Anda di halaman 1dari 74

EARS

DISORDERS
CARE
Darsini, S.Kep.,Ns.MKes

Tujuan Instruksional

Review Anfis Sistem pendengaran


Patologi Telinga Luar

Patologi Telinga Tengah

Patologi Telinga Dalam

Anatomi Fungsional

TELINGA :

Telinga luar
Telinga tengah
Telinga dalam

The Human Ear


Skull

Stirrup
Anvil
Hammer

External
Ear

Middle Ear Auditory


Nerve

Inner
Ear
Outer Ear
Auditory
Canal

Tympanic
Membrane
Oval Window
(beneath stirrup)
Round Window

Cochlea
Eustachian
Tube

TELINGA LUAR

PINNA/ AURICLE

Membantu mengarahkan
gelombang suara masuk ke
dlm Meatus Acusticus
Externus (MAE)

MEATUS ACUSTICUS
EXTERNUS
Mengkonsentrasikan gel
suara masuk ke dlm telinga
tengah mll membrana
tympani
Mengandung glnd.
seruminosa

TELINGA LUAR

Membrana timpani

Membran tipis yang


memisahkan telinga luar
dan dalam
Berperan dalam
penghantaran suara
(resonansi)
Bersama ossiculae
menyesuaikan getaran gel
suara di udara & di cairan
cochlea
Meningkatkan daya dorong
di stapes
Melindungi cochlea dari
suara berintensitas tinggi

TELINGA TENGAH
Terdapat

Tulang pendengaran : Maleus,


Incus & Stapes
Tuba Eustachius : berhubungan
dg faring telinga tengah berisi
udara resonansi

Fungsi :
a. ruang resonansi
b. Memindahkan getaran
membran timpani ke cairan
cochlea
b. fungsi bersama ossiculae
& membran tympani

TELINGA DALAM

COCHLEA
berupa tuba/
saluran yang
melingkar, terdiri
dari 3 scala :
- scala vestibularis
- scala media
- scala tympani

Membrana Reissner

Membatasi scala
vestibularis & media

Membrana basilaris

Membatasi scala
media & tympani
Terdapat :
ORGAN CORTI
(reseptor
pendengaran)

ORGAN CORTI
Organ reseptor yg
membangkitkan
impuls saraf sbg
respon thd getaran
membrana basilaris
Mengandung sel
rambut (hair cells)
yg peka thd perub
elektro mekanik
diteruskan ke
pusat pendengaran
(Cortex Auditorius)

TRANSMISI IMPULS
PENDENGARAN
Gelombang Suara
MAE Membrana Tympani
Tiga Tulang pendengaran
For. Ovale Cairan Cochlea
Membrana Basilaris Hair
Cells Cortex Auditorius

Deafness

Conductive deafness
Tuli krn gg konduksi gel suara di
telinga luar dan atau telinga tengah
Co : serumen, ruptur membran, OMP

Sensorineural deafness
Tuli krn gg konduksi telinga dalam dan
atau jaras saraf
Co : Menieres disease, presbyacusis

Mixed conductive deafness

Tuli campuran

PENYAKIT / KELAINAN
TELINGA LUAR

By;
Darsini, Skep.,Ns.MKes

Kelainan Telinga Luar

Otitis Eksterna
Otalgia
Corpus Alienum
Impaksi serumen

Tuli Konduksi

A. Kelainan kongenital

Anoti ( aurikel tidak terbentuk)


Mikroti ( aurikel kecil)
Fistula pre aurikularis kongenital

Otitis Eksterna

Adl: suatu keradangan pd kulit liang


telinga akut maupun kronik
Etiologi : infeksi virus, kuman, jamur atau
alergi
Faktor mempermudah keradangan:
1. Perubahan PH
2. Peningkatan suhu dan kelembaban udara
3. Trauma

Gejala utama :
1. Rasa gatal gatal
2. Sedikit nyeri
3. Sekret kental, purulen
4. Penurunan pendengaran ( ringan )
Pengobatan :
- Mengusahakan ME tetap kering dan
bersih
- PH diusahakan asam
- Menghilangkan faktor mempermudah
keradangan
- Obat simtomatik

Otitis Eksterna Maligna


Adl:

suatu otitis eksterna yg


disertai nekrosis luas di daerah
liang telinga dan sekitarnya.
Etiologi: Kuman Pseudomonas
Aeroginosa ( bersifat meluas)
Gejala: Nyeri hebat t/u malam hari,
oedem, sekret purulen keluar terus
menerus, timbul jaringan granulasi
, paralisis fasialis( terkena saraf
fasialis)

Penanganan:
1. Segera rujuk
2. Kontrol gula darah
3. Memberikan obat anti
psedomonas
4. Memebrsihkan jaringan nekrotik
yg timbul
5. b/p operasi mastoidektomi radikal
Prognosis : jelek

Furunkel Meatus
Eksternus
Mrpk radang akut pd folikel rambut,
terdapat pada kulit bagian tulang rawan
ME.
Etiologi: stafilokokus aureus & S. albus
Gejala: Nyeri spontan/ nyeri tekan
Pengobatan: Kompres dg tampon yg
dibasahi larutan Burowi, analgetik, AB( bl
furunkel besar& meluas), insisi (bl tjd
abses)

Serumen
Mrpk hasil produksi kel sebasea &
serumenosa pd kulit bagian tlg rawan
liang telinga
Bila penuh akan mengalami g3
pendengaran t/u yg padat.

Ruptur membran timpani

1.
2.
3.
4.

Disebabkan korek telinga, ledakan, pukulan,


menyelam mendadak pdkedalaman tertentu
Gejala : ganguan pendengaran dan tinitus
Pengakajian:
g3 pendengaran
Tinitus
Membran tympani robek
Perdarahan dan bekuan darah

Otitis Eksterna
Infeksi telinga luar, oleh bakteri/ jamur
Etiologi : trauma kulit, masuknya air, reaksi
alergi, dermatitis
Manifestasi klinis:
Nyeri
Keluar cairan dari MAE, berbau
Nyeri tekan aural
Kadang demam, limfadenopati
Tampak Eritema dan edema pada kulit telinga

Penatalaksanaan
Prinsip Terapi
Menghilangkan ketidaknyamanan
Mengurangi pembengkakan kanalis telinga
Mengurangi infeksi
Membersihkan telinga
Himbauan tidak terkena air

Impaksi Serumen &


Corpus Alienum
Akumulasi serumen dalam MAE
Impaksi Otalgia (Rasa Nyeri pada
telinga), bisa diambil dengan
Irigasi
Pengisapan
instrumentasi

Corpus Alienum
Benda asing (kerikil, mainan, manik2) tidak
ada pembengkakan IRIGASI, kecuali ada
perforasi
Benda asing tumbuhan, serangga bisa
timbul edema Kontraindikasi Irigasi
Perlu pengisapan atau Instrumentasi
Harus dilakukan tenga terlatih

Corpus Alienum

Tanda dan gejala:


1.
2.
3.
4.

Rasa penuh pada telinga


Nyeri, gatal
Pendarahan
Tinitus dg/ tanpa kehil pendengaran

Penatalaksanaan
Cerumen
1. Secara langsung
-

Menggunakan kuret telinga


Aplikator berujung kapas
Hak telinga
Ujung penghisap

2. Tidak langsung
- Irigasi telinga
- Curumen keras cerumenex

Cerumenex tehnik u/melarutkan


cerumen sktr 30 mnt dg MAE dipasang
tampon
- Tidak boleh > 24 jam
- Dg minyak mineral atau minyak bayi

cara: diambil dg pengait, apabila sulit


dilunakkan dl dg tetes telinga karbo
gliserin 10% slm 3-5 hari.
Benda Asing
Cara sama dg cerumen tapi untuk irigasi
jika benda tumbihan dan hewan tidak
boleh diirigasi

Penyakit
telinga tengah
OTITIS MEDIA
By; Darsini, S.Kep.MKes.

PENYAKIT TELINGA
TENGAH

Otitis media

Otitis media akut


Otitis media kronik
Otitis media serosa kronik
Otitis media tuberkulosis

Otosklerosis (tulang kaku)


Mastoiditis kronik
Gangguan tuba eustachius
Obstruksi tuba
Barotrauma
Kolesteatoma

Pengertian

Otitis media adalah peradangan sebagian atau


seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid.
Gangguan telinga yang paling sering adalah
infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada
anak-anak dan juga pada orang dewasa
(Soepardi, 1998).
Otitis media bila tidak mendapatkan
penanganan yg baik akan mengakibatkan
komplikasi dan cacat pendengaran

PAtofisiologi
Otitis media

Otitis media supuratif

Otitis media akut (OMA)

Otitis media supuratip kronis


( OMSK)

Otitis media non supuratif


( otitis media serosa)

Otitis media serosa akut

Otitis media kronis


( Glue ear)

Otitis media akut ( OMA)

Infeksi akut pada mukosa telinga tengah


( kavum tympany, tuba eustachius, antrum
mastoid, sel mastoid yg diikuti dg nanah
( mukopus)
Etiologi :
1. Penyebaran infeksi (rinogen) oleh bakteri piogenik
( streptokokkus aureus, pneumokokkus, hemofilus
influenza,escheria colli, streptococcus anhemoliticus,
proteus vulgaris dan pseudomonas aurugenosa)
2. ISPA
3. Morbili, TBC ( penyebarn scr hematogen atau
eksogen)

Stadium OMA
a.
b.
c.
d.
e.

Stadium Oklusi Tuba eustachius


Stadium Hiperemis (pre supurasi)
Stadium Supurasi
Stadium Perforasi
Stadium Resolusi

a. Stadium Oklusi
adanya gambaran retraksi membran tympani
akibat tekanan negatif didalam telinga karena
absorbsi udara
b. Stadium Hiperemis
Tampak pembuluh darah yg melebar di membran
di membran tympani tampak hiperemis disertai
oedem
c. Stadium supurasi
Oedem yg hebat pd mukosa telinga tengah dan
hancurnya sel epitel superticial, serta terbentuknya
eksudat yg purulen dikavum tympani shg menjadi
menonjol( bulging) kearah luar ruptur (jika tdk di
insisi) perforasi

c. Stadium Resolusi
bl membran tympani utuh akan perlahanlahan kembali normal, bl perforasi sekret
akan berkurang kmd mjd kering.
bl daya tahan tubuh baik/ virulensi kuman
rendah mk resolusi dpt trjd tanpa
pengobatan.

* OMA akan mjd OMSK bila perforasi menetap


dg sekret yg keluar terus atau hilang timbul.
*OMA dapat menimbulkan gejala sisa (squele)
berupa otitis media serosa bila sekret menetap
dikavum tympani tanpa perforasi

Gejala klinis :
Pada bayi dan anak anak :
rewel, gelisah, panas tinggi, kejang
ataupun diare, nagis kesakitan saat
telinga disentuh.
Bila otore keluar keluhan akan hilang
Pada dewasa:
Telinga terasa penuh, nyeri dan
gangguan pendengaran berkurang

Penatalaksanaan OMA
Prinsip memperbaiki fungsi tuba eustachius
dan menghilangkan faktor infeksi.
pengobatan:
a) Dekongestan oral ( obat influenza) atau topikal
tetes telinga efedrin HCl 1/4%- 1% untuk
memperbaiki fungsi tuba
b) AB( gol pinisilin atau ampisilin, amoksisilin atau
eritromisin) diberikan 7hr dosis 50 -100
mg/BB/hr dibagi 4 dosis
c) Analgesik, antipiretik
d) Antihistamin

Kasus OMA perlu dirujuk adl:


a. Membran tympani tampak bombans
b. Sering kambuh
c. Terjadi komplikasi
Komplikasi OMA:
Abses subperiosteal sampai berat
( meningitis, abses otak)

Otitis Media Kronik


(Omk)
Otitis media kronik adalah keradangan kronik
yang mengenai mukosa dan struktur tulang di
dalam kavum timpani.
Suatu keradangan telinga tengah digolongkan
OMK bila OMA sudah berjalan lebih dari 8
minggu tdk sembuh malah lebih parah
OMK kelanjutan OMA yg tidak mendapat
pengobatan secara tepat / terlambat

Penyebab lain:
1. Sering kambuh akibat ISPA
2. Kuman sangat purulen
3. daya tahan tubuh rendah
4. Kurang menjaga kebersihan
OMK digolongkan mjd 2:
a. Tipe banigna ( aman,mukosa,
tubotimpanik)
b. Tipe maligna ( bahaya, tulang, antikoantral

Gambaran klinik OMK


1. Otere terus menerus atau hilang
2. Perforasi membran tympani
3. Gangguan pendengaran
4. Perubahan pd mukosa telinga tengah
5. Vertigo
6. Nyeri
7. Trjd abses atau fistel
Pemeriksaan penunjang:
tes pendengaran, x-foto mastoid

Penatalaksanaan OMK:
Terapi medikamentosa
tipe jinak: AB (oral / tetes telinga 2 mgg) seblm
diberi tetes telinga dibersihkan dl dg perhidrol
(H2O2) 3%
a. Terapi operatif
Tipe tenang: maringoplasti atau timpanoplasti
a. HE :
- menjaga kebersihan telinga
- menghilangkan rasa malu thd klg atau lingk
- Tidak menganggap bahwa OM adl penyakit
bawaan

a.

Komplikasi:
a) Mastoiditis kronik,
b) labirintis
c) Intrakranial (meningitis, abses sub dural,
petrositis, abses otak, kelumpuhan saraf
fasialis)

Otitis media serosa kronik


(Glue ear)
OM serosa mrpk radang kronik mukosa telinga tengah
yg ditandai dg cairan tidak purulen, tanpa disertai
kerusakan membran tympani.
Tanda & gejala : pendengaran menurun, berlangsung
lama, telinga terasa penuh,kadang tinitus tanpa nyeri,
membran tympani bombans, telinga tengah berisi cairan
Pengobatan: rujuk ke dokter THT
Prinsip terapi menyamakan tekanan telinga tengah dan
luar dg maringotomi dan obat obatan dekongestan.
Dan menhilangkan faktor penyebab

Otitis Media
Tuberkulosis

Radang kronik dari kavum tympani disebabkan


bakteri tuberkulosa, berasal dari TB paru
menjalar ke kavum tympani mll tuba atau
hematogen
Gambaran klinik : sekret berbau busuk, tanpa
nyeri, pendengaran menurun, sekret purulen,
perforasi membran tympani
Penanganan : rujuk ke THT, X- foto paru- paru
Komplikasi; kerusakan saraf fasialis

Diagnosis
1.

Anamnesis
a)
b)

2.

Otorea terus menerus / kumat kumatan lebih


dari 6 8 minggu
Pendengaran menurun (Tuli).

Pemeriksaan
Tipe tubotimpanal (Hipertrofi, benigna.
1.
2.
3.
4.

Perforasi sentral
Mukosa menebal
Audiogram: Tuli konduktif dengan
X foto mastoid : Sklerotik.

Tipe degeneratif

Perforasi sentral besar


Granulasi atau polip pada mukosa kavum timpani
Audiogram : tuli konduktif/campuran
X-foto mastoid : sklerotik.
Tipe metaplastik (atikoantral, maligna).

Perforasi atik atau marginal


Terdapat kolesteatom
Desttruksi tulang pada margotimpani
Audiogram : tuli konduktif / campuran dengan
penurunan 60 dB atau lebih.
X- foto mastoid : sklerotik/rongga.

Tipe campuran (degeneratif, metaplastik).

Perforasi marginal besar atau total


Granulasi dan kolesteatom
Audiogram : tuli konuktif / campuran
X- foto mastoid : sklerotik / rongga.

Pemeriksaan tambahan : Pembuatan


audiogram dan X- foto mastoid (seperti
diatas).
Penyulitan
Abses retro airkula
Paresis atau paralisis syaraf fasialis
Komplikasi intrakranial :

Meningitis
Abses ekstradural
Abses otak

Penatalaksanaan;
ABSES RETROAURIKULER
Insisi abses
Antibiotik : Penisilin Prokain 2 X 0,6-1,2 juta
IU i.m / hari dan metronidazol X 250
500mg oral / sup / hari.
Mastoid dektomi radikal urgen.

PARESIS ATAU PARALISIS SYARAF


FASIALIS
1. Menentukan lokasi lesi :
Dengan test Scrimer supra atau infra ganglion
Refleks stapedeus : Positif : lesi di bawah N.
Stapedeus
Negatif : lesi di atasnya
Tes pengecapan pada lidah :

Positif : lesi di bawah korda timpani


Negatif : lesi di atasnya

2. Mastoidektomi urgen dan dekompresi saraf


fasialis
3. Rehabilitasi.

LABIRINGITIS

Tes fistel
Mastoidektomi urgen.

MENINGITIS

Perawatan bersama dengan bagian syaraf


Antibiotik:
ampicilin 6 x 2-3 g/ hari i.v di tambah
Kloramfenikol 4 x 1 G atau seftriakson 1 2 g / hari
i.v

Bila meningitis sudah tenang segera di


lakukan mastoidektomi radikal.

ABSESE EKSTRADURAL
Antibiotik : Ampisilin 4-6 X 2-3 gram/hari i.v
ditambah metronodazol 3 X 500mg Sup / hari.
Perawatan bersama dengan bagian bedah
syaraf
Drainase abses oleh bagian bedah syaraf
Bila suadh tenang dilakukan matoiddektomi
radikal

GANGGUAN
PENDENGARAN DAN
KELAINAN TELINGA DALAM
By; darsini,
Skep.,Ns.MKes

1. Tuli koklea dan tuli retrokoklea


2. Tuna rungu dan tuna wicara
3. Gangguan pendengaran pada geriatri
4. Tuli mendadak
5. Tuli akibat bising
6. Tuli akibat obat ototoksik
7. Vertigo
8. Penyakit meniere
9. Komplikasi otitis media supuratif kronis dan

mastoiditis
10.Tumor telinga

1. Tuli koklea dan tuli


retrokoklea
a.

a.

Tuli koklea
Terjadi peningkatan sensitifitas
pendengaran yang berlebihan diatas
ambang dengar
Tuli retrokoklea
Adaptasi abnormal berupa kelelahan
karena saraf pendengaran cepat lelah
bila dirangsang secara terus menerus.

3. TUNA RUNGU DAN TUNA


WICARA
Etiologi :
1. Masa prenatal
Genetik heriditer & non genetik ( ex; defisiensi
Jodium)
2. Masa perinatal
Prematuritas, BBLR,alat bantu u/ tindakan
persalinan, hiperbilirubinemia, anoksia otak.
3. Masa pastnatal
Infeksi, campak, parotis, infeksi otak,
perdarahan,trauma temporal

Dua cara deteksi gangguan


pendengaran:
1.

2.

Secara tidak langsung dg


pengamatan tingkah laku dan
kemampuan anak bekomunikasi
Secara langsung dg tes
pendengaran, ant lain:
a.
b.
c.
d.

Tes
Tes
Tes
Tes

dg mainan
bicara
garpu tala
audimetri

usia
< 6 minggu

Respona
Reflek kedip, moro, menggerakkan mata pelanpelan

6 mgg 4 bln Reflek kedip, diam, menoleh lemah


4 -7 bln

Mendengar, melokalisir sumber bunyi dari sisi


samping, juga mulai melokalisir suara dari
bagian bawah telinga yg diperiksa

7 -9 bln

Melokalisir sumber bunyi dari bagian samping


dan bawah kadang kadang dari atas

9 13 bln

Melokalisir sumber bunyi dari bagian samping


dan bawah

13 24 bln

Langsung melokalisir sumber bunyi dari semua


arah

Penatalaksanaan:
1. Habilitasi pendengaran ( hearing
aid)
2. Implan koklea

3. Gangguan pendengaran pada


geriatri
Jenis tuli :Tuli konduksi,Tuli persepsi (presbikusis)
Etiologi : degeneratif dan faktor faktor yang
lainnya.
Ada 4 jenis prebiskusis ; Sensorik, neural,
metabolik, mekanik.
Gx: berkurangnya pendengaran secara perlahan
dan progresif, simetris pada kedua telinga.
Penatalaksaan : rehabilitasi dg alat bantu
pendengaran

4. Tuli mendadak

Tuli yang terjadi secara tiba tiba mengenai


sensori neural dan biasanya mengenai satu
telinga.
Etiologi : iskemik koklea, infeksi virus, trauma
kepal, trauma bising yg keras, obat ototoksik,
meniere,neuroma akustik.
Gejala; tuli bisa unilateral atau bilateral, tinitus.
Penatalaksanaan: Tirah baring, vasodilatansia,
prednison, vit C, neurobion,diit RG,inhalasi
oksigen.

5. Tuli akibat bising

Tuli nyang disebabkan akibat terpajan oleh


bising yang terlalu keras dalam jangka waktu
lama biasanya akibat dari lingkungan kerja
Terjadi pada tuli saraf koklea dan umumnya
terjadi kedua telinga.
Gejala : kurang pendengaran disertai tinitus
atau tidak.
Penatalaksaan: dipindahkan dari lingkungan
bising,atau pakai alat pelindung
Pencegahan : diusahakan intensitas kurang dari
85 dB pada lingkungan kerja.

6. Tuli akibat obat


ototoksik
Ex : antibiotik aminoglikosida,
eritromicin,loop diuretik,obat anti
inflamasi,anti malaria,anti tumor,
tetes telinga topikal,
Gejala : tinitus, g3
pendengaran,vertigo
Penatalsanaan: Obat harus
dihentikan,ABD, psikoterapi,

7. Vertigo
Suatu perasaan berputar, yg dirasakan
seolah olah benda disekitarnya berputar
mengintari dirinya(obyektif) atau dirinya
berputar trhdp sekelilingnya(subyektif)
Penyebab:
1. non vestibuler
2.vestibuler
Pengobatan : anti vertigo, anti
muntah,cairan

8. Meniere

Ditandai dg vertigo, tinitus,


pendengaran menurun, rasa penuh
ditelinga,disertai g3 saraf otonom
Keluhan: vertigo, g3 pendengaran,
Penyebab : pembengkakan rongga
endolimp
Pengobatan: anti vertigo, anti
muntah, diuretika, diet rendah garam

Patofisiologi

penatalaksanaan
Promotif
Komunikasi : berikan penjelasan kepada
pasien
Informasi : Informasi yang diberikan
haruslah yang sesuai dengan tingkat
pendidikan pasien dan mudah dipahami.
Edukatif : jelaskan kepada pasien tentang
penyakitnya, apa yang harus dilakukan, dan
apa yang harus dicegah.

penatalaksanaan
Preventif
Menghindari makanan yang dapat
mencetuskan penyakit ini seperti
makanan tinggi garam, kafein,
cokelat
Hindari atau kurangi rokok

Medika mentosa
Vestibulosupresan : seperti meclizin ,

diazepam [Valium] dpt mengurangi gejala


vertigo
Diuretik : hydrochlorothiazide [Dyazide]
untuk mengurangi tekanan cairan di dalam
telinga dalam.
S teroid anti inflamatori dapat
mengurangi gejala seperti vertigo, tinitus,
dan kehilangan pendengaran

Anda mungkin juga menyukai