Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH FARMASI KOMUNITAS

“Penggunaan Kontrasepsi Oral dan


Kontrasepsi Non Hormonal”

Kelompok 2 :
Regol Sasaka Raudiah 152210101075
Tyas Putri Rahmadani 162210101009
Jeni Juharsita 162210101010
Kris Nugraheni 162210101012
Dwi Indah Noviyanti 162210101013
Hariz Zasi Putri Tejowati 162210101014

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii


KATA PENGANTAR ...................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II. ISI ................................................................................................................... 2
2.1 Kontrasepsi Oral ............................................................................................... 2
2.2 Kontrasepsi Non Hormonal .............................................................................. 5
BAB III. PENUTUP ...................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... iv

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melipahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Penggunaan Kontrasepsi Oral dan Kontrasepsi Non Hormonal.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal untuk memenuhi tugas mata
kuliah Farmasi Komunitas. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah di tugas yang lainnya.

Jember, 22 Maret 2019

Penyusun

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pil kontrasepsi atau yang sering disebut dengan pil KB merupakan salah satu
kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang
ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara diminum. Tujuan dari
konsumsi pil KB adalah untuk mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya
kehamilan yang memang tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan mengkonsumsi pil KB
secara teratur sesuai dengan dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan.
Kepatuhan mengkonsumsi pil KB bertujuan agar manfaat konsumsi pil KB yaitu
mencegah menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan.
Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan keluarga
berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri berkembang menggunakan
kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi 5% dari jumlah tersebut penggunanya
adalah tidak melakukan pengkonsumsian secara teratur sehingga beresiko terjadinya
kehamilan (Depkes RI, 2001). Salah satu contoh pil KB yang digunakan yaitu desirett
dan marvelon.
Desirett merupakan salah satu bentuk alat kontrasepsi oral berbentuk tablet yang
berisi desogestrel sebagai bahan aktifnya. Sedangkan marvelon berisi gabungan antara
desogetrel dan Ethinylestradiol.

1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui informasi terkait penggunaan kontrasepsi oral pil kombinasi
dan pil progestin
1.2.2 Untuk mengetahui informasi terkait penggunaan kontrasepsi non hormonal

1
BAB II. ISI

2.1 Kontrasepsi Oral


Desirett merupakan salah satu bentuk alat kontrasepsi oral berbentuk tablet yang
berisi desogestrel sebagai bahan aktifnya. Sedangkan marvelon berisi gabungan antara
desogetrel dan Ethinylestradiol.
2.1.1 Marvelon (Pil Kombinasi)

Marvelon 28 Libi Per Strip merupakan produksi dari Schering-Plough


yang mengandung Desogestrel dan Ethinylestradiol yang digunakan sebagai
kontrasepsi (obat pencegah kehamilan) oral.
Obat kontrasepsi bekerja dengan cara :
1. Mengatur hormon, sehingga proses ovulasi atau pematangan sel telur bisa
dicegah.
2. Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma akan sulit mencapai
sel telur.
3. Membuat kondisi dinding rahim menjadi tidak sesuai untuk pelekatan
embrio.
 Cara Penggunaan
1. Dewasa melalui oral diminum dengan dosis instruksi dapat bervariasi
sesuai dengan merek. Untuk pemakaian 21 hari: Mulai hari pertama
menstruasi. Diminum 1 tab sehari selama 21 hari diikuti dengan 7 hari pil-
bebas. Mulai baru pada hari ke-8 setelah tablet terakhir diambil. Untuk
pemakaian 28 hari: Mulai hari pertama menstruasi. Diminum 1 tab sehari.
Obat diminum dengan dosis dan waktu yang sama setiap harinya.
2
2. Atau sesuai petunjuk dokter
Untuk hasil yang lebih maksimal, Marvelon 28 Libi Per Strip diminum
setiap hari dan diusahkan dalam waktu yang sama setiap hari nya. Jika
tidak sengaja lupa meminum Marvelon 28 Libi Per Strip, disarankan
untuk segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya
tidak terlalu dekat. Jangan mengganti dosis yang terlewat dengan
menggandakan dosis pada jadwal berikutnya.
 Jika Lupa Meminum Obat
1. Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2
pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi
lain).
2. Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari
sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode
kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).
3. Jangan mengganti dosis yang terlewat dengan menggandakan dosis pada
jadwal berikutnya.
4. Mohon konsultasi pada dokter Anda untuk mendiskusikan perubahan
dalam jadwal dosis Anda atau jadwal baru untuk memperbaiki dosis yang
terlewat, jika Anda melewati terlalu banyak dosis akhir-akhir ini.

2.1.2 Desirett (Pil Progestin)

Desirett FC Tablet 75 mcg merupakan kontrasepsi oral yang mengandung


desogestrel. Dipoduksi oleh Exeltis.

3
 Cara Penggunaan
1. Cara Meminum Desogestrel: Tablet harus dikonsumsi sesuai urutan yang
diarahkan setiap hari pada waktu yang bersamaan dengan cairan yang
diperlukan. Satu tablet harus diminum setiap hari selama 28 hari berturut-
turut. Setiap 1 paket berikutnya dimulai segera setelah menyelesaikan 1
paket sebelumnya.
2. Cara Memulai Desogestrel: Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal
sebelumnya (dalam sebulan terakhir): Minum tablet harus dimulai pada
hari pertama siklus alami wanita (hari 1 adalah hari pertama perdarahan
menstruasi).
3. Jika mengubah dari kontrasepsi hormonal kombinasi (kombinasi oral
kontrasepsi); harus memulai dengan desogestrel pada hari setelah tablet
aktif terakhir. Pada kasus ini penggunaan kontrasepsi tambahan tidak
diperlukan, memulainya paling lambat pada hari berikutnya setelah
placebo dari kontrasepsi hormanal kombinasi sebelumnya.
4. Cara penggunaan jika berubah dari metode progestogen saja (minipill,
injeksi, implant, atau IUS: wanita dapat berganti pil mini dari implan atau
IUS Pada hari pelepasan atau saat suntikan berikutnya akan jatuh tempo
dan metode kontrasepsi tambahan tidak diperlukan.
5. Penggunaan setelah terjadi keguguran pada trimester pertama : wanita
harus segera memulai meminum tablet dan tidak perlu metode kontrasepsi
tambahan.
6. Penggunaan setelah persalinan atau keguguran pada trimester ke dua: pada
wanita yang menyusui harus melihat penggunaan pada ibu hamil dan
menyusui. Para wanita disaran mulai pada hari 21 hingga 28 setelah
melahirkan atau keguguran pada trimester kedua. Ketika dimulai pasien di
saran mengunakan metode kontrasepsi tambahan selama 7 hari pertama
meminum tablet. Tapi jika hubungan seksual wanita harus menunggu
periode menstruasi pertamanya.
 Jika Lupa Meminum Obat
Jika pengguna telambat meminum tablet kurang dari 12 jam, tablet
yang terlewat harus diminum segera dan tablet berikutnya harus diminum
pada waktu yang biasa. Jika lupa minum lebih dari 12 jam, dia harus

4
mengikuti saran yang sama tetapi juga menggunakan metode kontrasepsi
tambahan selama 7 hari berikutnya. Jika tablet lupa minum pada minggu
pertama penggunaan dan hubungan seksual terjadi pada minggu sebelum
tablet dilewatkan, kemungkinan kehamilan harus dipertimbangkan.

2.2 Kontrasepsi Non Hormonal


Kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang tidak mengandung hormon,
baik estrogen maupun progesteron (Hartanto, 2004). Terdapat beberapa jenis
kontrasepsi non hormonal, salah satunya yaitu tubektomi.
2.2.1 Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua saluran telur
wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan
keturunan lagi. Kontrasepsi ini digunakan untuk jangka panjang, walaupun
kadang-kadang masih dapat dipulihkan kembali seperti semula. Cara tubektomi
dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain saat operasi, cara mencapai tuba, dan
cara penutupan tuba (Sulistyawati, 2011).
Sterilisasi pada wanita disebut tubektomi atau Tubal Ligation. Caranya
ialah dengan memotong kedua saluran sel telur (tuba palupi) dan menutup kedua-
duanya sehingga sel telur tidak dapat keluar dan sel sperma tidak dapat pula masuk
bertemu dengan sel telur, sehingga tidak terjadi kehamilan.
Adapun syarat-syarat menjadi akseptor (pengguna) tubektomi adalah
sebagai berikut: Sukarela dan mendapatkan keterangan dari dokter atau petugas
pelayanan kontrasepsi. Pasangannya harus memberikan persetujuan secara tertulis.
 Cara kerja
a. Sebelum operasi, dokter akan memeriksa kesehatan lebih dahulu, untuk
memastikan cocok atau tidak.
b. Operasi dilakukan oleh dokter.
c. Saluran telur yang membawa sel telur dalam rahim akan dipotong atau
diikat. Setelah operasi yang dihasilkan akan diserap kembali oleh tubuh
tanpa menimbulkan penyakit.
d. Perawatan tubektomi hanya 6 jam setelah operasi untuk menunggu reaksi
anti bius saja. Luka yang diakibatkan sebaiknya tidak kena air selama 3-4
hari.

5
e. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter, setelah 1 minggu, 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah operasi dilakukan.
 Bentuk-bentuk Tubektomi
Sterilisasi pada perempuan disebut tubektomi/sterilisasi pada perempuan ini
memiliki beberapa bentuk, antara lain:
a. Laparotomi Mini Suprarubik
Yaitu membuat sayatan pada dinding perut tepat di atas rambut kemaluan
sepanjang 2,5 cm, kemudian tuba dicari, tindakan pada tuba ialah lidasi dan
eksisi serta reseksi sebagian.
b. Kolkotomi Posterior
Yaitu membuat sayatan pada puncak vagina belakang sepanjang 2,5 cm.
Tindakan pada tuba ialah lugasi dan eksisi reseksi sebagian. Cara ini sudah
jarang digunakan.
c. Kuldoskopi
Yaitu membuat sayatan pada puncak vagina belakang dan trokar. Alat
khusus yang dipakai ialah puldoskop. Tindakan pada tuba ialah ligasi dan
eksisi sebagian cara ini pun sudah jarang digunakan.
d. Laparoskop
Yaitu membuat sayatan pada dinding perut tepat dibawah pusar dengan
trokar. Alat khusus yang dipakai ialah laparoskop yang dimasukkan dalam
rongga perut melalui trokar. Tindakan pada tuba ialah oklusi dengan cincin
falope atau kauterisasi
e. Histerokopi
Yaitu alat khusus yang dipakai ialah histeroskop yang dimasukkan ke
dalam rongga rahim (uterus) melalui mulut leher rahim. Tindakan pada
tuba ialah kauterisasi muara tuba pada rongga.
f. Laporotomi Mini Paska Persalinan
Yaitu dibuat sayatan pada dinding perut tepat dibawah pusar sepanjang 2,5
cm tindakan pada tuba ialah lidasi dan eksisi serta reseksi sebagian.
 Efektifitas
1) Sangat efektif, angka kegagalan sedikit lebih rendah
2) Sangat efektif post- operatif (Hartanto, 2004)
 Keuntungan

6
Vasektomi tuba akan menghadapi dan mencapai klimakterium dalam suasana
alami (Sulistyawati, 2011). Tidak mengganggu ASI, jarang ada keluhan
samping, angka kegagalan hampir tidak ada dan tidak mengganggu gairah
seksual.
 Kekurangan
Tindakan operatif, seringkali menakutkan dan definitif, kesuburan tidak dapat
kembali lagi.
 Kontra indikasi
1) Peradangan dalam rongga panggul.
2) Peradangan liang senggama akut.
3) Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat atau penyakit paru lain
yang tidak memungkinkan akseptor berada dalam posisi genupektorial.
4) Obesitas berlebihan
5) Bekas laparotomi
 Efek samping
1) Resiko trauma internal sedikit lebih tinggi.
2) Kemungkinan infeksi serius lebih tinggi.
3) Sedikit sekali kematian yang berhubungan dengan anestesi (Hartanto,
2004).

7
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
3.2.1

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Asli (MIMS
Pharmacy Guide).
Hartono, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Saifuddin, Abdul B. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit
Yayasan Bina Pustaka.
Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
https://www.medicines.org.uk/emc/product/1359/pil [Diakses pada tanggal 19 Maret 2019]
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/desirett/?type=full#Dosage [Diakses pada tanggal
19 Maret 2019]

iv

Anda mungkin juga menyukai