IDENTITAS PASIEN
Nama : An. M
Usia : 10 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jakarta
No. RM : 023.14213
Tanggal Kunjungan : 19 Oktober 2020
Anamnesis
Keluhan utama: Nyeri telinga kiri sejak satu minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Os mengeluh nyeri telinga kiri sejak satu minggu yang lalu sebelum berobat ke Rumah Sakit.
Belakangan ini nyeri dirasa semakin memberat sehingga os tidak masuk sekolah. Awalnya os
merasakan telinga terasa penuh. Os juga mengeluhkan demam sejak nyeri telinganya mulai
dirasakan. Ketika di sekolah dan saat bermain, os merasakan telinganya kurang mendengar.
Akhir – akhir ini, os mengaku lemah dan lesu serta sering pusing. Os menyangkal merasakan
hal yang sama pada telinga kanannya.
Anamnesis
Riwayat Pengobatan
Os mengkonsumsi obat penurun panas sirup untuk menurunkan demam, namun demam hanya turun sebentar
lalu tinggi kembali.
Riwayat Psikososial
Os sering jajan makanan dan minuman dingin di sekolah. Selepas pulang sekolah os cukup aktif bermain di
luar rumah.
Riwayat Alergi
Os tidak memiliki riwayat alergi.
Pemeriksaan Fisik
Aurikula
Preaurikula
Tanda radang(-), pus(-), nyeri tekan(-), fistula(-) Tanda radang(-), pus(-), nyeri tekan(-), fistula(-)
Tenang, udem(-), fistel(-), sikatriks(-), nyeri tekan(-) Retroaurikula Tenang, udem(-), fistel(-), sikatriks(-), nyeri tekan(-)
Hiperemis(-), udem(-), sekret(-), serumen (-), massa(-) MAE Hiperemis(-), udem(-), serumen(-), sekret(-), massa(-)
Membran timpani
Intak, reflek cahaya (+), perforasi (-), hiperemis (-) Intak, reflek cahaya (-), perforasi (-), hiperemis (+)
Tenang Mukosa
Tenang
T1 T1
Besar Tonsil
tidak melebar Kripta tidak melebar
- Detritus -
- Perlengketan -
Faring
Tenang Mukosa Tenang
- Granula -
- Post nasal drip -
Resume
Seorang An. M 10 tahun, datang ke Poli THT RSUD KOJA dengan keluhan nyeri telinga kiri
sejak satu minggu yang lalu sebelum berobat ke puskesmas dan nyeri dirasa semakin memberat.
Telinga terasa penuh dan demam (+) sejak nyeri telinga dirasakan. Telinga kurang mendengar,
lemah lesu serta sering pusing. Nyeri pada telinga kanan disangkal. Riwayat ISPA berulang (+).
Pada pemeriksaan umum didapatkan, keadaaan umum tampak sakit ringan sedang, kesadaran
compos mentis, frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi pernapasan 24 x/menit, suhu 38,5 º C. Pada
pemeriksaan THT didapatkan membran timpani telinga kiri hiperemis, reflek cahaya negatif, dan
pemeriksaan lainnya dalam batas normal.
Diagnosis Kerja
Non-medikamentosa
Hindari telinga dari kemasukan air.
Menutup telinga dengan kapas saat mandi dan mengurangi aktivitas berkeringat.
Mencegah infeksi saluran pernapasan atas.
Menjaga higienitas telinga.
Istirahat yang cukup.
Medikamentosa
Amoxicillin 3 x 250 mg
Ibuprofen 3 x 200 mg
Mulsanol syrup 3 x 1 cth.
Prognosis
Anatomi
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan dalam. Telinga tengah berbentuk kubus dengan
perbatasan.
Luar : membran timpani
Depan : tuba eustachius
Bawah : vena jugularis
Belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
Atas : tegmen timpani (meningen/ otak)
Dalam : (dari atas ke bawah) kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval
window), tingkap bundar (round window) dan promontorium.
Anatomi Telinga
Anatomi Membran Timpani
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
Otitis media akut merupakan inflamasi pada telinga tengah dalam waktu 3
minggu pertama.
Klasifikasi
Otitis media akut sering terjadi pada anak, hal ini dikarenakan tuba eustachius
yang lebar dan pendek.
Di Amerika Serikat, 70% anak telah mengalami OMA setidaknya satu kali
sebelum usia 2 tahun. Puncak kejadian otitis media akut adalah pada anak berusia
3-18 bulan.
Etiologi
Sejauh ini Streptococcus pneumoniae merupakan organisme penyebab tersering pada semua kelompok
umur.Hemophlus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia di bawah 5 tahun, meskipun juga
merupakan patogen pada orang dewasa,
Faktor Resiko
Tanda adanya stadium ini adalah adanya retraksi membran timpani akibat
terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah
Kadang-kadang membran timpani tampak normal atau berwarna keruh
pucat dan berlanjut hingga tampak pembuluh darah yang melebar di
membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta
edem.
Sekret yang terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa
sehingga stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang
disebabkan oleh virus atau alergi.
Stadium Supurasi/ Bombans
Edema yang hebat pada telinga tengah dan hancurnya epitel superficial, serta
terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani
menonjol / bombans (bulging) ke arah telinga luar.Pada keadaan ini pasien tampak
sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat
tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan
nekrosis mukosa dan submukosa.Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai
daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur.
Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka
kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke MAE. Dengan
melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi
ruptur, maka lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali
Stadium Perforasi
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali.
Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik
atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.OMA berubah menjadi
OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul.OMA dapat
menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa
terjadinya perforasi
Penatalaksanaan
Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi pengobatan terutama bertujuan
untuk membuka kembali tuba Eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Untuk ini diberikan
obat tetes hidung :
HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis (anak < 12 tahun) atau
HCl efedrin 1% dalam alrutan fisiologis untuk yang berumur di atas 12 tahun dan orang dewasa.
sumber infeksi harus diobati.Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.
Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung, dan analgetika. Antibiotika yang
dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampisilin.
Terapi awal diberikan penisilin
Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin.
Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari
Tatalaksana
Mastoiditis Akut
Terjadi empiema di rongga mastoid akibat terjadinya blokade di daerah epitimpanum.Sering diikuti
dengan abses di belakang daun telinga (abses subperiostel mastoid).
Komplikasi Intrakranial
Mastoiditis akut kalau tidak dapat segera diatasi dapat meluas ke dalam intrakranial (meningitis dan
abses otak)
Paresis nervus fasialis
Nervus fasialis dapat terkena oleh penyebaran infeksi langsung ke kanalis fasialis.Akumulasi pus di
dalam kavum timpani dapat menimbulkan kompresi pada nervus
Prognosis
Bull TR. Color Atlas of ENT Diagnosis 6th ed. London: Thieme. 2003
Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D. Disease of Ear Nose and Throat & Head and Neck Surgery 6th ed. Haryana: Elsevier. 2014
Donaldson JD. Acute Otitis Media. Medscape reference. 2015
Dube E. Burden of acute otitis media on canadian families. Canadian Family Physician, 57: 60, 62-64. 2011
Harmadji, S., Soepriyadi, & Wisnubroto. (2005). Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/. In R. d. Soetomo, Pedoman Diagnosis
dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan Edisi ke-3 (pp. 10-13). Surabaya: FK UNAIR.
Probst R, Grevers G, Iro H. Basic Otorhinolaryngology A Step by Step Learning Guide. Stuttgart: Thieme. 2006
Ramakrishnan K. Diagnosis and treatment of otitis media.Ann Fann Physician 76(11): 1650-1658. 2007
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher
Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2012
Tortora GJ. Principles of Anatomy and Physiology 13th ed. USA: Biological Science Textbook. 2012