Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

Otitis Eksterna Difusa


Disusun oleh:
Aprilia Rindi Nugraeny (2019086016281)
Desra Tangdiseru (2019086016407)
Elva Diany Syamsudin (2019086016302)
Lidia M. Mnsen (2019086016324)

Pembimbing:
dr. Agustina, Sp. THT-KL
dr. Rosmini, Sp.THT-KL

SMF THT RSUD JAYAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2021
BAB I
LAPORAN KASUS
1. Nama : Tn. R.M
2. Umur : 30 tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki
Identitas 4. Pekerjaan
5. Agama
: PNS
: Islam
Pasien 6. Alamat : Jl. Jeruk nipis
7. Tanggal pemeriksaan : 20/05/2021
8. No.RM : 489505
ANAMNESIS

Pasien datang ke Poliklinik THT RSUD Jayapura dok 2 dengan


Diambil dari : Autoamnesis keluhan nyeri pada telinga kanan sejak ±4 minggu SMRS. Nyeri
Tanggal : 20-05-2021 dirasakan bersifat hilang timbul, rasa nyeri semakin bertambah
Jam :12.19 WIT ketika mengunyah dan pada saat malam hari. Sebelumnya pasien
KU : Nyeri telinga sebelah kanan merasa gatal pada bagian telinga luar dan pasien terbiasa
mengkorek telinga menggunakan cottonbud, terdapat cairan
yang menempel pada kapas berwarna kuning dan kental serta
berbau. Pasien mengaku telinga sering terasa penuh. Pasien juga
mengatakan telinga kanan sesekali berdenging serta sedikit
Riwayat mengalami penurunan pendengaran namun tidak terlalu
Penyakit mengganggu. Riwayat batuk dan demam disangkal, Pasien
Sekarang (RPS) mengaku mudah mengalami keringat yang berlebih apabila
cuaca panas dan pilek apabila cuaca dingin dan terkena debu.
Pasien mengaku memiliki Riwayat otomikosis pada tahun 2007
dan telah berobat ke dr. Sp. THT-KL. Riwayat kemasukan air
saat mandi dan wudhu diakui oleh pasien. Riwayat gigi
berlubang pada gigi kanan atas namun pasien mengaku sudah
menambal gigi.
 
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Riwayat alergi Riwayat trauma Riwayat penyakit


Debu dan Cuaca Tidak ada hipertensi (-), DM (-),
kolesterol(-) asma
(-), TBC (-)
Pemeriksaan fisik
-Pemeriksaan Umum-
Kesadaran : Compos Mentis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Tekanan Darah : 160/100 mmHg

Denyut Nadi : 98x/menit


Telinga
  KANAN KIRI

Bentuk daun telinga Normotia Normotia

Kelainan kongenital Bat ear (-), fistula (-), mikrotia (-), atresia (-) Bat ear (-), fistula (-), mikrotia (-), atresia (-)

Nyeri tekan tragus Tidak Ada Tidak Ada


Penarikan daun
Nyeri tarik daun telinga (-) Nyeri tarik daun telinga (-)
telinga
Fistula (-), Abses (-) Fistula (-), Abses (-)
Kelainan pre, infra,
Hiperemis (-), Massa (-) Hiperemis (-), Massa (-)
retroaurikuler
Nyeri tekan (-), Oedema (-) Nyeri tekan (-), Oedema (-)
Abses (-), Hiperemis (-), Massa (-), Nyeri tekan Abses (-), Hiperemis (-), Massa (-), Nyeri tekan
Region Mastoid
(-), Nyeri Ketuk (-), Oedema (-) (-), Nyeri Ketuk (-), Oedema (-)
Sempit, sekret (+), jaringan granulasi (-), Lapang, furunkel (-), jaringan granulasi (-),
Liang telinga serumen (-), darah (-), hiperemis (+), edema serumen (+), sekret (-), darah (-), hiperemis (-),
(+) edema (-)
Utuh, Intak warna abu mengkilap, refleks cahaya
Membran timpani Sulit dinilai (+) arah jam 5, hiperemis (-), bulging (-) perforasi
(-)
Perbandingan Telinga Normal Dan OE
Telinga dengan Otitis eksterna Difusa
Telinga Normal
Dextra
  KANAN KIRI
Bentuk Normal, deformitas (-)
Tanda peradangan Hiperemis (-), oedema (-), Nyeri tekan (-), massa (-)
Sinus frontalis (Nyeri tekan dan ketuk) Hiperemis (-), Nyeri tekan (-), nyeri ketuk (-)
Sinus maksilaris (Nyeri tekan dan ketuk) Hiperemis (-), Nyeri tekan (-), nyeri ketuk (-)
Pemeriksaan Hidung

