HIPOSPADIA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen pengampu: Iis Aisyah, M.Kep., MM
2. Jelaskan Bagian organ apa yang terkena? Lengkapi dengan gambar atau photo!
Bagian yang terkena adalah:
a. Letak Uretra
b. Bentuk Penis
Organ yang terkena adalah penis, dimana letak lubang uretra terletak di bagian
bawah penis, bukan ujungnya dan bentuk penis yang melengkung.
5. Gejala dan tanda apa lagi yang akan tampak pada anak yang menderita penyakit
ini?
a. Kulit penis tidak ditemukan di bawah penis dan menumpuk di sisi punggung penis.
b. Adanya chordee (kondisi penis melengkung) yang muncul dengan ciri-ciri
kelengkungan penis terutama pada saat ereksi.
c. Tidak adanya chordee (kondisi penis melengkung), jika meatus terletak di dasar
glans penis.
d. Pembukaan uretra eksternal tidak di ujung glans penis (McAninch dalam Tanagho
et al, 2008).
e. Adanya pancaran urin yang lemah ketika berkemih.
f. Nyeri ketika ereksi.
g. Gangguan dalam berhubungan seksual.
h. Kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis.
9. Masalah apa saja yang akan muncul pada anak dengan penyakit ini?
Masalah yang Lazim Muncul (Nanda, 2015)
a. Gangguan eliminasi urin b.d obstruksi anatomis (aliran urin sulit diatur).
b. Ansietas b.d krisis situasional, tindakan operasi yang akan dilakukan.
c. Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan informasi mengenai prosedur pengobatan
yang dilakukan.
d. Gangguan body image.
e. Resiko infeksi.
f. Nyeri akut b.d cedera fisik akibat pembedahan.
g. Disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi penis (infertilisasi).
10. Tindakan apa saja yang anda ketahui untuk mengatasi masalah yg terjadi pada
anak yg mengalami penyakit ini?
1. Kolaboratif Melakukan tindakan operasi
Usia ideal untuk operasi adalah 6-12 bulan. Semakin dini operasi dilakukan,
semakin mudah perawatan pasca operasi, termasuk dalam hal kebersihan,
penggunaan kateter, kebutuhan analgesik, dan perubahan emosional setelah operasi.
Beberapa teknik bedah telah ditemukan dan semakin berkembang. Teknik bedah
yang paling umum adalah urethroplasty seperti Meatal Advancement-Glanuloplasty
(MAGPI), Glans Approximation Procedure (GAP), dan Tubularization Incision of
the Urethral Plate (TIP). Pada hipospadia proksimal, teknik cangkok 2 tahap paling
sering digunakan. Jika pasien ingin disunat, kulup dapat digunakan sebagai bahan
flap, tetapi jika pasien tidak ingin disunat, dapat dilakukan prepucioplasty dan
bahan flap diambil dari mukosa mulut. Di Indonesia, teknik yang paling sering
digunakan adalah TIP seperti yang dilakukan Duarsa dkk (55,56%), Tirtayasa dkk
(50%), dan Mahadi dkk (95,8%). Hal ini dimungkinkan karena teknik TIP fleksibel,
tingkat komplikasinya rendah, dan menghasilkan 6 dari 9 bukaan uretra vertikal,
dan jenis hipospadia yang ditemukan adalah hipospadia distal.
Tujuan pengobatan
Tujuan pengobatan hipospadia adalah:
a. Membuat penis menjadi lurus kembali sehingga dapat digunakan untuk
hubungan seksual.
b. Memposisikan kembali lubang uretra ke ujung penis untuk memungkinkan
pasien buang air kecil sambil berdiri.
c. Membuat neouretra cukup dan lurus.
d. Merekonstruksi penis agar terlihat normal.
e. Mengurangi risiko komplikasi seminimal mungkin.
2. Independen
Beberapa gejala hipospadia disebutkan bahwa pasien mengalami nyeri ketika
melakukan elmininasi. Tindakan yang dapat perawat lakukan adalah mengurangi
nyeri yang dirasakan pasien dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam atau
teknik distraksi lainnya. Selanjutnya, pasien maupun keluarganya terkadang
memiliki keterbatasan informasi terhadap kondisi hipospadia ini. Dari hal tersebut
yang bisa dilakukan oleh perawat adalah menjadi promotor kesehatan yakni
memberikan pengetahuan-pengetahuan seputar hipospadia kepada klien maupun
keluarganya. Tidak terlepas hanya memberikan pengetahuan peran perawat
selanjutnya adalah mengarahkan bagaimana berkemih yang pas untuk kondisi
hipospadia ini. Pemberian pengetahuan baiknya menyesuaikan kebutuhan pasien.
Jika pasien masih kanak-kanak tentunya pengetahuan dan tata laksana eliminasi
yang benar harus di berikan kepada wali pasien.
11. Asuhan keperawatan seperti apa yang harus dilakukan oleh seorang perawat baik
secara mandiri ataupun kolaboratif? Tuangkan dalam metoda proses
keperawatan mulai dari pengkajian sd evaluasi!
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
I. Identitas
A. Identitas Pasien
1) Nama inisial : An. J
2) No RM : 0903402021
3) Usia : 1 tahun 7 hari
4) Agama : Islam
5) Suku : Sunda
6) Alamat rumah : Jl. Ahmad Yani No.288 A
7) Sumber biaya : Pribadi
8) Tanggal masuk RS : 7 September 2022
9) Diagnosa Medis : Hipospadia (Distal Peneana) / lubang kencing
berada dibawah ujung batang penis
B. Identitas Penanggungjawab
1) Nama : Ny. N
2) Umur : 28 Tahun
3) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
4) Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
5) Alamat : Jl. Ahmad Yani No.288 A
6) Hubungan : Ibu Kandung
Campak ✓(1x) 9
9) Riwayat Pertumbuhan
Umur tengkurap : 4 bulan
Umur duduk : 8 bulan
Umur mengoceh : 8 bulan
Umur bicara : 12 bulan
Umur berjalan : - bulan
Keterangan :
: Laki-laki : Keluarga menderita Hipospadia
: Perempuan : Pasien
Do:
melengkung, letak
lubang kencing kearah
pembentukan penis yang
gland penis.
tidak sempurna
Defisit pengetahuan
Do:
- Meminta informasi,
menyatakan masalah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan elemininasi urine berhubungan dengan obstruksi anatomis (aliran urine
sulit diatur) ditandai dengan pancaran air kencing pada saat BAK kebawah,
menyebar, mengalir melalui batang penis.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi mengenai
prosedur pengobatan yang dilakukan ditandai dengan ibu klien mengenai penyakit
anaknya.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Inisial Klien/ruang : An. Yz/08 Nama Mahasiswa : Dwi Isneniah
No. RM/Dx. Medis : 12-112345 NIM : 2007767
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Monitor/pantau eliminasi urin, 1. Untuk memantau kondisi klien
Eliminasi Urine tindakan perawatan meliputi frekuensi, konsistensi, secara menyeluruh.
5x24 jam diharapkan bau, volume dan warna.
2. Untuk memudahkan klien
kondisi klien dapat
2. Ajarkan klien tanda dan gejala meminta pertolongan medis.
membaik dengan
infeksi saluran kemih.
kriteria hasil: 3. Untuk menambah informasi
3. Catat waktu, kebiasaan eliminasi terkait kondisi klien.
- Anak tidak
urin bila diperlukan.
mengalami 4. Agar kondisi klien tidak
klien. masa yang akan datang dan atau mengalami penurunan dan
proses pengontrolan penyakit. orang tua dapat memahami
- Orang tua klien
proses perawatan klien.
dapat menyebutkan
proses pengobatan
yang akan dijalani
klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial Klien/ruang Nama Mahasiswa : Dwi Isneniah
No. RM/Dx. medis NIM : 2007767
Dx. Hari/Tgl/Jam Implementasi Paraf
Keperawatan
A: Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
keperawatan
-Meminta informasi,
menyatakan masalah.
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan.
REFERENSI
Mayo clinic (2018). Diseases & conditions. Hypospadias.
Nanda International. (2015). Diagnosa Keperawatan :definisi dan klasifikasi 2015-2017
(10th ed.). jakarta: EGC.
Tangkudung, F.Jerry, S. Yudha Patria, dan Eggi Arguni. (2016). "Faktor Risiko Hipospadia
pada Anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta". Sari Pediatri 17.5:396-400. [online].
https://urologi.ucsf.edu/research/children-studytreatment-hypospadias
Vikaningrum, M. (2020). STUDI DOKUMENTASI GANGGUAN ELIMINASI URIN
PADA PASIEN AN.“M” DENGAN HYPOSPADIA TYPE CORONAL POST
CHORDECTOMY DAN URETROPLASTY. Akademi Keperawatan YKY
Yogyakarta.
WIDJAJANA, D. P. (2017). Hubungan Tipe Hipospadia, Usia, Dan Teknik Operasi
Terhadap Komplikasi Fistula Uretrokutaneus Pada Kasus Hipospadia Anak.