Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

OTITIS MEDIA EFUSI


Pembimbing :
z dr. Arroyan Wardhana, Sp.THT-KL

Disusun Oleh :
Yunica Pratiwi
(1102013318)

UNIVERSITAS KEDOKTERAN YARSI


STASE ILMU KESEHATAN THT
PERIODE 24 AGUSTUS – 6 SEPTEMBER 2020
IDENTITAS
z
PASIEN

NAMA : An. I

JENIS KELAMIN : Laki-laki

UMUR : 11 tahun

AGAMA : Islam

ALAMAT : Cempaka Putih


z
ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 25


Agustus 2020 di Poliklinik THT RS YARSI .

KELUHAN UTAMA

Pendengaran telinga kiri semakin berkurang sejak 1 minggu SMRS.


z
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien dibawah oleh ibunya datang ke Poliklinik THT RS YARSI dengan keluhan
pendengaran pada telinga kiri semakin berkurang sejak 3 bulan yang lalu. Orang tua
pasien mengatakan bahwa, gangguan pendengaran ini semakin bertambah berat
semenjak 1 minggu yang lalu. Orang tua pasien juga mengatakan bahwa anaknya sering
mengeluh telinga terasa penuh. Pasien merasakan ada cairan didalam telinga tetapi
tidak bisa keluar. Namun tidak adanya riwayat keluar cairan maupun bau, rasa nyeri,
telinga berbunyi, dan pusing berputar. Tidak ada keluhan nyeri menelan, gangguan
berbicara, suara parau, sesak napas, dan lainnya. Demam disangkal, batuk dan pilek
juga disangkal.. Keluhan nyeri kepala disangkal. Sejak pasien mengalami gangguan
pendengaran ini, jika pasien menonton TV harus dengan volume yang lebih besar.
z
 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sudah pernah mengalami ini sekitar 2 tahun yang
lalu, namun tidak seberat sekarang. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien dibawah ke dokter
THT dengan keluhan batuk, pilek dan telinga terasa basah, dan pasien di diagnosis otits
media akut.

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Di dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala serupa seperti yang dialami
pasien.

 Riwayat Alergi

Tidak ada riwayat alergi

 Riwayat Pengobatan

Pasien tidak sedang mengonsumsi obat-obatan.


z
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan

 Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
 Tensi darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 90 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : 36,7˚C
TELINGA
z
KANAN KIRI

Bentuk daun telinga Normotia Normotia


Kelainan kongenital Tidak tampak Tidak tampak
Radang, tumor Tidak tampak Tidak tampak
Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
Penarikan daun telinga Nyeri (-) Nyeri (-)
Kelainan pre-, infra-, retroaurikuler
Fistel (-),lesi (-), abses (-)tanda radang (-), Fistel (-),lesi (-), abses (-)tanda radang (-),

Region mastoid Nyeri (-), radang (-) Nyeri (-), radang (-)
Liang telinga
Lapang, mukosa tenang, serumen Lapang, mukosa tenang, serumen
minimal, sekret (-), benjolan (-), udem (-) minimal, sekret (-), benjolan (-), udem (-)

Membran timpani
Intak, warna abu mengkilat, refleks Intak, warna abu, refleks cahaya
cahaya(+) arah jam 5, hiperemis (-), redup arah jam 7, hiperemis (-),
bulging (-), perforasi (-) bulging (-), perforasi (-)
TES PENALA
z

  KANAN KIRI

Rinne + -

Lateralisasi ke telinga
Weber Tidak ada Lateralisasi
yang sakit

Scwabach Sama dengan pemeriksa Memanjang

Kesan : Tuli Konduktif


HIDUNG
z
BENTUK simetris, bengkak (-), massa (-) tumor(-),
luka (-)

TANDA PERADANGAN Tidak tampak


DAERAH SINUS FRONTALIS DAN MAXILLARIS radang (-), edema (-), nyeri tekan (-)

VESTIBULUM lapang, mukosa tenang, lesi (-), massa


(-), nyeri (-)

CAVUM NASI lapang, mukosa tenang, sekret (+) bening, lesi (-),
massa (-), benda asing(-), passase udara (+)

KONKA INFERIOR KANAN/KIRI eutrofi, mukosa tenang, lesi (-)

MEATUS NASI INFERIOR KANAN/KIRI lapang, sekret (+), obstruksi (-)


KONKA MEDIUS KANAN/KIRI Tidak tampak
MEATUS NASI MEDIUA KANAN/KIRI Tidak tampak
SEPTUM NASI deviasi (-), udem (-)
TENGGOROKAN
z

Dinding Pharynx Hiperemis (-), Eksudat(-), Edema (-),


Massa (-), Granul (-)

Arcus Simetris

Tonsil T1-T1, hiperemis (-), detritus (-), kripta


melebar (-)

Uvula Di tengah, tidak memanjang, edema(-)


deviasi(-)
Gigi Lengkap, karies (-)

Oral hygiene Baik, terawat, tidak berbau

Lain-lain -
z

Epiglotis Tidak dilakukan

Plica Vocalis Tidak dilakukan

Arytenoid Tidak dilakukan

Ventricular Band Tidak dilakukan

Pita Suara Tidak dilakukan

Rima Glotis Tidak dilakukan

Cincin Trakea Tidak dilakukan

Sinus Piriformis Tidak dilakukan

Pembesaran KGB Leher Massa(-), benjolan(-), hematom(-),


udem (-)
z
RESUME
Seorang anak berusia 11 tahun datang dengan keluhan pendengaran pada telinga kiri
berkurang sejak 3 bulan yang lalu dan bertambah berat sejak 1 minggu SMRS.
Keluhan disertai dengan adanya rasa penuh di telinga kiri. Pasien memiliki riwayat
otitis media akut. Pada pemeriksaan telinga, didapatkan pada telinga kiri membrane
timpani utuh, warna abu, refleks cahaya redup pada arah jam 7. Pada tes penala
didapatkan kesan tuli konduktif. Pada pemeriksaan hidung dan tenggorok tidak
ditemukan adanya kelainan.
z
RENCANA PEMERIKSAAN

 Audiometri

 Timpanometri

 Pneumatic otoscope
DIAGNOSIS
z BANDING
 Otitis Media Efusi Auricula Sinistra

 Otitis Media Akut Auricula Sinistra

DIAGNOSIS KERJA
 Otitis Media Efusi Auricula Sinistra
TATALAKSANA
z

Medika mentosa Edukasi


1. Antibiotik  Hindari mengorek telinga bila ada
 Amoksisilin (anak) 40 keluhan
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
 Menjaga agar telinga tetap kering
2. Pseudoephedrine HCL(anak) 30
mg/kgBB/hari. Pemberian setiap 4-6jam  Tidak membersihkan telinga dengan
menggunakan cotton bud
3. Cetirizine 10 mg/KgBB/hari.

4. Metilprednison 0,4 mg/kgBB/hari.


PROGNOSIS
z

 Quo ad vitam : ad Bonam

 Quo ad functionam : ad Bonam

 Quo ad sanationam : ad Bonam


z

TINJAUAN PUSTAKA
OTITIS
z
MEDIA EFUSI

OTITIS MEDIA

Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan
sel-sel mastoid.

Otitis Media Efusi

Adanya cairan di telinga tengah tanpa dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi.

Apabila efusi tersebut encer disebut Otitis Media Serosa dan apabila efusi tersebut kental
seperti lem disebut Otitis Media Mukoid (glue ear).
OTITIS
z MEDIA SEROSA
1. Otitis Media Serosa Akut
 Sekret terbentuk di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi

tuba
 Rasa nyeri pada telinga

2. Otitis Media Serosa Kronik


 Sekret terbentuknya secara bertahap

 Tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama
z
OTITIS MEDIA

OTITIS MEDIA OTITIS MEDIA NON


SUPURATIF SUPURATIF

OTITIS MEDIA OTITIS MEDIA


BAROTRAUMA OTITIS MEDIA
SUPURATIF SUPURATIF
AKUT EFUSI KRONIK
AKUT (OMSA) KRONIK (OMSK)
ETIOLOGI
z

1. Tuba eustachia immature

Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan terjadinya timbunan cairan di telinga tengah. Beberapa anak mewarisi
tuba eustachius yang kecil dari kedua orang tuanya, hal inilah yang dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya
tendensi atau kecenderungan infeksi telinga tengah dalam keluarga.

2. Reaksi alergi

Reaksi alergi pada hidung dan tenggorokan juga menyebabkan pembengkakan membrana mukosa dan memblokir tuba
eustachius. Adenoid dapat menyebabkan otitis media serosa apabila adenoid ini terletak di daerah nasofaring, yaitu area
disekeliling dan diantara pintu tuba eustachius. Ketika membesar, adenoid dapat memblokir pembukaan tuba
eustachius. Kegagalan fungsi tuba eustachi dapat pula disebabkan oleh rinitis kronik, sinusitis, tonsilitis kronik, dan
tumor nasofaring.

3. Blokade Tuba

Otitis media serosa kronis dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut (OMA) yang tidak sembuh
sempurna. Terapi antibiotik yang tidak adekuat pada OMA dapat menonaktifkan infeksi tetapi tidak dapat
menyebuhkan secara sempurna sehingga akan menyisakan infeksi dengan grade rendah. Proses ini dapat merangsang
mukosa untuk menghasilkan cairan dalam jumlah banyak. Jumlah sel goblet dan mukus juga bertambah.
PATOFISIOLOGI
z
MANIFESTASI
z KLINIK
Otitis Media Serosa Akut Otitis Media Serosa Kronik
 Pendengaran berkurang

 Kadang-terasa seperti ada cairan yang


 Perasaan tuli pada otitis media serosa

bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala kronik lebih menonjol (40-45 dB), oleh
berubah karena adanya sekret kental atau glue ear
 Rasa sedikit nyeri di dalam telinga dapat  Anak-anak yang berumur 5-8 tahun
terjadi pada saat awal tuba terganggu keadaan ini sering diketahui secara
 Pada anak hilangnya pendengaran akibat kebetulan waktu dilakukan pemeriksaan
cairan di telinga tengah dapat menyebabkan
THT atau dilakukan uji pendengaran.
keterlambatan bicara
 Pada otoskopi terlihat membran timpani
 Otitis media serosa (membrana timpani
utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan
tampak berwarna kekuningan), sedangkan
pada otitis media mukoid (terlihat lebih kusam atau keabu-abuan
dan keruh)
DIAGNOSIS
z

Diagnosis OME seringkali sulit ditegakkan karena prosesnya sendiri yang kerap tidak bergejala
(asimptomatik), atau dikenal dengan silent otitis media

ANAMNESA
 Telinga seperti tertutup/ rasa penuh?
 Tinitus frekuensi rendah?
 Pendengaran berkurang?
 Otofoni?
 Nyeri ?
 Riwayat alergi?
 Riwayat infeksi saluran napas atas?
 Riwayat keluarga?
z

PEMERIKSAAN FISIK

 Membran timpani yang retraksi (tertarik ke


dalam)  hilangnya refleks cahaya
 Warna membran timpani bisa merah muda
cerah hingga biru gelap.
 Processus brevis maleus terlihat sangat
menonjol dan Processus longus tertarik medial
dari membran timpani.
 Adanya level udara-cairan (air fluid level)
membuat diagnosis lebih nyata.
PEMERIKSAAN
z PENUNJANG
Impedance audiometry (tympanometry)
untuk mengukur perubahan impedans akustik sistem membran timpani telinga tengah melalui
perubahan tekanan udara di telinga luar. Timpanogram tipe A merupakan gambaran dimana tekanan
telinga tengah kurang lebih sama dengan tekanan atmosfer (contoh: gambaran normal), timpanogram
tipe B adalah gambaran datar tanpa compliance (contoh: adanya efusi di telinga tengah), timpanogram
tipe C (contoh: adanya tekanan negatif pada telinga tengah). Pada otitis media efusi, biasanya
didapatkan timpanogram tipe B.
Pneumatic otoscope
z
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara. Gerakan gendang
telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.

Tes Pendengaran dengan Garpu Tala


Pemeriksaan dilakukan sebagai salah satu langkah skrining ada tidaknya penurunan pendengaran yang biasa timbul
pada otitis media efusi. Pada pasien dilakukan tes Rinne, Weber, dan Swabach. Pada otitis media didapatkan
gambaran tuli konduktif
z
Pure tone Audiometry
Selain dengan Garpu Tala, penilaian gangguan pendengaran bisa dilakukana dengan Audiometri Nada
Murni. Tuli konduktif umumnya berkisar antara derajat ringan hingga sedang.
DIAGNOSIS BANDING
z
TATALAKSANA
z

Antihistamin atau dekongestan.


 Membantu membersihkan dan menghilangkan sekresi dan sumbatan di sinonasal

Mukolitik

 Merubah viskoelastisitas mukus telinga tengah untuk memperbaiki transport mukus dari telinga
tengah melalui TE ke nasofaring.

Antibiotik
 OME seringkali diikuti oleh OMA. Sehingga perlu antibiotik  amoksisilin, amoksisilin-klavulanat,
sefaklor, eritromisin, trimetropim-sulfametoksazol, atau eritromisin-sulfisoksazole, dapat
memperbaiki klirens efusi dalam 1 bulan.
 Pemberian antibiotika juga meliputi dosis profilaksis yaitu ½ dosis yang digunakan pada infeksi
akut
 Hati-hati resistensi.
z

 Kortikosteroid
 Untuk menurunkan respon inflamasi di kompleks nasofaring-tuba Eustachius dan
menstimulasi agent-aktif di permukaan tuba Eustachius dalam memfasilitasi pergerakan
udara dan cairan melalui tuba Eustachius

 Miringotomi
 Anak-anak yang tidak dapat di terapi dengan antibiotik profilaksis atau dalam masa
infeksi/peradangan dapat disarankan untuk dilakukan operasi myringotomy. Prosedur ini
dilakukan di bawah anestesi umum.
z

 Pemasangan Tube Ventilasi


(Grommet's Tube)
 Terkadang tube ventilasi
(umumnya dikenal sebagai
Grommet’s tube) diletakan di
dalam bukaan tadi jika masalah
tetap ada setelah jangka waktu
yang lama.
 Dapat digunakan 6 – 12 bulan
KOMPLIKASI
z

 Kurangnya pendengaran

 Terganggunya proses bicara dan tumbuh kembang

 Otitis media akut


PROGNOSIS
z

 Kebanyakan kasus otitis media efusi dapat sembuh sendiri tanpa intervensi
dalam waktu beberapa minggu atau bulan
 Dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak-anak
DAFTAR
z PUSTAKA
1. Adams L George, R Lawrence, Higler A Peter. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC. 1997: 88-118

2. Soepardi, Efiaty Arsyad; Iskandar, Nurbaiti. Editor: Otitis Media Non-Supuratif. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-Tenggorokan-

Kepala-Leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2001.p 58 – 60.

3. Sumit K Agrawal, Aguila J Demetrio, Ahn S Min, et al. Current Diagnosis & Treatment – Otolaryngology Head and Neck Surgery. 2th ed.

USA: Mc Graw Hill. 2008

4. Media, Wiki. 2009. Telinga. [7 screens] Cited 5 May 2011. Available from : http://id.wikipedia.org/wiki/telinga

5. Megantara, Imam. 2008. Informasi Kesehatan THT: Otitis Media Efusi. [5 screens] Cited 5 May 2011. Available from :

http://www.perhati-kl.org/

6. Dhingra, PL. Editor: Otitis Media with Effusion. Disease of Ear, Nose, and Throat. New Delhi: Churchill Livingstone Pvt Ltd. 1998. P 64-67.

7. Dohar, J. E, et al. 2008. Definition of Otologic Disease. Cited 8 may 2011. Available from : http://www.entjornal.com

8. Cook. K. 2005. Otitis Media. Cited 7 May 2011. Available from : http://www.emedicine/emerg/emedicine/htm.351.topic

9. Levenson, M. J. 2008. Fluids in The Middle Ear (Serous Otits Media) in Ear Surgery Information Center. Cited 8 May 2011. Available from :

http://www.EarSurgeryInformationCenter-SerousOtitisMedia.mnt
z

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai