semakin memberat.
Telinga terasa penuh dan demam (+) sejak nyeri telinga dirasakan. Telinga kurang mendengar,
lemah lesu serta sering pusing. Nyeri pada telinga kanan disangkal. Riwayat ISPA berulang (+).
 Pada pemeriksaan umum didapatkan, keadaaan umum tampak sakit ringan sedang, kesadaran
compos mentis, frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi pernapasan 24 x/menit, suhu 38,5 º C. Pada
pemeriksaan THT didapatkan membran timpani telinga kiri hiperemis, reflek cahaya negatif, dan
pemeriksaan lainnya dalam batas normal.
Diagnosis Kerja

 Otitis Media Akut AS


 Diagnosis Banding : Otitis Eksterna Akut AS
Penatalaksanaan

 Non-medikamentosa
 Hindari telinga dari kemasukan air.
 Menutup telinga dengan kapas saat mandi dan mengurangi aktivitas berkeringat.
 Mencegah infeksi saluran pernapasan atas.
 Menjaga higienitas telinga.
 Istirahat yang cukup.
 Medikamentosa
 Amoxicillin 3 x 250 mg
 Ibuprofen 3 x 200 mg
 Mulsanol syrup 3 x 1 cth.
Prognosis

 Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam


 Quo ad Fungtionam : Dubia ad Bonam
 Quo ad Santionam : Dubia ad Bonam
Tinjauan Pustaka

 Anatomi

 Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan dalam. Telinga tengah berbentuk kubus dengan
perbatasan.
 Luar : membran timpani
 Depan : tuba eustachius
 Bawah : vena jugularis
 Belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
 Atas : tegmen timpani (meningen/ otak)
 Dalam : (dari atas ke bawah) kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval
window), tingkap bundar (round window) dan promontorium.
Anatomi Telinga
Anatomi Membran Timpani

 Membran timpani dibagi ke


dalam 4 kuadran:
 atas-depan,
 atas-belakang,
 bawah-depan serta
 bawah-belakang,

Membran Timpani Telinga Kanan


Definisi

 Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
 Otitis media akut merupakan inflamasi pada telinga tengah dalam waktu 3
minggu pertama.
Klasifikasi

 Otitis media dapat dibagi menjadi 4 yaitu :


 1. Otitis media supuratif :
 Otitis media supuratif akut atau otitis media akut
 Otitis media supuratif kronik
 2. Otitis media non supuratif atau otitis media serosa
 Otitis media serosa akut (barotrauma atau aerotitis)
 Otitis media serosa kronik (glue ear)
 3. Otitis media spesifik, seperti otitis media sifilitika atau otitis media tuberkulosa
 4. Otitis media adhesiva
Epidemiologi

 Otitis media akut sering terjadi pada anak, hal ini dikarenakan tuba eustachius
yang lebar dan pendek.
 Di Amerika Serikat, 70% anak telah mengalami OMA setidaknya satu kali
sebelum usia 2 tahun. Puncak kejadian otitis media akut adalah pada anak berusia
3-18 bulan.
Etiologi

 Kuman penyebab utama OMA ialah bakteri piogenik, seperti :


 Streptococcus hemoliticus
 Staphylococcus aureus
 Pneumococcus
 Hemophylus influenza
 Escherichia coli
 Pseudomonas aurugenosa.

Sejauh ini Streptococcus pneumoniae merupakan organisme penyebab tersering pada semua kelompok
umur.Hemophlus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia di bawah 5 tahun, meskipun juga
merupakan patogen pada orang dewasa,
Faktor Resiko

 Prematuritas & Berat Lahir Rendah


 Usia muda
 Riwayat Keluarga
 Abnormalitas Kraniofasial
 Penyakit Neuromuskular
 Alergi
 Status sosioekonomi rendah
 Paparan tembakau & polutan
 Posisi tidur telentang
 Tidak mendapatkan ASI
Faktor Predisposisi

 Serangan ISPA berulang


 Infeksi tonsil dan adenoid
 Rinitis dan sinusitis kronik
 Alergi
 Tumor nasofaring, mengorek hidung
 Palatoschisis
Patofisiologi

 Sumbatan tuba Eustachius


merupakan faktor penyebab utama
dari otitis media.Karena fungsi
tuba Eustachius terganggu,
pencegahan invasi kuman ke
dalam telinga tengah juga
terganggu, sehingga kuman masuk
ke dalam telinga tengah dan
terjadi peradangan.
 Terdapat beberapa rute infeksi sehingga terjadi otitis media akut,
antara lain:
 Melalui tuba eustachius.Merupakan rute paling sering. Infeksi berpindah
melalui lumen.
 Melalui telinga luar. Trauma perforasi pada membran timpani akan membuka
jalan terjadinya infeksi telinga tengah
 Peredaran darah. Merupakan rute yang sangat jarang
Manifestasi Klinis

 Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi


atas 4 stadium:
 (1) stadium kataralis,
 (2) stadium supurasi / bombans,
 (3) stadium perforasi,
 (4) stadium resolusi.
Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang diamati melalui
meatus akustikus eksternus (MAE)
Stadium Kataralis

 Tanda adanya stadium ini adalah adanya retraksi membran timpani akibat
terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah
 Kadang-kadang membran timpani tampak normal atau berwarna keruh
pucat dan berlanjut hingga tampak pembuluh darah yang melebar di
membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta
edem.
 Sekret yang terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa
sehingga stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang
disebabkan oleh virus atau alergi.
Stadium Supurasi/ Bombans

 Edema yang hebat pada telinga tengah dan hancurnya epitel superficial, serta
terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani
menonjol / bombans (bulging) ke arah telinga luar.Pada keadaan ini pasien tampak
sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
 Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat
tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan
nekrosis mukosa dan submukosa.Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai
daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur.
 Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka
kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke MAE. Dengan
melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi
ruptur, maka lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali
Stadium Perforasi

 Karena beberapa sebab seperti terlambatnya


pemberian antibiotik atau virulensi kuman yang
tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani
dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke
MAE. Anak yang tadinya gelisah sekarang
menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat
tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis
media akut stadium perforasi
Stadium Resolusi

 Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali.
Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik
atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.OMA berubah menjadi
OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul.OMA dapat
menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa
terjadinya perforasi
Penatalaksanaan

 Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi pengobatan terutama bertujuan
untuk membuka kembali tuba Eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Untuk ini diberikan
obat tetes hidung :
 HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis (anak < 12 tahun) atau
 HCl efedrin 1% dalam alrutan fisiologis untuk yang berumur di atas 12 tahun dan orang dewasa.
 sumber infeksi harus diobati.Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.
 Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung, dan analgetika. Antibiotika yang
dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampisilin.
 Terapi awal diberikan penisilin
 Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin.
 Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari
Tatalaksana

 Pada stadium supurasi selain diberikan antibiotika, idealnya harus disertai


dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi
gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari. Miringotomi
ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase
sekret keluar dari telinga tengah ke liang telinga luar
Komplikasi

 Mastoiditis Akut
 Terjadi empiema di rongga mastoid akibat terjadinya blokade di daerah epitimpanum.Sering diikuti
dengan abses di belakang daun telinga (abses subperiostel mastoid).
 Komplikasi Intrakranial
 Mastoiditis akut kalau tidak dapat segera diatasi dapat meluas ke dalam intrakranial (meningitis dan
abses otak)
 Paresis nervus fasialis
 Nervus fasialis dapat terkena oleh penyebaran infeksi langsung ke kanalis fasialis.Akumulasi pus di
dalam kavum timpani dapat menimbulkan kompresi pada nervus
Prognosis

 Kematian yang disebabkan oleh OMA sangat jarang.


 Dengan terapi antibiotik yang efektif, tanda sistemik seperti demam dan letargis
akan menghilang bersamaan dengan hilangnya nyeri dalam waktu 48 jam.
 Dan biasanya tuli pendengaran konduktif juga akan membaik.
 Efusi telinga tengah dan tuli pendengaran konduktif dapat menetap selama
periode terapi, dengan perkiraan 70% anak akan mengalami efusi telinga tengah
dalam waktu 14 hari, 50% dalam satu bulan, 20% dalam 2 bulan, dan 10%
setelah 3 bulan
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka

 Bull TR. Color Atlas of ENT Diagnosis 6th ed. London: Thieme. 2003
 Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D. Disease of Ear Nose and Throat & Head and Neck Surgery 6th ed. Haryana: Elsevier. 2014
 Donaldson JD. Acute Otitis Media. Medscape reference. 2015
 Dube E. Burden of acute otitis media on canadian families. Canadian Family Physician, 57: 60, 62-64. 2011
 Harmadji, S., Soepriyadi, & Wisnubroto. (2005). Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/. In R. d. Soetomo, Pedoman Diagnosis
dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan Edisi ke-3 (pp. 10-13). Surabaya: FK UNAIR.
 Probst R, Grevers G, Iro H. Basic Otorhinolaryngology A Step by Step Learning Guide. Stuttgart: Thieme. 2006
 Ramakrishnan K. Diagnosis and treatment of otitis media.Ann Fann Physician 76(11): 1650-1658. 2007
 Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher
Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2012
 Tortora GJ. Principles of Anatomy and Physiology 13th ed. USA: Biological Science Textbook. 2012

Anda mungkin juga menyukai