SUPURATIF
KRONIS
SITI
PEMBIMBING : DR. BENHARD, SP.THT-KL
Tanda Vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : 36,9 oC
STATUS LOKALIS
Kepala dan Leher
Kepala : normocephal
Wajah : simetris
Leher : KGB tidak tampak membesar
Lain-lain : tidak ada
PEMERIKS Bentuk daun telinga
Kanan
Bentuk normal, benjolan
Kiri
Bentuk normal, benjolan
AAN
(-), nyeri tekan (-) (-), nyeri tekan (-)
Kelainan kongenital (-) (-)
TELINGA
Radang, tumor (-) (-)
Nyeri tekan tragus (-) (-)
Penarikan daun teling Nyeri (+) Nyeri (-)
Kelainan pre-infra,- (-) (-)
reteroaurikuler
Regio mastoid Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Liang telinga Lapang, secret (+), Lapang, secret (-),
radang (+), serumen (-), radang(+), serumen(-),
benda asing(-) benda asing (-)
Membran timpani
Perforasi (+) bagian sentral (+)
Cone of light (-) tidak tampak (-) tidak tampak
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
bentuk Perforasi sentral perforasi
TES PENALA
PEMERIKSAAN HIDUNG
KANAN KIRI
Bentuk Normal, deformitas (-)
Tanda peradangan Tidak dilakukan
Sinus frontalis Tidak dilakukan
(Nyeri tekan dan ketuk)
Sinus maksilaris Tidak dilakukan
(Nyeri tekan dan ketuk)
Vestibulum Tidak dilakukan
Cavum nasi Tidak dilakukan
Konka inferior Tidak dilakukan
Konka medius Tidak dilakukan
Meatus nasi medius Tidak dilakukan
Sinus frontalis Tidak dilakukan
(nyeri tekan + nyeri ketuk)
Sinus maksilaris Tidak dilakukan
(nyeri tekan + nyeri ketuk)
Septum nasi Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN TENGGOROK
RHINOPHARYNX LARING
Koana : Tidak dilakukan Epiglotis : Tidak dilakukan
Septum nasi posterior : Tidak dilakukan Plica aryepiglotis : Tidak dilakukan
• Lebih sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin
Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan.
• Faktor predisposisi: Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh, dan status
kesehatan serta gizi yang jelek (pd negara berkembang)
• Secara umum pravelensi di Indonesia 3,8% dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasien-
pasien yang berobat di Poli Klinik THT di rumah sakit Indonesia.
PATOGENESIS
1x terjadi dari episode akut ->subakut ->kronis
Patofisiologi -> adanya iritasi dan inflamasi dari mukosa telinga tengah, multifaktorial: infeksi
yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh
turun, lingkungan dan sosial ekonomi.
Kemungkinan penyebab terpenting adalah terjadi infeksi jalan napas atas, maka lebih mudah
terjadi infeksi telinga tengah berupa Otitis Media Akut (OMA).
Respon inflamasi edema mukosa. Proses inflamasi tetap berjalan -> ulkus dan merusak epitel.
Mekanisme imun dalam menghentikan infeksi biasanya -> jaringan granulasi -> polip di ruang
telinga tengah.
Jika lingkaran antara proses inflamasi, ulserasi, infeksi dan terbentuknya jaringan granulasi ini
berlanjut terus akan merusak jaringan sekitarnya
KLASIFIKASI
• Tipe jinak
• Tipe ganas
Benigna Maligna
Sekret Mukoid , tidak berbau Purulen, berbau
Perforasi Sentral Atik atau marginal
Granulasi Jarang Biasa terjadi
Polip Berwarna pucat Berwarna kemerahan
Kolesteatoma Tidak ada Ada
komplikasi Jarang Sering terjadi
audiogram Tuli konduktif ringan Tuli konduktif atau
hingga sedang campuran
FAKTOR RESIKO
1x otitis media berulang
Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis) dan
mencapai telinga tengah melalui tuba eustachius.
Fungsi tuba eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak
dengan palatoskisis dan sindrom down.
GEJALA KLINIS
Otorea
Otalgia
Gangguan pendengaran
Vertigo
DIAGNOSIS
Anamnesis gejala yg paling sering dijumpai adalah telinga berair. . Pada tipe tubotimpani
sekretnya lebih banyak dan seperti benang, tidak berbau bususk, dan intermiten. Sedangkan
pada tipe atikoantral sekretnya lebih sedikit, berbau busuk, kadangkala disertai pembentukan
jaringan granulasi atau polip, dan sekret yang keluar dapat bercampur darah. Ada kalanya
penderita datang dengan keluhan kurang pendengaran atau telinga keluar darah.
PF Pemeriksaan otoskopi akan menunjukan adanya dan letak perforasi. Dari perforasi dapat
dinilai kondisi mukosa telinga tengah.
PP
Non-medikamentosa
Bersihkan secret
Jangan sampai telinga kemasukan air
Jangan sampai terjadi ISPA berulang
KOMPLIKASI
Komplikasi intratemporal
Mastoiditis akut
Parasis nervus facialis
Labirintis
Petrositis
Komplikasi intracranial
Abses otak
Tromboflebitis
Abses subdural/ekstradural
Hidrosefalus otikus
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad functionam : dubia
KESIMPULAN
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) / “congek” -> radang kronis telinga tengah tdpt lubang
(perforasi) pd MT, riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) >2 bulan, baik terus
menerus atau hilang timbul
Prinsip terapi OMSK tipe benigna adalah konservatif
Prinsip terapi OMSK tipe maligna adalah pembedahan yaitu mastoidektomi.
Prognosis yang baik apabila infeksinya dapat ditangani dengan baik
Potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan
dapat menyebabkan kematian.
TERIMAKASIH