Anda di halaman 1dari 209

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

”M”
DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI PUSKESMAS
KASSI-KASSI KECAMATAN PA’JUKUKAN
KABUPATEN BANTAENG
TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

AYU AMANDA
NIM : B.18.10.039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2021
HALAMAN JUDUL

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”M”


DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI PUSKESMAS
KASSI-KASSI KECAMATAN PA’JUKUKAN
KABUPATEN BANTAENG
TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli

Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma III Kebidanan

Oleh :

AYU AMANDA

NIM : B.18.10.039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2021

i
ii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ayu Amanda

NIM : B.18.10.039

Tempat dan Tanggal Lahir : Bantaeng, 31 Mei 2000

Institusi : Stikes Panrita Husada Bulukumba

Menyatakan bahwa laporan tuga akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Komprehensif Pada Ny.”M” dengan Kehamilan Normal Di Puskesmas

Kassi-Kassi Kecamatan Pa’jukukan Kabupaten Bantaeng Tahun 2021”

adalah bukan studi kasus orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,

kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi

akademik.

Bulukumba, Agustus 2021

Yang Menyatakan

Penulis
CURRICULUM VITAE

Nama : Ayu Amanda

NIM : B.18.10.039

Tempat / Tanggal Lahir : Bantaeng, 31 Mei 2000

Alamat : Desa Tombolo RT VI RW III Kec Gantarang

Keke Kab Bantaeng

Institusi : Stikes Panrita Husada Bulukumba

Angkatan : X ( III / VI )

Biografi : - SD Inpres Kmp.Beru, Tahun Lulus 2012

- MTs Ihya’ Ulumiddin, Tahun Lulus 2015

- SMAN 3 Bantaeng, Tahun Lulus 2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat,

Barokah dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny.”M” dengan Kehamilan Normal Di Puskesmas Kassi-Kassi

Kecamatan Pa’jukukan Kabupaten Bantaeng Tahun 2021.

Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb) pada Program Studi

DIII Kebidanan di Stikes Panrita Husada Bulukumba.

Pada kesempatan ini ijinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih

dan rasa hormat atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, yaitu kepada :

1. H.Idris Aman,S.Sos selaku Ketua Yayasan Stikes Panrita Husada

Bulukumba yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melanjutkan Pendidikan di Stikes Panrita Husada Bulukumba.

2. Dr.Muriyati,S.Kep.,M.Kes selaku Ketua Stikes Panrita Husada

Bulukumba yang telah menjadi pemimpin yang bijaksana dan dalam

memberi semangat terhadap mahasiswa/mahasiswi Stikes Panrita

Husada Bulukumba.

3. Dr.A.Suswani Makmur,SKM.,M.Kes selaku Wakil Ketua 1 Bidan

Akademik yang telah memberikan kesempatan menyusun untuk

Laporan Tugas Akhir ini dan sebagai penguji 1 yang telah

vi
memberikan saran dan kritikan pada penulis dalam penyempurnaan

Laporan Tugas Akhir ini.

4. dr.Andi Ihsan selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng

dan Staf yang telah memberikan izin kepada penulis dalam

pengambilan data yang menjadi kebutuhan dalam penyempurnaan

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Marwanty Kamaruddin,S.ST selaku Kepala Puskesmas Kassi-Kassi

dan staf yang telah memberikan izin penulis dalam pengambilan

kasus di wilayah kerjanya.

6. Hj.Marwidah,S.ST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan

yang telah memberikan izin untuk melakukan penyusunan Laporan

Tugas Akhir.

7. Nabila,S.ST.,M.Kes sebagai pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

8. A.Tenri Fajriani,S.ST.,M.Keb sebagai pembimbing pendamping yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

9. A.Nurlaily, S.ST.,M.Keb sebagai penguji 2 yang telah memberikan

saran dan kritikan pada penulis dalam penyempurnaan Laporan

Tugas Akhir ini.

10. Seluruh Dosen dan Staf dalam lingkungan pendidikan yang telah

memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan kepada penulis

vii
selama mengikuti Pendidikan DIII Kebidanan di Stikes Panrita Husada

Bulukumba.

11. Khusus kepada ayahanda Nurdin, ibunda tercinta Hasmiah serta

saudariku satu-satunya Nurmin Badar yang tak henti-hentinya

memberikan dukungan moril dan materil dalam membantu penulis

menyelesaikan pendidikan di Stikes Panrita Husada Bulukumba.

12. Teristimewah kepada sahabat dan teman-teman seperjuangan DIII

Kebidanan angkatan X Stikes Panrita Husada yang tiada hentinya

memberikan semangat dan masukan dalam menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir.

Dan kepada semua pihak semoga Allah SWT senantiasa

memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu

menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Aamiin.

Bulukumba, 26 Agustus 2021

Penulis

viii
ABSTRAK
Ayu Amanda, Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M Dengan Kehamilan
Normal Di Puskesmas Kassi-Kasssi Kecamatan Pa’jukukan Kabupaten Bantaeng
(Dibimbing oleh Nabila1 dan A.Tenri Fajriani2)

Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu upaya pelayanan kebidanan


yang diberikan kepada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, masa nifas, neonatus dan
keluarga berencana untuk upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Study kasus ini bertujuan untuk
memberikan asuhan kebidanan yang menyeluruh dan berkeninambungan sejak hamil
trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan keluarga berencana.
Asuhan dilakukan di Puskesmas Kassi-Kassi Kab.Bantaeng dan dilanjutkan
kunjungan ke rumah Ny.M, dimulai pada bulan Mei 2021 sampai dengan bulan Agustus
2021 dengan kunjungan hamil 3 kali, nifas 4 kali dan noenatus 3 kali. Pada Ny.M masa
kehamilan berlangsung fisiologis meskipun mendapat keluhan ketidaknyamanan dengan
sering berkemih dan nyeri punggung, hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan
pendidikan kesehatan. Persalinan Ny.M berlangsung pada usia kehamilan 38 minggu 5
hari dengan lama kala I fase aktif 2 jam, kala II 40 menit, kala III 8 menit dan kala IV 2
jam. Bayi Ny.M lahir normal dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 2.900 gram,
panjang badan 49 cm. Pada masa nifas ibu hanya mengeluh perut mules, hal tersebut
dapat diatasi dengan pendidikan kesehatan dan mengajarkan ibu tekhnik menyusui yang
baik dan benar. Selama kunjungan neonatus tidak terdapat keluhan dan tidak terjadi
penurunan berat badan. Pada keluarga berencana ibu memilih menjadi akseptor KB
sunti 3 bulan untuk menjarangkan kehamilannya. Diharapkan bagi lahan praktik agar bisa
lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih baik
sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
Kata Kunci : Asuhan, Kebidanan, Komprehensif, hamil, bersalin, nifas, neonatus
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN..........................................................................iv
CURRICULUM VITAE..................................................................................v
KATA PENGANTAR....................................................................................vi
ABSTRAK....................................................................................................ix
DAFTAR ISI..................................................................................................x
DAFTAR TABEL........................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................6
C. Tujuan..................................................................................................7
1. Tujuan umum.....................................................................................7
2. Tujuan khusus...................................................................................8
D. Manfaat................................................................................................8
E. Ruang Lingkup.....................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................9
A. Konsep Dasar Ibu Hamil Trimester III.................................................9
1. Definisi Kehamilan Trimester III.......................................................9
2. Perubahan Hormonal dan Anatomi Fisiologi pada Ibu Hamil
Trimester III.....................................................................................10
3. Perubahan Adaptasi Psikologi Ibu Hamil Trimester III....................13
4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III........................................13
5. Keluhan yang Muncul pada Ibu Hamil Trimester III........................15
6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III...........................................17
7. Konsep COVID-19 pada Ibu Hamil.................................................18
8. Konsep SOAP Kehamilan...............................................................18
B. Konsep Dasar Persalinan...................................................................25
1. Pengertian Persalinan.....................................................................25
2. Penyebab Persalinan......................................................................26
3. Tanda - Tanda Persalinanan...........................................................27
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi persalinan...............................28
5. Kebutuhan Dasar ibu Bersalin.........................................................29
6. Tahapan Persalinan Kala I..............................................................31
7. Perubahan Fisik Dan Pisikologis Pada Kala I.................................33
8. Asuhan kebidanan padaa ibu bersalin kala I..................................35
9. Tahap persalinan kala II..................................................................36
10. Mekanisme persalinan..................................................................37
11. Tahap persalinan kala III...............................................................39
12. Asuhan persalinan kala III.............................................................39
13. Tahap persalinan kala IV...............................................................41
14. Asuhan persalinan kala IV.............................................................41
15. Asuhan Persalinan Normal (APN).................................................43
16. Pelayanan Persalinan Untuk Pasien Covid-19.............................45
17. Konsep Soap Persalinan...............................................................46
C.Konsep Dasar Bayi Baru Lahir............................................................55
1. Definisi Bayi Baru Lahir...................................................................55
2. Ciri- ciri bayi baru lahir.....................................................................56
3. Penanganan segera bayi Baru Lahir...............................................57
4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir.......................................................59
5. Penanganan Bayi Baru Lahir Covid-19...........................................60
6. Konsep Soap Bayi...........................................................................60
D.Konsep Dasar Nifas............................................................................62
1. Pengertian masa nifas.....................................................................62
2. Perubahan Pisikologis Masa Nifas..................................................64
3. Tahapan Masa Nifas.......................................................................64
4. Kunjungan Masa Nifas....................................................................64
5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas.............................................................65
6. Penanganan Ibu Nifas Covid-19.....................................................69
7. Konsep SOAP Pada Ibu Nifas.........................................................70
E.Konsep Dasar Neonatus.....................................................................77
1. Definisi Neonatus............................................................................77
2. Kunjungan Neonatus.......................................................................77
3. Kebutuhan Dasar Neonatus............................................................77
4. Perubahan Fisiologis Masa Neonatus............................................79
5. Komplikasi atau Masalah yang Timbul Pada Neonatus.................81
6. Penanganan Neonatus Covid-19....................................................83
7. Konsep SOAP pada Neonatus........................................................84
F.Konsep Dasar Keluarga Berencana....................................................89
1. Defenisi Keluaraga Berencana.......................................................89
2. Tujuan program KB.........................................................................89
3. Keuntungan Menggunakan Alat Kontrasepsi..................................90
4. Jenis- jenis alat kontrasepsi............................................................90
5. Penanganan KB di situasi pandemi COVID-19..............................97
6. Konsep Soap Keluarga Berencana.................................................98
G.Kewenangan Bidan...........................................................................100
1. Undang- Undang (UU) kebidanan Nomor 4 Tahun 2019.............100
2. Standar Kompetensi Bidan............................................................103
3. Standar Pelayanan Kebidanan.....................................................105
BAB III ASUHAN KEBIDANAN...............................................................113
A. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.................................................113
B. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.......................................124
C. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir.........................................131
D. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas...................................................133
E. Asuhan Kebidanan pada Neonatus..................................................141
F. Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana.................................148
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................151
A. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.................................................151
B. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.......................................158
C. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir.........................................163
D. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas...................................................167
E. Asuhan Kebidanan pada Neonatus..................................................171
F. Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana.................................174
BAB V PENUTUP....................................................................................177
A. Kesimpulan........................................................................................177
B. Saran.................................................................................................178
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................179
LAMPIRAN...............................................................................................181
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ukuran TFU......................................................11

Tabel 1.2 Kunjungan Masa Nifas............................................................64

Tabel 1.3 Kunjungan Neonatus..............................................................77

Tabel 3.1 Kunjungan ANC Ny.”M” di Puskesmas Kassi-Kassi............114

Tabel 3.2 Penatalaksanaan ANC Kunjungan 1....................................117

Tabel 3.3 Penatalaksanaan ANC Kunjungan 2....................................120

Tabel 3.4 Penatalaksanaan ANC Kunjungan 3....................................123

Tabel 3.5 Penatalaksanaan INC Kala I................................................126

Tabel 3.6 Penatalaksanaan INC Kala II...............................................128

Tabel 3.7 Penatalaksanaan INC Kala III..............................................129

Tabel 3.8 Penatalaksanaan INC Kala IV..............................................130

Tabel 3.9 Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir........................................133

Tabel 3.10 Penatalaksanaan KF 1.........................................................135

Tabel 3.11 Penatalaksanaan KF 2.........................................................138

Tabel 3.12 Penatalaksanaan KF 3.........................................................139

Tabel 3.13 Penatalaksanaan KF 4.........................................................141

Tabel 3.14 Penatalaksanaan KN 1.........................................................143

Tabel 3.15 Penatalaksanaan KN 2.........................................................145

Tabel 3.16 Penatalaksanaan KN 3.........................................................147

Tabel 3.17 Penatalaksanaan Keluarga Berencana................................150


Tabel 4.1 Distribusi Data Subjektf dan Objektif kehamilan Ny.M di

Puskesmas Kassi-Kassi.......................................................151

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny.

“M” di Puskesmas Kassi-Kassi.............................................158

Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel

Bayi Baru Lahir Bayi di Puskesmas Kassi-Kassi.................163

Tabel 4.4 Distribusi Data Subjektif dan Objektif dari Variabel PNC (Post

Natal care) Ny.“M” di Puskesmas Kassi-Kassi.....................167

Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel

Neonatus Bayi Ny.”M” di Puskesmas Kassi-Kassi...............171

Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel

Keluarga Berencana di puskesmas Kassi-Kassi..................174


DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu LILA : Lingkar Lengan

AKB : Angka Kematian Bayi LK : Lingkar Kepala

APD :Alat Perlindungan Diri LP : Lingkar Perut

APN : Asuhan Kebidanan Normal MAL : Metode Amenorea Laktasi

BAB : Buang Air Besar MKJP : Metode Kontrasepsi

BAK : Buang Air Kecil Jangka Panjang

BAP : Bergerak Atas Panggul MOP : Metode Operatif Pria

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah MOW : Metode Operatif Wanita

BDP : Bergerak Dalam Panggul ODP : Orang Dalam Pengawasn

DJJ :Denyut Jantung Janin PDP : Pasien dalam Pemntauan

HB : Hemoglobin PJ : Panjang Badan

HPHT : Haid Pertama Hari Terakhir PMS : Penyakit Menular Seksual

IMD : Inisiasi Menyusui Dini PTT : Peregangan Tali Pusat

IMT : Indeks Massa Tubuh PUS :Pasangan Usia Subur

IUD : Intra Uterine Device PX : Prosesus Xipoideus

K1 : Kunjungan Pertama TD : Tekanan Darah

KB : Keluarga Berencana TFU : Tinggi Fundus Uteri

KEK : Kekurangan Energi Kronis TTV : Tanda-Tanda Vital

KF : Kunjungan Nifas UK : Usia Kehamilan

KJDR : Kematian Janin Dalam Rahim VT : Vagina Touch

KN : Kunjungan Neonatus WHO : World Health Organization

LD : Lingkar Dada
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan komprehensif diberikan oleh bidan mulai dari kehamilan,

nifas, BBL, nifas, bayi baru lahir hingga keluarga berencana

merupakan pengertian dari Asuhan Kemprehensif. Peran dan fungsi

bidan sangat berpengaruh terhadap proses asuhan yang

komprehensif karena memerlukan pemantauan mulai dari kehamilan,

pertolongan persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana

jika terjadi suatu komplikasi (Legawati,2018)

Continuity of care merupakan pelayanan yang harus dicapai

dengan membangun hubungan yang berkesinambungan antara bidan

dan pasien. Dengan asuhan bidan yang berkesinambungan maka

pelayanan yang diberikan mulai pranatal, kehamilan, semua

semester, sejak lahir sampai 6 minggu pertama setelah melahirkan.

Untuk mengetahui tumbuh kembang janin dan juga kesehatan ibu,

yang dapat diberikan mulai dari kehamilan, masa persalinan, masa

nifas, sampai dengan bayi baru lahir merupakan tujuan dari asuhan

kebidanan komprehensif (legawati,2018).

1
2

Ibu yang mengalami proses kehamilan dan persalinan perlu

memberikan perhatian khusus pada kesehatan baik ibu maupun anak,

karena mereka berisiko mengalami masalah yang dapat

menyebabkan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas), Oleh

karena itu, diperlukan asuhan kebidanan yang berkesinambungan

yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan

janin, serta kesehatan ibu yang diberikan selama masa kehamilan,

nifas, dan bayi baru lahir (Manuaba,2016).

Agenda pembangunan berkelanjutan adalah Sustainable

Development Goals (SDGs) yang telah disahkan pada 2015 berisi 169

target dan 17 tujuan. Tujuan ketiga dari SDGs adalah untuk

memastikan hidup sehat dan sejahtera bagi semua orang dari segala

usia, salah satunya adalah menurunkan AKI sebesar 0,07% di

seluruh dunia pada tahun 2030 (WHO, 2017).

Kematian ibu (AKI) merupakan ukuran kesejahteraan masyarakat

suatu negara. Salah satu penyebab kematian dan morbiditas adalah

kondisi sosial ekonomi yang rendah yang mempengaruhi status gizi

ibu, komplikasi perinatal dan postnatal, serta tidak adanya indikasi

fasilitas kesehatan. Selain itu, penyebab komplikasi melahirkan terlalu

muda (<20 tahun), terlalu tua melahirkan (> 35 tahun), terlalu banyak

anak (> 5 anak) dan terlalu dekat dengan kelahiran (<2 tahun)

(Kementerian Kesehatan RI, 2017)


3

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan Angka Kematian Ibu

(AKI) merupakan jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

WHO mencatat bahwa pada tahun 2019 jumlah AKI sekitar 830

kelahiran hidup sama dengan 0,83% kelahiran hidup. Perempuan

meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan persalinan

serta kurangnya kunjungan rutin selama kehamilan. Sedangkan AKB

sekitar 29 kelahiran sama dengan 0,29% kelahiran akibat BBLR, cacat

lahir dan komplikasi kehamilan (World Health Organization, 2019)

Indonesia menduduki posisi ke tiga AKI tertinggi tahun 2017

dengan 177 kematian atau 0,17%. Pencapaian terburuk berlaku di

Myanmar dengan 250 kematian atau 0,25%, lalu Laos 185 kematian

atau 0,18%. Sedangkan negeri Jiran Malaysia dan Singapura,

masing-masing hanya (0,02%) dan (0,008%) kematian. Sedangkan

Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 24 kelahiran hidup atau 2,4%

dengan jumlah kasus sebesar 151.200 kasus. Penyebab terbanyak

kematian bayi disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (BBLR) dan

Asfiksia. (Kemenkes RI, 2017)

Data yang diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Selatan, jumlah AKI pada tahun 2017 sebanyak 157 kasus

atau 0,15%, pada tahun 2018 menurun menjadi 139 kasus atau

0,13%, dan pada tahun 2019 meningkat menjadi 144 kasus atau

0,14%. Sedangkan jumlah AKB tahun 2017 sebanyak 1.183 kasus

atau 1,18%, tahun 2018 menurun menjadi 1.183 kasus atau 1,03%
4

dan pada tahun 2019 kembali menurun menjadi 916 kasus atau

0,91% (Dinkes, Provinsi Sulsel 2019)

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Bantaeng jumlah

angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2016 sebanyak 1 orang atau

0,1%, pada tahun 2017 sebanyak 1 orang atau 0,1%, pada tahun

2018 meningkat sebanyak 3 orang atau 0,3%, tahun 2019 kembali

menurun menjadi 2 orang atau 0,2% dan pada tahun 2020 kembali

meningkat menjadi sebanyak 3 orang atau 0,3%. Sedangkan jumlah

angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2016 sebanyak 2 orang atau

0,2%, tahun 2017 menurun sebanyak 1 orang atau 0,1%, tahun 2018

kembali meningkat menjadi 2 orang atau 0,2%, tahun 2019 sebanyak

1 orang atau 0,1% orang dan pada tahun 2020 kembali meningkat

sebanyak 5 orang atau 0,5%. (Dinas Kesehatan Bantaeng, 2020)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kassi-Kassi

pada tahun 2019 jumlah AKB diwilayah kerja puskesmas Kassi-Kassi

sebanyak 4 oarang atau 0,4% dan menurun pada tahun 2020 yaitu

sebanyak 3 orang atau 0,3% orang dengan penyebab kematian

KJDR dan Premature. Sedangkan pada tahun 2019 jumlah AKI

diwilayah kerja puskesmas Kassi-Kassi tidak ada dan begitupun pada

tahun 2020 tidak ada kematian ibu (Puskesmas Kassi-Kassi, 2020)

Penurunan AKI dapat di lakukan dengan upaya dari awal

kehamilan, misalnya pemeriksaan kehamilan rutin di pelayanan

kesehatan, melakukan kunjungan ANC minimal 8 kali selama hamil,


5

minimal 1 kali pada trimester pertama atau saat usia kehamilan 0-12

minggu, minimal 2 kali pada trimester kedua saat usia kehamilan 12-

28 minggu, dan minimal 5 kali pada trimester ketiga saat usia

kehamilan 28 minggu sampai persalinan. Hal ini di lakukan agar

proses fisiologis dapat berjalan dengan semestinya dan tidak

berkembang menjadi patologis. (WHO,2016). Sedangkan menurut

Kementerian Kesehatan, kunjungan ibu hamil dilakukan hanya 4 kali

selama kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada

trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. (Depkes RI)

Perawatan tidak hanya dilakukan selama kehamilan, tetapi

berlanjut hingga proses persalinan dipantau dari tahap I hingga tahap

IV persalinan. Perawatan pasca persalinan yang dilaksanakan

selanjutnya yaitu dengan melakukan kunjungan nifas dan neonatal.

Waktu kunjungan postpartum (KF) dan neonatal visit (KN) yaitu KN1

bersama dengan KF1 antara 6-48 jam setelah melahirkan, sedangkan

KN2 dan KN3 bersamaan dengan KF2 adalah 3-28 hari pasca

postum, sedangkan KF3 adalah dilakukan antara hari 29-42 hari.

Tetapi ditengah wabah pandemic COVID-19 sekarang ini pemerintah

mengeluarkan peraturan yaitu kunjungan pertama dilakukan ditempat

persalinan sebelum pulang kerumah, kemudian kunjungan selanjutnya

dilakukan dengan kunjungan rumah atau pemantauan melalui media

online. Serta untuk pelayanan KB tetap sesuai jadwal dengan


6

membuat perjanjian terlebih dahulu dengan petugas dan

mengutamakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi

(AKB), sehingga diperlukan Pelayanan Kebidanan Menyeluruh yang

meliputi aspek kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, persalinan,

neonatus dan keluarga berencana yang dalam keadaan normal, oleh

karena itu perlu dilakukan monitoring normal tidak menjadi abnormal.

Terjadinya kematian ibu disebabkan oleh komplikasi keterlambatan

deteksi secara dini sejak dimulainya kehamilan. Maka di perlukan

asuhan yang komprehensif untuk meminimalisir angka kematian ibu

maupun kematian bayi dan anak.

B. Rumusan Masalah

Bidan berperan penting dalam menurunkan AKI dan AKB dengan

memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif mulai dari

kehamilan, persalinan, persalinan, bayi baru lahir, hingga pemilihan

metode kontrasepsi untuk keluarga berencana. Maka dari itu Asuhan

Kebidanan Komprehensif merupakan upaya untuk melakukan deteksi

dini adanya komplikasi penyebab kematian ibu maupun janin

sehingga ibu dan bayi tetap sehat, tidak ada penyulit maupun

komplikasi, serta menekan angka kesakitan maupun AKI dan AKB

sehingga dapat dirumuskan “Bagaimana asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny“M” di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan

Pa’jukukan Kabupaten Bantaeng?”


7

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Memperoleh pengalaman yang nyata dalam melaksanakan

asuhan kebidanan secara komprehensif pada masa kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB pada Ny “M” Puskesmas

Kassi-Kassi Kabupaten Bantaeng Tahun 2021.

2. Tujuan khusus

a. Melaksanakan Asuhan Kebidanan masa kehamilan pada Ny“M”

dengan kehamilan normal di Puskesmas Kassi-Kassi

Kabupaten Bantaeng tahun 2021.

b. Melaksanakan Asuhan Kebidanan masa persalinan pada Ny“M”

dengan kehamilan normal di Puskesmas Kassi-Kassi

Kabupaten Bantaeng tahun 2021.

c. Melaksanakan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Ny“M”

dengan kehamilan normal di Puskesmas Kassi-Kassi

Kabupaten Bantaeng tahun 2021.

d. Melaksanakan Asuhan Kebidanan masa nifas pada Ny“M”

dengan kehamilan normal di Puskesmas Kassi-Kassi

Kabupaten Bantaeng tahun 2021.

e. Melaksanakan Asuhan Kebidanan neonatus Ny“M” dengan

kehamilan normal di Puskesmas Kassi-Kassi Kabupaten

Bantaeng tahun 2021.


8

f. Melaksanakan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada

Ny“M” dengan kehamilan normal di Puskesmas Kassi-Kassi

Kabupaten Bantaeng tahun 2021.

g. Melaksanakan Pendukomentasian Asuhan Kebidanan

Komprehensif.

D. Manfaat
1. Teoritis

Laporan ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman,

wawasan dan sumber daya dalam melaksanakan asuhan

kebidanan komprehensif pada pelayanan kehamilan normal,

nifas, neonatus, nifas, dan KB.

2. Aplikatif

Sebagai bahan masukan dan referensi terkini bagi tenaga

kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan secara komprehensif.

E. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Ny “M” dengan asuhan komprehensif

2. Tempat

Dilaksanakan di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Pa’jukukan

Kabupaten Bantaeng

3. Waktu

Dimulai pada bulan April sampai Agustus 2021


9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Ibu Hamil Trimester III

1. Definisi Kehamilan Trimester III

Kehamilan adalah waktu dari pembuahan sampai lahirnya

janin. Durasi normal kehamilan adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari). Kehamilan ini terbagi menjadi 3 semester yaitu;

Trimester pertama kehamilan dimulai pada 0-14 minggu, trimester

kedua dimulai pada 14-28 minggu, dan trimester ketiga dimulai

pada 28-42 minggu (Yuli, 2017). Kehamilan adalah suatu proses

yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

kehamilan yang normal yaitu 280 hari (40 minggu) dihitung mulai

hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Trimester ketiga kehamilan adalah periode dari minggu ke

28 sampai dengan minggu ke 40 dari 3 bulan terakhir kehamilan.

Ini juga dikenal sebagai masa tunggu. Dengan kata lain, itu adalah

persiapan untuk melahirkan dan memposisikan diri sebagai orang

tua (Vivian, 2011:18).

Pemerintah menetapkan, bahwa pelayanan antenatal yang

baik memenuhi asuhan standar minimal “14T” yaitu timbang dan

ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, tinggi fundus uteri, tetanus
toxoid, tablet Fe, tes PMS, pemeriksaan HB, Temu wicara,

perawatan payudara, pemeliharaan tingkat kebugaran/senam

hamil, pemeriksaan protein urine atas indikasi, pemeriksaan

reduksi urine atas indikasi, pemberian terapi kapsul yodium dan

pemberian terapi anti malaria (Rukiyah, 2014).

2. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Ibu Hamil Trimester III

Perubahan fisiologi yang dialami wanita selama hamil menurut

Walyani (2015) yaitu :

a. Perubahan Pada System Reproduksi

1) Vagina dan Vulva

Dinding vagina mengalami perubahan pada trimester

ketiga yaitu jaringan ikat, hipertrofi sel otot polos mengendur

untuk mempersiapkan persalinan. Perubahan ini

menyebabkan bertambahnya panjang dinding vagina.

2) Serviks Uteri

Progesteron menyebabkan sel endoserviks

mengeluarkan lendir yang kental, menutupi serviks. (leher

rahim), yang dikenal sebagai sumbat lendir. Leher rahim

meningkatkan vaskularisasi dan menjadi lembut saat

disentuh dan disebut tanda goodell.


3) Uterus

Pembesaran uterus pada awal kehamilan disebabkan

oleh peningkatan vaskularisasi, vasodilatasi, hiperplasia dan

hipertrofi miometrium serta perkembangan endometrium

yang menjadi desidua akibat efek estrogen dan progesteron

yang dihasilkan oleh korpus luteum. Berat rahim atau uterus

meningkat drastis, biasanya dari 30-50 gram menjadi

kurang lebih 1000 gram pada trimester ketiga. Pertumbuhan

Ukuran TFU menurut Mc.Donald

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ukuran TFU

Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(minggu)

10-12 3 jari di atas simpisis

14-16 Pertengahan pusat-simpisis

18-20 3 jari bawah pusat

22-24 Setinggi pusat

26-28 3 jari dia atas pusat


30-32 Pertengahan pusat-prosesus xipoideus (px)

34-36 setinggi prosesus xipoideus (px)

38-40 Pertengahan pusat-prosesus xipoideus (px)

(Vivian, 2010:23)

4) Ovarium

Selama kehamilan, ovulasi berhenti. Pada awal

kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditatum

dengan diameter 3 cm. Setelah plasenta terbentuk, korpus

luteum graviditatum menyusut dan korpus luteum


melepaskan hormon estrogen dan progesteron (Kumalasari,

2015: 5)

b. Perubahan pada Sistem Pernapasan

Pada trimester ketiga kehamilan, ibu cenderung

menggunakan pernapasan dada daripada pernapasan perut.

Hal ini disebabkan adanya tekanan ke arah diafragma akibat

pembesaran Rahim (Kumalasari, 2015)

c. Perubahan pada Ginjal

Sering terjadi buang air kecil (kencing) pada awal

kehamilan karena adanya tekanan pada kandung kemih. Rahim

yang membesar. Gejala ini akan hilang pada trimester ketiga

kehamilan dan pada akhir kehamilan kelainan ini muncul

kembali akibat turunnya kepala janin ke dalam rongga panggul

yang menekan kandung kemih (Kumalasari, 2015: 5)

d. Perubahan Sistem Gastrointestenal

Rahim yang membesar akan memberi tekanan pada

rektum dan usus bagian bawah sehingga menyebabkan

sembelit (konstipasi). Wanita hamil sering mengalami

Hearthburn (sensasi terbakar di dada) dan bersendawa, yang

mungkin terjadi karena makanan lebih lama di dalam perut dan

karena relaksasi sfingter di esofagus bagian bawah yang

memungkinkan isi perut mengalir kembali ke esofagus

(Kumalasari , 2015: 7)
3. Perubahan Adaptasi Psikologi Ibu Hamil Trimester III

Trimester ketiga ini, sang ibu merasa tidak sabar menunggu

kelahiran janinnya. Di trimester inilah para ibu membutuhkan lebih

banyak kenyamanan dan dukungan dari suami, keluarga, dan

bidan. Sang ibu mulai merasa sedih karena dipisahkan dari bayinya

dan kehilangan perhatian khusus yang diterimanya selama

kehamilannya. Pada trimester ini merupakan saat persiapan aktif

untuk kelahiran janin dan menjadi orang tua (Widatiningsih & Dewi,

2017).

4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

Menurut Walyani (2015) ada beberapa kebutuhan ibu hamil

selama proses kehamilan yaitu:

a. Nutrisi

Kehamilan trimester ketiga, ibu hamil membutuhkan

suplai energi yang cukup. Selain harus menghadapi beban

yang semakin berat juga sebagai cadangan energi untuk

menghadapi persalinan. Oleh karena itu, pemenuhan gizi

seimbang tidak boleh dipandang sebelah mata baik dari segi

kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi

cepat sekali pada 2 bulan terakhir menjelang persalinan.

Karena itu ibu hamil jangan sampai kekurangan nutrisi

(Walyani, 2015).
b. Oksigen

Kebutuhan oksigen merupakan hal yang utama pada

manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan

dapat terjadi selama kehamilan sehingga akan mengganggu

pemenuhan kebutuhan oksigen ibu yang akan mempengaruhi

janin yang dikandungnya (Walyani, 2015).

Cara untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu

hamil perlu latihan pernafasan selama kehamilannya. Tidur

dengan bantal yang tinggi, makan tidak terlalu banyak, hindari

asap rokok ataupun merokok serta konsultasi dengan dokter

bila ada kelainan atau gangguan seperti asma mauapun lain-

lainnya (Walyani, 2015).

c. Pakaian

Meski pakaian bukanlah sesuatu yang berdampak

langsung pada kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu

diperhatikan beberapa aspek kenyamanan dalam berbusana.

(Walyani, 2015).

d. Eliminasi

Pada trimester I dan III, sering berkemih merupakan

keluhan utama yang dirasakan. Tindakan mengurangi asupan

cairan untuk mengurangi keluhan sangat tidak di anjurkan,

karena akan mengakibatkan dehidrasi (Walyani, 2015).


e. Mobilisasi

Ibu hamil bisa melakukan aktivitas fisik asalkan tidak

terlalu melelahkan. Ibu hamil dianjurkan melakukan pekerjaan

rumah dengan menghindari gerakan-gerakan yang dapat

menimbulkan ketegangan tubuh dan kelelahan.

f. Istirahat dan Tidur

Pada ibu hamil, kebutuhan istirahat harus bisa tercukupi,

yaitu tidur pada siang hari minimal 1-2 jam sedangkan tidur

pada malam minimal 7-8 jam (Walyani, 2015).

5. Keluhan yang Muncul pada Ibu Hamil Trimester III

Menurut Wildatiningsi dan Dewi (2015), ada beberapa

ketidaknyamanan yang mungkin terjadi selama trimester ketiga

kehamilan dan cara mengatasinya, yaitu sebagai berikut:

a. Nafas Pendek (60% bumil)

Cara mengatasinya :

1) Tidur dengan bantal ekstra

2) Hindari makan yang banyak

3) Hindari asap rokok maupun merokok langsung

4) Segera konsultasi dengan dokter jika kondisi memburuk

b. Insomnia

Cara mengatasinya :
1) Relaksasi

2) Masase punggung dan menggosok perut dengan lembut

secara melingkar

3) Mandi dengan air hangat

c. Peningkatan Miksi

Cara mengatasinya :

1) Kosongkan kandung kemih secara teratur

2) Batasi minum dimalam hari

d. Kontraksi Braxton Hiks

Peningkatan infensitas kontraksi uterus sebagai tanda

persiapan persalinan.

e. Kram Kaki

Cara mengatasinya :

Kompres dengan air hangat pada otot yang sakit

f. Odema pada Kaki

Cara mengatasinya :

1) Minum air yang cukup untuk memberikan efek diuretic alai

2) Istirahat dengan kaki dan paha ditinggikan

3) Cukup latihan fisik


6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Sutanto dan Fitriani (2015) menjelaskan tanda bahaya

trimester III yaitu :

a. Gangguan Penglihatan

Ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan,

hal ini disebabkan oleh pengaruh hormonal. Gangguan

penglihatan atau penglihatan kabur yaitu masalah visual yang

mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa, adanya

perubahan visual yang mendadak sepert pendangan kabur atau

ada bayangan. (Sutanto dan Fitriani, 2015).

b. Bengkak Pada Wajah dan Jari-Jari Tangan

Oedema merupakan penimbungan cairan secara umum dan

berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui

dari peningkatan berat badan serta pembengkakan kaki, tangan

dan wajah. (Sutanti & Fitriana, 2015).

c. Keluar Cairan Pervaginam Berupa Air-Air dari Vagina pada

Trimester III

Ciri-ciri keluarnya air ketuban adalah apabila keluarnya

cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna putih keruh.

Jika kehamilan belum cukup bulan, perlu untuk berhati-hati

terjadinya persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum

(Sutanti & Fitriana, 2015).


d. Gerakan Janin Berkurang

Gerakan janin mulai dirasakan ibu pada usia kehamilan 16-

18 minggu pada ibu multigravida dan18-20 minggu pada ibu

primigravida (kehamilan pertama). Janin dalam kandungan

harus bergerak minimal 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan

dalam 12 jam) (Sutanti & Fitriana, 2015).

e. Nyeri Perut yang Hebat

Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa

adalah nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah

beristirahat. (Sutanti & Fitriana, 2015).

f. Perdarahan

Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah

darah berwarna merah segar, banyak, dan bisanya tidak disertai

dengan rasa nyeri. Perdarahan antepartum atau perdarahan

pada kehamilan lanjut merupakan perdarahan pada trimester

dalam kehamilan sampai persalinan (Sutanti & Fitriana, 2015).

7. Konsep COVID-19 pada Ibu Hamil

a. Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC)

Pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di

Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal

2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan

saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.


1) ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko dilakukan

oleh Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika

ibu datang pertama kali ke bidan, bidan tetap melakukan

pelayanan antenatal seperti biasa, kemudian ibu dirujuk ke

dokter untuk dilakukan skrining. Sebelum ibu melakukan

kunjungan antenatal secara tatap muka, dilakukan janji

temu / teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui

media komunikasi (telepon) / secara daring untuk mencari

faktor risiko dan gejala COVID-19.

a) Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk

dilakukan swab atau jika sulit untuk mengakses RS

Rujukan maka dilakukan Rapid Test. Pemeriksaan

skrining faktor risiko kehamilan dilakukan di RS Rujukan.

b) Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan

skrining oleh Dokter di FKTP.

ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC ke-4

di Trimester 3, dan ANC ke-6 di Trimester 3 : Dilakukan

tindak lanjut sesuai hasil skrining. Tatap muka didahului

dengan janji temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa

melalui media komunikasi (telepon)/secara daring untuk

mencari faktor risiko dan gejala COVID-19.


a. Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk

dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan

maka dilakukan Rapid Test.

b. Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan

pelayanan antenatal di FKTP

2) ANC ke-5 di Trimester 3

Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh Dokter

dengan menerapkan protokol kesehatan. Skrining dilakukan

untuk menetapkan :

a. Faktor risiko persalinan,

b. Menentukan tempat persalinan, dan

c. Menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau

tidak.

Tatap muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi

dengan skrining anamnesa melalui media komunikasi

(telepon) / secara daring untuk mencari faktor risiko dan

gejala COVID-19. Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke

RS untuk dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS

Rujukan maka dilakukan Rapid Test.

3) Janji temu/teleregistrasi adalah pendaftaran ke fasilitas

pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan

antenatal, nifas, dan kunjungan bayi baru lahir melalui media

komunikasi (telepon/SMS/WA) atau secara daring. Saat


melakukan janji temu/teleregistrasi, petugas harus

menanyakan tanda, gejala, dan faktor risiko COVID-19 serta

menekankan pemakaian masker bagi pasien saat datang ke

Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

4) Skrining faktor risiko (penyakit menular, penyakit tidak

menular, psikologis kejiwaan, dll) termasuk pemeriksaan

USG oleh Dokter pada Trimester 1 dilakukan sesuai

Pedoman ANC Terpadu dan Buku KIA.

5) Pada ibu hamil dengan kontak erat, suspek, probable, atau

terkonfirmasi COVID-19,pemeriksaan USG ditunda sampai

ada rekomendasi dari episode isolasinya berakhir.

Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko

tinggi.

6) Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil

dengan status suspek, probable, atau terkonfirmasi positif

COVID-19 dilakukan dengan pertimbangan dokter yang

merawat.

7) Pada ibu hamil suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-

19, saat pelayanan antenatal mulai diberikan KIE mengenai

pilihan IMD, rawat gabung, dan menyusui agar pada saat

persalinan sudah memiliki pemahaman dan keputusan untuk

perawatan bayinya.
8) Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya

tidak melakukan perjalanan ke luar negeri atau ke daerah

dengan transmisi local / zona merah (risiko tinggi) dengan

mengikuti anjuran perjalanan (travel advisory) yang

dikeluarkan pemerintah. Dokter harus menanyakan riwayat

perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah

dengan penyebaran COVID-19 yang luas.

8. Konsep SOAP Kehamilan

a. Subjektif (S)

Data subyektif adalah data yang mendeskripsikan

pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui studi

atau anamnesis. Ekpresi pasien mengenai kekhawatiran dan

juga keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau

ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan

diagnosis. Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III yaitu :

1) Sakit pinggang

2) Sesak nafas

3) Sering berkemih

4) Braxton his

5) Hemoroid

6) Oedema pada kaki


b. Objektif (O)

Data yang menggambarkan dokumentasi hasil

pemeriksaan fisik pasien, laboratorium dan tes diagnostik

lainnya dirumuskan dalam data fokus yang mendukung

asesmen adalah definisi data obyektif. Data obyektif untuk

pasien ibu hamil adalah:

1) Keadaan umum ibu

2) Kesadaran ibu : Composmentis

3) Tanda-tanda vital

a) Tekanan Darah : Sistol (80-120) dan Diastol (60-80)

b) Nadi : 60-100x/menit

c) Pernapasan : 16-20x/menit

d) Suhu : 36,5oC – 37,5oC

4) Pemeriksaan fisik : Kepala: tidak ada nyeri tekan, mata:

konjungtiva merah muda, leher: tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid dan limfe, payudara: simentris kiri/kanan,tidak

ada benjolan serta pigmentasi putting susu dan sudah ada

pengeluaran ASI, Perut tidak ada bekas opresasi tampak

linea nigra dan srieae alba/livide. Ekstremitas atas dan

bawah tidak ada varises, kuku tidak pucat, reflex patella

(+/+) kiri dan kanan.


5) Antropometri

a) Berat Badan ibu Hamil normal IMT >18,5 underweiqht -

<24,9 overweiqth

b) Tinggi badan ibu normal > 145 cm

c) Lila (<23,5 cm dikatakan KEK dan >23,5 cm non KEK)

6) Pemeriksaan khusus leopold

a) Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting

b) Leopold II : Teraba lebar, keras seperti papan di sebelah

kanan/kiri perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil

disebelah kiri/kanan perut ibu.

c) Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting

d) Leopold IV : Kedua ujung jari masih bertemu (BAP)

7) Pemeriksaan penunjang (HB >11,6 gr%, HBsAg non reaktif,

Repeat antigen non reaktif, AIDS Negatif, Protein Urine

tidak ada)

c. Assesment (A)

Penilaian adalah masalah atau diagnosis yang

ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif atau

objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.

“GIIPIA0, Gestasi 38 minggu, memanjang, punggung janin,

kepala BAP, Intrauterin, Tunggal, Hidup, Keadaan janin, dan

Keadaan ibu baik”


d. Planning (P)

Contoh perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Persiapan persalian dan kesiangan

2) Menghadapi komplikasi

3) Inisiasi Menyusui Dini

4) Gizi seimbang

5) Asi Ekslusif

6) Menjelaskan tentang perawatan payudari

7) Konseling kontrasepsi pasca persalinan

8) Menjelasakan tanda bahaya Trimester III

9) Penyebab ketidaknyamanan

10)Pemeriksaan HB control jika ada indikasi

11)Ibu dengan status ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19

B. Konsep Dasar Persalinan

3. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses melepaskan hasil konsepsi yang

hidup di dalam rahim ke dunia luar. Persalinan dan persalinan

normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan, yaitu pada (37-42), minggu lahir spontan

dengan presentasi kepala bagian belakang yang berlangsung

dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
4. Penyebab Persalinan

Penyebab yang menyebabkan terjadinya persalinan yaitu:

a. Teori penurunan hormon

1-2 minggu sebelum persalinan di mulai terjadi penurunanan

kadar hormone dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai

pemenang otot- otot polos rahim dan akan menyebabkan

kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar

progesterone menurun.

b. Teori penuaan plasenta

Tuanya plasenta menyebabkan menurunya kadar estrogen dan

progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah

hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim

c. Teori distensi rahim

Rahim akan menjadi besar dan meregang menyebabakan

iskemia otot- otot rahim, sehingga mengangu sirkulasi utero-

plasenter.

d. Teori iritasi mekanik

Dibelakang servik terletak ganglion servikal

(fleksusfrankenhauser) bila ganglion ini di geser dan di tekan,

akan timbul kontraksi uterus.

e. Induksi partus

Persalinan dapat di timbulkan dengan jalan:


1. Ganggang laminaria : Beberapa Laminaria di masukkan ke

dalam servikalis dengan tujuan merangsang fleksus

frankenhauser.

2. Amniotomi : Pemecahan Ketuban

3. Oksitosin Drips : Pemberian oksitosin menurut tetesan infuse

4. Misoprostol : Cytotec/gastru. (Widia shoffa ilmiah, 2015)

5. Tanda - Tanda Persalinanan

a) Penipisan Dan Pembukaan serviks

Menjelang persalinan, serviks semakin "matang". Jika

selama kehamilan serviks masih lunak, dengan konsistensi

seperti puding dan sedikit mengelupas dan kemungkinan sedikit

dilatasi.

Perubahan serviks di duga terjadi akibat peningkataan

intensitas kontraksi braxton hicks. Serviks menjadi matang

selama priode yang berbeda- beda sebelum persalinan.

Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk

persalinan. Saat memasuki persalinan, serviks mengalami

penipisan dan pembukaan.

b) Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan serviks

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).

c) Blood show
Cairan lendir bercampur darah yang keluar melalui vagina.

(Widia shoffa ilmiah, 2015)


6. Faktor- faktor yang mempengaruhi persalinan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan antara

lain:

a. Passenger (janin dan plasenta)

Gerakan janin di sepanjang jalan lahir merupakan hasil

interaksi beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin, presentasi,

posisi, sikap, dan posisi janin. Plasenta jarang menghalangi

proses persalinan pada kehamilan normal (Mutmainnaah U. et

al. 2017).

Tetapi karena plasenta juga harus melalui jalan lahir,

maka di anggap sebagai penumpang yang menyertai janin

(yulizawati. Dkk 2019).

b. Passage away (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yaitu tulang padat,

dasar panggul, vagina dan inoitus (keputihan). Walaupun

jaringan lunak, terutama lapisan otot dasar panggul, membantu

menopang kelahiran bayi, namun panggul ibu memegang

peranan yang lebih penting dalam proses persalinan. Janin

harus berhasil menyesuaikan diri dengan jalan lahir yang relatif

kaku. ( Mutmainnah U dkk. 2017).

c. Power (kekuatan mengedan)

His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan

serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada


presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun

dan mulai masuk ke dalam rongga panggul (Yulizawati dkk.

2019)

d. Position

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi

persainan. Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan.

Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa

nyaman dan memperbaiki sirkulasi.

e. Psikologic respons

Proses persalinan merupakan saat yang menegangkan

dan mengkhawatirkan bagi wanita dan keluarganya. Ketakutan,

ketegangan, dan kecemasan dapat memperlambat proses

kelahiran. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai dengan

kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras

selama jam-jam persalinan dan kemudian berakhir ketika wanita

dan keluarganya memulai proses ikatan dengan bayi (Yulizawati

dkk.2019).

7. Kebutuhan Dasar ibu Bersalin


a. Asuhan Tubuh Dan Fisik

Perawatan tubuh dan jasmani yang berorientasi pada tubuh

ibu selama proses persalinan dapat menghindarkan ibu dari

infeksi yaitu:
1) Menjaga Kebersihan Diri

2) Perawatan Mulut

3) Kebersihan luka

b. Kehadiran pendamping

Dukungan fisik dan emosional dapat berdampak positif bagi

ibu yang melahirkan. Beberapa tindakan perawatan suportif

termasuk membelai punggungnya dan memegang tangannya.

Pertahankan kontak mata, ditemani oleh orang-orang yang ramah.

1) Relaksasi Dan Latihan Pernafasan

Ada 3 latihan relaksasi,yaitu:

a. Latihan pernafasan dengan relaksasi progresif, dengan

cara mengeraskan sekelompok otot ( tangan, lengan, kaki,

muka) dengan sengaja sekeras mungkin, kemudian relaks

selembut mungkin

b. Relaksasi terkontrol, dengan cara mengeraskan

sekelompok otot dan sekelompok otot relaks pada bagian

sisi berlawanan, seperti lengan kiri di kuatakan, lengan

kanan relaks.

c. Bernafas dalam ,yaitu relaks sewaktu his dengan meminta

ibu menarik nafas panjang, menahan napas sebentar,

kemudian melepaskan dengan cara meniupkannya.


2) Pengaturan posisi

Faktor penting saat wanita berada dalam persalinan bukan

saat ia melahirkan, dan mobilisasi membantu ibu tetep

terkendali membiarkan ibu bersalin dengan memilih posisi

persalianan yang memiliki banyak keuntungan, seperti

pengurangan rasa tidak nyaman, trauma pereneum, lebih

mudah meneran, dan posisi juga merupakan salah satu dasar

yang mempengaruhi kebutuhan perineum.

3) Sapuan punggung atau abdominal

Apabila berkenan, lakukan pijatan atau masase dipunggung ibu

ata mengusap perut ibu dengan lembut. Hal itu dapat

memberikan dukungan dan kenyamanan pada ibu bersalin

sehingga sakitnya dapat berkurang.

4) Pengosongan kandung kemih

Sarangkan ibu untuk sesering mungkin berkemih kandung kemih

yang tidak kosong dapat menyebabkan nyeri pada bagian

abdominal dan menyebabkan bagian terendah dari janin sulit

turun.

8. Tahapan Persalinan Kala I

Kala I atau kala pembukaan berlansung dari nol (0 cm) sampai

pembukaan lengkap (10 cm). Kala I untuk primigrafida berlansung

selama 12 jam dan untuk multigrafida sekitar 8 jam. Kala I

(Pembukaan) dibagi menjadi dua fase, yaitu:


a. Fase Laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap.

1) Pembukaan serviks berlansung lambat

2) Pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm.

3) Berlansung selama tujuh hingga delapan jam

b. Fase Aktif

Frekuensi dan durasi kontraksi uterus umumnya meningkat

(lebih dari 3 kontraksi dalam 10 menit selama 40 detik atau

lebih), dan serviks mengembang dari 4 menjadi 10 dan

membuka penuh, dengan kecepatan 1 cm / jam seperti

biasanya. Terjadi penurunan bagiaan terendah janin,yang

berlansung dalam enam jam dan terdiri atas tiga periode dibagi,

diantaranya:

1) Priode akselerasi, Butuh 2 jam untuk membuka hingga 4 cm.

2) Priode dilatasi maksimal, Pembukaan yang berlangsung

selama 2 jam dengan cepat menjadi 4-9 cm.

3) Fase Deselerasi, Pembukaan serviks melambat dari 9 cm

menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam. (Jannah, 2019)


9. Perubahan Fisik Dan Pisikologis Pada Kala I
a. Perubahan Fisiologis Persalinan kala I

1) Perubahan uterus

Rahim memiliki dua komponen fungsional utama,

yaitu miometrium dan serviks serta keluarnya bayi dalam

proses persalinan. Kontraksi uterus dalam persalinan unik

karena merupakan kontraksi otot yang sangat menyakitkan.

Kontraksi bermula dari fundus pada salah satu kornu,

kemudian menyebar ke samping dan kebawah. Kontraksi

yang terkuat dan terlama adalah di bagian fundus, tetapi

pada puncak kontraksi tersebut dapat mencapai seluruh

bagia uterus.

2) Kardiovaskuler

Dengan setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan

dari rahim dan masuk ke sistem pembuluh darah ibi. Ini

dapat meningkatkan curah jantung hingga 10-15%.

3) Perubahan tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi

(peningkatan sistolik rata-rata 15mmHg dan distolk 5-

10mmHg). Tekanan darah di antara kontraksi kembali

normal seperti sebelum melahirkan. Rasa sakit, ketakutan,

dan kecemasan juga bisa meningkatkan tekanan darah.

4) Perubahan metabolisme
Selama persalinan, metabolisme tersebut di tandai

dengan peningkatan suhu tubuh, nadi pernafasan, curah

jantung, dan kehilangan cairan.

5) Perubahan Suhu

Suhu tubuh bisa naik (0,5-1) selama persalinan dan

turun segera setelah melahirkan. Ini menandakan adanya

peningkatan metabolisme dalam tubuh.

6) Perubahan Nadi

Denyut nadi antara kedua frekuensi meningkat lebih

dari sesaat sebelum melahirkan, perubahannya disebabkan

oleh peningkatan metabolisme.

7) Perubahan pernafasan

Peningkatan aktifitas fisik dan pemakaian oksigen

terlihat dari peningkatan frekuensi pernafasan. Hiperventilasi

dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (pH meningkat),

hipoksia, dan hipokapnea(Co2 menurun).

8) Perubahan ginjal

Perubahan ini bisa terjadi selama persalinan. Hal ini

disebabkan peningkatan curah jantung selama persalinan

dan filtrasi glomerulus serta aliran plasma ginjal.

9) Perubahan gastrointestinal
Pergerakan lambung dan absorsi pada makanan

sangat berkuurang selama persalinan. Cairan tidak

berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang

biasa. Mual dan muntah bisa terjadi sampai akhir kala I.

10)Perubahan hematologik

Hemoglobin meningkat sampai 1,2g/100 ml selama

persalianan dan akan kembali pada tingkat sebelum

persalianan sehari setelah pasca bersalin, kecuali ada

perdarahan pasca post patum. (Jannah, 2019)

b. Perubahan pisikologis persalianan kala I

Pada fase laten tahap pertama, biasanya ibu merasa

lega dan bahagia karena kehamilannya akan segera berakhir.

Namun pada awal persalinan ibu merasa gelisah, gugup,

cemas, cemas, dan tidak nyaman akibat kontraksi. Dan pada

fase aktif saat persalinan berlanjut ke fase kecepatan

maksimal, kecemasan ibu meningkat. (Jannah, 2019)

10. Asuhan kebidanan padaa ibu bersalin kala I

Hasil penelitian (Randomized Controlled Trials) melihat

dukungan fisik, emosional, dan psikologis selama persalinan dan

kelahiran, yaitu:

a. Pemberian Dukungan Persalinan

b. Persiapan persalinan

1) Persiapan ruangan persalinan dan kelahiran Bayi


2) Persiapan perlengkapan, alat dan obat esensial

3) Persiapan rujukan

4) Pemberian Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan

5) Penatalaksanaan upaya pencegahan infeksi. (Jannah, 2019)

c. Doa untuk memudahkan Persalinan

Doa ini baik untuk dibaca menjelang persalinan, tidak hanya ibu

atau bidan saja tetapi bagi yang hadir dapat membantu dengan

membaca ayat ini:

“Hannaa Waladat Maryama Wa Maryama Waladat ‘Iisaa Ukhruj

Ayyuhal Mauluudu Biqudrotil Malikil Ma’buudi”

Artinya : “Hana melahirkan Maryam, sedangkan Maryam telah

melahirkan Isa. Keluarlah (Lahirlah) hai anak dengan sebab

kekuasaan raja (Allah SWT) yang disembah”.

11. Tahap persalinan kala II

Masa pengeluaran, atau fase mulai dari pembukaan sempurna

(10cm) sampai kelahiran bayi.

Kala II di tandai dengan:

1) His terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama sekitar 2-4 menit

sekali

2) Kepala janin telah masuk ruang panggul sehingga terjadi

tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengejan.


3) Perineum menonjol dan menjadi lebar dengan labia dan anus

membuka ,kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada

waktu his. (Widia shoffa ilmiah, 2015)

12. Mekanisme persalinan

Gerakan utama janin selama persalinan meliputi

menurunkan kepala, fleksi, rotasi, rotasi internal atau dalam,

estesis, ekspilasi, dan rotasi eksternal atau eksternal.

1) Penurunan kepala

Pada primigrafid, masuknya kepala ke dalam panggul

biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan. Namun,

pada multigravida, ini terjadi pada awal persalinan. Masuknya

kepala dalam pintu atas panggul (PAP) biasanya di sertai

dengan sutura yang melintang dan fleksi yang ringaan.

2) Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi menekuk ringan, saat

kepala bergerak maju, biasanya fleksi meningkat. Dalam

gerakan ini, dagu lebih dekat ke dada janin sehingga mahkota

kecil lebih rendah dari mahkota besar. Hal ini disebabkan

adanya hambatan dinding serviks, dinding panggul, dan dasar

panggul.

3) Rotasi dalam (Putaran paksi dalam)

Putaran paksi dalam adalah perputaran ubun-ubun

(UUK) dari depan yang menyebabkan bagian paling bawah dari


depan janin berputar maju ke bawah simfisis. Pada presentasi

posterior kepala bagian terendah adalah mahkota dan bagian

tersebut akan berputar ke depan menuju simfisis.

4) Ekstensi

Setelah kepala janin mencapai dasar panggul dan UUK

berada di bawah simfisis, terjadi estensi dari kepala janin. Hal

ini disebabkan sumbu jalan lahir di ambang pintu panggul

mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus lentur

untuk melewatinya. Jika kepala yang fleksi penuh pada waktu

mencapai dasar panggul tidak melakukan estensi, kepala akan

tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.

5) Putaran paksi luar

Kepala yang telah lahir kemudian menjalani resusitasi,

yaitu kepala bayi diputar kembali ke arah punggungnya untuk

menghilangkan torasi pada leher yang terjadi akibat perputaran

poros bagian dalam. Bahu melintasi pintu pada suatu sudut dan

akan menyesuaikan dengan bentuk panggul yang dilaluinya

dalam rongga panggul.

6) Ekspilsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan mencapai di

bawah simpisis dan menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu

belakang. Kemudian bahu depan mengikuti dan seluruh tubuh


bayi lahir searah sumbu jalan lahir mengikuti kurva carrus

(kurva jalan lahir). (Widia Shoffa Scientific, 2015)

13. Tahap persalinan kala III

Kala uri (saat plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan).

Setelah bayi lahir, rahim terasa keras dengan fundus rahim sedikit

di atas tengah. Beberapa menit kemudian rahim berkontraksi lagi

untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta

lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar

spontan dengan tekanan pada fundus uteri, pengeluaran plasenta

di sertai pelepasan darah. Lama kala III pada primigrafida dan

multigrafida hampir sama berlansung selama 10 menit.

14. Asuhan persalinan kala III


1) Mekanisme pelepasan plasenta

Mekanisme pengiriman plasenta adalah massa yang bulat

dan rata. Permukaan ibu dari plasenta berwarna antara

kebiruan dan kemerahan, dan berlobus. Pertukaran darah janin

dan ibu terjadi di bagian ibu dari plasenta. Pertukaran ini terjadi

tanpa pencampuran darah ibu dan darah janin.

(a) Tanda pelepasan plasenta

(1) Perubahan bentuk dan tinggi funsus

Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium

mulai berkontraksi, rahim menjadi bulat penuh dan

ketinggian fundus biasanya di bawah tengah.


(2) Tali pusat memanjang

Tali pusat terlihat memanjang keluar melalui

vulva.

(3) Semburan darah mendadak dan singkat

Darah yang terkumpul di belakang plasenta

akan membantu mendorong plasenta keluar

dibantu oleh gaya gravitasi. Tanda-tanda ini

terkadang muncul dalam satu menit setelah bayi

lahir dan biasanya dalam 5 menit. (Widia Shoffa

Scientific, 2015)

(b) Pemeriksaan Plasenta

Pemeriksaan plasenta meliputi hal- hal brikut:

(1) Selaput krtuban utuh atau tidak

(2) Plasenta (ukuran plasenta) yang terdiri atas: bagian

maternal, jumlah kotiledon, keutuhan pinggir

kotiledon, bagian fetal , utuh atau tidak

2) Kebutuhan ibu bersalin pada kala III

Kebutuhan ibu bersalin selama kala III dapt meliputi

ketertarikan ibu pada bayi, dengan cara mengamati bayinya,

menanyakan jenis kelamin bayi, jumlah jari dan mulai

menyentuh bayinya, menjelaskan kondisi ibu (seperti ada

tindakan penjahitan) dan memberikan bimbingan tentang

kelanjutan tindakan dan perawatan ibu.


15. Tahap persalinan kala IV

Tahap VI dimulai dari lahirnya plasenta hingga 2 jam

pertama pascapartum untuk mengamati kondisi ibu khususnya

perdarahan postpartum. Stadium IV pada primigravida dan

multigravida berlangsung selama 2 jam.

1) Evaluasi uterus

2) Pemeriksaan dan evaluasi serviks, vagina dan perineum.

3) Pemeriksaan dan evaluasi plasenta, selaput dan tali pusat

4) Penjahitan kembali episiotomi dan laserasi(jika ada)

5) Pemantauan dan evaluasi lanjut tanda vital, kontraksi uterus,

locea, perdarahan, kandung kemih. (Jannah, 2019)

16. Asuhan persalinan kala IV


a. Evaluasi uterus

Evaluasi uterus meliputi konsistensi uterus dan atonia.

Kontraksi uterus mutlak di perlukan untuk mencegah

perdarahan dan mengembalikan uterus ke bentu normalnya.

b. Pemantauan dan Evaluasi Lanjut

1) Pemantauan dan evaluasi lanjut tanda vital

Meliputi upaya memastikan bahwa rahim berkontraksi

dengan baik, tidak ada perdarahan vagina atau organ

genetal lainnya, plasenta dan selaput kandung kemih telah

lahir benar-benar kosong, luka pada pereneum tetap terjaga


dengan baik dan tidak ada hematoma. Selain itu, ibu dan

bayinya baik-baik saja.

2) Kontraksi uterus

Kontraksi yang baik berlanjut adalah rahim terasa

keras dan tidak lunak dan tinggi fundus 1-2 jari di bawah

tengah setelah melahirkan. Pemeriksaan dapat dilakukan 15

menit post patum dan 30 menit satu jam post partum.

3) Lochea

Selama beberapa hari persalinan, lokia terlihat merah

karena ditemukan eritrosit atau disebut juga lokia rubra.

Setelah 3–4 hari, lochaea menjadi pucat atau serosa, dan

pada hari ke 10 lochaea tampak putih kekuningan atau

lochaea alba.

4) Kandung kemih

Kandung kemih harus dikosongkan karena mencegah

kontraksi maksimal sehingga bisa terjadi perdarahan.

5) Perineum

Setelah dimasukkan, keadaan perineum juga harus

menjadi perhatian. Jika terdapat luka jahitan, perhatikan

tanda-tanda infeksi, buka jahitan luka dan bersihkan area

luka jahitan. Luka yang tidak bersih dapat menyebabkan

infeksi
6) Perkiraan darah yang hilang

Volume darah yang hilang sangat sulit ditentukan

karena darah sering bercampur dengan cairan ketuban atau

urine atau mungkin terserap oleh kain, handuk atau sarung

yang dikenakan ibu. (Jannah, 2019)

17. Asuhan Persalinan Normal (APN)

60 Langkah Asuhan persalinan normal (APN) menurut

Kemenkes 2015, yaitu ;

a. Asuhan kala I

1) Memberi dukungan emosional

2) Membentuk pengaturan posisi ibu

3) Memberikan cairan dan nutrisi

4) Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandii

secara teratur

5) Melakukan pencegahan inveksi: bertujuan memberikan

persalianan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi.

6) Menghargai keinginan ibu untuk memiliki pendamping selama

persalinan.

b. Asuhan kala II

(a) Mengenali gejala dan tanda kala II

(b) Menyiapkan pertolongan persalinan

(c) Memastikan pembukaaan lengkap dan keadaan janin baik.


(d) Menyiapakn ibu dan keluaraga untuk membantu proses

meneran.

(e) Persiapan untuk malahirkan bayi

(f) Pertolongan untuk melahirkan bayi

1) Lahirkan kepala

2) Lahirkan badan dan tungkai

(g) Asuhan bayi baru lahir

(h) Menejemen aktif kala III

1) Mengeluarakan plasenta

2) Masase uterus atau rangsangan taktil pada payudara

(i) Menjumlah perdarahan

(j) Asuhan pasca persalinan

(k) Kebersihan dan keamanan

(l) Dokumentasi

18. Pelayanan Persalinan Untuk Pasien Covid-19


a. Semua persalinan dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

b. Pemilihan tempat pertolongan persalinan ditentukan

berdasarkan:

1. Kondisi ibu yang ditetapkan pada saat skrining risiko

persalinan.

2. Kondisi ibu saat inpartu.

3. Status ibu dikaitkan dengan COVID-19.


a) Persalinan di RS Rujukan COVID-19 untuk ibu dengan

status: suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19

(penanganan tim multidisiplin).

b) Persalinan di RS non rujukan COVID-19 untuk ibu

dengan status: suspek, probable, dan terkonfirmasi

COVID-19, jika terjadi kondisi RS rujukan COVID-19

penuh dan/atau terjadi kondisi emergensi. Persalinan

dilakukan dengan APD yang sesuai.

c) Persalinan di FKTP untuk ibu dengan status kontak erat

(skrining awal: anamnesis, pemeriksaan darah normal

(NLR < 5,8 dan limfosit normal), rapid test non reaktif).

Persalinan di FKTP menggunakan APD yang sesuai

dan dapat menggunakan delivery chamber

(penggunaan delivery chamberbelum terbukti dapat

mencegahtransmisi COVID-19).

4. Pasien dengan kondisi inpartu atau emergensi harus

diterima di semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan

walaupunbelum diketahui status COVID-19. Kecuali bila

ada kondisi yang mengharuskan dilakukan rujukan karena

komplikasi obstetrik.
19. Konsep Soap Persalinan

Kala I Fase Laten : Dimulai saat munculnya his sampai

pembukaan 4 cm.

Subjektif (S)

Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa. Data subjektif ibu

bersalin kala I atau data yang diperoleh dari anamnesis. Seperti :

ibu mengeluh nyeru perut tembus kebelakang disertai pengeluaran

lender dan darah sejak jam 12.00 WITA.

Objektif (O)

Di kala I pendokumentasian data objektif yaitu keadaan

umum, kesadaran, tanda vital, pemeriksaan kebidanan dengan

leopod, palpasi, tinggi fundus uteri, punggung janin, presentasi,

penurunan, kontraksi denyut jantung janin, pergerakan,

pemeriksaan dalam: keadaan dinding vagina, portio, pembukaann

serviks, posisi portio, konsistensi, ketuban negatif atau positif,

penurunan bagian terendah, pemeriksaan laboratorium, Hb, urine,

protein reduksi.

(1) Keadaan umum baik dan kesadaran ibu compomentis

(2) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg


Nadi : 80/120xmenit
Pernapasan :16 - 24x/menit

Suhu : 36,5-37,5oC
(3) HIS 3 kali dalam 10 menit lamanya 35 detik

(4) Pemeriksaan dalam (Vaginal toucher)

Vulva : Tidak ada kelainan


Portio : Tipis/tebal, tegang
Pembukaan : < 4 cm
Ketuban : Utuh
Presentase : Kepala
Penurunan : Hodge I
Penumbungan : Tidak ada
Molase : Tidak ada
Kesan panggul : Normla
Pelepasan : Lendir dan darah
(5) DJJ : 120x/menit – 140x/menit

Assesment (A)

Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu

identifikasi atau masalah potensial.

Contoh :

Diagnosis G2P1A0 hamil 39 minggu, situs memanjang, punggung

kanan, kepala, intrauterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin

baik, Inpartu kala I fase laten

Masalah : Wanita dengan kehamilan normal. Kebutuhan : beri

dukungan dan yakinkan ibu, beri informasi tentang proses dan

kemajuan persalinannya.
Planning (P)

Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari

perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment. Di kala I

pendokumentasian planning yaitu ;

a. Mengatur aktivitas dan posisi ibu seperti posisi sesuai dengan

keinginan ibu namun bila ibu ingin ditempat tidur sebaiknya

tidak dianjurkan tidur dalam posisi terlentang lurus.

b. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his seperti ibu

diminta menarik napas panjang, tahan napas sebentar,

kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his.

c. Penjelasan tentang kemajuan persalinan seperti perubahan

yang terjadi dalam tubuh ibu, serta prosedur yang akan

dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.

d. Menjaga kebersihan diri seperti memperbolehkan ibu untuk

mandi, menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya

seusai buang air kecil/besar.

e. Mengatasi rasa panas seperti menggunakan kipas angin atau

AC dalam kamar.

f. Masase, jika ibu suka, lakukan pijatan/masase pada punggung

atau mengusap perut dengan lembut.

g. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong.


h. Sentuhan, seperti keinginan ibu, memberikan sentuhan pada

salah satu bagian tubuh yang bertujuan untuk mengurangi rasa

kesendirian ibu selama proses persalinan.

Kala I Fase Aktif : Dimulai dari pembukaan 4 cm sampai

pembukaan serviks menjadi lengkap/10

cm.

Subjektif (S)

Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian

hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Seperti : Nyeri

perut semakin sering dan teratur.

Objektif (O)

1) Keadaan umum baik dan kesadaran ibu compomentis

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg


Nadi : 80/120xmenit
Pernapasan :16 - 24x/menit

Suhu : 36,5-37,5oC
3) HIS 5 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik

4) Pemeriksaan dalam (Vaginal toucher)

Vulva : Tidak ada kelainan


Portio : Tipis/tebal, tegang
Pembukaan : > 4 cm
Ketuban : Jernih
Presentase : Kepala
Penurunan : Hodge II
Penumbungan : Tidak ada
Molase : Tidak ada
Kesan panggul : Normla
Pelepasan : Lendir, darah dan air jernih
5) DJJ : 120x/menit – 140x/menit

Assesment (A)

Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu

identifikasi atau masalah potensial.

Contoh :

Diagnosis G2P1A0 hamil 39 minggu. Inpartu kala I fase aktif

Masalah : Wanita dengan kehamilan normal. Kebutuhan : beri

dukungan dan yakinkan ibu,beri informasi tentang proses dan

kemajuan persalinannya.

Planning (P)

Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari

perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment. Di kala I

pendokumentasian planning yaitu ;

a. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti

suami, keluarga pasien atau teman dekat.

b. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his seperti ibu

diminta menarik napas panjang, tahan napas sebentar,

kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his.


c. Menjaga privasi ibu seperti penolong tetap menjaga hak

privasi ibu dalam persalinan, antara lain menggunakan

penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa

sepengetahuan dan seizin pasien/ibu.

d. Masase, jika ibu suka, lakukan pijatan/masase pada

punggung atau mengusap perut dengan lembut.

e. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong.

f. Sentuhan, seperti keinginan ibu, memberikan sentuhan pada

salah satu bagian tubuh yang bertujuan untuk mengurangi

rasa kesendirian ibu selama proses persalinan.

KALA II : Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi

Subjektif (S)

Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian

hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Data subjektif ibu

bersalin kala II atau data yang diperoleh dari anamnesa, antara

lain: ibu mengatakan mules-mules yang sering dan selalu ingin

mengedan, vulva dan anus membuka, perineum menonjol, his

semakin sering dan kuat. Data subjektif yang mendukung bahwa

pasien dalam persalinan kala II adalah pasien mengatakan ingin

meneran.

Objektif (O)

a) Kontraksi atau his semakin sering dan teratur (HIS 5 kali dalam

10 menit lamanya 45 detik)


b) Tanda-tanda kala II : ada dorongan ingin meneran, adanya

tekanan pada anus, dan vulva membuka

c) DJJ : 120x/menit – 140x/menit

Assesment (A)

Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu

identifikasi atau masalah potensial. Di Kala II pendokumentasian

Assesment yaitu :

Ibu G1P0A0 (aterm,preterm,posterm) inpartu kala II.

Planning (P)

Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari

perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment.

Pada tahap ini pelaksanaan yang dilakukan bidan adalah:

a. Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan

mendampingi ibu agar merasa nyaman dengan menawarkan

minum atau memijat ibu.

b. Menjaga kebersihan ibu agar terhindar dari infeksi. Bila

terdapat darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan.

c. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan

atau ketakutan ibu dengan cara menjaga privasi ibu,

menjelaskan proses dan kemajuan persalinan, menjelaskan

tentang prosedur yang akan dilakukan, dan keterlibatan ibu.


d. Mengatur posisi ibu dan membimbing mengejan dengan posisi

berikut: jongkok, menungging, tidur miring, dan setengah

duduk.

e. Mengatur posisi agar rasa nyeri berkurang, mudah mengejan,

menjaga kandung kemih tetap kosong, menganjurkan

berkemih sesering mungkin, memberikan cukup minum untuk

memberi tenaga dan mencegah dehidrasi.

KALA III : Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta

Subjektif (S)

Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian

hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Data subjektif ibu

bersalin kala III atau data yang diperoleh dari anamnesa antara lain

ibu mengatakan perutnya masih mules, bayi sudah lair, plasenta

belum lahir, tinggi fundus uteri, kontraksi baik atau tidak, Volume

perdarahan pervagianm, keadaan kandung kemih kosong.

Objektif (O)

1) Keadaan umum lemas dan kesadaran ibu compomentis

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg


Nadi : 80/120xmenit
Pernapasan :16 - 24x/menit

Suhu : 36,5-37,5oC
3) Kontraksi uterus baik
4) Kandung kemih 20 cc
5) TFU setinggi pusat
Assesment (A)

Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu

identifikasi atau masalah potensial. Di Kala III pendokumentasian

Assesment yaitu : “P1AO Perlangsungan kala III”

Planning (P)

Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari

perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment. Di kala III

pendokumentasian planning yaitu observasi keadaan umum ibu,

observasi pelepasan plasenta, melakukan peregangan tali pusat

terkendali, lakukan manajemen kala III, massase uterus, lahirkan

plasenta spontan dan periksa kelengkapannya. Nilai volume

perdarahan, observasi tanda-tanda vital dan keadaan ibu.

KALA IV : Dimulai plasenta lahir sampai 1 jam

Subjektif (S)

Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian

hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Data subjektif ibu

bersalin kala IV atau data yang diperoleh dari anamnesa yaitu ibu

mengatakan sedikit lemas, lelah, dan tidak nyaman, ibu

mengatakan darah yang keluar banyak seperti hari pertama haid.


Objektif (O)

1) Keadaan umum lemas dan kesadaran ibu compomentis

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg


Nadi : 80/120xmenit
Pernapasan :16 - 24x/menit

Suhu : 36,5-37,5oC
Assesment (A)

Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu

identifikasi atau masalah potensial. Di Kala IV pendokumentasian

Assesment yaitu yaitu “P1A0 perlangsungan kala IV”

Planning (P)

Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari

perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment. Di kala IV

pendokumentasian planning yaitu observasi keadaan umum,

kesadaran, suhu, tekanan darah, nadi, keadaan kandung kemih,

tinggi fundus uteri, kontraksi, volume perdarahan yang keluar,

C. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

1. Definisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal (BBLR) adalah bayi yang lahir dari

usia kehamilan 37-42 minggu atau 294 hari dan berat lahir

2.500 gram - 4.000 gram, bayi baru lahir (baru lahir atau
neonatus) adalah bayi yang lahir sampai dengan usia 4

minggu. (Walyani, 2017)

2. Ciri- ciri bayi baru lahir

Ari Kurniarum (2016), Ciri- ciri yang ditandai pada bayi baru lahir,

yaitu:

a. Berat badan bayi 2500-4000 gram

b. Panjang badan bayi 48-52 cm

c. Lingkar kepala bayi 30- 38 cm

d. Lingkar kepala bayi 3-35 cm

e. Frekuensi jantung bayi 120- 160kali/ menit

f. Pernafasan bayi 40- 60kali/ menit

g. Kulit bayi berwarna merah kemerahan dan halus karena

jaringan subkutan yang cukup

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna

i. Kuku terlihat panjang dan lemas

j. Genetalia pada betina labia majora telah menutupi labia

minra, sedangkan pada jantan testis sudah turun dan

skrotum sudah ada.

k. Refleks hisap dan menelan bayi sudah terbentuk dengan

baik.

l. Refleks morrow atau gerakan memeluk bila di kagetkan

sudah baik
m. Refleks graps atau mengengam sudah baik,

n. Eliminasi bagus, mekonium akan keluar dalam 24 jam

pertama, mekonium akan berwarna kecoklatan.

o. Suhu bayi normal adalah antara 36,5- 37˚C.

3. Penangan Segera BBL (Bayi Baru Lahir)

Asuhan segera BBL (bayi baru lahir) aman dan bersih yaitu:

1) Pencegahan infeksi

a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah

bersentuhan dengan bayi.

b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi

yang belum dimandikan

c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,

terutama klem, gunting, pengisap lendir DeLee dan tali

pusat bening telah disterilkan.

d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, dan kain

digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih.

Demikian pula dengan timbangan, pita ukur,

thermometer dan stetoskop.

2) Pencegahan kehilangan panas

Sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum

berfungsi dengan sempurna. Oleh karena itu, perlu

dilakukan pencegahan kehilangan panas pada bayi agar

tidak mengalami hipotermia. Dan untuk mencegah


hipotermi adalah dengan mengeringkan tubuh bayi tampa

membersihkan verniks, meletakkan bayi ditubuh ibu,

menyelimuti dan memakaikan topi dantidak memandikan

bayi sebelum 6 jam setelah lahir.

3) Inisiasi Menyusu Dini

Kontak ini di lakukan selama 1 jam, bahkan sampai bayi

dapat menyusu sendiri. Cadangan nutrisi pada bayi tepat

waktu bisa sampai 4 hari setelah lahir. Menyusui

dijadwalkan siang dan malam (setidaknya setiap 24 jam)

atau kapan pun bayi mau (Armini, 2017)

4) Pencegahan perdarahan

Untuk bayi baru lahir, semua harus mendapat suntikan

vitamin K secara intramuskular setelah 1 jam kontak kulit

dan bayi selesai menyusu untuk mencegah pendarahan

dari bayi baru lahir akibat kekurangan vitamin K yang bisa

dialami saat baru lahir.

5) Pemberian imunisasi

Imunisasi yang diberikan 1 jam setelah pemberian

vitamin K adalah imunisasi hepatitis B yang merupakan

imunisasi pertama. Manfaat pemberian imunisasi

hepatitis B mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi,

terutama yang ditularkan melalui ibu ke bayi.


6) Pemeriksaan bayi baru lahir

Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan pada saat ke

poliklinik (24 jam) dan saat follow up visit (KN) yaitu 1 kali

pada umur 1- hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali.

waktu pada usia 8-28 hari. (Armini, 2017)

4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60kali/menit, retraksi dada

saat aspirasi.

b. Suhu terlalu panas lebih dari 38˚C atau terlalu dingin atau

kurang dari 36˚C.

c. Kulit atau bibir pucat, memar atau sangat kuning (terutama

pada 24 jam pertama)

d. Pemberian Asi sulit (hisapan lemah, mengantuk,

berlebihan,banyak muntah)

e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, dan

berdarah

f. Adanya infeksi yang ditandai dengan peningkatan suhu

tubuh, kemerahan, bengkak, keluarnya cairan (nanah), bau

busuk, kesulitan bernapas.

g. Mekonium tidak kluar setelah 3 hari pertama setelah

kelahiran, urine, tidak keluar, dalam 24 jam pertama.

h. Muntah terus-menerus, distensi abdomen, feses

hijau/berlendir/darah.
i. Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasanya, lemah,

lemah, kejang dan gelisah.

j. Mata bengkak dan mengeluarkan cairan

5. Penanganan Bayi Baru Lahir Covid-19


a. Ibu dengan status PDP/ terkonfirmasi Covid-19 sementara

memberikan ASI perah,sampai dinyatakn Negatif.

b. Bayi dari ibu yang terinfeksi virus Covid-19 disarankan untuk

menjalani pemeriksaan Covid-19.

c. KN 1 dilakukan di fasyankes KN 2 dan 3 dilakukan dengan

metode kunjungan rumah atau pemantauan dengan media

online.

d. Bayi yang terinfeksi Covid-19 harus dilakukan isolasi dan

perawatan mandiri sampai dinyatakan sembuh atau negatif.

6. Konsep Soap Bayi


a. Data Subyektif (S)

b. Data Obyektif (O)

1) Waktu kelahiran bayi

2) Pemeriksaan selintas

a) Warna kulit

b) Tonus otot bergerak aktif atau tidak

c) Menangis kuat atau tidak

3) Jenis kelamin Laki-laki/perempuan

4) Pemeriksaan antopometri
a) Berat badan bayi 2500-4000 gram

b) Panjang badan bayi 48-52 cm

c) Lingkar kepala bayi 30- 38 cm

d) Lingkar kepala bayi 3-35 cm

e) Frekuensi jantung bayi 120- 160kali/ menit

f) Pernafasan bayi 40- 60kali/ menit

c. Assesment (A)

Masalah atau diagnisis yang ditegakkan berdasarkan data

atau informasi subjektif atau objektif yang dikumpulkan atau

disimpulkan dari hasil analisis seperti:

Bayi baru lahir normal dan cukup bulan.

d. Planning (P)

Planning merupakan suatu perencanaan atau rencana dari

tindakan yang diberikan termasuk asuhan mandiri dan

kolaborasi untuk mencapai kesehatan dan keselamatan

klien.

Adapun perencanaan yang diberikan yaitu:

1. Mengeringkan tubuh bayi

2. Mengganti kain / sarung bersih

3. Melakukan IMD

4. Melakukan pengukuran panjang badan dan berat badan

5. Melakukan pemberian salep pada mata bayi

6. Melakukan pemberian VIt.K


7. Melakukan pemberian imunisasi Hb0

8. Memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang

pencegahan hipotermia, pemberian ASI, perawatan tali

pusat dan tanda bahaya bagi bayi baru lahir.

9. Ibu yang berstatus ODP,PDP,atau positif Covid-19 tidak

melakukan IMD/kontak langsung dengan bayinya sampai

dinyatakan sembuh. (Armini, 2017)

D. Konsep Dasar Nifas

1. Pengertian masa nifas

Masa nifas atau nifas adalah masa setelah persalinan

selesai sampai rahim pulih sebelum terjadi kehamilan.

Durasinya sekitar 6-8 minggu. (Walyani, 2017)

Masa nifas adalah masa setelah melahirkkan bayi dan

plasenta sampai 6 bulan atau 40 hari.

2. Perubahan Pisikologis Masa Nifas

Adaptasi atau perubahan pisiklogi diespresikan oleh

Reva Rubin yaitu Memasuki peran sebagai ibu, seorang wanita

mengalami masa adaptasi secara bertahap dan terbagi dalam

beberapa fase, yaitu:

a. Fase Talking In

Fase ini merupakan kecanduan yang berlangsung dari

hari pertama hingga kedua setelah melahirkan. Pada

fase ini ciri-ciri yang dapat ditandai adalah:


1) Ibu nifas pasif dan sangat tergantung

2) Fokus perhatian ibu adalah pada dirinya sendiri.

3) Ibu nifas lebih mengingat pengalamanya sewaktu

melahirkan.

4) Kebutuhan tidur yang meningkat

5) Nafsu makan meningkat

b. Talking Hold

Fase berbicara terus berlangsung pada hari kesepuluh

masa nifas. Adapun cara-cara pada tahap ini yaitu:

1) Ibu nifas sudah bisa menikmati peran sebagai

seorang ibu.

2) Ibu nifas mulai belajar merawat bayi tetapi masih

membutuhkan orang lain.

3) Ibu nifas lebih berkonsentrasi padaa kemampuan

menerima tsnggung jawab perawatan bayi.

4) Ibu nifas merasa khwatir atas ketidak mampuan

menerima tanggung jawab perawatan bayi

5) Ibu nifas akan sangat sensitif dan muadah

tersinggung

c. Letting Go

Fase ini terjadi setelah hari kesepuluh masa nifas. Pada

fase ini ibu nifas sudah bisa menikmati dan

menyesuaikan diri dengan tanggung jawab atas peran


barunya. Selain itu, keinginan untuk merawat bayi secara

mandiri menjadi tanggung jawab bagi dirinya sendiri dan

bayinya semakin meningkat. (Walyani, 2017)

3. Tahapan Masa Nifas

a. Puerperium dini adalah kepulihan dimana ibu telah di

perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam

di anggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium intermedial adalah kepulihan alat-alat genetalia

yang lamanya 6-8 minggu.

c. Puerperium remote merupakan waktu yang dibutuhkan untuk

pulih dan menjadi sehat sempurna (Febi, Elli, & Siti, 2017).

4. Kunjungan masa nifas

Kunjungan nifas dilakukan minimal empat kali, yaitu:

Tabel 2.2 Kunjungan Masa Nifas

Kunjugan Penatalaksanaan

a. KF1 6-8 jam 1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atoniaa


setelah uteri
persalinana 2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk bila ada perdarahan
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota kelurga tentang bagaimana cara mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4) Pemberian ASI awal
5) Melaakukan hubungan anatara ibu dan bayi
(Bounding Attachment)
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah
hipotermia
b. KF2: 6 hari 1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
setelah berkontraksi fundus dibawah umbilicus, tidak ada
persalinan perdarahan abnormal
2) Menilai adanya tanda- tanda demam, infeksi dan
perdarahan abnormal.
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan,
dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatakan adanya tanda- tanda penyulit
Memeberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
paa bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari- hari

c. KF3:2 minggu Sama seperti kunjugan ke 2 (6 hari setelah persalinan)


setelah
persalinan

d. KF4:6 minggu 1) Menanyakan ibu tentang penyulit- penyulit yang ia


setelah atau ibu alami
persalianan 2) Memberikan konseling untuk KB secara dini

(Jannah, 2019)

5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Masa nifas merupakan masa pemulihan organ reproduksi

ke masa sebelum kehamilan sehingga pada saat ini perlu untuk

mendukung proses pemulihan. Kebutuhan tersebut adalah:

a. Nutrisi dan cairan

Berikut asupan yang dibutuhkan ibu nifas adalah:

1) Kalori

2) Protein

3) Kalsium dan vitamin D

4) Magnesium

5) Sayuran hijau dan buah

6) Karbohidrat

7) Lemak

8) Garam

9) Cairan
10) DHA

11) Vitamin

12) Zinc (seng)

13) Tablet besi (Fe)

b. Kebutuhan ambulasi / mobilisasi

Ambulasi dini sangat penting dalam mencegah

terjadinya trombosis vena selain itu berfungsi untuk

memperlancar peredaran darah dan keluarnya lochea.

Keuntungan Early ambulation yaitu:

1) Ibu nifas akan merasa lebih sehat dan kuat.

2) Berfungsi untuk memperbaiki usus dan sirkulasi, paru-

paru, dan perkemihan.

3) Mempermudah mengajari ibu perawatan bayi baru lahir.

4) Mencegah terjadinya thrombosis pada pembuluh darah

ditungkai

c. Eliminasi BAK/BAB

1) Miksi (BAK)

Rasa sakit akibat proses persalinan menyebabkan ibu

enggan buang air kecil, namun harus dilakukan dengan

tetap rutin buang air kecil. Karna kandung kemih yang

penuh akan menyebabkan ganguan kontraksi uterus

yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pada

rahim. Miksi atau BAK sebaiknya dilakukan secara


spontan/ mandiri. Pada proses ini, BAK yang normal

pada ibu nifas adalah 3-4 jam.

2) Defekasi (BAB)

Defekasi adalah salah satu kebutuhan dasar ibu yaitu

sekitar 3-4 hari. Setelah proses persalianan, ibu nifas

sering mengeluh kesulitan untuk BAB, hal ini di

sebabkan oleh pengosongan usus besar sebelum

melahirkan serta pada faktor individul contohnya nyeri

pada luka perineum bahkan perasaan takut jika BAB

menimbulkan roobekan pada jahitan perineum.

d. Kebersihan diri / perineum

Setelah proses persalinan, terkadang terdapat luka pada

perineum akibat episiotomi, repture atau laserasi yang

merupakan area yang harus dijaga kebersihannya, karena

terdapat berbagai macam infeksi.

e. Kebutuhan istirahat dan tidur

Melahirkan adalaah hal yang fisiologis bagi wanita. Dengan

demikian melahirakan merupakan rangkaian peristiwa yang

memerlukan tenaga sehingga setelah bersalin ibu

merasakan lelah segingga memerlukan istirahat yang cukup,

yakni selama sekitar 8 jam sedangkan di siang hari sekitar 1

jam
f. Kebutuhan keluarga berencana

Ibu yang sedang melahirkan umumnya ingin menunda

kehamilan berikutnya minimal 2 tahun. Untuk itu, sangat

tepat bagi para ibu untuk mendapatkan konseling

kontrasepsi selama masa nifas. Kontrasepsi merupakan

salah satu upaya pencegahan kehamilan.

g. Komplikasi Pada Masa Nifas

Ada beberapa komlikasi yang terjadi, yaitu:

1) Perdarahan Postpartum

Perdarahan setelah melahirkan lebih dari 500 ml sejak

bayi lahir bayi.

2) Infeksi masa nifas

Infeksi peurperalis atau infeksi nifas merupakan infeksi

pada traktus genetalia setelah persalianan, biasanya dari

endometrium bekas insersi plasenta.

3) Pre eklamsia dan eklamsia

Pra eklamsia pada masa nifas biasanya timbul akibat pra

pada saat hamil atau bersalin, singga masa nifas

memerlukan observasi yang ketat terhadap

kemungkinana timbulnya gejala ulang pra eklamsia.


4) Bendungan payudara

Bendungan payudara merupakan peningkatan aliran

vena dan linfe pada payudara dalam rangka

mempersiapakan diri untuk laktasi.

5) Mastitis

Mastitis adalah peradangan payudara yang mungkin

disertai atau tidak disertai infeksi.

6) Tromboflebitis

Tromboflebitis postpartum lebih umum terjadi pada

wanita penderita varikositis atau yang mungkin secara

genetik yang rentan terhadaap relaksasi vena dan statis

vena.

7) Depresi postpartum

Masa nifas adalah masa ketika seorang ibu mengalami

stres setelah melahirkan karena pergaulan yang

merupakan pergumulan hidup seorang wanita,

khususnya ibu primipara. (Walyani, 2017)

7. Pelayanan Ibu Nifas Covid-19


a. Pelayanan Pasca Salin (ibu nifas dan bayi baru lahir) dalam

kondisi normal tidak terpapar COVID-19 : kunjungan minimal

dilakukan minimal 4 kali

b. Pelayanan KB pasca persalinan diutamakan menggunakan

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), dilakukan


dengan janji temu dan menerapkan protokol kesehatan serta

menggunakan APD yang sesuai dengan jenis pelayanan.

c. Ibu nifas dengan status suspek, probable, dan terkonfirmasi

COVID-19 setelah pulang kerumah melakukan isolasi

mandiri selama 14 hari. Kunjungan nifas dilakukan setelah

isolasi mandiri selesai.

d. KIE yang disampaikan kepada ibu nifas pada kunjungan

pasca salin (kesehatan ibu nifas):

1) Higiene sanitasi diri dan organ genitalia.

2) Kebutuhan gizi ibu nifas.

3) Perawatan payudara dan cara menyusui.

4) Istirahat, mengelola rasa cemas dan meningkatkan

peran keluarga dalam pemantauan kesehatan ibu dan

bayinya.

5) KB pasca persalinan : pada ibu suspek, probable, atau

terkonfirmasi COVID-19, pelayanan KB selain AKDR

pascaplasenta atau sterilisasi bersamaan dengan seksio

sesaria, dilakukan setelah pasien dinyatakan sembuh.

8. Konsep SOAP Pada Ibu Nifas

a. Konsep SOAP Nifas kunjungan nifas 1 (2 jam sampai 6 jam)

Data Subjektif

Hasil anamnesa berupa bertanya pada klien perasaan

setelah bersalin, nyeri yang di rasakan pada perineum,


merasakan lelah atau tidak, ASI keluar atau tidak , kesulitan

BAB/BAK.

Data Objektif

Menjelaskan dokumentasi hasil analisis dan pemeriksaan

fisik pasien terhadap tanda-tanda objektif yang diperoleh dari

hasil pemeriksaan.

1) Pemeriksaan umum baik dan kesadaran ibu compomentis

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg


Nadi : 80/120xmenit
Pernapasan :16 - 24x/menit

Suhu : 36,5-37,5oC
3) Pemeriksaan Fisik

a) Payudara : simetris kiri dan kanan, tidak ada massa atau

benjolan dan ASI ibu telah keluar.

b) Abdomen : Kontraksi uterus baik dan keras, dan kandung

kemih kosong.

c) Vagina : Tidak terdapat odema, tidak ada varises, tidak

ada tumor, tampak lochea rubra, perdarahan normal tidak

ada gumpalan, dan tidak berbau.

d) Perineum : Tidak ada infeksi pada bekas jahitan

e) Anus : Tidak terdapat kelainan.

4) TFU : 1 jari bawah pusat


Assesment

P1A0 normal post partum hari ke 1

Planning

a) Memberitahukan kondisi ibu

b) Memberitahukan kepada pasien jika sakit yang

dirasakan adalah normal karena otot-otot uterus

berkontaksi segera setelah melahirkan, proses ini

menghentikan perdarahan setelah plasenta lahir.

c) Mengajarkan kepada pasien bahwa pergerakan dini

yang di lakukan secara bertahap, yaitu bangun, duduk,

kemudian turun dari tempat tidur untuk membantu

menguatkan otot-otot perut dan dengan demikian

menghasilkan bentuk tubuh yang baik dan juga

mengencangkan otot dasar panggul sehingga

mencengah atau memperbaiki sirkulasi darah, keseluruh

tubuh.

d) Beri ibu obat dan vitamin, ajari ibu cara minum dan

pakai, dan tetap pakai masker dan hand sanitizer.

b. Konsep SOAP kunjungan nifas II ( 3 sampai 7 hari)

Data Subjektif

Kunjungan nifas II ASI lancer / tidak, kesulitan merawat

bayi / tidak ada gangguan, pola istirahat, pola nutrisi tercukupi

atau tidak.
Data Objektif

Dokumen hasil analisis dan penjelasan fisik dari

pelanggan

1) Keadaan umum baik dan kesadaran ibu compomentis

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg


Nadi : 80/120xmenit
Pernapasan :16 - 24x/menit

Suhu : 36,5-37,5oC
3) Pemeriksaan fisik : Kepala: tidak ada nyeri tekan, mata:

konjungtiva merah muda, leher: tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid dan limfe, payudara: simentris kiri/kanan, tidak

ada benjolan serta pigmentasi putting susu dan sudah ada

pengeluaran ASI, Perut : tidak ada bekas opresasi srieae

alba/livide, genetalia : bekas jahitan masih basah,

ekstremitas atas dan bawah : tidak ada varises, kuku tidak

pucat, reflex patella (+/+) kiri dan kanan.

4) TFU : 2 jari bawah pusat

5) Lochea : Rubra

Assesment

P1A0 normal post partum hari ke 3-7

Planning
Pada perencanaan yaitu menggambarkan

pendokumentasian dan evaluasi berdasarkan asessment.

Memberikan penjelasan tentang pemeriksaan fisik dan juga

tanda-tanda vital, perawatan payudara, memberitahu ibu bahwa

kebutuhan nutrisi pada masa nifas, memberitahukan pada

pasien cara merawat luka perineum, pemberian obat

penghilang rasa sakit apabila di rasakan nyeri dan tetap

memakai masker dan Hand sanitizer.

c. Konsep SOAP kunjugan nifas III ( 8 - 28 hari)

Data Subjektif

Menggambarkan hasil pendokumentasian dan

pengumpulan data klien melalui anamnesa. Seperti : ibu

merasa baik-baik saja tidak ada keluhan.

Data Obyektif

1) Keadaan umum baik dan kesadaran ibu compomentis

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg


Nadi : 80/120xmenit
Pernapasan :16 - 24x/menit

Suhu : 36,5-37,5oC
3) Pemeriksaan fisik : Kepala: tidak ada nyeri tekan, mata:

konjungtiva merah muda, leher: tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid dan limfe, payudara: simentris kiri/kanan, tidak


ada benjolan serta pigmentasi putting susu dan sudah ada

pengeluaran ASI, Perut : tidak ada bekas opresasi srieae

alba/livide, genetalia : bekas jahitan masih basah,

ekstremitas atas dan bawah : tidak ada varises, kuku tidak

pucat, reflex patella (+/+) kiri dan kanan.

4) TFU : Tidak teraba

5) Locea : Sangueloenta

Assesment

P1A0 normal postpartum hari ke 28-42

Planning

Menggambarkan pendokumentasian dan evaluasi

berdasarkan assesment. Dengan memberikan penjelasan

kepada ibu dan mengingatkan untuk banyak mengonsumsi

sayuran dan juga buah-buahan, serta banyak minum air putih,

memberitahu pasien agar rutin menyusui bayinya atau disebut

juga dengan ASI eksklisif, yaitu pemberian nutrisi bayi hanya

dengan ASI dan tetap memakai masker serta Hand sanitizer.

d. Konsep SOAP kunjungan nifas IV ( 29 – 42 hari)

Data Subjektif

Menggambarkan hasil pendokumentasian dan

pengumpulan data klien melalui anamnesa. Seperti : Ibu

merasa baik-baik saja, ASI lancar dan tidak ada keluhan.

Data Objektif
1) Keadaan umum baik dan kesadaran ibu compomenti

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg


Nadi : 80/120xmenit
Pernapasan :16 - 24x/menit

Suhu : 36,5-37,5oC
3) Pemeriksaan fisik : Kepala: tidak ada nyeri tekan, mata:

konjungtiva merah muda, leher: tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid dan limfe, payudara: simentris kiri/kanan, tidak

ada benjolan serta pigmentasi putting susu dan sudah ada

pengeluaran ASI, Perut : tidak ada bekas opresasi srieae

alba/livide, genetalia : bekas jahitan sudah kering,

ekstremitas atas dan bawah : tidak ada varises, kuku tidak

pucat, reflex patella (+/+) kiri dan kanan.

4) TFU : Tidak teraba

5) Locea : serosa

Assesment

P1A0 normal postpartum hari ke 29-42

Planning

Menggambarkan pendokumentasian dariperencanaan dan

evaluasi berdasarkan asessment. Perencanaan yang di

lakukan pada ibu nifas yaitu memberitahukan kepada ibu untuk

merencanakan keluarga berencana, memberitahu ibu

pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali


normal dan hubungan seksual dan tetap patuhi protokol dengan

memakai masker dan Hand sanitiser.

E. Konsep Dasar Neonatus

1. Definisi Neonatus

Masa neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan

4 minggu atau 28 hari setelah lahir. Bayi baru lahir adalah bayi

baru lahir atau bayi yang berusia 0 sampai 1 bulan. Masa

neonatal terdiri dari neonatus dini yaitu bayi berusia 6 jam

sampai 28 hari. (Armini, 2017

2. Kunjungan Neonatus

Kunjungan masa neonatus yang dapat dilaksanakan

yaitu:

Tabel 1.3 Kunjungan Neonatus

Kunjungan Penataksanaan
a. KN 1 1) Jaga kehangatan tubuh bayi
(6-48 jam) 2) Berikan ASI esklusif.
3) Rawat tali pusat.

b. KN 2 1) Jaga kehangatan tubuh bayi


(3-7 hari) 2) Berrikan ASI esklusif.
3) Cegah infeksi
4) Rawat tali pusat.

c. KN 3 1) Priksa ada/ tidak tanda bahaya atau gejala-


(8-28 Hari) gejala sakit.
2) Lakukan hal- hal sebagai berikut saat
kunjungan:
a) Jaga kehangatan tubuh.
b) Beri ASI esklusif
c) Rawat tali pusat.
(Depkes RI, 2010)

3. Kebutuhan Dasar Neonatus


a. Nutrusi

ASI merupakan makanan pokok bayi dan diberikan

selama 23 jam atau sesuai keinginan bayi. ASI Eksklusif

adalah pemberian ASI sampai usia 6 bulan, tanpa vaksinasi

dan makanan tambahan selain vitamin. Tambahkan

makanan lunak sesuai usia bayi dan berikan ASI hingga 2

tahun.

b. Eliminasi

1) BAK

Bayi baru lahir akan buang air kecil selambat-lambatnya

12-24 jam setelah lahir, BAK lebih dari 8 kali sehari

merupakan salah satu tanda bayi cukup gizi. Setiap habis

BAK, segera ganti popok agar tidak terjadi iritasi pada

daerah genetalia.

2) BAB

BAB hari 1-3 disebut mekonium, yaitu feses yang

berwarna kehitaman, hari ke 3-6 feses peralihan

berwarna coklat kehijauan karena masih bercampur

dengan mekonium, selanjutnya feses akan berubah

menjadi kekuningan.

c. Tidur atau Istirahat

Selama dua minggu pertama, bayi sering tidur rata-rata 6

jam sehari. Secara umum, bayi mengenali malam bulan


ketiga kehidupan. Jaga agar bayi Anda tetap hangat pada

suhu kamar yang hangat dan lindungi bayi Anda.

d. Kebersihan Diri (Personal hygiene)

Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah lahir, sebelum

mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Sebaiknya bayi

mandi minimal 2 kali sehari, mandi di air hangat dan

ditempat yang hangat.

4. Perubahan Fisiologis Masa Neonatus

Perubahan yang terjadi segera setelah bayi lahir dan dapat

berlansung hingga 1 bulan atau lebih (untuk beberapa sistem)

antara lain:

a. Sistem pernapasan

Napas pertama dipengaruhi oleh dua faktor yang berperan

dalam merangsang pernapasan bayi:

1) Hipoksia

Ini berfungsi untuk secara fisik merangsang lingkungan

ektopik yang merangsang pusat pernapasan otak.

2) Kompresi paru saat melahirkan yang secara klinis

merangsang masuknya udara ke paru-paru akibat

tekanan terhadap rongga dada.

b. Pengaturan suhu tubuh dan Sistem metabolisme


Mengatur suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan

upaya utama bayi pilek untuk mendapatkan suhu. Kontrol

suhu bebas dingin ini adalah hasil dari penggunaan lemak

coklat untuk menghasilkan panas. Glukosa harus digunakan

untuk menghasilkan energi yang mengubah lemak menjadi

panas merupakan cara untuk membakar lemak.

c. Sistem gastrointestinal

Pasca bayi lahir buang air besar mulai aktif,

membutuhkan kloning positif enzim pencernaan dan bakteri

usus, tidak ada gas, mekonium positif, muntah, sesak napas.

d. Sistem urinaria

Janin mengeluarkan racun dan elektrolit hemostatik

melalui plasenta. Setelah lahir, ginjal terlibat dalam

hemostasis cairan atau elektrolit. Lebih dari 90 tahun buang

air kecil dalam waktu 24 jam dan menghasilkan 12 ml / jam

urin. Pematangan ginjal hingga usia kehamilan 36 minggu.

e. Sistem imunologi

Fagosit, grumulosit, dan monosit mulai berkembang

sejak usia gestasi 4 bulan. Pasca lahir, imun neonatus rentang

rendah dibandingkan dengan manusia dewasa. Usia 2 bulan

sampai 1 tahun merupakan keadaan imunodefisiensi

sementara sehingga anak rentang terkena infeksi. Bayi

prematur mempunyai kulit yang sensitive terkana infeksi,


lapisan mukosa yang rentang mengalami luka, imun tubuh

bagian bawah dapat berisiko lebih besar terjangkit penyakit.

(Armini, 2017)

5. Komplikasi atau Masalah yang Timbul Pada Neonatus

a. Hemangioma

Hemangioma merupakan tumor pembuluh darah yang paling

banayak dijumpai pada bayi. Hal ini terjadi pada 10% anak

yang berkulit putih ,dan 20% pada bayi prematur dengsn

berat badan lahir kurang dari 1000 gram.

b. Bercak mongol

Bercak Mongol adalah bercak biru yang ditemukan di bagian

atau area sakral, meskipun terkadang terlihat di daerah

tumbuh lainnya. Bintik-bintik rawa adalah kelalaian sejak

lahir.

c. Ikterus

Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringam lain

disebabkan oleh penimbunan bilirubin dalam tubuh.

Sebanyak 25- 50% ikterus terjadi pada bayi baru lahir yang

cukup bulan dan lebuh tinggi lagi pada neonatus yang

kurang bulan. Ikterus agi dalam 2 bagian yaitu:

1) Ikterus fisiologis
Penyakit kuning ini muncul pada hari kedua dan ketiga

yang tidak memiliki dasar patologis. Level yang dimiliki

tidak melewati level berbahaya sehingga tidak

menimbulkan gangguan pada bayi

2) Ikterus patologis

Penyakit kuning ini memiliki dasar patologis, yang terjadi

pada hari-hari pertama kehamilan. Kadar bilirubin

mencapai nilai yang dikenal sebagai hiprtilirubinia.

d. Oral trush

Sariawan mulut adalah suatu kondisi selaput lendir

mulut, biasanya terjadi pada mukosa dan lidah, kadang pada

langit-langit mulut, gusi dan dasar mulut. Penyakit ini

ditandai dengan adanya plak putih lunak yang menyerupai

gumpalan susu yang dapat terkelupas meninggalkan

permukaan berdarah yang mentah.

e. Berak yang encer dan sering (Diare)

Buang air besar dan sering atau yang dikenal dengan

diare pada bayi. Hal ini dapat ditandai dengan adanya

perubahan bentuk feses yang tidak seperti biasanya dari

frekuensi menjadi lebih sering dari biasanya.

f. Muntah dan gumoh


Gomoh merupakan proses alami dan alami yang berfungsi

untuk mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat minum

ASI. Sedangkan muntah merupakan proses ekskresi yang

terjadi akibat adanya gejala gangguan kesehatan atau

gangguan fungsi organ pencernaan pada bayi.

g. Miliarisis

Miliarisis merupakan dermatosis yang timbul akan

penyumbatan dari kelenjar kringat dan porinya, yang lazim

timbul pada udara panas lembab seperti daerah tropis atau

selama awal musim panas atau akhir musim hujan yang

suhunya panas dan lembab. Karena gangguan sekresi,

penghambatan yang menyebabkan tekanan menyebabkan

pecahnya kelenjar atau saluran keringat. (Armini, 2017)

6. Penanganan Neonatus Covid-19


a. Bayi dari ibu yang berstatus ODP,PDP, atau terkonfirmasi

Covid-19 tidak dilakukan IMD, pelayanan neonatal esensial

lainya tetap di berikaan.

b. KN1 dilakukan di fasilitas kesehatan, KN2 dan 3 dilakukan

dengan metode home visit, atau pemantauan dengan media

online.

c. Konseling resiko menyusui : cenderung terjadi penularan

karena bayi kontak dekat dengaan ibu.


d. Memisahkan perawatan bayi baru lahir dari ibu yang

terinfeksi Covid-19

7. Konsep SOAP pada Neonatus


a) KN 1 ( 6 jam sampai 48 jam setelah lahir)

a. Data Subjektive (S)

Menjelaskan dokumentasi dan pengumpulan data

pelanggan berdasarkan riwayat medis yang

dikumpulkan, misalnya: Ibu mengatakan jika bayinya

tidak demam kemudian ibu mengatakan warna kulit

bayinya normal

b. Data Objektif (O)

(1) Pemeriksaan antropometri

(a) BB : 2500 – 4000 gram

(b) PB : 48 – 50 cm

(c) LK : 33 – 35 cm

(d) LD : 30 – 33 cm

(2) Pemeriksaan fisik

(a) Keadaan umum bayi : baik


(b) Kepala : tidak ada caput suksedeneum, tidak

ada kelainan konginetal seperti

hidrosefalus dan mikrosefalus

(c) Wajah : simetris, tidak ada tanda-tanda down

syndrome

(d) Mata : simetris, scklera tidak ikterus

(e) Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada

pernapasan cuping hidung

(f) Telinga : simetris dan tulang rawan terbentuk

(g) Dada : simetris saat bayi bernafas, puting

susu sudah terbentuk

(h) Abdomen : simetris dengan dada saat terbentuk

(i) Tangan : jari-jari lengkap

(j) Genetalia : pada bayi laki-laki terdapat lubang

uretra, testis ada 2. Pada bayi

perempuan labia mayora menutupi

labia minora

(k) Anus dan rectum tidak ada atresia ani

(l) Ektremitas : tidak ada kelainan, jumlah jari kaki

dan tangan lengkap

c. Assesment (A)

Neonatus cukup bulan hari ke 1

d. Planning (P)
(1) Meberitau ibu dan keluarga tentang kondisi bayi

(2) Mengingatkan kembali ibu tentang pemberian ASI

ekslusif

(3) Pengingat akan tanda-tanda bahaya pada bayi baru

lahir, antara lain ketidakmampuan, kejang, pusing

atau kehilangan kesadaran, napas cepat

(>60x/menit)

(4) Memberitau ibu cara menjaga kebersihan bayi

setelah buang air kecil

(5) Meberitahu ibu tentang imunisasi BCG dan polio 1

2) KN II ( Hari ke 3 sampai dengan hari ke 7)

a) Data Subjektif (S)

Ibu merasa bayinya sehat, aktif menyusu dan bergerak.

BAK 6-7 kali dalam sehari dan BAB 2-3 dalam sehari

b) Data Objektif (O)

(1) Pemeriksaan antropometri

(a) BB : 2500 – 4000 gram

(b) PB : 48 – 50 cm

(c) LK : 33 – 35 cm

(d) LD : 30 – 33 cm

(2) Pemeriksaan fisik

(a) Keadaan umum bayi : baik


(b) Kepala : tidak ada caput suksedeneum, tidak

ada kelainan konginetal seperti

hidrosefalus dan mikrosefalus

(c) Wajah : simetris, tidak ada tanda-tanda

down syndrome

(d) Mata : simetris, scklera tidak ikterus

(e) Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada

pernapasan cuping hidung

(f) Telinga : simetris, tulang rawan terbentuk

(g) Dada : simetris saat bayi bernafas, puting

susu sudah terbentuk

(h) Abdomen : simetris dengan dada saat

terbentuk

c) Assesment (A)

Neonatus hari ke 3

d) Planning (P)

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi

2) Mengigatkan kembali pada ibu untuk tetap menjaga

kehangatan bayinya

3) Mengigatkan kembali kepada ibu untuk tetap

menjaga kebersihan tali pusat dan tidak

memberikan ramuan-ramuan.
4) Mengigatkan ibu untuk rajin menyusui bayinya

sesering mungkin

5) Mengigatkan untuk selalu perawatan tali pusat dan

tetap mematuhi protokol kesehatan dengan

menggunakan masker dan Hand sanitizer.

3) KN III ( hari ke 8 sampai dengan hari ke 28)

a) Data Subjektif (S)

Ibu merasa bayinya sehat, aktif menyusu dan bergerak.

b) Data Objektif (O)

(1) Pemeriksaan antropometri

(a) BB : 2500 – 4000 gram

(b) PB : 48 – 50 cm

(c) LK : 33 – 35 cm

(d) LD : 30 – 33 cm

(2) Pemeriksaan fisik

(a) Keadaan umum bayi : baik

(b) Kepala : Tidak ada caput suksedeneum, tidak

ada kelainan konginetal seperti

hidrosefalus dan mikrosefalus

(c) Wajah : Simetris, tidak ada tanda-tanda down

syndrome
(d) Mata : Simetris, scklera tidak ikterus

(e) Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada

pernapasan cuping hidung

(f) Telinga : Simetris, tulang rawan terbentuk

(g) Dada : Simetris saat bayi bernafas, puting

susu sudah terbentuk

(h) Abdomen : Simetris dengan dada saat terbentuk

c) Assesment (A)

Neonatus hari ke 28

d) Planning (P)

(1) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan

bayi

(2) Menganjurkan pada ibu agar bayi sering disusui

Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kehangatan

bayi dan menganjurkn ibu tetap menyusui anaknya

sampai 6 bulan tanpa di beri makanan serta

minuman tambahan.

F. Konsep Dasar Keluarga Berencana

1. Defenisi Keluaraga Berencana

Keluarga Berencana (KB) merupakan program nasional

yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengurangi jumlah

penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan penduduk tidak


diimbangi dengan ketersediaan barang dan jasa (pembatasan

kelahiran). (Mega & Wijayanegara, 2017)

2. Tujuan program KB

a) Memperbaiki kesehatan dan kesejahtraan ibu, anak,

keluargaa dan bangsa.

b) Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup

rakyat dan bangsa.

c) Pemenuhan kebutuhan dan kualitas masyarakat atas

pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Perlindungan

Kesehatan (KR), termasuk upaya penurunan angka

kematian ibu dan bayi, serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi.

3. Keuntungan Menggunakan Alat Kontrasepsi


a) Aman dalam pemakaianya dan dapat dipercaya

b) Lama kerja dan dapat diukur menurut keinginan

c) Tidak mengangu hubungan seksual

d) Sederhana, tidak perlu dilakukan oleh dokter

e) Harga murah dan terjangkau

f) Dapat menunda kehamilan

g) Membatasi jumlah penduduk

4. Jenis- jenis alat kontrasepsi

1) Metode sederhana tampa alat

a. Metode Amenorea Laktasi (MAL)


Metode Menorea Menyusui (MAL) adalah metode

kontrasepsi yang hanya didasarkan pada menyusui

dan tanpa makanan atau minuman tambahan.

b. Coitus interuptus (Senggama Terputus)

Hubungan terputus adalah mengeluarkan alat

kelamin dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi

c. Metode kelender

Metode clender yang juga dikenal dengan metode

knaus-ogino mengandalkan penghitungan hari untuk

mengetahui kapan fase subur sudah jauh.

d. Metode suhu basal

Suhu mati rasa merupakan suhu terendah yang

dicapai tubuh saat istirahat atau dalam keadaan tidur.

Pengukuran suhu basal ini dilakukan pada pagi hari

segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan

aktivitas lainnya.

e. Metode lendir serviks

Metode mukosa serviks atau metode oklusi

merupakan metode keluarga berencana alami (KBA)

dengan mengenali masa subur dari siklus menstruasi

dengan cara mengamati lendir serviks dari perubahan

rasa pada vulva sebelum hari ovulasi.


2) Metode sederhana dengan alat

a. Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang

terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet),

plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani)

yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.

Kelebihan:

1) Harga terjangkau

2) Praktis dan mudah digunakan

3) Dapat mencegah dari penyakit menular seksual

Kekurangan:

1) Tingkat kegagalan mencapai 15%, terutama jika

penggunaan kondom kurang tepat

2) Hanya bisa digunakan sekali dan harus diganti

setelah ejakulasi

b. Diagfragma

Diafragma adalah salah satu bentuk

kontrasepsi yang dangkal dan terbuat dari silikon atau

karet. Seperti kondom, diafragma hanya digunakan

pada wanita.

Kelebihan:
1) Memberikan perlindungan dari penyakit menular

seksual

2) Menjaga suhu tubuh lebih baik daripada kondom

pria

Kekurangan:

a) Kurang efektif daripada kondom pria

b) Muncul bunyi yang mengganggu saat digunakan

c) Hanya sekali pakai

3) Metode kontrasepsi hormonal

a. Pil KB

Pil KB atau pil kontrasepsi oral adalah kontrasepsi

hormonal berupa pil yang diminum (diminum) yang

mengandung hormon estrogen atau progrsterone.

(Maryunani, 2015)

Kelebihan:

1) Tingkat efektivitas tinggi dengan persentase

kegagalan hanya sekitar 8%

2) Haid menjadi lancar dan kram berkurang saat

haid, tetapi ada pula jenis pil KB yang dapat

menghentikan haid

Kekurangan:

1) Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual


2) Dapat menimbulkan efek samping, seperti naiknya

tekanan darah, pembekuan darah, keluarnya

bercak darah, dan payudara mengeras

b. KB suntik

KB suntik / suntik FP merupakan salah satu cara

kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan misalnya

yaitu:

1) KB suntik 1 bulan

Suntikan 1 bulan adalah jenis suntik

kontrasepsi yang diberikan sebulan sekali

dengan cara memberikan suntikan pertama

sama dengan suntikan 3 bulan, yaitu setelah 7

hari pertama haid, atau 6 minggu setelah

melahirkan.

Suntik KB 1 bulan tidak terlalu berdampak

pada siklus menstruasi sehingga penggunanya

masih memiliki siklus haid yang teratur. Selain

itu, tingkat kesuburan dapat kembali normal

dalam waktu yang relatif cepat, yaitu 3 bulan

setelah suntikan dihentikan. Meski demikian, ada


beberapa kekurangan dari suntik KB 1 bulan,

antara lain:

a) Memiliki risiko terjadinya perdarahan tidak

normal, meski jarang terjadi

b) Menyebabkan pusing dan payudara lebih

terasa sensitif atau nyeri

c) Memicu terjadinya perubahan suasana hati

2) KB suntik 3 bulan

Suntikan Kb 3 bulan merupakan jenis

suntik KB yang mengandung hormon depo

medroxypregesterone Acetate (hormon

progestin) dengan volume 150 mg. Kontrasepsi

ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu.

Suntikan pertama diberikan 7 hari selama masa

menstruasi, atau 6 minggu setelah melahirkan.

Beberapa kelebihan suntik KB 3 bulan,

meliputi:

a) Tidak berinteraksi dengan obat-obatan lain

b) Relatif aman untuk ibu menyusui

c) Tidak perlu menghitung masa subur jika

hendak berhubungan seksual

d) Jika ingin berhenti, cukup hentikan

pemakaiannya dan tidak perlu ke dokter


Selain kelebihan, suntik KB 3 bulan juga

memiliki kelemahan, di antaranya:

a) Efek samping berupa sakit kepala,

kenaikan berat badan, nyeri payudara,

perdarahan, dan menstruasi tidak teratur.

Efek ini bisa muncul selama suntik KB

masih digunakan.

b) Butuh waktu cukup lama agar tingkat

kesuburan kembali normal, setidaknya

setahun setelah suntik KB dihentikan. Hal

ini membuat jenis kontrasepsi ini tidak

dianjurkan untuk mereka yang ingin segera

memiliki anak.

4) Metode jangka panjang

a) Implant atau susuk (AKBK)

Implan adalah alat kontrasepsi berbentuk tabung

kecil fleksibel seukuran korek api yang mengandung

hormon pencegah kehamilan.

Kelebihan:

1) Sangat efektif dengan tingkat kegagalan kurang

dari 1%

2) Tahan lama hingga 3 tahun

Kekurangan:
1) Biaya relatif mahal

2) Siklus menstruasi menjadi tidak teratur

3) Risiko memar dan bengkak pada kulit di awal

pemasangan

b) IUD (AKDR)

IUD (intrauterine device) adalah alat kontrasepsi

yang dapat membuat sperma sehingga menghalangi

atau menghalangi migrasi ke dalam tuba dan tidak

terjadi kesuburan.

Kelebihan:

1) Tidak memerlukan perawatan yang rumit

2) Tahan lama

Kekurangan:

1) IUD dari tembaga dapat menyebabkan haid tidak

lancar

2) Risiko bergeser dan keluar dari tempatnya

3) Risiko efek samping, seperti munculnya bercak

darah pada 3–6 bulan pertama pemakaian

4) Biaya mahal

c) MOP ( Metode Operatif Pria)


MOP atau yang sering disebut vasektomi,

vasektomi, yaitu memotong atau mengikat vas deferens

sehingga cairan tidak bisa keluar atau ejakulasi.

d) MOW (Metode Operatif Wanita)

MOW atau yang dikenal dengan tubektomi adalah

alat kontrasepsi dengan teknik bedah memotong atau

mengikat tuba / tuba falopii sehingga dapat mencegah

pertemuan antara ovum dan sel sperma.

5. Penanganan KB di situasi pandemi COVID-19


a. Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan

tetap menggunakan alat kontrasepsi di sutuasi pandemi

covid-19 dengan meningkatkan penyampaian informasi/KIE

ke masyarakat

b. Tenaga kesehatan harus menggunakan APD dengan level

yang disesuaikan dengan pelayanan yang diberikan serta

memastikan klien datang menggunakan masker dan

membuat janji terlebih dahulu

c. Kader dalam membantu pelayanan juga di harapkan

melakukan upaya pencegahaan dengan selaalu

menggunaakan masker dengan segera mencuci tangaan

ddengan menggunaakan sabun daan mengalir atau

Handsenitizer.

6. Konsep Soap Keluarga Berencana


a. Data Subyektif (S)

Data ini diperoleh dari hasil wawancara langsung klien,

mengenai biodata, keluhan, riwayat kesehatan, riwayat

kesehatan dulu dan sekarang, riwayat kesehatan keluarga

yang dicatat sebagai kutipan atau ringkasan langsung terkait

dengan diagnosis yang akan dibuat. Contoh :

Ibu datang ingin menggunakan alat kontrasepsi dan belum

mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi

b. Data Obyektif (O)

Data obyektif di dapatkan hasil pemeriksaan yang dilakukan:

a) Keadaan umum baik

b) Kesadaran composmentis

c) Tanda – tanda vital

1. Tekanan Darah : Sistol (80-120) dan Diastol (60-80)

2. Nadi : 60-100x/menit

3. Pernapasan : 16-20x/menit

4. Suhu : 36,5oC – 37,5oC

d) Pemeriksaan fisik : Kepala: tidak ada nyeri tekan, mata:

konjungtiva merah muda, leher: tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid dan limfe, payudara: simentris kiri/kanan,

tidak ada benjolan serta pigmentasi putting susu dan

ada pengeluaran ASI, Perut : tidak ada bekas opresasi

srieae alba/livide, ekstremitas atas dan bawah : tidak ada


varises, kuku tidak pucat, reflex patella (+/+) kiri dan

kanan.

c. Asessment (A)

Ny.B ingin manjadi akseptor KB

d. Planning (P)

Membuat rencana tindakan pada saat itu atau di masa yang

akan datang, untuk berusaha mencapai kondisi klien yang

sebaik mungkin atau memelihara dan memelihara

kesejahteraan klien:

1) Menjelaskan keuntungan menggunkan alat kontrasepsi

2) Menjelaskan jenis- jenis alat kontasepsi

3) Menjelaskan manfaat dan efek samping alat kontasepsi

yang telah dipilih.

4) Menjelaskan pada ibu bahwa alat kontrasepsi dapat

mencegah penularan penyakit berbahaya contoh

HIV/AIDS

G. Kewenangan Bidan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Izin Pengelolaan Praktik

Bidan, kewenangan bidan meliputi :

1. Undang- Undang (UU) kebidanan Nomor 4 Tahun 2019


a. Pasal 1 undang- undang (UU) Kebidanaan nomor 4 Tahun

2019
Menurut pasal 1 undang-undang nomor 4 tahun 2019

tentang, yang dimaksud dengan kebidanan adalah segala

sesuatu yang berkaitan dengan bidan dalam memberikan

pelayanan kebidanan kepada ibu dalam masa kehamilan,

kehamilan, persalinan, nifas, nifas, bayi baru lahir, bayi,

balita, dan anak. anak prasekolah.

b. Pasal 16 Undang-undang (UU) Nomor 4 tahun 2019

Tentang Kebidanan

Menyatakaan bahwa:

1) Mahasiswa Kebidanan pada akhir masa pendidikan

profesi harus mengikuti uji kompetensi nasional

2) Uji kompetensi merupakan syarat kelulusan pendidikan

vokasi atau pendidikan profesi.

c. Pasal 2 Undang- undang (UU) Nomor 4 Tahun 2019

Tentang Kebidanan dinyatakan bahwa:

1) Setiap bidan yang menjalangkan Praktik Kebidanan wajib

memiliki STR

2) STR diberikan oleh Konsil kepada bidan yang memiliki

persyaratan, persyaratan untuk memperoleh STR antara

lain ;

(a) Memiliki ijazah dari perguruan tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.


(b) Memiliki sertifikat kompetensu atau sertifikat profesi

(c) Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental

(d) Memiliki surat pernyaataan telah mengucapkaan

sumpah/profesi

(e) Membuat pernyataan tertulis untuk mematuhi dan

melaksanakan ketentuan etika profesi.

d. Pasal 22 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang

Kebidanan disebutkan bahwa STR berlaku selama 5 tahun

dan dapat didaftarkan kembali setelah memenuhi

persyaratan.

e. Pasal 45 undang- undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang

Kebidanan

Dalam pasal 45 Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2019

tentang Kebidanan, bidan yang melaksanakan praktik

Kebidanan secara mandiri wajib melengkapi sarana dan

prasarana pelayanan sesuai dengan standar pelayanan dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Mengenai kewenangan Praktik Kebidanan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun

2019 tentang Kebidanan, bahwa:

(a) Bidan lulusan pendidikan Diploma tiga hanya dapat

melakukan Praktik Kebidanan di Fasilitas pelayanan

kesehatan.
(b) Bidan lulusan pendidikan profesi dapat melakuan Praktik

Kebidanan di Tempat Praktik Mandiri Bidan dan Fasilitas

pelayanan kesehatan Lainya.

(c) Bidan lulusan pendidikan profesi yang menjalangkan

Praktik Kebidanan ditempat praktik mandiri bidan wajib

memasang papan nama praktik.

2. Standar Kompetensi Bidan

Dalam melaksanakan otonomi, bidan membutuhkan

kompetensi berupa pengetahuan umum, keterampilan, dan

perilaku yang berkaitan dengan ilmu sosial, kesehatan

masyarakat, dan kesehatan profesional.

Menurut (Yulifah, Rita, dan Surachmindar, 201)

kompetensi tersebut antara lain:

a. Kompetensi ke-1

Bidan memiliki persyaratan pengetahuan dan keterampilan

dalam bidang sosial, kesehatan masyarakat, dan ilmu etika

yang menjadi dasar perawatan budaya berkualitas tinggi

bagi wanita, bayi baru lahir, dan keluarganya.

b. Kompetensi ke-2
Bidan memberikan asuhann yang bermutu tinggi, pendidikan

kesehatan yang tanggap terhdap budaya, dan pelayanan

menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk

meningkatkan kehidupan kelarga yang sehat, perencanan

kehamilan, dan kesiapan menjadi orang tua.

c. Kompetensi ke-3

Bidan memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas

untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang

meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan komplikasi.

d. Kompetensi ke-4

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap

terhadap budaya setempat selama pwersalinan, memimpin

suatu persalinan yang bersih dan aman, menanganani

situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan

kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

e. Kompetensi ke-5

Bidan memberikan asuhan kepada ibu nifas dan menyusui

yang berkualitas dan tanggap terhadap budaya local

f. Kompetensi ke-6

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan

satu bulan.
g. Kompetensi ke-7

Bidan memberikan perawatan lengkap dan berkualitas tinggi

untuk bayi dan balita yang sehat (1 bulan hingga 5 tahun).

h. Kompetensi ke-8

Bidan memberikan perawatan yang berkualitas tinggi dan

komprehensif kepada keluarga, kelompok dan masyarakat

sesuai dengan budaya setempat.

i. Kompetensi ke-9

Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan

gangan sistim reproduksi.

3. Standar Pelayanan Kebidanan

Standar Pelayanan Kebidanan meliputi 24 standar , yang

dikelompokan menjadi 5 bagian besar, yaitu :

1) Dua  Standar Pelayanan Umum

a. Standar 1 : Persiapan Untuk Kehidupan Keluarga Sehat

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada

perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segalan

hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk

penyuluhan kesehatan umum (gizi, KB, kesiapan dalam

menghadapai kehamilan dan menjadi calon orang tua,

persalinan dan nifas).

b. Standar 2 : Pencatatan Dan Pelaporan


Bidan melakukan pencatatan dan pelaporan semu

kegiatan yang dilakukannya , yaitu registrasi semua ibu

hamil diwilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan

kepada ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir,

semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada

masyarakat

2) Enam Standar Pelayanan Antenatal

a. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan

penyuluhan dan motifasi ibu , suami dan anggota

keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

b. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan hendaknya paling sedikit memberikan 4 kali

pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis

dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk

menilai apakah perkembangan berlangsung normal.

Bidan juga harus bisa mengenali kehamilan dengan

risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,

PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi,

nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait

lainnya yang diberikan oleh puskesmas.


c. Standar 5 : Palpasi abdominal

Bidan harus melakukan pemeriksaan abdomen secara

seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan

usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah ,

memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala

janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan

dan untuk merujuk tepat waktu.

d. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan anemia,

penemuan, penanganan dan rujukan semua kasusu

anemia pada kehamialan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

e. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala

preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang

tepat dan merujuknnya.

f. Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami atau keluarga pada trimester III memastikan

bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan

suasana menyenangkan akan direncanakan dengan


baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk

merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

3) Empat Standar Pelayanan Persalinan

a. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah

mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan

yang memadai , dengan memperhatikan kebutuhan ibu,

selama proses persalinan berlangsung memperhatikan

tradisi setempat.

b. Standar 10 : Persalinan Kala Dua Yang Aman

Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan

plasenta yang bersih dan aman, dengan sikap sopan

dan penghargaann terhadap hak pribadi ibu serta

memperhatikan tradisi setempat.

c. Standar 11 : Penatalakasanaan Aktif Persalinan Kala

Tiga

Secara aktif bidan melakukan penatalaksanaan aktif

persalinan kala tiga. Tujuan dilaksanakan nya standar ini

yaitu membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan

selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi


kejadian perdarahan pasca persalinan kala tiga,

mencegah terjadinya atonia uteri dan retesio plasenta.

d. Standar 12 : Penanganan Kala Dua Dengan Gawat

Janin Melalui Episiotomi

Bidan mengenali secra tepat tanda-tanda gawat janin

pada kala dua, dan segera melakukan episiotomy

dengan aman untuk mmemperlancar persalinan, diikiuti

dengan penjahitan perineum.

4) Tiga Standar Pelayanan Nifas

a. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk

memastikan pernafasan spontan, mencegah asfiksia,

menemukan kelainan , dan melakukan tindakan atau

merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga harus mencegah

atau menangani hipotermi dan mencegah hipoglikemia

dan infeksi.

b. Standar 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah

persalinan

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap

terjadinya komplikasi paling sedikit selama 2 jam stelah

persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan.

Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang


hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan

membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.

c. Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa

Nifas

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di

puskesmas dan rumah sakit atau melakukan kunjungan

ke rumah paa hari ke-tiga, minggu ke dua dan minggu ke

enam setelah persalinan, untuk membantu proses

penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini,

penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang mungkin

terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan

tentang kesehatan secara umum, kebersihan

perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir ,

pemberian ASI , imunisasi dan KB.

5) Sembilan Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan

Neonatal

a. Standar 16 : Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan

Pada Trimester Tiga

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala

perdarahan pada kehamilan serta melakukan

pertolongan pertama dan merujuknya.

b. Standar 17 : Penanganan Kegawatdaruratan pada

Eklamsia
Bidan mengenali secara tepat dan gejala eklamsia

mengancam, serta merujuk dan/atau memberikan

pertolongan pertama.

c. Standar 18 : Penanganan Kegawatdaruratan Pada

Partus Lama / macet

Bidan mengenali secara tepat tanda gejala partus

lama/macet serta melakukan penanganan yang

memadai dan tepat waktu untuk merujuk untuk

persalinan yang aman.

d. Standar 19 : Persalinan Dengan Menggunakan Vakum

Ekstraktor

Bidan hendaknya mengenali kapan waktu diperlukan

menggunakan ekstraksi vakum, melakukan secara benar

dalam memberikan pertolongan persalinan dengan

memastikan keamanan bagi ibu dan janinnya.

e. Standar 20 : Penanganan Kegawat daruratan Retensio

Plasenta

Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan

memberikan pertolongan pertama, termasuk plasenta

manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan

kebutuhan.
f. Standar 21 : Penanganan Perdarahan Post Partum

Primer

Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan

dalam 24 jam pertama setelah persalinan dan segera

melakukan pertolongan pertama kegawat daruratan

untuk mengendalikan perdarahan

g. Standar 22 : Penanganan Perdarahan Post Partum

Sekunder

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini gejala

perdarahan post partum sekunder, dan melakukan

pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu,

dan/atau merujuk

h. Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Bidan mampu menangani secara tepat tanda dan gejala

sepsis puerperalis , melakukan perawatan dengan

segera merujuknya.

i. Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonaturum

Bidan mengenali secara tapat bayi baru lahir dengan

asfiksia, serta melakukan tindakan secepatnya, memulai

resusitasi, mengusahakan bantuan medis,  merujuk bayi

baru lahir dengan tepat dan memberiakan perawatan

lanjutan yang tepat.


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

Pada BAB ini akan diuraikan hasil asuhan kebidanan pada Ny “M”

yang dimulai sejak Kehamilan, Persalinan, BBL (bayi baru lahir), Nifas

Neonatus, sampai pada KB (keluarga berencana).

A. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan

Identitas

Nama : Ny.M / Tn.M

Umur : 35 tahun / 45 tahun

Nikah : 1x/±10 tahun

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SD / SD

Pekerjaan : IRT / Petani

Alamat : Batu Loe, Kecamatan Pa’jukukan Desa Nipa-Nipa

Kabupaten Bantaeng

Prolog

Ny.M sekarang sedang hamil anak ke-2, riwayat kehamilan pertama

normal, persalinan spontan di puskesmas pada tanggal 20-08-2012,

BB 2.800 gram, PB 49 cm dengan jenis kelamin lakilaki. Pada

kehamilan sekarang periksa ANC sudah 8 kali di Puskesmas Kassi-

114
115

Kassi.Yaitu 2 kali pada Trimester I, 3 kali pada trimester II 3 kali pada

trimester III :

Tabel 3.1 Daftar Kunjungan ANC Ny.”M” di Puskesmas Kassi-Kassi

TD
UK BB Posisi DJJ Pemeriksaa
Tgl ANC (mmH LILA TFU
(mg) (kg) Janin (x/i) n Penunjang
g)

21-11-2020 8 120/80 41 kg 22,5 Ball Ball - -

Golda B+,
19-12-2020 12 120/80 46 kg 25 Ball Ball -
TT1

½ sim-
22-01-2021 17 130/80 46 kg 25 - - TT2
pusat

Setinggi
15-2-2021 21 110/80 47 kg 25 - - -
pusat

2 jari PU-KI, Kep,


18-3-2021 23 100/80 49 kg 26 atas - -
BAP
pusat

½ PU-KI, Kep,
11-4-2021 28 90/80 - 26 Pusat- 140 -
BAP
PX

3 jari PU-KI, Kep,


5-5-2021 32 110/80 50 kg - bawah - -
BAP
PX

2 jari PU-KI, Kep,


18-6-2021 38 100/80 52 kg 27 bawahP 152 -
BDP
X

1. Kunjungan ANC pertama

Tanggal : 26 Mei 2021

Jam : 11.20 WITA

Tempat : Rumah Ny.M

a. Data Subjektif

1. Ibu mengeluh sering BAK

2. Ini adalah kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran


116

3. HPHT 22-09-2020

4. Ibu merasa janinnya aktif bergerak

b. Data Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital :

1) Tekanan Darah : 100/80 mmHg

2) Suhu : 36,8oC

3) Nadi : 80x/menit

4) Pernapasan : 24x/menit

Pemeriksaan Umum :

1) Usia Kehamilan : 35 minggu 5 hari

2) BB Sebelum Hamil : 40 kg

3) BB Selama hamil : 50 kg

4) Tinggi Badan : 150 cm

5) LILA : 25 cm

Pemeriksaan Fisik :

1) Kepala : Rambut tampak bersih, tidak ada benjolan,

tidak ada nyeri tekan

2) Wajah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema

3) Mata : Simetris kiri dan kanan, sclera putih,

konjungtiva merah muda


117

4) Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pernapasan

cuping hidung

5) Telinga : Simetris kiri dan kanan,tidak ada secret

6) Mulut : Bibir tampak lembab, tidak ada caries, dan

terdapat 1 gigi yang tanggal

7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, Tidak

ada pembesaran kelenjar limfe maupun vena

jugularis

8) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting menonjol, tidak

ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,

terdapat hiperpigmentasi daerah areola,

colostrum belum keluar

9) Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, tampak garis

linea nigra dan alba

Leopold I : 2 jari bawah PX (28 cm), teraba bulat, lunak

dan tidak melenting

Leopold II : Teraba lebar, keras, seperti papan di sisi kiri

perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil disisi

kanan perut ibu (PU-KI).

Leopold III : Teraba bulat, keras dan melienting (kepala)

Leopold IV : Kedua ujung jari belum bertemu (BAP)

DJJ : 143x/menit

TBJ : LP x TFU (96 cm x 28 cm) = 2.688 gram


118

10) Genetalia : Ibu tidak bersedia dilakukan pemeriksaan

11) Ektremitas atas bawah : Tidak ada odema dan varises, reflex

patella (+/+) kiri dan kanan

c. Assesment

GIIPIA0 Gestasi 35 minggu 5 hari, situs memanjang, punggung

kiri, presentasi kepala, BAP, Intrauterin, hidup, tunggal,

keadaan ibu dan janin baik.

d. Planning

Tabel 3.1 Penatalaksanaan ANC Kunjungan 1

Jam Planning

11.45 Menyampaikan hasil pemeriksaan ibu bahwa ibu dalam keadaan baik,
WITA begitupun dengan janinnya.
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaannya dan janinnya
Memberitahu penyebab ibu sering BAK yaitu karena janin semakin
11.50 membesar seiring bertambahnya usia kehamilan sehingga kandung
WITA kemih tertekan oleh Rahim sehingga menyebabkan ibu sering ingin
BAK.
Hasil : Ibu telah mengetahui penyebab sering BAK
Memberikan KIE kepada ibu untuk tidak banyak minum pada malam
11.55 hari untuk mengurangi BAK
WITA Hasil : Ibu bersedia untuk tidak banyak minum dimalam hari
Memberikan KIE pada trimester 3 ini kurangi mengkomsumsi
karbohidrat untuk mencegah bayi besar. Ibu sebaiknya
12.00
mengkomsumsi lebih banyak sayuran hijau dan buah-buahan.
WITA
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk mengurangi mengkomsumsi
karbohidrat dan lebih banyak makan sayuran hijau dan buah
Menjelaskan tanda bahaya pada trimester 3 yaitu salah satunya,
12.05 bengkak pada wajah dan tungkai, keluar darah yang banyak pada
WITA jalan lahir, pergerakan janin yang berkurang
Hasil : Ibu telah mengetahui tanda bahaya trimester 3
Menganjurkan ibu untuk ruting melakukan kunjungan kehamilan di
12.10 pelayan kesehatan terdekat sesuai jadwal yang ditentukan bidan atau
WITA apabila ada keluhan.
Hasil : Ibu bersedia untuk ruting melakukan kunjungan kehamilan
sesuai jadwal atau apabila ada keluhan
119

2. Kunjungan ANC kedua

Tanggal : 09 Juni 2021

Jam : 10. 30 WITA

Tempat : Rumah Ny.M

a. Data Subjektif

1) Ibu mengeluh nyeri pada bagian punggung

2) Ibu merasakan janinnya aktif bergerak

b. Data Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital :

1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg

2) Nadi : 80x/menit

3) Pernapasan : 25x/menit

4) Suhu : 36,5oC

Pemeriksaan Umum :

1) BB Sebelum Hamil : 40 kg

2) BB Selama hamil : 51 kg

3) Tinggi Badan : 150 cm

4) LILA : 26 cm

Pemeriksaan Fisik :

1) Kepala : Rambut tampak bersih, tidak ada benjolan,

tidak ada nyeri tekan


120

2) Wajah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema

3) Mata : Simetris kiri dan kanan, sclera putih,

konjungtiva merah muda

4) Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pernapasan

cuping hidung

5) Telinga : Simetris kiri dan kanan,tidak ada secret

6) Mulut : Bibir tampak lembab, tidak ada caries, dan

terdapat 1 gigi yang tanggal

7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, Tidak

ada pembesaran kelenjar limfe maupun vena

jugularis

8) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting menonjol, tidak

ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,

terdapat hiperpigmentasi daerah areola,

colostrum belum keluar

9) Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, Terdapat

linea nigra dan linea alba

Leopold I : Setinggi PX (27 cm), teraba bulat, lunak dan

tidak melenting

Leopold II : Teraba lebar, keras, seperti papan di sisi kiri

perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil disisi

kanan perut ibu (PU-KI)

Leopold III : Teraba bulat, keras dan melienting (kepala)


121

Leopold IV : Kedua ujung jari belum bertemu (BAP)

DJJ : 146x/menit

TBJ : LP x TFU (97 cm x 27 cm) = 2.619 gram

10) Genetalia : Ibu tidak bersedia dilakukan pemeriksaan

11) Ektremitas atas bawah : Tidak ada odema dan varises, reflex

patella (+/+) kiri dan kanan

c. Assesment

GIIPIA0 Gestasi 37 minggu 3 hari, situs memanjang, punggung

kiri, presentasi kepala, BAP, Intrauterin, hidup, tunggal,

keadaan ibu dan janin baik

d. Planning

Tabel 3.2 Penatalaksanaan ANC Kunjungan 2

Jam Planning
Menyampaikan hasil pemeriksaan ibu bahwa ibu dalam keadaan
10.50
baik, begitupun dengan janinnya.
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaannya dan janinnya
Memberitahu ibu untuk menggunakan bantal tambahan untuk
10.55 menopang punggung ibu saat tidur dan anjurkan ibu untuk memijat
WITA untuk menghilangkan rasa sakitHasil : Ibu bersedia untuk
menngunakan bantal tambahan dan melakukan massage
Memberikan KIE tentang tanda persalinan yaitu, nyeri perut tembus
11.00 kebelakang, keluar lender bercampur darah dari jalan lahir,
WITA pecahnya air ketuban.
Hasil : Ibu telah mengetahui tanda persalinan
Menganjurkan ibu untuk segara kepelayanan kesehatan atau
menghubungi bidan apabila mengalami salah satu tanda persalinan
11.05 tersebut.
WITA Hasil : Ibu telah mengerti untuk segera kepelayanan kesehatan
atau menghubungi bidan apabila terdapat salah satu tanda
persalinan
122

3. Kunjungan ANC Ketiga

Tanggal : 18 Juni 2021

Jam : 09 .25 WITA

Tempat : Puskesmas Kassi-Kassi

a. Data Subjektif

Ibu merasa ada pengeluaran lendir dari jalan lahir

b. Data Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compomentis

Tanda-Tanda Vital:

1) Tekanan Darah : 100/80 mmHg

2) Suhu : 36,5oC

3) Nadi : 82x/menit

4) Pernapasan : 25x/menit

Pemeriksaan Umum :

1) BB Sebelum Hamil : 40 kg

2) BB Selama hamil : 52 kg

3) Tinggi Badan : 150 cm

4) LILA : 27 cm

Pemeriksaan Fisik :

1) Kepala : Rambut tampak bersih, tidak ada benjolan,

tidak ada nyeri tekan

2) Wajah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema


123

3) Mata : Simetris kiri dan kanan, sclera putih,

konjungtiva merah muda

4) Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pernapasan

cuping hidung

5) Telinga : Simetris kiri dan kanan,tidak ada secret

6) Mulut : Bibir tampak lembab, tidak ada caries, dan

terdapat 1 gigi yang tanggal

7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, Tidak

ada pembesaran kelenjar limfe maupun vena

jugularis

8) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting menonjol, tidak

ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,

terdapat hiperpigmentasi daerah areola,

colostrum belum keluar

9) Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, Terlihat linea

nigra dan alba

Leopold I : 2 jari bawah PX (30 cm), teraba bulat, lunak

dan tidak melenting

Leopold II : Teraba lebar, keras, seperti papan di sisi kiri

perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil disisi

kanan perut ibu (PU-KI)

Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting (kepala)

Leopold IV : Kedua ujung jari sudah tidak bertemu (BDP)


124

DJJ : 145x/menit

TBJ : LP x TFU (98 cm x 30 cm) = 2.940 gram

10)Genetalia : Terdapat pengeluaran lendir

11)Ektremitas atas bawah : Tidak ada odema dan varises, reflex

patella (+/+) kiri dan kanan

Pemeriksaan Lab :

1) Dolongan Darah : B+

2) HBsAg : (-) Negatif

3) HIV/AIDS : (-) Negatif

c. Assesment

GIIPIA0 Gestasi 38 minggu 5 hari, situs memanjang, punggung

kiri, presentasi kepala, BDP, Intrauterin, hidup, tunggal,

keadaan ibu dan janin baik

d. Planning

Tabel 3.3 Penatalaksanaan ANC Kunjungan 3


Jam Planning
Menyampaikan hasil pemeriksaan ibu bahwa ibu dalam keadaan
09.50
baik, begitupun dengan janinnya.
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaannya dan janinnya
Menyampaikan pada ibu bahwa terdapat pengeluaran lendir dari
09.55 jalan lahir, hal ini menendakan persalinan sudah tidak lama lagi, jadi
WITA ibu harus berwaspada.
Hasil : Ibu telah mengetahui bahwa ibu akan segara melahirkan
Menganjurkan ibu untuk rutin berjalan kaki dipagi hari atau sore hari
10.00
untuk membantu proses penurunan bayi.
WITA
Hasil : Ibu bersedia untuk rutin berjalan kaki di pagi atau sore hari
Mengingatkan ibu tentang tanda persalinan yaitu, nyeri perut tembus
10.05 kebelakang, keluar lender bercampur darah dari jalan lahir, pecahnya
WITA air ketuban.
Hasil : Ibu telah mengetahui tanda persalinan
Menjelaskan pada ibu persiapan persalianan yang perlu di siapkan
10.10 seperti KTP, sarung/kain, pembalut, baju bayi, selimut bayi, sarung
WITA tangan bayi
Hasil : Ibu telah mengetahui persiapan persalinan
125

Menganjurkan ibu untuk segera kepelayanan kesehatan jika


10.15 mengalami salah satu tanda persalinan.
WITA Hasil : Ibu mengerti untuk segera kepelayanan kesehatan jika
mengalami salah satu tanda persalinan

B. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Tanggal : 19 Juni 2021

Tempat : Puskesmas Kassi-Kassi

Jam : 02.10 WITA

1. Kala I

a. Data Subjektif

1) Ibu mengeluh nyeri perut tembus kebelakang disertai

dengan pengeluaran lendir dan darah mulai tanggal 18-06-

2021 pukul 23.30 WITA .

2) Sifat nyeri hilang timbul dan semakin lama semakin terasa

sakit

b. Data Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compomentis

Tanda-Tanda Vital:

1) Tekanan Darah : 100/80 mmHg

2) Suhu : 36,8oC

3) Nadi : 80x/menit

4) Pernapasan : 24x/menit

Pemeriksaan Umum :

1) Berat Badan : 52 kg
126

2) Tinggi Badan : 150 cm

3) LILA : 27 cm

4) TBJ : LP x TFU

: 98 cm x 30 cm

: 2.940 gram

Pemeriksaan Fisik khusus :

1) Mata : Simetris kiri dan kanan, sclera putih,

konjungtiva merah muda

2) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting menonjol, tidak

ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,

terdapat hiperpigmentasi daerah areola,

colostrum belum keluar

3) Abdomen : 3 jari bawah px, Puki, Presentasi Kepala, BDP.

Kontraksi 3x dalam 10 menit dengan lama 30

detik, Denyut jantung janin 146x/menit

4) Genetalia : Terdapat pengeluaran darah dan lendir

Pemeriksaan Dalam Pertama (Pukul : 02.15 WITA)

1) Vulva dan Vagina : Tidak ada kelainan

2) Keadaan Forsio : Tipis dan tegang

3) Keadaan Ketuban : Utuh

4) Pembukaan Serviks : 8 cm

5) Presentasi : Kepala

6) Penurunan : Hodge I
127

7) Penumbungan : Tidak ada

8) Molase : Tidak ada

9) Kesan Panggul : Normal

10) Pelepasan : Lendir dan darah

c. Assesment

GIIPIA0 Gestasi 38 minggu 5 hari Inpartu Kala I fase aktif

d. Planning

Tabel 3.4 Penatalaksanaan INC Kala I

Jam Planning
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
02.25
keadaan baik, dan sekarang sudah pembukaan 8 cm.
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri yang dirasakan ibu yaitu
karena tertekannya ujung saraf sewaktu uterus berkontraksi dan
02.30 tegangnya segmen bawah rahim, hal ini fisiologis dan ibu tidak perlu
WITA khawatir.
Hasil : Ibu telah mengerti dan mengetahui penyebab nyeri yang
dirasakannya
Menganjurkan ibu untuk miring kiri untuk mempercepat proses
02. 33
persalinan.
WITA
Hasil : Ibu bersedia miring kiri
Menganjurkan ibu untuk rutin minum air putih untuk menghindari
02.35
dehidrasi.
WITA
Hasil : Ibu bersedia minum air putih
Mengajarka ibu tekhnik relaksasi yaitu dengan cara menghirup udara
02.40
melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut.
WITA
Hasil : Ibu mempraktikkannya dengan baik
Menyiapkan alat partus yang dibutuhkan
Hasil : Alat telah disiapkan
1. Partus set (2 klem, gunting talipusat, gunting episiotomy,
02.45
Okxytocin 0,5 ml, penjepit tali pusat)
WITA
2. Heacting set (pinset, kelm, Needle, cutgut, gunting)
3. APD (Penutup kepala, kacamata, masker, celemek,
handscoon, sepatu boot)
02.50 Melakukan pendokumentasian kala I pada partograf
WITA Hasil : Pendokumentasian akan segera di lakukan
128

2. Kala II

a. Data Subjektif

1) Ibu merasa mulesnya semakin sering dan ingin meneran

2) Ibu merasa ada tekanan pada anus dan perasaan ingin

BAB

b. Data Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compomentis

Tanda-Tanda Vital:

1) Tekanan Darah : 100/80 mmHg

2) Suhu : 36,8oC

3) Nadi : 82x/menit

4) Pernapasan : 26x/menit

Pemeriksaan Umum :

1) His : 5 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik

2) DJJ : 143x/menit

3) Genetalia : Tampak pengeluaran air jernih

4) Anus : Anus tampak menonjol

Pemeriksaan Dalam Kedua (Pukul : 04.05 WITA)

1. Vulva dan Vagina : Tidak ada kelainan

2. Keadaan Forsio : Tipis dan tegang

3. Keadaan Ketuban : Jernih

4. Pembukaan Serviks: 10 cm
129

5. Presentasi : Kepala

6. Penurunan : Hodge II

7. Penumbungan : Tidak ada

8. Molase : Tidak ada

9. Kesan Panggul : Normal

10. Pelepasan : Air jernih, Lendir dan darah

c. Assesment

Inpartu Kala II

d. Planning

Tabel 3.5 Penatalaksanaan INC Kala II

Jam Planning

Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa pembukaan


04.05
telah lengkap dan akan segera bersalin
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
Meminta perwakilan keluarga atau suami untuk mendampingi ibu
04.10
dan memberikan dukungan emosional.
WITA
Hasil : Suami mendampingi ibu dan memberikan dukungan
04.15 Mempersiapkan alat-alat persalinan dan memakai alat perlindungan
WITA diri.
Hasil : Alat telah siap dan APD telah di pakai
Memimpin persalinan disaat kepala sudah terlihat 5-6 cm didepan
04.20
vulva, kedua tangan berada dibelakang paha ibu
WITA
Hasil : Ibu mengerti dan mempraktikkannya dengan baik
Melakukan penahanan perineum dengan tangan kanan dan tangan
04.25
kiri menahan kepala bayi secara perlahan-lahan.
WITA
Hasil : penahanan perineum telah dilakukan
Persiapan penolong dengan melakukan pertolongan sesuai dengan
asuhan persalinan normal
Hasil :
1. Pimpin ibu untuk meneran, ketika kepala terlihat, letakkan
tangan kiri pada kepala bayi agar tidak drfleksi maksimal
04.30 2. Ketika kepala sudah defleksi tunggu sampai kepala putar paksi
WITA luar, periksa lilitan tali pusat
3. Letakkan tangan secara biparetal kemudian tarikan lembut
kebawah untuk melahirkan bahu depan dan menarik keatas
untuk melahirkan bahu belakang, Dengan adanya his yang
adekuat dan dorongan meneran dari ibu, kepala lahir dan tidak
ada lilitan tali pusat.
Setelah kepala dan juga bahu lahir, melakukan sanggah susur untuk
04.35
membantu melahirkan seluruh tubuh bayi
WITA
Hasil : Bayi lahir spontan pukul 04.45 WITA dengan JK laki-laki.
130

3. Kala III

a. Data Subjektif

Ibu masih nyeri perut bagian bawah dan merasa lelah

b. Data Objektif

Keadaan Umum : Lemas

Kesadaran : Composmentis

Perdarahan : ±100 cc

Abdoment : Tidak ada janin kedua, uterus berkontraksi

dengan baik, kandung kemih kosong

Genetalia : Tampak tali pusat menjulur didepan vulva,

terdapat pengeluaran darah segar ±50 cc.

c. Assesment

Perlangsungan kala III

d. Planning

Tabel 3.6 Penatalaksanaan INC Kala III

Jam Planning
Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan oksitosin pada
04.48
paha ibu untuk mempercepat pengeluaran plasenta.
WITA
Hasil : Menyuntikkan oksi 10 ml secara IM di 1/3 lateral paha ibu
04.49 Menjepit dan memotong tali pusat
WITA Hasil : Tali pusat telah dipotong
04.50 Mengerinkan bayi dan melakukan inisiasi menyusui dini
WITA Hasil : Bayi telah dikeringkan dan diletakkan diatas dada ibu
Melalukan penegangan tali pusat terkendali saat ada his dan
04.51 terdapat tanda pelepasan plasenta
WITA Hasil : Tali pusat globuler, menjulur didepan vulva, terdapat
semburan darah ±50 cc
Menjemput plasenta dengan kedua tangan dan memutarnya
04.52
searah jarum jam
WITA
Hasil : Plasenta lahir spontan pukul 04.56WITA
04.57 Melakukan masase uterus selama 15 detik
WITA Hasil : Kontraksi uterus baik
04.58 Melakukan pemeriksaan plasenta
WITA Hasil : Kotiledon lengkap, selaput lengkap dan insersi plasenta
131

lengkap
Melakukan pemeriksaan pada perenium untuk melihat adanya luka
05.00
jalan lahir serta perdarahan
WITA
Hasil : Tidak terdapat robekan jalan lahir

4. Kala IV

a. Data Subjektif

Ibu merasa legah dan senang plasenta telah lahir komplit

b. Data Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compomentis

Tanda-Tanda Vital:

1) Tekanan Darah : 90/80 mmHg

2) Suhu : 36,8oC

3) Nadi : 80x/menit

4) Pernapasan : 24x/menit

TFU : Setinggi Pusat

Kandung Kemih : 20 cc

Perdarahan : ±50 cc

c. Assesment

Perlangsungan Kala IV

d. Planning

Tabel 3.7 Penatalaksanaan INC Kala IV

Jam Planning
05.15 Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
WITA Hasil : Ibu telah mengetahui keadaannya
Membersihkan ibu dan memakaikan pembalut serta ganti pakaian
05.20
ibu.
WITA
Hasil : Pembalut telah diganti
132

05.25 Memeriksa kontraksi uterus


WITA Hasil : Kontraksi uterus
Meminta keluarga untuk membantu ibu memenuhi asupan makan
05.30
dan minum
WITA
Hasil : Keluarga membantu ibu menyiapkan makan dan minum
05.35 Buang bahan yang terkontaminasi di tempat sampah yang
WITA sesuaiHasil : Bahan telah dibuang
05.40 Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
WITA Hasil : Tempat bersalin telah didekontaminasi
Mengobservasi kontaksi uterus, TTV, TFU, kandung kemih,
perdarahan dalam 1 jam pertama setiap 15 menit dan pada 1 jam
berikutnya setiap 30 menit.
Hasil :

Perdarahan
Kontraksi

Kandung
Waktu

kemih
Jam TD N S TFU

100
6.15 90/60 80 36,5 Stgpst Baik 10 cc
cc
1 50
6.30 100/80 82 Stgpst Baik Kosong
. cc
6.45 100/80 80 1jbpst Baik Kosong -
30
7.00 100/80 82 1jbpst Baik 10 cc
cc
10
2 7.30 90/60 80 37,3 2jbpst Baik Kosong
cc
.
8.00 100/80 82 2jbpst Baik 10 cc -

C. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Tanggal : 19 Juni 2021

Pukul : 04.45 WITA

Tempat : Puskesmas Kassi-Kassi

a. Subjektif

b. Objektif

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanda-tanda Vital :

1) Nadi : 136x/menit
133

2) Pernapasan : 48x/menit

3) Suhu : 36,8oC

Pemeriksaan Sekilas :

1. Bayi menangis kuat

2. Warna kulit kemerahan

3. Tonus otot aktif

Pemeriksaan Antropometri :

1. BB : 2.900 gram

2. PB : 49 cm

3. LK : 33 cm

4. LP : 34 cm

5. LD : 35 cm

Pemeriksaan Refleks :

1. Refleks Moro : (+)

2. Refleks Grasp : (+)

3. Refleks Rooting: (+)

4. Refleks Sucking : (+)

5. Refleks Babinski : (+)

c. Assesment

Bayi baru lahir cukup bulan dengan kondisi baik dan segera

menangis
134

d. Planning

Tabel 3.8 Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir

Jam Planning
Melakukan penilaian bayi baru lahir
05.45
Hasil ; Bayi segera menangis, Tonus otot aktif, kulit kemerah-
WITA
merahan
Mengeringkan bayi dan melakukan IMD
05.50
Hasil : IMD dilakukan dan berhasil
Memberitahu ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayi lahir dengan
selamat dan sehat dengan jenis kelamin laki-laki, BB : 2.900 gram,
05.55 PB : 49 cm
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaan bayinya dan merasa legah dan
senang
Memberikan salep mata bayi untuk mencegah infeksi dengan cara
06.00 oleskan salep mata dari mata bagian dalam kearah luar secara
WITA bergantian antara mata kanan dan kiri.
Hasil : Salep mata telah diberikan
Memberitahu ibu bahwa bayi akan diberikan suntik Vit.K untuk
06.05 mencegah perdarahan pada bayi yang akan disuntikkan dipaha luar
WITA sebelah kiri secara IM dengan dosis 0,1 mg.
Hasil : Vit.K telah diberikan
Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya seperti
06.10 menempatkan bayi pada ditempat yang dingin dan terpapar
WITA langsung dengan udara sekitar.
Hasil : Ibu mengerti untuk menjaga kehangatan bayinya
Menjelaskan pada ibu dan keluarga tanda bahaya pada bayi baru
lahir yaitu tidak mau menetek, suhu tubuh bayi tinggi sampai
06.15 menggigil, tali pusat berdarah dan belum BAB dalam 24 jam. Bila
WITA terdapat salah satu tanda bahaya tersebut segera ke pelayanan
kesehatan terdekat
Hasil : Ibu telah mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir
Memberitahu ibu bahwa bayi akan diberikan suntik HB0 untuk
06.20 mencegah bayi kuning, yang akan disuntikkan dipaha luar sebelah
WITA kanan secara IM dengan dosis 0,1 mg.
Hasil : HB0 telah diberikan

D. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

1. Kunjungan I (6 jam postpartum)

Tanggal : 19 Juni 2021

Pukul : 10.45 WITA

Tempat : Puskesmas Kassi-Kassi


135

a. Subjektif

Ibu merasa masih sedikit mules, ASI lancar , BAK 3x dan

belum BAB setelah persalinan

b. Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital :

1) Tekanan Darah : 90/70 mmHg

2) Nadi : 80x/menit

3) Pernapasan : 24x/menit

4) Suhu : 36,8oC

Berat Badan : 2.900 gram

Panjang Badan : 49 cm

Pemeriksaan Fisik :

1) Mata : Simetris kiri dan kanan, sclera putih,

konjungtiva merah muda

2) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting

menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak

terdapat benjolan, terdapat

hiperpigmentasi daerah areola, asi

sudah ada
136

3) Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi

uterus baik, kandung kemih kosong.

4) Genetalia : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi,

lochea rubra.

c. Assesment

PIIA0 postpartum 6 jam

d. Planning

Tabel 3.9 Penatalaksanaan KF 1

Jam Planning
Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa kondisi
11.45
ibu saat ini secara umum baik.
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
Memberitahu ibu penyebab mules yang dirasakan yaitu adanya
11.50 kontraksi uterus untuk kembali kekeadaan semula yang disebut
WITA dengan inversion uteri.
Hasil : Ibu telah mengetahui penyebab mules yang dialami
Memberikan ibu edukasi untuk menganjurkan ibu makan dan
11.55 minum yang cukup dengan makanan yang bergizi seperti sayur-
WITA sayuran, ikan, dan buah
Hasil : Ibu mengerti untuk makan dan minum yang bergizi
Menjelaskan pada ibu untuk menjaga personal hygiene terutama
daerah kemaluan dan rutin melakukan perawatan payudara
12.00 dengan memijat lembut bagian payudara dan daerah putting
WITA sebelum mandi, hal ini dapat melancarkan peredaran darah.
Hasil : ibu mengerti untuk menjaga personal hygiene dan rutin
melakukan perawatan payudara
Menganjurkan ibu untuk rutin menyusui bayinya secara on
12.05
demant atau kapan saja tanpa dijadwal
WITA
Hasil : Ibu mengerti untuk rutin menyusui bayinya
Memberikan KIE tentang tanda bahaya post partum yaitu seperti
12.10 demam tinggi, sakit kepala yang hebat, payudara yang bengkak
WITA dan perdarahan yang banyak.
Hasil : Ibu telah mengetahui tanda bahaya post partum

2. Kunjungan II (3-7 hari Post Partum)

Tanggal : 25 Juni 2021

Pukul : 09.00 WITA

Tempat : Rumah Ny.M


137

a. Subjektif

Ibu sudah merasa baik-baik saja, tidak ada keluhan, makan

3x sehari, minum ±8 gelas perhari,Asi lancar dan bayi

menyusu dengan kuat, sudah tidak merasakan mules, BAK

±6x perhari dan BAB ±1x perhari.

b. Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital :

1) Tekanan Darah : 100/80 mmHg

2) Nadi : 82x/menit

3) Pernapasan : 24x/menit

4) Suhu : 36,5oC

Pemeriksaan Fisik Khusus :

1) Mata : Simetris kiri dan kanan, sclera putih,

konjungtiva merah muda

2) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting

menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak

terdapat benjolan, terdapat

hiperpigmentasi daerah areola, asi

sudah ada
138

3) Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih

kosong.

4) Genetalia : Vulva dan vagina tdak ada kelainan,

tidak terdapat tanda-tanda infeksi,

lochea sanguenoluenta

c. Assesment

PIIA0 postpartum 6 hari

d. Planning

Tabel 3.10 Penatalaksanaan KF 2

Jam Planning
Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa
09.05
kondisi ibu saat ini secara umum baik.
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
Mengingatkan ibu untuk makan dan minum yang cukup
09.10 dengan makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, ikan,
WITA dan buah
Hasil : Ibu makan 3x sehari dan minum 8 gelas perhari
Mengingatkan ibu untuk menjaga personal hygiene terutama
daerah kemaluan dan rutin melakukan perawatan payudara
09.15 dengan memijat lembut bagian payudara dan daerah putting
WITA sebelum mandi, hal ini dapat melancarkan peredaran darah.
Hasil : ibu mandi 2x dalam sehari dan rutin melakukan
perawatan payudara sebelum mandi
Mengajar ibu tekhnik menyusui yang benar agar putting tidak
lecet, yaitu :
1. Cari posisi duduk nyaman, jikan memungkinkan,
sandarkan punggung pada bantal
2. Dekap bayi menghadap dada ibu
3. Posisikan hidung si kecil tepat dideoan putting
4. Sangga payudara dari bawah dan bawa mendekati mulut
bayi
09.20 5. Letakkan jari-jari anda diareola atau putting untuk bantu
WITA mengarahkannya ke mulut bayi
6. Tempelkan putting pada bibir bayi agar ia membuka
7. Saat bayi membuka mulut lebar-lebar, arahkan putting
kemulutnya
8. Tempelkan putting dibibir bawah bayi bayi sehingga
areola berada ditengah mulut
9. Setelah putting berhasil masuk, topang payudara ibu
agar bayi bisa menghisap dengan leluasa
Hasil : Ibu telah mengetahui cara menyusui dengan benar
09.25 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 1 jam
WITA tidur siang dan tidur malam ±8 jam
139

Hasil : Ibu mengerti untuk istirahat yang cukup


Menganjurkan ibu untuk rutin membawa bayinya posyandu
09.30
sesuai jadwal yang dianjurkan bidan.
WITA
Hasil : Ibu mengerti untuk rutin membawa bayinya posyandu

3. Kunjungan III (8-28 hari post partum)

Tanggal : 2 Juli 2021

Pukul : 10.20 WITA

Tempat : Rumah Ny.M

a. Subjektif

Ibu merasa tidak ada keluhan, makan 3x sehari, minum ±8

gelas perhari, Asi lancar dan bayi maih menyusu dengan

kuat, BAK ±6x perhari dan BAB ±1x perhari.

b. Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital :

1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg

2) Nadi : 82x/menit

3) Pernapasan : 24x/menit

4) Suhu : 36,8oC

Pemeriksaan Fisik Khusus

1) Mata : Simetris kiri dan kanan, sclera putih,

konjungtiva merah muda

2) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting menonjol,

tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat


140

benjolan, terdapat hiperpigmentasi daerah

areola, asi lancar

3) Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.

4) Genetalia : Vulva dan vagina tdak ada kelainan, tidak

terdapat tanda-tanda infeksi, locea serosa

c. Assesment

PIIA0 postpartum 14 hari

d. Planning

Tabel 3.11 Penatalaksanaan KF 3

Jam Planning
Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa kondisi
10.30
ibu saat ini secara umum baik.
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
Mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 1 jam tidur
10.35
siang dan tidur malam ±8 jam
WITA
Hasil : Ibu tidur siang ±1 jam dan tidur malam ±7 jam
Mengingatkan ibu untuk rutin menyusui bayinya kapan saja
10.40
tanpa dijadwal
WITA
Hasil : Ibu menyusui bayi kapan saja
Memberikan KIE tentang jenis-jenis alat kontrasepsi yang tepat
buat ibu yaitu diantaranya :
2) Metode sederhana tampa alat
a. Metode amenorea laktasi (MAL)
b. Coitus interuptus (Senggama Terputus)
c. Metode kelender
3) Metode sederhana dengan alat
a. Kondom
10.45
WITA
b. Diagfragma
4) Metode kontrasepsi hormonal
a. Pil KB
b. KB suntik (3 bulan)
5) Metode jangka panjang
a. Implant atau susuk (AKBK)
b. IUD (AKDR)
Hasil : Ibu tertarik menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan
tapi akan meminta persetujuan suami terlebih dahulu
Meminta ibu untuk mendiskusikannya terlebih dahulu bersama
10.45 suami dalam mengambil keputusan.
WITA Hasil : Ibu mengerti dan akan mendiskusikannya bersama
suami
10.50 Menganjurkan ibu untuk segera kepelayanan kesehatan apabila
141

ditemukan tanda bahaya nifas atau apabila ada keluhan


kesehatan.
WITA
Hasil : Ibu mengerti untuk segera kepelayanan kesehatan
apabila ada keluhan kesehatan

4. Kunjungan IV (28-42 hari post partum)

Tanggal : 17 Juli 2021

Pukul : 09.10 WITA

Tempat : Rumah Ny.M

a. Subjektif

Ibu merasa tidak ada keluhan, makan 3x sehari, minum ±8

gelas perhari, Asi lancar dan bayi maih menyusu dengan

kuat, BAK ±6x perhari dan BAB ±2x perhari, tidur siang

±1jam dan ±7 tidur malam

b. Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital :

1) Tekanan Darah : 100/80 mmHg

2) Nadi : 80x/menit

3) Pernapasan : 25x/menit

4) Suhu : 36,5oC

Pemeriksaan Fisik Khusus

1) Mata : Simetris kiri dan kanan, sclera putih,

konjungtiva merah muda


142

2) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting menonjol,

tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat

benjolan, terdapat hiperpigmentasi daerah

areola, asi lancer

3) Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.

4) Genetalia : Vulva dan vagina tdak ada kelainan, tidak

terdapat tanda-tanda infeksi, lochea alba

c. Assesment

PIIA0 postpartum 28 hari

d. Planning

Tabel 3.12 Penatalaksanaan KF 4

Jam Planning

Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa kondisi


09.15
ibu saat ini secara umum baik.
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
09.20 Mengevaluasi cara menyusui yang benar ibu
WITA Hasil : Ibu mempraktekkan tekhnik menyusui dengan baik
Menganjurkan ibu untuk tetap mengkomsumsi makanan yang
09.25 bergizi seperti sayuran hijau untuk kelancaran ASI ibu.
WITA Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengkomsumsi makanan
bergizi
Menganjurkan ibu untuk segera ke pelayanan kesehatan
09.30 apabila terdapat keluhan kesehatan.
WITA Hasil : Ibu bersedia akan segera ke pelayanan kesehatan
apabila terdapat keluhan kesehatan

E. Asuhan Kebidanan pada Nenonatus

1. Kunjungan I Neonatus(6-48 jam)

Tanggal : 19 Juni 2021

Pukul : 12.00 WITA

Tempat : Puskesmas Kassi-Kassi


143

a. Subjektif

1) Bayi sudah mau menyusu sejak ±1 jam setelah kelahiran

2) Bayi telah BAK 3x dan BAB untuk yang pertama kalinya

setelah persalinan

b. Objektif

Keadaan Umum : Baik

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanda-tanda Vital :

1) Nadi : 136x/menit

2) Pernapasan : 48x/menit

3) Suhu : 36,5oC

Pemeriksaan Antropometri :

BB : 2.900 gram

PB : 49 cm

Pemeriksaan Fisik :

1) Kulit : Terdapat rambut lanugo, warna kulit

kemerahan

2) Kepala : Normal, tidak ada kelainan

3) Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah

muda, sclera putih, tidak ada secret

4) Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung

5) Mulut : Bibir lembab, tidak ada labioskisis dan tidak

ada oral trush


144

6) Dada : Tidak ada retraksi dinding dada

7) Abdomen : Tali pusat terbungkus kasa steril

8) Genetalia : Bersih dan tidak ada kelainan

9) Anus : Tidak ada atresia ani

10) Ekstremitas: Normal, tidak ada kelainan

c. Assesment

Neonatus cukup bulan usia 1 hari kondisi baik

d. Planning

Tabel 3.14 Penatalaksanaan KN 1

Jam Planning

Memberitahu ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayi dalam


12.05
keadaan sehat
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaan bayinya
Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya seperti
12.10 menempatkan bayi pada ditempat yang dingin dan terpapar
WITA langsung dengan udara sekitar.
Hasil : Ibu mengerti untuk menjaga kehangatan bayinya
Mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
12.15
atau kapan saja tanpa jadwal
WITA
Hasil : Ibu menyusui bayinya kapan saja
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara ekslusif yaitu
12.20 menyusui bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan
WITA tambahan apapun
Hasil : Ibu bersedia menyusui bayi secara ekslusif
Mengingatkan ibu untuk menjaga personal hygine bayi untuk
12.25 mencegah terjadinya infeksi, seperti ruting mengganti popok
WITA dan menjaga kebersihan tali pusat
Hasil : Ibu mengerti untuk menjaga personal hyginen bayi
Memberikan edukasi cara merawat tali pusat yaitu :
1. Selalu bersihkan tali pusat dengan benar (gunakan kapas
yang telah dibasuh air hangat dan sabun yang tidak
12.30 mengiritasi kulit bayi)
WITA 2. Jaga tali pusat tetap kering
3. Jangan tutup tali pusat dengan popok
4. Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya
Hasil : Ibu telah mengerti cara merawat tali pusat

2. Kunjungan II Neonatus (3-7 hari)

Tanggal : 25 Juni 2021


145

Pukul : 10.10 WITA

Tempat : Rumah Ny.M

a. Subjektif

Ibu mengatakan bayinya sehat dan menyusu dengan kuat,

BAB 3x dalam sehari dan BAK 6-7x dalam sehari

b. Objektif

Keadaan Umum : Baik

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanda-tanda Vital :

1) Nadi : 133x/menit

2) Pernapasan : 47x/menit

3) Suhu : 36,8oC

Pemeriksaan Antropometri :

Berat Badan : 3.300 gram

Panjang Badan : 52 cm

Pemeriksaan Fisik :

a. Kulit : Terdapat rambut lanugo, warna kulit

kemerahan

b. Kepala : Normal, tidak ada kelainan

c. Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah

muda, sclera putih, tidak ada secret

d. Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung


146

e. Mulut : Bibir lembab, tidak ada labioskisis dan tidak

ada oral trush

f. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada

g. Abdomen : Tali pusat telah terlepas

h. Genetalia : Bersih dan tidak ada kelainan

i. Anus : Tidak ada atresia ani

j. Ekstremitas: Normal, tidak ada kelainan

c. Assesment

Neonatus cukup bulan usia 7 hari kondisi baik

d. Planning

Tabel 3.15 Penatalaksanaan KN 2

Jam Planning
Memberitahu ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayi dalam
10.15
keadaan sehat
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaan bayinya
Memberikan KIE tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu:
1. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang
diminum
2. Kejang
3. Bayi lemah, bergerak hanya jika di pegang
4. Sesak nafas
5. Bayi merintih
10.20 6. Pusar kemerahan sampai dinding perut
WITA 7. Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba
dingin(suhu tubuh kurang dari 36,5°c)
8. Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan
bayi buta
9. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut
dicubit akan kembali lambat
10. Kulit terlihat kuning
Hasil : Ibu telah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir
Mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
10.25
atau kapan saja tanpa jadwal
WITA
Hasil : Ibu menyusui bayinya kapan saja
Mengingatkan ibu untuk menjaga personal hygine bayi untuk
10.3O mencegah terjadinya infeksi, seperti ruting mengganti popok
WITA dan menjaga kebersihan tali pusat
Hasil : Ibu mengerti untuk menjaga personal hyginen bayi
10.35 Mengingatkan ibu untuk rutin membawa bayinya posyandu
WITA sesuai jadwal
147

Hasil : Ibu mengerti untuk membawa bayinya posyandu

3. Kunjungan III Neonatus (8-28 hari)

Tanggal : 17 Juli 2021

Pukul : 09.05 WITA

Tempat : Rumah Ny.M

a. Subjektif

Ibu mengatakan bayinya sehat, aktif bergerak dan menyusu

dengan kuat, BAB 3x dalam sehari dan BAK 6-7x dalam

sehari.

b. Objektif

Keadaan Umum : Baik

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanda-tanda Vital :

1) Nadi : 135x/menit

2) Pernapasan : 48x/menit

3) Suhu : 36,8oC

Pemeriksaan Antropometri :

BB : 4.000 gram

PB : 56 cm

Pemeriksaan Fisik :
148

a. Kulit : Terdapat rambut lanugo, warna kulit

kemerahan

b. Kepala : Normal, tidak ada kelainan

c. Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah

muda, sclera putih, tidak ada secret

d. Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung

e. Mulut : Bibir lembab, tidak ada labioskisis dan tidak

ada oral trush

f. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada

g. Abdomen : Tidak ada tanda-tanda infeksi pada pusat

h. Genetalia : Bersih dan tidak ada kelainan

i. Anus : Tidak ada atresia ani

j. Ekstremitas : Normal, tidak ada kelainan

c. Assesment

Neonatus cukup bulan usia 28 hari kondisi baik

d. Planning

Tabel 3.16 Penatalaksanaan KN 3

Jam Planning
Memberitahu ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayi dalam
09.10
keadaan sehat
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaan bayinya
Mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
09.15
atau kapan saja tanpa jadwal
WITA
Hasil : Ibu menyusui bayinya kapan saja
09.20 Memberikan KIE tentang ASI Ekslusif :
WITA Air susu ibu atau ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan / minuman tambahan atau pengganti kepada bayi hingg
a berusia 6 bulan.
Air susu ibu mengandung zat antibodi pembentuk kekebalan tubuh
yang bisa membantunya melawan bakteri dan virus. Jadi, bayi
yang diberi ASI berisiko lebih kecil untuk terserang penyakit,
seperti diare, asma, alergi, infeksi telinga, infeksi saluran
149

pernapasan, konstipasi, sindrom kematian bayi mendadak, dan


meningitis.
Hasil : Ibu telah mengerti dan bersedia menyusui bayi secara
ekslusif
Menganjurkan ibu untuk segera membawa bayinya kepelayanan
09.25 kesehatan terdekat apabila terdapat keluhan kesehatan
WITA Hasil : Ibu mengerti untuk segera membawa bayinya kepelayanan
kesehatan terdekat apabila terdapat keluhan kesehatan
Mengingatkan ibu untuk rutin membawa bayinya posyandu sesuai
09.30
jadwal
WITA
Hasil : Ibu mengerti untuk membawa bayinya posyandu

F. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Tanggal : 03 Juli 2021

Jam : 09.20 WITA

Tempat : Puskesmas Kassi-Kassi

a. Data subjektif

Ibu ingin memakai KB suntik 3 bulan

b. Data Objektif

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran composmentis

3. Berat Badan : 48 kg

4. Pemeriksaan TTV :

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Suhu : 36,5°C

Pernapasan : 24x/menit

Nadi : 82x/menit

5. Pemeriksaan Fisik :

a. Kepala : Rambut tampak bersih, tidak ada

benjolan, tidak ada nyeri tekan


150

b. Wajah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada

oedema

c. Mata : Simetris kiri dan kanan, sclera putih,

konjungtiva merah muda

d. Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada

pernapasan cuping hidung

e. Telinga : Simetris kiri dan kanan,tidak ada secret

f. Mulut : Bibir tampak lembab, tidak ada caries,

dan terdapat 1 gigi yang tanggal

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,

Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

maupun vena jugularis

h. Payudara : Simetris kiri dan kanan, tampak

pengeluaran ASI, dan tidak ada nyeri

tekan

i. Abdomen : TFU tidak teraba, perut tampak kendor

dan tampak linea alba

j. Genetalia : Ibu tidak bersedia dilakukan

pemeriksaan genetalia

k. Ekstremitas atas dan bawah : Tidak ada odema dan

varises, reflex patella (+/+) kiri dan kanan

c. Analisa Data

PIIA0 dengan akseptor KB suntik 3 bulan


151

d. Planning

Tabel 3.17 Penatalaksanaan Keluarga Berencana

Jam Planning
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
09.30
baik
WITA
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
Menjelaskan kembali kelebihan dan kekurangan KB suntik 3
bulan yaitu :
Beberapa kelebihan suntik KB 3 bulan, meliputi:
1. Tidak berinteraksi dengan obat-obatan lain
2. Relatif aman untuk ibu menyusui
3. Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil
kontrasepsi setiap hari
Selain kelebihan, suntik KB 3 bulan juga memiliki kelemahan, di
09.35 antaranya:
WITA 1. Efek samping berupa sakit kepala, kenaikan berat badan,
nyeri payudara, perdarahan, dan menstruasi tidak teratur.
Efek ini bisa muncul selama suntik KB masih digunakan.
2. Butuh waktu cukup lama agar tingkat kesuburan kembali
normal, setidaknya setahun setelah suntik KB dihentikan.
Hal ini membuat jenis kontrasepsi ini tidak dianjurkan untuk
mereka yang ingin segera memiliki anak.
Hasil : Ibu mengerti dan telah mengetahui kelebihan dan
kekurangan KB suntik 3 bulan
Menyiapkan alat yang akan digunakan seperti : spoit 3 cc, kapas
09.40
alcohol dan doponeo
WITA
Hasil : Alat telah disiapkan
Melakukan penyuntikan di bokong ibu secara IM di 1-3 luar antara
09.45
sias dan os cogsigeus
WITA
Hasil : Telah dilakukan penyuntikan
Menganjurkan ibu untuk dating kembali pada tanggal 27
09.55
September 2021
WITA
Hasil : Ibu bersedia untuk datang kembali sesuai jadwal
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Asuhan

Kebidanan pada Kehamilan Trimester III

Pembahasan pertama adalah tentang pemeriksaan Antenatal

Care yang dilakukan oleh Ny.”M” dengan kehamilan normal di

Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Pa'jukukan Kabupaten Bantaeng.

Berikut ini akan disajikan data pendukung yang akan dibahas dalam

pembahasan Antenatal Care. Dalam pembahasan yang berkaitan

dengan Antenatal Care maka dapat diperoleh data pada table berikut

ini :

Tabel 4.1 Distribusi Data Subjektif dan Objektif kehamilan Ny.M di Puskesmas
Kassi-Kassi

Tanggal ANC 26 Mei 2021 09 Juni 2021 18 Juni 2021

UK 35 minggu 37 minnggu 38 minggu


Keluhan Sering BAK Nyeri punggung Keluar Lendir
TD 100/80 mmHg 110/80 mmHg 100/80 mmHg
BB 50 kg 51 kg 52 kg
TFU 2 jari bawah px Setinggi px 2 jari bawah px
Letak Janin PUKI PUKI PUKI
Tanda bahaya Tanda-Tanda Tanda-Tanda
Penyuluhan
trimester III Persalinan Persalinan

152
153
152

a. Data Subjektif

1. Umur

Berdasarkan fakta bahwa Ny. M berusia 35 tahun.

Menurut penulis, usia 35 tahun merupakan usia yang cukup

untuk organ reproduksi berfungsi dengan baik. Bertambahnya

usia juga mempengaruhi kemampuan rahim untuk menerima

janin (embrio) dan menimbulkan risiko baik bagi ibu maupun

janin yang dikandungnya. Usia yang terlalu muda dapat

menyebabkan kehamilan berisiko karena rahim belum siap

sebagai tempat tumbuh kembang janin, sedangkan usia yang

terlalu tua juga akan mengakibatkan kehamilan berisiko karena

fungsi organ reproduksi sudah menurun.

Menurut Manuaba (2010) usia reproduksi yang baik

adalah pada usia 20-35 tahun, wanita pada usia 35 tahun

masih dalam masa subur dan pada usia yang lebih lanjut

mengalami penurunan fertilitas tetapi masih dapat hamil.

Berdasarkan hal di atas, Ny. ''M'' masih dalam usia yang baik

untuk bereproduksi.

2. Kunjungan ANC

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2020), kunjungan

ANC dilakukan sebanyak 6 kali, yaitu 2 kali pada trimester

pertama (12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (13-24

minggu), dan 3 kali pada trimester ketiga. trimester (25-40


153

minggu).

Berdasarkan fakta yang diperoleh, Ny.“M” melakukan

pemeriksaan ANC di Puskesmas Kassi-Kassi sebanyak 8 kali

yaitu: 2 kali pada trimester pertama, 3 kali pada trimester kedua

dan 3 kali pada trimester ketiga. Menurut penulis kontrol ANC,

Ny."M" lebih dari standar yang telah ditentukan, karena Ny."M"

selalu ingin mengetahui keadaan kehamilannya dan keadaan

janinnya serta keluhan kehamilannya. Berdasarkan hal tersebut

di atas, jarak kontrol Ny. ''M'' masih dalam batas normal,

kehamilan berlangsung secara fisiologis.

3. Keluhan Selama Trimester III

Pada usia kehamilan 35 minggu, Ny “M” mengeluh

sering buang air kecil. Menurut penulis, selama kehamilan

trimester ketiga sering terjadi ketidaknyamanan, seperti sering

buang air kecil, sering buang air kecil dirasakan pada trimester

ketiga karena rahim semakin besar dan menekan kandung

kemih sehingga ibu sering buang air kecil.

Pada usia kehamilan 37 minggu, Ny. “M” mengeluh nyeri

punggung. Menurut penulis, selama kehamilan trimester ketiga

sering terjadi rasa tidak nyaman seperti nyeri punggung, nyeri

punggung dirasakan pada TM III karena semakin besar rahim

membuat lengkungan punggung, juga karena hormon estrogen

dan progesteron yang semakin meningkat.


154

Menurut Wildatiningsi dan Dewi (2015) ketidaknyamanan

yang sering terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga

adalah sering buang air kecil, sakit kepala, bengkak pada kaki,

kram kaki dan nyeri punggung. adalah hasil dari pergeseran

pusat gravitasi wanita dan posturnya. Berdasarkan hal tersebut

di atas, kondisi fisik Ny.''M'' masih dalam kondisi normal.

Kehamilan berjalan secara fisiologis.

b. Data Objektif

1) Tekanan Darah

Berdasarkan fakta, tekanan darah Ny. “M” di UK 35-38

minggu adalah 100/80 mmHg. Menurut penulis, tekanan darah

Ny. “M” dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori Ahmad

dr Muhlisin (2016), tekanan darah dalam batas normal 100/70 –

120/80 mmHg, tekanan darah dikatakan tinggi jika lebih dari

140/90 mmHg. Berdasarkan hal tersebut di atas, tekanan darah

Ny. ''N'' masih dalam batas normal.

2) Berat Badan

Berdasarkan kenyataan bahwa berat badan Ny "M"

sebelum hamil adalah 40 kg, pada akhir kehamilan 52 kg dan

terjadi peningkatan berat badan 12 kg. Menurut penulis,

kenaikan berat badan ibu masih dalam kondisi normal, karena

ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badannya agar

tetap dalam kondisi ideal dan menjaga pola makan yang


155

seimbang dan cukup gizi. Jika Anda mengalami kenaikan berat

badan yang berlebihan, Anda perlu berhati-hati karena dapat

menimbulkan risiko bagi ibu berupa preeklamsia, diabetes

gestasional, operasi caesar, dan bayi yang mengalami

makrosomia.

Menurut Walyani, 2017 dalam Aimmatul Ainiyah, 2018

wanita sebelum hamil dianjurkan untuk meningkatkan IMTnya

sebesar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12,5 kg.

3) LILA

Berdasarkan fakta, ukuran LILA Ny.“M” adalah 25 cm.

Menurut penulis, pengukuran LILA sangat penting karena dari

pengukuran tersebut kita dapat melihat apakah status gizi ibu

hamil baik atau tidak. LILA ibu dalam batas normal, sehingga

gizi ibu sudah terpenuhi dan ibu tidak khawatir lagi gizi buruk.

Menurut Saifuddin, (2018) LILA adalah normal 23,5 cm.

4) Abdomen

Pada Ny “M”, ukuran TFU menurut Leopold pada minggu

ke 34-35 adalah 2 jari di bawah processus xipoideus, minggu

ke 36-37 setinggi processus xipoideus dan minggu ke 38

mengecil lagi menjadi 2 jari di bawah prosessus xipoideus.

Menurut penulis, ukuran TFU Ny.“M” termasuk perubahan

fisiologis atau ukuran TFU setiap ibu berbeda-beda sesuai

dengan bentuk perut dan ketebalan dinding perut, namun


156

dengan rumus yang ada mudah untuk mengukur TFU ibu hamil

(Walyani (2015)).

5) Pemeriksaan Fisik

Perubahan fisik yang terjadi pada Ny “M” selama

kehamilan trimester III yaitu wajah tidak oedema, konjungtiva

merah muda, sklera putih, ibu tidak nyeri tekan, tidak ada

benjolan abnormal, kolostrum belum keluar, perut ibu

membesar membujur. Menurut penulis, perubahan tersebut

merupakan perubahan fisiologis yang dialami oleh setiap ibu

hamil meskipun setiap ibu hamil memiliki perubahan yang

berbeda-beda. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil harus

dilakukan karena dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan

sedini mungkin kita dapat menyimpulkan ada atau tidaknya

tanda bahaya dan risiko yang mungkin terjadi.

Hal ini secara fisiologis menurut Walyani (2015)

perubahan yang terjadi pada ibu hamil trimester II dan III tidak

didapatkan edema wajah, sklera putih, konjungtiva merah

muda, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan thyroid,

tidak ada bendungan vena jugularis, puting menonjol, dan ada

adalah pembesaran memanjang dari perut. ini tidak

menunjukkan tanda-tanda kehamilan patologis.


157

c. Analisa Data

Berdasarkan fakta analisis data pada Ny “M” adalah G2P1A0

usia kehamilan 37-38 minggu dengan kehamilan normal. Menurut

penulis dalam memberikan asuhan pada Ny “M” kehamilan berjalan

normal tanpa komplikasi atau, kondisi ibu dan janin sehat dan tidak

ada gangguan. Pada kehamilan 37 minggu ibu sering mengeluh

nyeri punggung.

Menurut Wildatiningsi dan Dewi (2015) kehamilan dengan

keluhan nyeri punggung merupakan kondisi fisiologis karena tidak

berdampak negatif pada kehamilan, tetapi harus segera ditangani

karena mengganggu ketidaknyamanan ibu hamil

d. Penatalaksanaan

Asuhan selama kehamilan penulis melakukan penatalaksanaan

pada Ny “M” sebagai asuhan yang diberikan untuk kehamilan

normal karena tidak ditemukan masalah, asuhan yang diberikan

seperti KIE tentang tanda bahaya pada ibu hamil, tanda-tanda

persalinan, persiapan persalinan, keluhan untuk ibu hamil seperti

dan sebagainya, kolaborasi dalam suplementasi, dan kontrol ulang.

Menurut penulis ini fisiologis.

Menurut Maryunani (2015), asuhan yang diberikan untuk

kehamilan normal meliputi KIE mengenai keluhan pada ibu hamil

seperti tanda bahaya bagi ibu hamil, tanda-tanda persalinan,

persiapan persalinan, kolaborasi suplementasi, dan kontrol ulang


158

B. Asuhan

Kebidanan pada Persalinan

Pada pembahasan kedua akan dijelaskan tentang kesesuaian

teori dan kenyataan dalam Intranatal Care. Berikut akan disajikan data

pendukung untuk dibahas dalam pembahasan Intranatal Care. Dalam

diskusi terkait Intranatal Care maka dapat diperoleh data pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny. “M” di
Puskesmas Kassi-Kassi

Tgl/
Keluhan Jam KALA I KALA II KALA III KALA IV
masuk
Ibu mengeluh 19-06-21 02.15 WITA 04.05 WITA 04.48 WITA 05.00 WITA
nyeri perut pukul Vulva dan
tembus 02.10 Vagina: Tidak Lama kala II Lama kala Lama kala IV ±
kebelakang WITA ada kelainan, ± 40 menit, III ± 8 2 jam,
disertai Keadaan Forsio: bayi lahir menit Observasi 2
dengan Tipis dan spontan, (04.56 jam PP:
pengeluaran tegang, pukul 04.45 WITA), TD:90/70mmHg
lendir dan Keadaan WITA, jenis plasenta , N : 82x/menit,
darah mulai Ketuban: Utuh, kelamin laki- lahir S: 36,50C,
tanggal 18- Pembukaan laki, lengkap P:20x/menit,
06-21 pukul Serviks: 8 cm, menangis sponta, TFU 2 jari
23.30 WITA Presentasi: kuat, reflek kontiledon bawah pusat,
Kepala baik, warna utuh. kontraksi uterus
Penurunan: kulit baik, kandung
Hodge I, kemerahan, kemih kosong,
Penumbunga: tidak ada perdarahan 20
Tidak ada, kelainan cc
Molase: Tidak
ada, Kesan
Panggul:
Normal,
Pelepasan:
Lendir dan
darah

a. Data Subjektif

Keluhan yang dirasakan Ny “M” adalah nyeri perut yang

menjalar ke belakang dan lendir yang keluar sejak tanggal 18 Juni


159

2021 pukul 23.30 WITA. Menurut penulis, keluhan ini merupakan

keluhan fisiologis pada ibu bersalin yaitu ibu merasa aliran

darahnya mulai tidak teratur dan dipengaruhi oleh hormon

estrogen, nyeri perut yang melewati punggung dan keluarnya lendir

dan darah yang disebabkan oleh pecah. pembuluh darah karena

penipisan dan pembukaan serviks.

Menurut Widia shoffa ilmiah, 2015 tanda-tanda persalinan

adalah kontraksi uterus yang meningkat frekuensi, durasi, dan

intensitasnya dari setiap 10-20 menit, 15-20 detik, kemudian

intensitasnya cukup tinggi menjadi 5-7 menit, sampai durasi 30-40

detik dengan intensitas yang kuat. Cairan lendir bercampur darah

yang keluar melalui vagina.

b. Data Objektif

Data yang diperoleh pada wajah Ny “M” tidak edema,

konjungtiva merah muda, sklera putih, mukosa bibir lembab,

payudara bersih, puting menonjol, kolostrum keluar, tidak ada

pembengkakan/massa abnormal, pemeriksaan abdomen meliputi:

1. TFU : 2 jari dibawah Processus Xypoideus (30 cm). Bagian

fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting, Bagian kiri perut ibu

teraba panjang, keras seperti papan, di bagian kakan perut

ibu teraba bagian terkecil janin, di bagian bawah perut ibu

teraba bulat, keras, melenting, kepala sudah masuk PAP 1/5

2. Kontraksi : 5 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik


160

3. DJJ : 146 x/menit,

4. Genetalia : Tidak odema, tidak ada varises, keluar lendir

bercampur darah. VT (dilakukan pukul 02.15 WITA)

Pembukaan 8 cm, Ketuban : utuh (+), Hodge : I.

Menurut penulis, pemeriksaan yang dilakukan masih dalam

batas normal dan fisiologis. Ari Kurniarum (2016), pemeriksaan fisik

ibu hamil meliputi edema wajah, konjungtiva merah muda, sklera

putih, mukosa bibir lembab, payudara bersih, puting menonjol,

kolostrum telah keluar, tidak ada bendungan/massa abnormal,

pemeriksaan abdomen pada ibu hamil. , termasuk: TFU Mc. Donald

(cm) menurut usia kehamilan, pemeriksaan Leopold (Leopold I, II,

III, dan IV), DJJ (normalnya 120-160x/menit), genetalia bersih, tidak

ada oedema, tidak ada varises, tidak ada kondiloma talata atau

akuminata, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada pembesaran

kelenjar atau tempat Bartholin. Ekstremitas atas dan bawah tidak

edema.

c. Analisa Data

Analisis data pada Ny “M” adalah P2A0 UK 38 minggu 5 hari,

dengan persalinan normal. Menurut penulis, proses persalinan

pada wanita yang hamil cukup bulan, dengan presentasi di

belakang kepala, yang berlangsung dalam waktu 24 jam dan tidak

menimbulkan komplikasi baik bagi ibu maupun janinnya. Dimulai

dengan kontraksi / kelenjar yang datang secara teratur setiap 10-15


161

menit, keluarnya lendir dan darah dari jalan lahir dalam 4 stadium

yaitu stadium I, stadium II, stadium III dan stadium IV.

d. Penatalaksanaan

1. Kala I

Berdasarkan fakta, persalinan kala I fase aktif Ny "M"

berlangsung selama ±2 jam (02.10-04.05 WITA). Pada masa ini

pasien mendapat asuhan pemenuhan nutrisi, mobilisasi dan

relaksasi. Menurut penulis, ini fisiologis, merupakan kemajuan

persalinan yang baik bahwa batas pembukaan persalinan

adalah primigravida 10-12 jam dan multigravida 8-10 jam dan

telah mendapatkan perawatan yang tepat.

Menurut Jannah (2017) normalnya pembukaan serviks

pada fase ini adalah 3 cm per jam untuk multigravida dan 1-2

jam untuk primigravida. Fase aktif diawali dengan pembukaan

serviks 4 cm dan diakhiri dengan pembukaan serviks 10 cm.

2. Kala II

Berdasarkan fakta persalinan kala II Ny “M” berlangsung

selama 40 menit (04.05-04.45 WITA), tidak ada komplikasi

selama proses persalinan, pasien mendapatkan asuhan

pendampingan, pertolongan persalinan dan IMD. Menurut

penulis ini fisiologis karena partograf tidak melewati garis

waspada.

Menurut Sulistiyowati (2013), Tahap II dimulai dari


162

pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

berlangsung 2 jam pada primigravida, pada multigravida 1 jam.

Menurut (APN, 2016) pada tahap kedua diberikan

pendampingan, pendampingan persalinan dan IMD untuk

mempercepat proses persalinan.

3. Kala III

Berdasarkan fakta, persalinan kala III Ny "M" berlangsung

selama ±8 menit (04.48-05.56), tidak ada komplikasi pada

pasien untuk mendapatkan injeksi oksitosin, PTT, dan pijat.

Menurut penulis, ini adalah fisiologis pada stadium III karena

tidak ada komplikasi atau masalah yang menyertainya.

Menurut Sulistiyawati (2013) kala III dimulai segera

setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung

tidak lebih dari 30 menit dengan penatalaksanaan aktif untuk

kala III.

4. Kala IV

Berdasarkan fakta, persalinan kala IV Ny "M" berlangsung

selama 2 jam pertama (06.00-08.00 WITA), perdarahan 10 cc,

kandung kemih kosong. Pasien menerima perawatan untuk

pemeriksaan TTV, pijat dan kebersihan pribadi. Menurut

penulis, ini adalah perdarahan fisiologis dan TTV dalam batas

normal tidak melebihi batas maksimum pasien telah menerima

perawatan yang sesuai.


163

Hal ini sesuai dengan teori Sulistiyawati (2013), kala IV

dimulai dari lahirnya plasenta hingga 2 jam pertama post

partum. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah :

tingkat kesadaran klien, periksa tanda vital : tekanan darah,

nadi, dan pernafasan, kontraksi uterus, TFU, perdarahan,

perdarahan dianggap normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-

500 cc .

C. Asuhan

Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Bayi Baru
Lahir Bayi di Puskesmas Kassi-Kassi

Asuhan BBL 19 Juni 2021 Nilai


Menangis spontan, warna kulit
Penilaian awal 04.46 WITA
kemerah-merahan, tonus otot aktif
Berat Badan 05.45 WITA 2.900 gram
Panjang Badan 05.46 WITA 49 cm
Lingkar Dada 05.47 WITA 35 cm
Lingkar Kepala 05.48 WITA 33 cm
Salep Mata 05.50 WITA Telah diberikan
Vit.K 05.53 WITA Telah diberikan
HB0 06.53 WITA Telah diberikan

a. Data Subjektif

1. Eliminasi

Berdasarkan fakta, pada usia 1 jam Ny. “M” mengalami

feses berwarna hitam (mekonium). Menurut peneliti, ini

menunjukkan keadaan fisiologis. Biasanya feses ini akan

dikeluarkan oleh bayi setelah lahir, kira-kira pada 24 jam

pertama setelah lahir.

Menurut Ari Kurniarum (2016), proses buang air besar dan


164

buang air kecil terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir.

Feses bayi baru lahir berwarna hijau tua, konsistensi mekonium

lebih kental dan lengket. Kotoran bayi yang keluar akan

menguning setelah beberapa hari bayi lahir (3-5 hari setelah

lahir).

2. Nutrisi

Berdasarkan fakta, bayi Ny. “M” sudah menyusui pada

saat IMD setelah lahir. Menurut penulis, ketika bayi baru lahir

maka langsung diberikan ASI yang bertujuan untuk memenuhi

asupan gizi bayi agar terpenuhi.

Menurut Armini (2017), ibu dianjurkan untuk memberikan

ASI secara dini (dalam waktu 30 menit-1 jam setelah

melahirkan) dan ASI eksklusif. Prosedur menyusui dijadwalkan

siang dan malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) kapan pun bayi

mau.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Selintas

Pada bayi Ny. “M”, warna kulit kemerahan, tangis kuat dan

tonus otot aktif. Menurut penulis, hasil pemeriksaan singkat

bayi Ny. “M” adalah normal.

2) Tanda-Tanda Vital

Berdasarkan fakta, tanda-tanda vital Ny "M" pada saat

memberikan asuhan kebidanan adalah nadi : 136x/menit,


165

pernafasan : 48x/menit, suhu : 36,50C. Menurut penulis, hasil

pemeriksaan tanda vital pada bayi Ny “M” normal. Pemeriksaan

tanda-tanda vital bayi mutlak diperlukan karena dari

pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah kondisi bayi

sehat atau ada tanda-tanda bahaya bagi bayi baru lahir seperti

hipotermia, asfiksia, dan lain-lain.

Menurut Ari Kurniarum (2016), suhu bayi normal berkisar

antara 36,50C-37,50C. Pernapasan bayi normal 30-60

kali/menit. Denyut jantung bayi normal adalah antara 100-160

denyut/menit, tetapi dianggap normal jika di atas 160

denyut/menit untuk waktu yang singkat, beberapa kali sehari

selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama jika bayi

tertekan.

3) Antropometri

Berat lahir bayi Ny. "M" 2.900 gram, panjang badan bayi

49 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar kepala : 33 cm. Menurut

penulis, pemeriksaan antropometri pada bayi Ny “M” sangat

normal dilihat dari berat badan bayi yaitu 2.900 gram dan

panjang badan 49 cm.

Hal ini secara fisiologis sesuai dengan teori Walyani

(2017), pengukuran antropometri minimal meliputi BB (2500-

4000 gram), PB (45-50 cm), LK (33-35 cm), LD (30-33 cm) .

Panjang badan bayi Ny “M” adalah 49 cm, hal ini secara


166

fisiologis sesuai dengan pendapat Vivian (2010), panjang

badan neonatus cukup bulan adalah 45 sampai 54 cm.

c. Analisa Data

Analisis data pada Ny “M” adalah bayi baru lahir usia fisiologis

1 jam. Menurut penulis, bayi baru lahir yang secara fisiologis

normal adalah bayi baru lahir cukup bulan, berat badan normal dan

tidak ada kelainan kongenital yang menyertainya.

Menurut Ari Kurniarum (2016), diagnosa asuhan kebidanan

pada neonatus fisiologis adalah: bayi baru lahir pada usia 1 hari

fisiologis.

d. Penatalaksanaan

Dalam asuhan bayi baru lahir penulis melakukan

penatalaksanaan Ny “M” seperti pada BBL normal karena tidak

ditemukan masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan

berupa pemberian KIE, seperti KIE tentang menjaga kehangatan

tubuh bayi, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi harian, dll. KIE

diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah memahami

penjelasan yang diberikan, imunisasi, re- kontrol.

Menurut penulis ini adalah manajemen fisiologis. Menurut Ari

Kurniarum (2016) pengelolaan BBL fisiologis meliputi KIE

mengenai, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi harian dan

sebagainya. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah

memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi, dan kontrol ulang.


167

D. Asuhan

Kebidanan pada Masa Nifas

Tabel 4.4 Distribusi Data Subjektif dan Objektif dari Variabel PNC (Post Natal care)
Ny.“M” di Puskesmas Kassi-Kassi

Tanggal Post
19 Juni 2021 25 Juni 2021 2 Juli 2021 16 Juli 2021
Partum
Post Partum
6 Jam 3-7 Hari 8-28 Hari 29-42 Hari
hari ke-
Ibu masih
Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
merasa sedikit
keluhan keluhan keluhan
mules
BAK ±6x/hari, BAK ±6x/hari, BAK ±6x/hari,
BAK ±3x, warna kuning warna kuning warna kuning
Eliminasi warna kuning jernih, BAB jernih, BAB jernih, BAB
jernih, belum 1x/hari, 1x/hari, 2x/hari,
BAB konsistensi konsistensi konsistensi k
lunak lunak lunak
TD
90/70 mmHg 100/80 mmHg 110/80 mmHg 100/80 mmHg
Laktasi
Lancar Lancar Lancar Lancar
TFU
2 jrbpst Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba
Lochea
Rubra Sanguenoluenta Serosa Alba

a. Data Subjektif

Berdasarkan fakta, selama masa nifas mulai dari 6 jam post

partum sampai 29 hari postpartum, Ny “M” baik-baik saja, nifas

berjalan normal. Pada hari ke 6 sampai hari ke 28 post partum ibu

mengatakan tidak ada keluhan dan ASI keluar dengan lancar.

Kondisi ibu yang baik pada masa nifas dipengaruhi oleh gizi, ibu

mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi, lauk pauk,

sayur, dan minum air putih.


168

Menurut Walyani (2017), masa nifas adalah masa setelah

keluarnya plasenta sampai organ reproduksi pulih kembali seperti

sebelum hamil. Normalnya masa nifas berlangsung selama 6

minggu sampai 8 minggu.

b. Data Objektif

1) Laktasi

Berdasarkan fakta pada hari ke-1 post partum ASI ibu

“M” sudah keluar berwarna kekuningan dengan tekstur yang

kental. Pada hari ke 28 nifas, ASI Ny."M" lancar, puting susu

menonjol ke kiri dan ke kanan dan tidak ada pembendungan

ASI. Menurut penulis, semakin sering bayi menyusu, semakin

baik untuk merangsang produksi ASI, dan reproduksi ibu akan

cepat kembali/pulih seperti sebelum hamil.

Cairan pertama yang diterima bayi dari ibunya setelah

lahir adalah kolostrum, yang mengandung campuran protein,

antibodi, mineral yang lebih kaya daripada ASI "matang".

Menurut Sulistiyawati, (2019) ASI mulai ada kira-kira pada hari

ke-2 atau ke-3 setelah bayi lahir dan kolostrum berubah

menjadi ASI matang sekitar 14 hari setelah bayi lahir. Ibu yang

telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.

2) Involusio

a) TFU
169

Pada hari ke-6 post partum TFU tidak teraba,

kontraksi uterus baik, lochea sanguenoluenta terlepas, 14

hari post partum, TFU tidak teraba, kontraksi uterus baik,

sekret serosa lochea tidak teraba dan pada hari ke 28

post partum TFU tidak teraba. tidak teraba, lochea alba

dikeluarkan.

Menurut Rukiyah, (2016) TFU menurut masa

involusi, bayi lahir di tengah tengah, plasenta lahir 2 jari

di bawah tengah, 1 minggu di tengah tengah simfisis, 2

minggu di tidak teraba diatas simfisis, 6 minggu semakin

mengecil, 8 minggu normal (tidak teraba).

b) Lochea

Pada hari ke-6 post partum, kontraksi uterus baik,

lochea sanguenoluenta dilepaskan, 14 hari post partum

mengeluarkan lochea serosa dan pada hari ke-28

postpartum, lochea alba dilepaskan.

Menurut Rukiyah (2010), bahwa lochea rubra merah

berlangsung selama 1-2 hari post partum, lochea

sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan

lendir, terjadi pada hari ke 3-7 post partum, lochea

serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak

mengeluarkan darah lagi pada hari ke 7-14 nifas, lochia


170

alba merupakan cairan berwarna putih yang terjadi pada

hari setelah 2 minggu nifas.

c. Analisa Data

Analisis data pada Ny “M” adalah PIIA0 dengan postpartum

normal. Menurut penulis, partus normal adalah partus yang

berlangsung selama 6 minggu tanpa ada keluhan dan komplikasi

selama masa nifas sehingga partus berjalan dengan normal.

Menurut Menurut Walyani (2017), masa nifas adalah masa

setelah keluarnya plasenta sampai organ reproduksi pulih kembali

seperti sebelum hamil. Normalnya masa nifas berlangsung selama

6 minggu sampai 8 minggu, yang ditandai dengan ibu tidak

mengeluh, ASI keluar dengan lancar, keluarnya darah dalam batas

normal dan kontraksi baik.

d. Penatalaksanaan

Penulis melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny “M”

seperti pada ibu nifas normal, karena tidak ditemukan masalah

seperti observasi keputihan, tinggi fundus uteri dan proses laktasi,

pemberian HE tentang tanda bahaya, ASI eksklusif, nutrisi .

Menurut penulis, dengan diberikannya pelaksanaan asuhan

yang tepat pada ibu nifas dapat mencegah terjadinya tanda-tanda

bahaya pada masa nifas seperti demam, perdarahan, lokia bau dan

bendungan ASI. Selain itu juga berdampak positif bagi ibu dan bayi

seperti mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, menjaga


171

kebersihan diri, melaksanakan perawatan bayi sehari-hari dan

memberikan penyuluhan KB agar ibu merasa stabil dan nyaman

sebelum menggunakan alat kontrasepsi.

Menurut Walyani (2017), seperti mengamati keputihan, tinggi

rahim, dan proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya

nifas, ASI eksklusif, nutrisi, dan kontrol ulang.

E. Asuhan

Kebidanan pada Neonatus

Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Neonatus
Bayi Ny.”M” di Puskesmas Kassi-Kassi

Tgl Kunjungan 19 Juni 2021 25 Juni 2021 17 Juli 2021


ASI Ya Ya Ya
BAK 3 kali, warna BAK 6-7 kali/ hari, BAK 6-7 kali /hari,
kuning warna kuning warna kuning
Eliminasi Jernih Jernih Jernih
BAB 1 kali, warna BAB 3 kali/hari, BAB 3 kali/hari,
hitam warna hitam warna hitam
BB 2.900 gram 3.300 gram 3.700 gram
Ikterus Tidak Tidak Tidak
Tali pusat belum
lepas
Tali Pusat (Basah), Sudah lepas Sudah lepas
terbungkus kasa
steril.

a. Data Subjektif

1. Eliminasi

Berdasarkan fakta, pada usia 6 jam, bayi Ny. “M” sudah

buang air kecil, 3 kali warnanya kuning bening, dan buang

air besar pada usia 1 kali berwarna hitam. Menurut penulis

ini fisiologis.
172

Menurut Armini (2017) yaitu bayi baru lahir akan buang

air kecil paling lambat 12-24 jam setelah lahir, buang air kecil

lebih dari 8 kali sehari merupakan tanda bayi cukup gizi.

BAB 1 -3 hari disebut mekonium, yaitu feses berwarna

kehitaman, hari ke 3-6 fase peralihan, yang berwarna coklat

kehijauan karena masih bercampur dengan mekonium.

2. Nutrisi

Berdasarkan fakta yang dikemukakan oleh Baby “M”

bahwa pada hari pertama sampai hari ke 19 bayi sudah kuat

menyusu. Menurut penulis, apa yang dialami bayi bersifat

fisiologis dan sangat baik untuk perkembangan bayi.

Menurut Armini (2017), ASI merupakan makanan pokok

bayi yang diberikan setiap 2-3 jam atau setiap kali bayi ingin

menyusu. ASI diberikan dengan satu payudara sampai

terasa kosong setelah itu diganti dengan payudara yang lain.

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sampai usia 6

bulan tanpa makanan tambahan kecuali imunisasi dan

vitamin.

b. Data Objektif

1. Tanda-Tanda Vital

Berdasarkan fakta, tanda-tanda vital bayi Ny "M" dalam

batas normal dengan nadi 136x/menit, pernapasan


173

48x/menit dan suhu 36,50C. Pada bayi, pemeriksaan tanda

vital sangat penting karena dapat mendeteksi adanya infeksi

serius pada bayi atau tidak.

Menurut Walyani (2015) suhu bayi normal berkisar

antara 36,50C-37,50C, frekuensi pernapasan normal

neonatus berkisar antara 40-60 kali per menit dan nadi

apikal dapat berfluktuasi dari 110 hingga 180 kali/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

Pada bayi Ny "M", warna kulit saat kunjungan rumah

merah muda, anggota badan tidak ada kelainan, tidak ada

tanda-tanda infeksi tali pusat, ada anus, ekstremitas tidak

ada kelainan, ada tidak ada ruam pada alat kelamin dan

lipatan. karena ibu sering mengganti popok. Menurut

penulis, pemeriksaan fisik neonatus sangat penting karena

dengan melakukan pemeriksaan dapat disimpulkan resiko

atau komplikasi yang menyertainya, selain itu dapat

mencegah terjadinya tanda bahaya bayi.

Menurut Walyani (2015) warna kulit bayi harus bersih

merah jambu, tidak ada kelainan pada anggota gerak, dan

tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat.

c. Analisa Data

Analisis data Ny. “M” adalah neonatus cukup bulan pada 1

hari sampai 28 hari fisiologis tanpa komplikasi. Menurut penulis,


174

neonatus fisiologis adalah neonatus yang lahir cukup bulan dan

selama tidak ada komplikasi pada bayi atau neonatus tersebut.

Masa neonatal terdiri dari neonatus dini yaitu bayi berusia 6 jam

sampai 28 hari. (Armini, 2017)

d. Penatalaksanaan

Dalam asuhan neonatus penulis melakukan

penatalaksanaan Ny “M” seperti pada neonatus normal karena

tidak ditemukan masalah selama kunjungan. Asuhan yang

diberikan berupa pemberian KIE, seperti KIE tanda bahaya

neonatus, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi harian. KIE

diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah memahami

penjelasan yang diberikan, imunisasi, kontrol ulang.

Menurut Walyani (2015) penatalaksanaan fisiologis

neonatus antara lain KIE, tanda bahaya neonatus, imunisasi, ASI

eksklusif, perawatan bayi harian, dll. KIE diberikan secara

bertahap agar ibu lebih mudah memahami penjelasan yang

diberikan, imunisasi, dan kontrol ulang.

F. Asuhan

Kebidanan pada Keluarga Berencana

Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel
Keluarga Berencana di puskesmas Kassi-Kassi

Tanggal Kunjungan 3 Juli 2021


Ibu mengatakan ingin
Subjektif menggunakan KB suntik
3 bulan
Tekanan Darah 110/80 mmHg
Berat Badan 48 kg
175

Menstruasi Belum Haid

a. Data Subjektif

Berdasarkan fakta, pada 14 hari nifas, Ny “M” tidak ada

keluhan, dan berencana akan menggunakan kontrasepsi suntik 3

bulan setelah ibu belum haid sampai sekarang. Pada 15 hari

post partum, Ibu “M” melakukan suntik KB selama 3 bulan

sebagai akseptor baru. Menurut peneliti, kondisi ibu dalam batas

normal, dan rencana ibu untuk memilih KB suntik 3 bulan efektif

karena ibu tidak mau menggunakan KB jangka panjang dan KB

suntik 3 bulan tidak mempengaruhi produksi ASI.

Menurut Mega & Wijayanegara (2017), yaitu kontrasepsi

suntik progestin yang cocok untuk ibu menyusui, dapat

digunakan oleh wanita dengan tekanan darah <180/110 mmHg,

usia subur, nulipara dan yang telah memiliki anak, sedang

menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, tidak

dapat menggunakan kontrasepsi yang sesuai. mengandung

estrogen, sering lupa menggunakan pil kontrasepsi, yang tidak

boleh menggunakan kontrasepsi suntik progestin untuk ibu hamil

atau diduga hamil, perdarahan pervaginam yang tidak jelas

penyebabnya, tidak dapat menerima terjadinya gangguan

menstruasi terutama amenore, menderita kanker payudara atau

riwayat kanker payudara dan diabetes mellitus.

b. Data Objektif
176

Berdasarkan pemeriksaan Ny "M" dengan KB suntik 3 bulan,

hasil pemeriksaan ibu semua normal. Menurut peneliti, hasil

pemeriksaan ibu dalam batas normal salah satunya tekanan

darah ibu yaitu 110/70 mmHg. Menurut peneliti, saat ini ibu

masih menggunakan suntikan bulanan karena tidak ingin

menggunakan kontrasepsi jangka panjang dan masih menyusui.

Menurut Manuaba (2014), KB suntik 3 bulan adalah

kontrasepsi suntik progestin yang cocok untuk ibu menyusui,

dapat digunakan oleh wanita dengan tekanan darah <180/110

mmHg, usia subur, nulipara dan yang telah memiliki anak,

menyusui.

c. Analisa Data

Berdasarkan fakta dalam analisis data, Ny “M”, akseptor

baru, telah menjalani KB suntik selama 3 bulan. Menurut peneliti,

KB suntik 3 bulan baik untuk ibu karena tidak mengurangi

produksi ASI dan tekanan darah ibu masih dalam batas normal.

Menurut Manuaba (2014), KB suntik 3 bulan adalah

kontrasepsi suntik progestin yang cocok untuk ibu menyusui,

dapat digunakan oleh wanita dengan tekanan darah <180/110

mmHg, usia subur, nulipara dan yang telah memiliki anak,

menyusui.

d. Penatalaksanaan

Dalam asuhan kebidanan pada akseptor KB, peneliti


177

melakukan manajemen pada Ny “M”, akseptor baru suntik 3

bulan, ibu diberikan KIE tentang efek samping suntik 3 bulan,

kelebihan dan kekurangan 3 bulan suntikan dan kunjungan

ulang.

Menurut Manuaba (2014) tatalaksana akseptor baru KB

suntik 3 bulan meliputi efek samping KIE, kelebihan dan

kekurangan KB suntik 3 bulan, tanda bahaya dan kunjungan

ulang.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan studi kasus pada Ny “M” di

Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Pa'jukukan Kabupaten Bantaeng

yang telah dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan mulai dari hamil,

nifas, BBL, nifas, neonatus hingga keluarga berencana, sesuai

standar pelayanan pendekatan manajemen kebidanan menggunakan

asuhan kebidanan yang komprehensif dan terdokumentasi dalam

bentuk SOAP. Serta membandingkan kesesuaian antara teori dan

kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dengan teori yang

mendukung antara fakta dan kenyataan, dalam BAB ini penulis dapat

menarik kesimpulan dan saran.

1. Asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada Ny.“M” GIIPIA0

dengan kehamilan normal.

2. Asuhan kebidanan persalinan pada Ny.“M” GIIPIA0 dengan

persalinan normal.

3. Asuhan kebidanan BBL pada Bayi Ny.“M” PIIA0 dengan BBL

normal.

4. Asuhan kebidanan nifas pada Ny. “M” PIIA0 dengan nifas normal.

5. Asuhan kebidanan Neonatus pada Bayi Ny.“M” PIIA0 dengan

177
178

neonatus normal.

6. Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny “M” PIIA0 ibu

akseptor KB Suntik 3 Bulan.

B. Saran

Penulisan selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam melaksanakan

asuhan kebidanan secara komprehensif, serta mampu membedakan

kesenjangan antara praktek dan teori dalam penerapan Asuhan

Kebidanan Komprehensif untuk layanan kehamilan normal,

persalinan, bayi baru lahir, persalinan, neonatus dan keluarga

berencana.

Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan harus lebih

meningkatkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan yang

baik selama kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas,

neonatus hingga Keluarga Berencana (KB), agar ibu merasa puas dan

nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Serta diharapkan bidan

dapat menerapkan ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi baru lahir

dan memberikan penyuluhan kepada semua ibu yang memiliki bayi

tentang pentingnya ASI bagi tumbuh kembang bayi sampai umur 2

tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Armini. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak


prasekolah. Yokyakarta: Penerbit Andi.
Bata, V. A. (2019). Tujuan Asuhan Kebidanan Komprehensif. Jakarta:
Buku kedokteran.

Dewi. (2015). Keluhan yang Muncul pada Ibu Hamil Trimester III. Jakarta:
Medical Book.

Dinkes. (2020, April). Jumlah Data AKI dan AKB dari tahun 2016-
2020.Bantaeng : Dinas Keseahatan

Fitriani. (2015). Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III. Jakarta: Medical


Book.

Jannah. (2019). ASKEP II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.


Kumalasari. (2015).
Jannah. (2017). Konsep Dokumentasian Kebidanan. Jogjakarta : Ar-Ruz

media

Jannah. (2019). Askeb II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: Buku

kedokteran.

Kemenkes RI. (2017). Data AKI & AKB di Indonesia 2017 dan
penyebabnya
Legawati. (2018). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Jakarta: Buku

kedokteran.

Maryunani. (2015). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,Balita dan Anak

Pra Sekolah. Tajurhalang: in Media.

179
180

Mega, & Wijayanegara. (2017). Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana.


Jakarta: CV Trans Info Media.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan BIdan. Jakarta : EGC

Sulistywati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Jakarta :

Salemba Medika

Vivian. (2018). Pengertian Kehamilan Trimester III. Jakarta: Buku

kedokteran.

Walyani. (2015). Perubahan fisiologi yang dialami wanita selama hamil.


Jakarta: Buku kedokteran.

Walyani, Elisabeth Siwi. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.

Yogyakarta : Pustaka Barupess

Walyani, e. (2017). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.


Yokyakarta: PUSTAKA BARU PRESS

Widia shoffa ilmiah, s. (2015). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:


Medical Book.

Widia shoffa ilmiah, s. (2015). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:


Medical Book.

Yuli. (2017). Pengertian Kehamilan. Jakarta: Buku kedokteran.


LAMPIRAN

181
182
183
184
184
185
186
187

Anda mungkin juga menyukai