Vestibulum Tampak bulu hidung Tampak bulu hidung

Sekret(-) Sekret (-)

Furunkel (-) Furunkel (-)

Krusta (-) Krusta (-)


Cavum nasi Lapang Lapang

Sekret (-) Sekret (-)


Konka inferior Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Edema (-) Edema (-)

Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)

Sekret (-) Sekret (-)


Konka medius Tidak tampak Tidak tampak

Sulit dinilai Sulit dinilai


Meatus nasi medius Tidak tampak Tidak tampak

Sulit dinilai Sulit dinilai


Sinus frontalis Tidak ada Tidak ada

(nyeri tekan + nyeri ketuk)


Sinus maksilaris Tidak ada Tidak ada
WORKING DIAGNOSIS
Otitis Eksterna Difusa Auricular Dextra
DASAR DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
1. Rasa nyeri pada telinga kanan sejak 4
1. Membran timpani pada telinga kanan
minggu yang lalu
sulit dinilai
2. Rasa gatal pada bagian telinga luar, dan
2. liang telinga kanan sempit
pasien mencoba mengkorek telinga
3. sekret berwarna kuning, kental dan
menggunakan cottonbud, terdapat
berbau pada liang telinga
cairan yang menempel pada kapas
4. edema yang tidak jelas batasnya dan
berwarna kuning dan kental serta
hiperemis pada 2/3 liang telinga
berbau.
dalam
3. Riwayat otomikosis pada tahun 2007
5. nyeri saat mengunyah.
dan telah berobat ke dr. Sp. THT-KL
 
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA NON – MEDIKAMENTOSA
● Ciprofloksasin 2x500 mg tab ● Pasien sebaiknya menjaga
● Natrium Diclofenac 2x50mg tab kebersihan telinga untuk mencegah
● Methyl prednisolone 2x8mg tab terjadinya kekambuhan.
● Cetirizine 2x10mg tab ● Edukasi pasien untuk berhenti dari
● Lanzoprazole 2x1 tab kebiasaan sering mengorek telinga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI TELINGA

telinga dibagi atas :


1.telinga luar
2.telinga tengah
3.telinga dalam
Telinga Luar

• Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang


telinga sampai membran timpani.
• Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan
kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan
rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
sedangkan dua pertiga bagian
dalam rangkanya terdiri dari tulang
• Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat
banyak kelenjar serumen dan rambut.
Telinga Tengah
Telinga tengah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terdiri dari:

1. Membran timpani; yaitu membran fibrosa tipis


yang berwarna kelabu mutiara.
2. Tulang pendengaran; yang terdiri dari maleus,
inkus dan stapes. Tulang pendengaran ini dalam
telinga tengah saling berhubungan.
3. Tuba eustachius; yang menghubungkan rongga
telinga tengah dengan nasofaring.
Telinga Dalam

1. Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua


setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari
3 buah kanalis semisirkularis.
2. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, yang
berfungsi menghubungkan perilimfa skala timpani
dengan skala vestibule
OTITIS EKSTERNA

1. Otitis eksterna merupakan suatu peradangan atau infeksi pada kanalis auditorius
eksternal dan atau daun telinga.
2. Individu dengan kondisi alergi, seperti eczema, rhinitis alergi, atau asma, memiliki risiko
lebih tinggi untuk terkena otitis eksterna.
3. Peradangan Otitis eksterna akut (<6 minggu), kronis (> 3 bulan), dan nekrosis merupakan
bentuk ganas.
4. Otitis eksterna akut dapat muncul sekali atau mungkin terjadi kekambuhan, hal ini
menyebabkan nyeri dengan aural discharge dan berkaitan dengan gangguan pendengaran.
OTITIS EKSTERNA DIFUSA

Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau
telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang
telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum
korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel.
PATOFISIOLOGI

1. Pada otitis eksterna difusa,


biasanya mengenai kulit liang
telinga dua pertiga dalam
2. Kuman penyebab biasanya
golongan Pseudomonas
1. Perubahan pH kulit kanalis yang
biasanya asam menjadi basa
2. Perubahan lingkungan terutama
gabungan peningkatan suhu dan
FAKTOR 3.
kelembaban
Suatu trauma ringan seringkali
PREDISPOSISI karena
membersihkan
berenang
telinga
atau
secara
berlebihan.
GEJALA KLINIS

1. Nyeri didalam telinga


2. Gatal di MAE dan keluarnya sekret telinga yang berbau.
3. Tampak kulit hiperemis disertai edema yang tidak jelas batasnya.
4. Liang telinga sempit
5. kadang kelenjar getah bening regional membesar disertai nyeri tekan
6. Nyeri tekan pada tragus dan pada tarikan daun telinga
7. Pendengaran normal atau sedikit berkurang
DIAGNOSIS

anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan


fisik penunjang
Dari anamnesa dapat Otoskopi, endoskopi:
ditanyakan berupa gejala • Liang telingga sempit, Biakan dan tes sensitivitas
klinis yang dirasakan • Eritema dari sekret.
penderita • Edema
• Sekret telinga berbau
DIAGNOSIS BANDING

Otitis Eksterna Sirkumskripta

● Penyebab otitis eksterna sirkumskripta yang tersering adalah


Staphylococcus aureus dan Staphylococcus albus.
● Faktor lainnya adalah maserasi kulit liang telinga akibat sering
berenang atau mandi dengan shower, trauma, reaksi terhadap
benda asing, dan akumulasi serumen.
Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada semua tipe
otitis eksterna antara lain:

01
Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan
berhati-hati

02 Penilaian terhadap sekret, edema dinding kanalis, dan


membrana timpani

03 Pemilihan pengobatan local


Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat menghilangkan
edema yang menyumbat liang telinga.
1. tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga mengandung obat agar mencapai
kulit yang terkena menggunakan forsep aligator.
2. Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling efektif
terhadap Pseudomonas.
3. Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya
diperlukan jika dicurigai danya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan
telinga.
4. Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin terjadi
pada pasien, terutama setelah berenang dan diingatkan agar tidak menggaruk
/membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu sering.
PENCEGAHAN

1. Edukasi bertujuan untuk meminimalkan trauma kanal telinga dan


menghindari paparan air.
2. Hindari membersihkan liang telinga terlalu sering trauma.
PROGNOSIS

1. Otitis eksterna difusa self limited


2. Otitis eksterna kronis memerlukan perawatan intensif.
3. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang.

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
BAB III
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
• Diagnosis Otitis Eksterna Difusa ditegakkan Anamnesis :
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik • Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan
menggunakan otoskop dan endoskopi. keluhan nyeri pada telinga kanan sejak ±4 minggu
1. gambaran klinis dari Otitis Eksterna Difusa SMRS.
berupa nyeri pada liang telinga dan nyeri tekan 1. Nyeri dirasakan bersifat hilang timbul, rasa
tragus. nyeri semakin bertambah ketika mengunyah
2. Diduga bahwa suhu yang tinggi, kelembaban 2. Nyeri juga meningkat pada saat malam hari.
yang tinggi dan kontaminasi kulit (kolonisasi)
dengan basil gram negatif merupakan tiga faktor
terpenting yang menunjang didalam hal
patogenesis otitis eksterna difusa. Berdasarkan
kepustakaan bahwa peningkatan yang cepat dari
insiden otitis eksterna terjadi apabila suhu naik
pada lingkungan yang kelembaban relatif tinggi.
TEORI KASUS
1. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena Anamnesis :
berenang atau mandi menambah maserasi kulit 1. Sebelumnya pasien merasa gatal pada
liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok
bagian telinga luar dan pasien terbiasa
bagi pertumbuhan bakteri. Perubahan ini dapat
juga menyebabkan rasa gatal di liang telinga mengkorek telinga menggunakan
sehingga menambah kemungkinan trauma karena cottonbud.
garukan. 2. Pasien mengaku mudah mengalami
2. Terjadinya otitis eksterna difusa dapat keringat yang berlebih apabila cuaca
diakibatkan terganggunya faktor pertahanan panas dan pilek apabila cuaca dingin dan
tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga
terkena debu.
tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan
tuba eustachius sehingga pencegahan invasi
kuman terganggu, yang dicetuskan oleh infeksi
saluran nafas atas.
TEORI KASUS
1. Gejala klinis lain berupa : liang telinga tampak 1. Pemeriksaan pada liang telinga kanan
edema dengan batas tidak jelas dan menggunakan endoskopi didapatkan:
hiperemis, liang telinga sangat sempit. • membran timpani sulit dinilai.
2. Terdapat sekret yang berbau. Tidak adanya • liang telinga tampak sempit
serumen didalam liang telinga luar merupakan • edema yang tidak jelas batasnya dan hiperemis
suatu keadaan predisposisi untuk terjadinya pada 2/3 liang telinga dalam dan nyeri saat
infeksi telinga. Telah dikemukakan bahwa mengunyah.
serumen dari telinga penyebab terjadinya lapisan 2. Terdapat sekret berwarna kuning, kental dan
asam yang bersifat anti bakteri yang dianggap berbau pada liang telinga.
berguna untuk mempertahankan telinga yang 3. Pasien juga mengaku kadang telinga terasa penuh
sehat.
3. Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan
yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna
difusa dan sering mendahului terjadinya rasa
sakit dan nyeri tekan daun telinga.
tatalaksana
TEORI KASUS
• Ciprofloksasin merupakan antibiotik golongan Pasien diberikan ciprofloksasin 2x500 tab
fluoroquinolone yang memiliki daya anti bakteri
lebih kuat dibandingkan dengan quinolone.
• Ciprofloksasin aktif terhadap bakteri gram
negatif. Contoh bakteri gram negatif berupa
pseudomonas, salmonella, shigella, neisseria,
campylobacter.
• Namun kurang efektif terhadap bakteri gram
positif.
• Efek samping : mual, muntah, sakit perut, sakit
kepala, pusing.
TEORI KASUS
1. Lanzoprazole merupakan obat golongan proton pump 1. Pasien diberikan lanzoprazole 2x1 tab
inhibitor (PPI) yang bekerja menghambat kerja
enzim K+H+ ATPase yang akan memecah K+H+ ATP
untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk
mengeluarkan asam HCl dari kanalikuli sel parietal
ke dalam lumen lambung. PPI merupakan
penghambat sekresi asam lambung yang lebih kuat
dibandingkan dengan AH2 (Antagonis Reseptor
H2). Indikasi : tukak lambung dan tukak duodenum
TEORI KASUS
1. Natrium diklofenak termasuk dalam obat 1. Pasien diberikan Natrium diklofenak 2 x 50 mg
antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat ini 2. Pasien diberikan methyl prednisolone 2x8mg
bekerja dengan cara menghentikan produksi zat
penyebab rasa sakit. OAINS seperti natrium
diklofenak juga memiliki efek lain seperti pereda
demam (antipiretik).
2. Methyl prednisolone merupakan golongan
kortikosteroid yang berfungsi sebagai anti
inflamasi atau imunosupresi beberapa penyakit
berupa hematologi, alergi, inflamasi, neoplasma
maupun autoimun
TEORI KASUS
• Cetirizine merupakan obat golongan antihistamin 1. Pasien diberikan cetirizine 2x10 mg
yaitu anti histamin AH1 yang berperan penting
dalam reaksi anafilaksis, alergi, trauma dan syok.
• Histamin bekerja terhadap reseptor tertentu pada
sel yang terdapat pada permukaan membran.
• AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh
darah, bronkus dll.
Efek samping cetirizine : menyebabkan kantuk,
mengganggu konsentrasi.
Terima Kasih
^^
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai