Anda di halaman 1dari 26

OTITIS MEDIA

SUPURATIF
KRONIS
SITI
PEMBIMBING : DR. BENHARD, SP.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT


SMF ILMU THT RS FAMILY MEDICAL CENTRE (FMC)
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
PERIODE 3 JANUARI – 5 FEBRUARI 2022
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. B
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur : 69 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pensiun
 Status menikah : Menikah
 Alamat : Bogor
ANAMNESIS
 Keluhan utama : telinga kanan keluar cairan sejak 1 minggu sebelum datang ke poliklinik dan
disertai nyeri
 Keluhan tambahan : telinga kanan nyeri hilang timbul, gatal, dan terasa penuh, serta ada
penurunan pendengaran
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
 Pasien datang ke poli THT RS FMC Bogor pada tanggal 21 Januari 2021 dengan keluhan
telinga kanan keluar cairan sejak 1 minggu SMRS. Cairan berwarna putih kekuningan,
lengket, tidak berbau dan tidak disertai darah. Pasien mengatakan keluhan dirasakan setelah
telinga pasien kemasukan air saat mandi. Pasien juga mengeluhkan telinga kanan nyeri hilang
timbul, gatal dan terasa penuh serta ada penurunan pendengaran sejak pasien muda. Keluhan
lain seperti pusing, telinga berdengung, demam, batuk, pilek, mual dan muntah disangkal oleh
pasien.
 Pasien mempunyai riwayat sering mengorek telinga menggunakan cotton buds sebelumnya.
Pasien rutin berobat untuk kontrol 2 minggu atau sebulan sekali.
 Pasien mengatakan tidak ada alergi udara, makanan atau obat.
 Pasien adalah seorang pensiunan dari pabrik textile dan sering mendengar suara mesin yg
keras, pasien mengaku tidak pernah menggunakan ear plug saat bekerja
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Pasien mengatakan mempunyai keluhan yang sama sejak pasien masih kecil. Riwayat penyakit kronis
lainnya disangkal oleh pasien.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


 Keluarga pasien tidak ada yang pernah mengeluh keluhan yang serupa, riwayat asma pada keluarga disangkal, riwayat
alergi pada keluarga disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
 Tanggal Pemeriksaan : 21 Januari 2022
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos mentis

 Tanda Vital
 Tekanan darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 Frekuensi napas : 20 x/menit
 Suhu : 36,9 oC
STATUS LOKALIS
 Kepala dan Leher
 Kepala : normocephal
 Wajah : simetris
 Leher : KGB tidak tampak membesar
 Lain-lain : tidak ada
PEMERIKS Bentuk daun telinga
Kanan
Bentuk normal, benjolan
Kiri
Bentuk normal, benjolan

AAN
(-), nyeri tekan (-) (-), nyeri tekan (-)
Kelainan kongenital (-) (-)

TELINGA
Radang, tumor (-) (-)
Nyeri tekan tragus (-) (-)
Penarikan daun teling Nyeri (+) Nyeri (-)
Kelainan pre-infra,- (-) (-)
reteroaurikuler
Regio mastoid Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Liang telinga Lapang, secret (+), Lapang, secret (-),
radang (+), serumen (-), radang(+), serumen(-),
benda asing(-) benda asing (-)
Membran timpani
Perforasi (+) bagian sentral (+)
Cone of light (-) tidak tampak (-) tidak tampak
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
bentuk Perforasi sentral perforasi
TES PENALA
PEMERIKSAAN HIDUNG
  KANAN KIRI
Bentuk Normal, deformitas (-)
Tanda peradangan Tidak dilakukan
Sinus frontalis Tidak dilakukan
(Nyeri tekan dan ketuk)
Sinus maksilaris Tidak dilakukan
(Nyeri tekan dan ketuk)
Vestibulum Tidak dilakukan
Cavum nasi Tidak dilakukan
Konka inferior Tidak dilakukan
Konka medius Tidak dilakukan
Meatus nasi medius Tidak dilakukan
Sinus frontalis Tidak dilakukan
(nyeri tekan + nyeri ketuk)
Sinus maksilaris Tidak dilakukan
(nyeri tekan + nyeri ketuk)
Septum nasi Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN TENGGOROK
RHINOPHARYNX LARING
 Koana : Tidak dilakukan  Epiglotis : Tidak dilakukan
 Septum nasi posterior : Tidak dilakukan  Plica aryepiglotis : Tidak dilakukan

 Arytenoids : Tidak dilakukan


 Muara tuba eustachius: Tidak dilakukan
 Ventricular band : Tidak dilakukan
 Tuba eustachius : Tidak dilakukan
 Pita suara : Tidak dilakukan
 Torus tubarius : Tidak dilakukan
 Rima glotis : Tidak dilakukan
 Post nasal drip : Tidak dilakukan
 Sinus piriformis : Tidak dilakukan
TENGGOROK
LEHER
FARING  Kelenjar limfe submandibula dan cervical : Tidak dilakukan
 Dinding faring : Tidak dilakukan MAKSILOFASIAL
 Arcus : Tidak dilakukan  Deformitas : Tidak ditemukan
 Tonsil : Tidak dilakukan  Saraf Kranial : Tidak ditemukan kelainan
 Uvula : Tidak dilakukan  Sinus Frontalis : Dalam batas normal
 Gigi : Tidak dilakukan  Sinus Maksilaris : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Audiometri pure tone  tuli konduktif sedang , sedang berat
 Foto rontgen mastoid  mastoiditis bilateral, suspect disertai cholesteatoma bilateral

AC kanan : 52,5 AC kiri : 66,3


BC kanan : 17,5 BC kiri : 17,5
RESUME
 Seorang laki-laki berusia 69 tahun datang ke poli THT RS FMC Bogor pada tanggal 21 Januari 2022
dengan keluhan telinga kanan keluar cairan sejak 1 minggu SMRS. Cairan berwarna putih kekuningan,
lengket, tidak berbau dan tidak disertai darah. Keluhan dirasakan berulang ketika pasien batuk pilek.
Pasien juga mengeluhkan telinga kanan nyeri hilang timbul, gatal dan terasa penuh serta ada penurunan
pendengaran sejak pasien masih muda. Pasien mengatakan telinga kanan pasien kemasukan air
sebelumnya. Pasien rutin dating berobat untuk kontrol penyakitnya. Alergi udara, makanan dan obat
disangkal oleh pasien. Pasien mengatakan mempunyai keluhan yang sama sejak pasien masih kecil.
 Dari pemeriksaan fisik didapatkan:
 Telinga
 Kiri : Daun telinga dan daerah sekitarnya tampak dalam batas normal, liang telinga tampak lapang, hiperemis, tidak terdapat
serumen, membrane timpani terdapat perforasi (+), reflex cahaya (-), secret (-), warna mengkilat (-)
 Kanan : Daun telinga dan daerah sekitar dalam batas normal, terdapat nyeri saat penarikan dauh telinga, liang telinga tampak
sempit, edema (+) dan hiperemis, terdapat sekret berwarna putih kekuningan dan membrane timpani terdapat perforasi sentral (+),
reflex cahaya (-), secret (+), warna mengkilat (-)
WORKING DIAGNOSIS
 OMSK  OMSK tipe aman, tipe aktif pada telinga kanan
OTITIS MEDIA SUPURATIF
KRONIK
 OMSK  Radang kronis telinga tengah dengan adanya
perforasi pada membran timpani dan riwayat keluarnya
cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik
terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin serous,
mukous, atau purulen.
Telinga tengah terdiri atas:
• Membran timpani
• Kavum timpani
• Processus mastoideus
• Tuba eustachius.
EPIDEMIOLOGI
• Banyak di negara berkembang

• Lebih sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin
Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan.

• Faktor predisposisi: Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh, dan status
kesehatan serta gizi yang jelek (pd negara berkembang)

• Secara umum pravelensi di Indonesia 3,8% dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasien-
pasien yang berobat di Poli Klinik THT di rumah sakit Indonesia.
PATOGENESIS
 1x terjadi dari episode akut ->subakut ->kronis
 Patofisiologi -> adanya iritasi dan inflamasi dari mukosa telinga tengah, multifaktorial: infeksi
yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh
turun, lingkungan dan sosial ekonomi.
 Kemungkinan penyebab terpenting adalah terjadi infeksi jalan napas atas, maka lebih mudah
terjadi infeksi telinga tengah berupa Otitis Media Akut (OMA).
 Respon inflamasi  edema mukosa. Proses inflamasi tetap berjalan -> ulkus dan merusak epitel.
 Mekanisme imun dalam menghentikan infeksi biasanya -> jaringan granulasi -> polip di ruang
telinga tengah.
 Jika lingkaran antara proses inflamasi, ulserasi, infeksi dan terbentuknya jaringan granulasi ini
berlanjut terus akan merusak jaringan sekitarnya
KLASIFIKASI
• Tipe jinak
• Tipe ganas

Benigna Maligna
Sekret Mukoid , tidak berbau Purulen, berbau
Perforasi Sentral Atik atau marginal
Granulasi Jarang Biasa terjadi
Polip Berwarna pucat Berwarna kemerahan
Kolesteatoma Tidak ada Ada
komplikasi Jarang Sering terjadi
audiogram Tuli konduktif ringan Tuli konduktif atau
hingga sedang campuran
FAKTOR RESIKO
 1x otitis media berulang
 Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis) dan
mencapai telinga tengah melalui tuba eustachius.
 Fungsi tuba eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak
dengan palatoskisis dan sindrom down.
GEJALA KLINIS
 Otorea
 Otalgia
 Gangguan pendengaran
 Vertigo
DIAGNOSIS
 Anamnesis  gejala yg paling sering dijumpai adalah telinga berair. . Pada tipe tubotimpani
sekretnya lebih banyak dan seperti benang, tidak berbau bususk, dan intermiten. Sedangkan
pada tipe atikoantral sekretnya lebih sedikit, berbau busuk, kadangkala disertai pembentukan
jaringan granulasi atau polip, dan sekret yang keluar dapat bercampur darah. Ada kalanya
penderita datang dengan keluhan kurang pendengaran atau telinga keluar darah.
 PF Pemeriksaan otoskopi akan menunjukan adanya dan letak perforasi. Dari perforasi dapat
dinilai kondisi mukosa telinga tengah.
 PP 

Audiologi: audiometri nada murni


Radiologi mastoid
CT-scan
TATALAKSANA
Medikamentosa
 Antibiotik tetes telinga : ofloksasin ear drops 2x/hari
 Obat pencuci telinga : larutan H2O2 3% 3x/hari

Non-medikamentosa
 Bersihkan secret
 Jangan sampai telinga kemasukan air
 Jangan sampai terjadi ISPA berulang
KOMPLIKASI
Komplikasi intratemporal
 Mastoiditis akut
 Parasis nervus facialis
 Labirintis
 Petrositis

Komplikasi intracranial
 Abses otak
 Tromboflebitis
 Abses subdural/ekstradural
 Hidrosefalus otikus
PROGNOSIS
 Ad vitam : bonam
 Ad sanationam : bonam
 Ad functionam : dubia
KESIMPULAN
 Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) / “congek” -> radang kronis telinga tengah tdpt lubang
(perforasi) pd MT, riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) >2 bulan, baik terus
menerus atau hilang timbul
 Prinsip terapi OMSK tipe benigna adalah konservatif
 Prinsip terapi OMSK tipe maligna adalah pembedahan yaitu mastoidektomi.
 Prognosis yang baik apabila infeksinya dapat ditangani dengan baik
 Potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan
dapat menyebabkan kematian.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai