NAMA KELOMPOK 6 :
BANYUWANGI
MARET 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik.
Adapun judul Maklah ini yang penulis ambil adalah “PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI
TOPIKAL “
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi. Pembimbimg telah
membantu dan memberikan motivasi dalam pembuatan Makalah ini. Penulis menyadari atas
kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan Makalah ini, sehingga menjadi suatu
kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar
Makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif. Demikian akhir kata
dari penulis, semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan pembelajaran dalam segi
teoritis sehingga daoat membuja wawasan ilmu serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa
yang akan datang.
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok 6
Menyetujui
NIK. NIK.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pemberian obat topical
2. Mengetahui bagaimana teknik-teknik dan cara pemberian obat topical pada kulit, mata,
dan telinga.
1.3. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mahasiswa calon
perawat mengenai pengertian, kontra indikasi, pentalaksaan, persiapan alat, prosedur kerja, dan
dokumentasi obat topikal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Topikal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep
mata, tetes telinga dan lain-lain. Pemberian Obat pada Kulit Merupakan cara memberikan obat
pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam
seperti krim, losion, aerosol, dan sprei. Pemberian Obat pada Telinga Cara memberikan obat
pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada
gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat
antibiotik.
Pemberian Obat pada Mata Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau
salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan
cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa,
kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
Indikasi: dermatosis yang kering dan kronik, dermatosis yang dalam dan kronik dan
dermatosis yang bersisik dan berkrusta, dan ulkus bersih. Bersifat proteksi pada ruam popok,
inkontinensia alvi, sariawan, dan kolostomi.
2. Krim
Merupakan emulsi O/W (oil in water) atau W/O (water in oil). Kombinasi antara
minyak dengan air ditambah emulgator menghasilkan emulsi W/O atau O/W, bergantung pada
susunan komponen di atas. Krim perlu diberikan pengawet karena adanya kandungan air.
- Krim W/O (cold cream) – (air<25%) lebih cocok dipakai waktu malam karena melengket lebih
lama di kulit. Terdiri atas >= 1 cairan tak larut yang terdispersi pada cairan lainnya harus
dikocok saat mau digunakan. Dibutuhkan emulgator untuk mencegah terjadinya emulsi.
- Krim O/W (vanishing cream) – (air 31% hingga 80%) lebih cocok dipakai waktu siang karena
lebih cair dan tidak lengket.(8) Indikasi digunakan krim ialah indikasi kosmetik (tidak lengket,
mudah dicuci, mudah menyebar, dan tidak mengotori baju), dermatosis yang subakut dan luas,
dan boleh digunakan di daerah yang berambut. Kontraindikasi untuk krim W/O ialah dermatitis
madidans.(5) Kandungan humektan beragam dari gliserin, propilen glikol, dan polietilen glikol
untuk mencegak kekeringan.
3.Gel
Merupakan sediaan hidrokoloid atau hidrofilik berupa suspensi yang dibuat dari senyawa
organic – dasar sediaan larut air. Zat untuk membuat gel di antaranya ialah karbomer,
metilselulosa dan tragakan. Bila zat-zat tersebut dicampur dengan air dengan perbandingan
tertentu akan terbentuk gel. Karbomer akan membuat gel menjadi sangat jernih dan halus. Gel
segera mencair, jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan. Warna gel bening,
mudah dipakai dan dibersihkan, dan dapat dipakai pada kulit berambut. Sifatnya kurang
menutup, alkohol atau propilen mudah kering dan menimbulkan rasa tersengat. Absorbsi per
kutan lebih baik daripada krim.
4. Pasta
Merupakan campuran homogen bedak (50%) dan vaselin (salep dasar hidrokarbon –
emulsi air dalam minyak). Pasta bersifat protektif dan mengeringkan. Fungsinya adalah sebagai
barier impermeabel, proteksi, dan tabir surya (kalo mau tau bentuknya, bentuknya mirip pasta
gigi – biasanya putih dan padat). Kelemahannya adalah kurang lengket, kurang menutup, lebih
kering (dibandingkan salep – karena pada pasta sudah dicampur dengan sediaan solid, yaitu
bedak)
5. Linimen
Linimen atau pasta pendingin merupakan campuran cairan, bedak dan salep.
Indikasi: dermatosis yang subakut.
Kontraindikasi: dermatosis madidans
2. Pemberian Obat Pada Mata
Merupakan memberi obat kedalam mata berupa cairan dan salep.
* Tujuan pemberian obat pada mata
a) Untuk mengobati gangguan pada mata
b) Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan ‘struktur internal mata
c) Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
d) Untuk mencegah kekeringan pada mata
* Standar operasional prosedur pemberian obat topical pada mata (tetes mata)
1) Persiapan alat
a) Botol obat dengan pensteril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
b) Buku obat
c) Bola kapas kering steril (stuppers)
d) Bola kapas basah (normal salin) steril
e) Baskom cuci dengan air hangat
f) Penutup mata (bila perlu)
g) Sarung tangan
2) Prosedur kerja
a) Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
b) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c) Identifikasi klien secara tepat
d) Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
e) Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher
f) Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari dalam keluar
g) Minta klien untuk melihat ke langit – langit
h) Teteskan obat tetes mata :
1. Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata yang terisi obat
kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus konjungtiva. Sementara jari tangan
on dominan menarik kelopak mata kebawah.
2.Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus konjungtiva. Sacus konjungtiva
normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan
penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
3.Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggir kelopak mata
4.Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan
5.Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60 detik.
i) Memasukkan salep mata :
1. Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata, pencet tube sehingga memberikan
aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva.
2. Minta klien untuk melihat kebawah:
Membuka kelopak mata atas berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada
konjungtiva dalam. Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata
* Untuk irigasi :
1) Tabung steril untuk tempat cairan.
2) Cairan irigasi sebanyak 60 sampai dengan 240 cc dengan suhu 37 derajat celcius.
3) Alat irrigator mata atau spuit steril.
4) Bengkok steril.
5) Bola kapas steril.
6) Cairan normal salian steril (bila diperlukan)
7) Perlak
8) Sarung tangan steril
Buka mata dengan jari dengan jari telunjuk dan ibu jari sehingga kantong konjungtiva
dapat dilihat. Pegang irigator yang telah berisi cairan 2,5 cm diatas mata. Arahkan air pada
konjungtiva bawah dari kantus dalam menuju kantus luar. Lanjutkan irigasi sampai air yang
meninggalkan mata tampak bersih. Anjurkan pasien untuk membuka dan menutup mata secara
teratur. Bila sudah selesai , bersihkan sekitar mata dengan bola kapas.
*Instalasi
1) Obat yang diperlukan
2) Kapas kering steril
3) Kapas basah (normal saline ) steril
4) Kassa / penutup mata dan plaster
5) Sarung tangan steril
Periksa nama, kekuatan dan jenis obat. Anjurkan pasien memandang keatas dan
beri pasien sebuah bola kapas.Buka mata dengan cara menarik kelopak mata bawah dengan
jempol atau jari-jari tangan yang tidak memegang obat.Dekatkan ke mata sampai berjarak 1
sampai dengan 2 cm dari mata lalu teteskan obat sesuai yang dibutuhkan pada kantung
konjungtiva bawah sepertiga dari luar.Bila obat berupa saleb mata, Pegang pipa saleb diatas
kantung konjungtiva atas dan oleskan sekitar 3 cm saleb dari kantus dalam ke kantus luar. Lalu
anjurkan pasien menutup mata tanpa mengusap obat keluar. Untuk obat cair, pasien dianjurkan
menutup mata selama 30 detik dan menekan hati-hati duktus nasolakrimalis agar obat tidak
masuk keduktus tersebut.
Siapkan pasien yaitu dengan memberitahu pasien tentang irigasi / pengobatan yang akan
diberikan. Bantu pasien mengatur posisi duduk atau berb aring sambil memiringkan kepala
kearah mata yang sakit.Pasang kain penutup untuk melindungi pasien dan baju pasien agar tidak
basah dan pasang bengkok dibawah mata yang sakit 9pada pelaksanaan irigasi).
Kaji mata pasien. Amati adanya gangguan pada mata misalnya warna merah, adanya
kotoran, bengkak, pandangan kabur, mata sering dikucek-kucek dan lain-lain.
Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan bola kapasyang telah dibasahi dengan
cairan irigasi dengan arah dari kantus dalam menuju kantus luar.
-Masukkan cairan irigasi atau obat mata
-Tutup mata bila diperlukan dan kaji respon pasien.
-Bereskan alat yang digunakan dan catat tindakan dengan sinkat dan jelas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Obat topical adalah obat yang diberikan dengan cara mengoleskan dan memberikan efek
local missal pada kulit yang bertujuan untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut, pada
mata yang yang biasa berbentuk tetes mata yang bertujuan untuk mengobati gangguan pada
mata, untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan ‘struktur internal mata, untuk melemahkan
otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata,untuk mencegah kekeringan pada mata dan
juga pemberian obat topical pada telinga yang bertujuan untuk memberikan effek terapi lokal
(mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal telinga
eksternal), menghilangkan nyeri.
3.2. Saran
Diharapkan kepada pembaca setelah selesai membaca makalah ini supaya dapat
memahami pengertian obat topical dan cara pemberian obat topikal.
DAFTAR PUSTAKA
Prharjo Robert,Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. 1995, EGC. Jakarta