Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

Otitis Media Supuratif Akut St. Hiperemis


& Otitis Eksterna Difusa
Disusun Oleh:
Ni Nengah Maitri
Wenny Biniluk
Leisa Nekwek
Mecky Yaas

Pembimbing:
dr. Rosmini, Sp.THT-KL
dr. Agustina, Sp.THT-KL
DEPERTEMEN THT
RUMAH SAKIT DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2023
PERIODE 2023 – 2024
01
LAPORAN KASUS
Nama Ny. P. S
No. Rekam Medik 51.92.61

Jenis Kelamin Perempuan


Umur 29 Tahun

Agama Kristen Protestan

Alamat Dok V

Status Pernikahan Sudah Menikah


Tanggal Anamnesis 13 Desember 2023
ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis
Tanggal : 13/12/2023
Jam : 10.10 WIT
Keluhan Utama : Nyeri telinga kiri sejak ± 6 jam yang lalu

Pasin datang ke poli THT dengan keluhan nyeri telinga sebelah kiri sejak ± 6 jam sebelum datang ke poli. Nyeri
dirasakan terus menerus dan mengganggu aktivitas bahkan sampai membuat tidurnya terganggu. SMRS pasien
mengatakan telinga kiri terasa penuh, berdenging, dan pendengarannya berkurag, terkadang pusing-pusing
hingga mual muntah. Pasien juga mengatakan ia sedang batuk pilek dan dari telinga kirinya keluar cairan
berwarna putih disertai bau ± 1 jam SMRS. Kebiasaan mengorek-ngorek telinga menggunakan cotton bad diakui
oleh pasien.

Pasien mengatakan baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini, dan sebelumnya
belum berobat untuk keluhan sekarang ini. Keluhan yang dirasakan semakin lama semakin
memberat tiap jamnya sehingga pasien datamg ke poli THT Rumah Sakit Umum Daerah
Jayapura.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

• Keluhan yang sama : Tidak ada


• Riwayat alergi : Tidak ada
• Riwayat trauma : Tidak ada
• Riwayat penyakit : Hipertensi (-), DM (-), Penyakit Jantung (-),
Kolesterol (-), Asma (-), TB, Paru (-)
PEMERIKSAAN FISIK

• Pemeriksaan Umum
• KU : Tampak Sakit Sedang
• Kes : Compos Mentis
• TTV
• TD : 113/74 mmHg
• N : 92 x/m
• RR : 21 x/m
• SB : 36,5
• SpO2 : 98%
• BB : 58 kg
KANAN KIRI

Bentuk daun telinga Normotia Normotia

Kelainan kongenital Bat ear (-), fistula (-), mikrotia (-), atresia (-) Bat ear (-), fistula (-), mikrotia (-), atresia (-)

Hiperemis (-), nyeri (-), hipertermi (-), oedema (-), Hiperemis (-), nyeri (+), hipertermi (-), oedema (-),
Radang, tumor
massa (-) massa (-)

Nyeri tekan tragus Tidak Ada Ada

Penarikan daun telinga Tidak Ada Ada

Kelainan pre, infra, Fistula (-), Abses (-) Hiperemis (-), Massa (-) Nyeri Fistula (-), Abses (-), Hiperemis (-), Massa (-)

retroaurikuler tekan (-), Oedema (-) Nyeri tekan (-), Oedema (-)
Kelainan pre, infra, Fistula (-), Abses (-) Hiperemis (-), Massa Fistula (-), Abses (-), Hiperemis (-), Massa (-) ,Nyeri
retroaurikuler (-) Nyeri tekan (-), Oedema (-) tekan (-), Oedema (-)

Abses (-), Hiperemis (-), Massa (-), Nyeri Abses (-), Hiperemis (-), Massa (-), Nyeri tekan (-),
Region Mastoid
tekan (-), Nyeri Ketuk (-), Oedema (-) Nyeri Ketuk (-), Oedema (-)

Lapang, furunkel (-), jaringan granulasi


Furunkel (-), jaringan granulasi (-), serumen
Liang telinga (-), serumen (+), sekret (-), darah (-),
(-), sekret (+), darah (-), hiperemis (+), edema (+)
hiperemis (-), edema (-)

Utuh, intak warna abu mengkilap, refleks Refleks Cahaya (-), Retraksi (+), Perforasi (-),
Membran timpani Cahaya (+) arah jam 5, hiperemis (-), Sekret (+) Pus, Hiperemis (+)
perforasi (-)
TES PELANA

KANAN KIRI

Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Weber Tidak dilakukan

Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Perbandingan Telinga Normal dan OMSA

Telinga Normal Telinga dengan OMSA Stadium


Hiperemis dan OE
KANAN KIRI
Bentuk Normal, deformitas (-)
Tanda peradangan Hiperemis (-), oedema (-), Nyeri tekan (-), massa (-)
Sinus frontalis (Nyeri tekan dan Hiperemis (-), Nyeri tekan (-), nyeri ketuk (-)
ketuk)
Sinus maksilaris (Nyeri tekan dan Hiperemis (-), Nyeri tekan (-), nyeri ketuk (-)
ketuk)
Vestibulum Tampak bulu hidung Tampak bulu hidung
Sekret(-) Sekret (-)
Furunkel (-) Furunkel (-)
Krusta (-) Krusta (-)

Cavum nasi Lapang Lapang


Sekret (-) Sekret (-)
Konka inferior Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Edema (-) Edema (-)
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Tidak tampak Tidak tampak
Konka medius
Sulit dinilai Sulit dinilai

Tidak tampak Tidak tampak


Meatus nasi medius
Sulit dinilai Sulit dinilai

Sinus frontalis
Tidak ada Tidak ada
(nyeri tekan + nyeri ketuk)

Sinus maksilaris
Tidak ada Tidak ada
( nyeri tekan + nyeri ketuk)

Simetris, tidak ada


Septum nasi Simetris , tidak ada deviasi
deviasi
Rhinopharynx

• Koana : Tidak Dilakukan


• Septum nasi posterior : Tidak Dilakukan
• Muara tuba eustachius : Tidak Dilakukan
• Tuba eustachius : Tidak Dilakukan
• Torus tubarius : Tidak Dilakukan
• Post nasal drip : Tidak Dilakukan
Faring
• Dinding faring : Hiperemis (-), mukosa rata, granul (-), post nasal drip (-), lendir mukoid (-)
• Arcus : Hiperemis (-), simetris
• Tonsil : T1-T1 , tenang, hiperemis (-), kripta (-), detritus (- )
• Uvula : Bentuk normal, di garis median, hiperemis (-)
• Gigi : gigi berlubang (-), karies (-)

Laring
• Epiglotis : tidak dilakukan
• Plica aryepiglotis : tidak dilakukan
• Arytenoids : tidak dilakukan
• Ventricular band : tidak dilakukan
• Pita suara : tidak dilakukan
• Rima glotis : tidak dilakukan
• Sinus piriformis : tidak dilakukan
• Kelenjar limfe submandibula dan cervical : tidak dilakukan
• Nyeri telinga kiri sejak ± 6 jam
• Nyeri dirasakan terus menerus dan mengganggu aktivitas
bahkan sampai membuat tidurnya terganggu.
• Nyeri telinga kiri juga disertai dengan rasa penuh, berdenging,
Anamnesis dan pendengaran pada telinga kiri berkurang. Terkadang pusing-
pusing hingga mual muntah. Telinga kiri juga mengeluarkan
cairan berwarna putih disertai bau ± 1 jam SMRS
• Riwayat mengorek-ngorek telinga

• Nyeri tekan tragus (+)


• Nyeri tarik daun telinga (+)
Pemeriksaan • Pada MAE tampak hiperemis (+), edema (+), sekret (+) berupa
Fisik pus
• Membran timpani tampak retraksi serta terdapat perforasi sentral

Diagnosis • Otitis Media Supuratif Akut Stadium Hiperemis dan Otitis


Kerja Eksterna Difusa
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

• Otitis Media Akut stadium oklusi tuba eustachius


 Otitis Eksterna Sirkumkripta

PROGNOSIS

• Ad vitam : Dubia Ad Bonam


• Ad fungsionam : Dubia Ad Bonam

• Ad sanationam : Dubia Ad Bonam


TATALAKSANA

Non-Medikamentosa
Medikamentosa
• Pasien sebaiknya menjaga kebersihan
 Rhinofed tablet 2 x10 mg PO telinga untuk mencegah terjadinya
 Cefixime 2 x 200 mg PO kekambuhan.
 Flamar 2 x 50 mg PO • Pasien diberitahu untuk tidak
mengulangi sering mengorek.
• Pasien diminta untuk menghindari
paparan air berlebihan pada telinga
Antibiotik harus diminum sampai habis
selama 7 hari
02
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga dibagi atas :

1.Telinga luar
2.Telinga tengah
3.Telinga dalam
1. Telinga Luar
• Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang
telinga sampai membran timpani.
• Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin
dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S,
dengan rangka tulang rawan pada sepertiga
bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian
dalam rangkanya terdiri dari tulang
• Pada sepertiga bagian luar kulit telinga
terdapat banyak kelenjar serumen dan
rambut.
2. Telinga Tengah
Telinga tengah merupakan bangunan
berbentuk kubus yang terdiri dari :
• Membran timpani; yaitu membran
fibrosa tipis yang berwarna kelabu
mutiara.
• Tulang pendengaran; yang terdiri dari
maleus, inkus dan stapes. Tulang
pendengaran ini dalam telinga tengah
saling berhubungan.
• Tuba eustachius; yang menghubungkan
rongga telinga tengah dengan
nasofaring.
3. Telinga Dalam
• Telinga dalam terdiri dari koklea
yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang
terdiri dari 3 buah kanalis
semisirkularis.
• Ujung atau puncak koklea disebut
helikotrema, yang berfungsi
menghubungkan perilimfa skala
timpani dengan skala vestibule
OTITIS MEDIA AKUT

Otitis media adalah proses peradangan yang terjadi pada sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
OMA dibagi menjadi beberapa stadium, yaitu oklusi tuba, hiperemis, perforasi, supuratif dan
resolusi.

Peradangan Otitis Media Akut (< 3 minggu) dan kronis (> 3 bulan)

OMA terjadi karena faktor pertahanan tubuh terganggu. Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor
penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke
dalam telinga tengah juga terganggu sehingga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan.
Stadium Otitis Media
Stadium oklusi tuba eustachius
. • Retraksi membran timpani, kadang membran timpati tampak normal / berwarna keruh pucat

Stadium hiperemis (presupurasi)


• Nyeri dan rasa penuh di telinga, demam, pemeriksaan otoskop : infeksi pada membran
timpani (hiperemis)
Stadium supurasi
• Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah, serta terbentuknya eksudat yang purulen di
cavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) kearah liang telinga
luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit dan rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
Stadium perforasi
• Keluar sekret dari telinga, sakit ↓, demam ↓, gangguan pendengaran ↑, pemeriksaan
otoskop : sekret + perforasi
Stadium resolusi
• Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan akan normal
kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka secret akan berkurang dan mengering.
Stadium Hiperemis Stadium Supurasi Stadium Perforasi
OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT
Definisi

• Otitis Media Supuratif Akut radang pada telinga tengah dengan adanya
lubang (perforasi) pada gendang telinga (membran timpani) dan riwayat
keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) < 3 minggu.

Gejala Klinis

• Nyeri tekan dan Nyeri tarik pada telinga


• Telinga berair (otorea)
• Gangguan pendengaran
• Vertigo
PATOFISIOLOGI
infeksi yang dapat Bakteri yang paling sering
Patofisiologi dari OMSA disebabkan oleh virus atau ditemukan adalah Streptococcus
dimulai dari adanya iritasi dan pneumaniae, diikuti
inflamasi dari mukosa telinga
bakteri, gangguan fungsi oleh Haemophilus
tengah yang disebabkan oleh tuba, alergi, kekebalan influenza, Moraxella
multifactorial. tubuh turun, lingkungan catarrhalis, Streptococcus grup A,
dan sosial ekonomi. dan Staphylococcus aureus.

Gangguan fungsi tuba


Sumbatan pada tuba Dengan terganggunya fungsi Eustachius ini
Eustachius yang tuba Eustachius, pencegahan menyebabkan terjadinya
menghubungkan telinga kuman masuk ke dalam
tekanan negatif di telinga
dengan bagian belakang dari telinga tengah juga akan
hidung merupakan faktor terganggu sehingga kuman bagian tengah, sehingga
utama penyebab terjadinya masuk dan terjadi proses terjadi transudasi cairan
penyakit ini. peradangan di dalamnya. hingga supurasi atau
pembentukan nanah.
FAKTOR PREDISPOSIS

OMSA sering
Riwayat Batuk Serta kurangnya
terjadi pada
Pilek, Penyakit asupan gizi
anak-anak,
ISPA dan Alergi pada seseorang
riwayat alergi,
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Fisik

Anamnesis
DIAGNOSIS BANDING
Otitis Media Supuratif Oklusi Tuba

• Stadium ini ditandai dengan gambaran retraksi membran timpani / tertariknya


gendang telinga

Otitis Eksterna

• Disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus.


• Terjadi pada MAE
PENATALAKSANAAN
Prinsip-prinsip penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada OMSA stadium
hiperemis :

Diberikan antibiotic.
Antibiotik yang dianjurkan adalah golongan ampicillin dan penisilin

Obat tetes telinga

Dan pemberian obat analgetic. Pada stadium ini juga bisa diberikan obat-
obatan dari golongan steroid untuk mengurangi peradangan
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad fungtionam : dubia ad bonam

PENCEGAHAN
Hindari air masuk ke telinga ketika mandi. jangan melakukan
aktivitas yang memungkinkan air masuk ke telinga seperti berenang,
berendam.
Diingatkan Pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering dan
diingatkan agar tidak menggaruk/membersihkan telinga dengan
cotton bud terlalu sering.
03
PEMBAHASAN
Teori OMSA merupakan radang pada telinga tengah dengan adanya
lubang (perforasi) pada gendang telinga (membran timpani)
dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) < 3
minggu.

Peradangan pada telinga tengah dapat dilihat dari


membran timpani dimana sumbatan pada tuba
eustachius merupakan faktor utama penyebab terjadinya
OMSA.
Pada stadium hiperemis tampak pembuluh darah yang
melebar di sebagian atau seluruh membran timpani, sehingga
membran timpani tampak kemerahan, pada tahap ini biasanya
sudah merasakan nyeri telinga dan mulai muncul demam.
Teori Diberikan antibiotik, obat tetes telinga dan analgetik.
Antibiotik yang dianjurkan adalah golongan ampicillin dan
penisilin. Pada stadium ini juga bisa diberikan obat-obatan
dari golongan steroid untuk mengurangi peradangan

Kasus Rhinofed tablet 2 x10 mg PO, Cefixime 2 x 200 mg PO, Flamar 2


x 50 mg PO
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai