Anda di halaman 1dari 19

KEPERWATAN DASAR II

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI TOPIKAL

NAMA KELOMPOK 6 :

1. DERISCA TIARA PATRICIA : 2019.02.009


2. EKA AINUN S : 2019.02.010
3. KHOLISNA FEBRIA SAFITRI : 2019.02.023
4. M. MAULANA AKBAR : 2019.02.026
5. NI KADEK WIDHI CANDRA DEWI : 2019.02.033
6. PIKKY PEBRIYANTI : 2019.02.040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

BANYUWANGI

MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik.
Adapun judul Maklah ini yang penulis ambil adalah “PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI
TOPIKAL “

Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi. Pembimbimg telah
membantu dan memberikan motivasi dalam pembuatan Makalah ini. Penulis menyadari atas
kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan Makalah ini, sehingga menjadi suatu
kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar
Makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif. Demikian akhir kata
dari penulis, semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan pembelajaran dalam segi
teoritis sehingga daoat membuja wawasan ilmu serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa
yang akan datang.
LEMBAR PENGESAHAN

Judul: Prosedur Pemberian Medikasi Topikal

Telah di Buat Oleh

Kelompok 6

Banyuwangi, April 2020

Menyetujui

Dosen PJMK, Dosen Pembimbing,

Ns. Sholihin, S.Kep Ns. Sholihin, S.Kep

NIK. NIK.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


    
            Obat yang diberikan melalui kulit dan membrane mukosa pada prinsipnya menimbulkan
efek local. Pemberian topical dilakukan dengan mengoleskannya di suatu daerah kulit,
memasang balutan lembab, merendam bagian tubuh dengan larutan, atau menyediakan air mandi
yang dicampur obat. Efek sistemik timbul
            Selain dikemas dalam bentuk untuk diminum atau diinjeksikan , berbagai jenis obat
dikemas dalam bentuk obat luar seperti lotion, liniment, pasta dan bubuk yang biasanya dipakai
untuk pengobatan ganggaun dermatologis misalnya gatal-gatal , kulit kering, infeksi dan lain-
lain.Obat topical juga dikemas dalam bentuk obat tetes (instilasi) yang dipakai untuk tetes mata,
telinga, atau hidung serta dalam bentuk untuk irigasi baik mata, telinga, hidung, vagina, maupun
rectum.Dalam memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat dan memahami
prinsip enam benar agar kita dapat terhindar dari kesalahan dalam memberikan obat, namun ada
sebaiknya kita mengetahui peran masing-masing profesi yang terkait dengan upaya pengobatan.

1.2. Tujuan
     
1. Mengetahui pengertian pemberian obat topical
2. Mengetahui bagaimana teknik-teknik dan cara pemberian obat topical pada kulit, mata,
dan telinga.

1.3. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mahasiswa calon
perawat mengenai pengertian, kontra indikasi, pentalaksaan, persiapan alat, prosedur kerja, dan
dokumentasi obat topikal.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Obat Topical

Topikal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep
mata, tetes telinga dan lain-lain. Pemberian Obat pada Kulit Merupakan cara memberikan obat
pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam
seperti krim, losion, aerosol, dan sprei. Pemberian Obat pada Telinga Cara memberikan obat
pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada
gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat
antibiotik.

Pemberian Obat pada Mata Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau
salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan
cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa,
kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.

2.2.  Macam – Macam Pemberian Obat Topical


1. Pemberian Obat Topikal Pada Kulit
Tujuan dari pemberian obat secara topical pada kulit adalah untuk memperoleh reaksi
lokal dari obat tersebut
Standar operasional prosedur pemberian obat topical pada kulit:
1) Persiapan alat
a)Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
b) Buku obat
c) Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
d) handscoon bersih dan baki
e) Lidi kapas atau tongue spatel
f) Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun basah) Kassa balutan, penutup plastic
dan plester (sesuai kebutuhan)
2) Teknik Pemberian obat pada kulit (dermatologis)
Obat dapat diberikan pada kulit dengan cara digosokkan, ditepukkan, disemprotkan,
dioleskan dan iontoforesis (pemberian obat pada kulit dengan listrik).Prinsip kerja pemberian
obat pada kulit antara lain meliputi:
a) Gunakan teknik steril bila ada luka pada kulit.
b) Bersihkan kulit sebelum memberikan obat (bahan pembersih ditentukan oleh dokter).
c) Ambil  obat kulit dari tempatnya dengan batangh spatel lidah dan bukan dengan tangan.
d) Bila obat perlu digosok, gunakan tekanan halus.
e) Oleskan obat tipis-tipis kecuali ada petunjuk lain.
f) Obat dalam bentuk cair harus diberikan dengan aplikator.
g) Bila digunakan kompres atau kapas lembab maka pelembab harus steril.
h) Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
i) Cuci tangan
j) Atur peralatan disamping tempat tidur klien
k)Tutup gorden atau pintu ruangan
l) Identifikasi klien secara tepat
m) Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi
obat
n) Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
o) Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
p) Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topical
q) Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
r) Oleskan agen topical :
3) Krim, salep dan lotion yang mengandung minyak
Cara pemberian obat pada kulit
1. lotion
a) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian lunakkan
dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
b) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan
bulu.
c) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
2. Lotion mengandung suspense
a) Kocok wadah dengan kuat
b) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil
c) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
3. Bubuk
a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
b) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah lengan
c) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
4. Spray aerosol      
a) Kocok wadah dengan keras
b) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area (biasanya 15-30
cm)
c) Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan wajah dari
arah spray.
e) Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
f) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan
pada tempat yang sesuai.
g) Cuci tangan
* Jenis Obat Topical Pada Kulit
1. Salep
Merupakan bahan berlemak (dasar hidrokarbon) atau seperti lemak, yang pada suhu
kamar berkonsistensi seperti mentega dan lengket. Bahan dasar biasanya vaselin, tetapi dapat
pula lanolin atau minyak (Digunakan untuk obat larut air bahan emulsi). Salep mempunyai daya
serap yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan krim. Salep mempunyai sifat lubrikasi,
proteksi, dan emolien, yaitu menahan penguapan air dari kulit.

Indikasi: dermatosis yang kering dan kronik, dermatosis yang dalam dan kronik dan
dermatosis yang bersisik dan berkrusta, dan ulkus bersih. Bersifat proteksi pada ruam popok,
inkontinensia alvi, sariawan, dan kolostomi.

Kontraindikasinya: adalah dermatitis madidans. Jika kelainan kulit terdapat pada bagian


badan yang berambutdan lipatan tubuh, penggunaan salep tidak dianjurkan. Kelemahan dari
salep adalah rasa lengket yang ditimbulkan (tapi mudah dibersihkan - Lanolin anhidros,
petroleum hidrofilik) serta rasa warna kuning akibat petroleum kuning yang menyebabkan noda
pada pakaian.

2. Krim
Merupakan emulsi O/W (oil in water) atau W/O (water in oil). Kombinasi antara
minyak dengan air ditambah emulgator menghasilkan emulsi W/O atau O/W, bergantung pada
susunan komponen di atas. Krim perlu diberikan pengawet karena adanya kandungan air.

- Krim W/O (cold cream) – (air<25%) lebih cocok dipakai waktu malam karena melengket lebih
lama di kulit. Terdiri atas >= 1 cairan tak larut yang terdispersi pada cairan lainnya  harus
dikocok saat mau digunakan. Dibutuhkan emulgator untuk mencegah terjadinya emulsi.

- Krim O/W (vanishing cream) – (air 31% hingga 80%) lebih cocok dipakai waktu siang karena
lebih cair dan tidak lengket.(8) Indikasi digunakan krim ialah indikasi kosmetik (tidak lengket,
mudah dicuci, mudah menyebar, dan tidak mengotori baju), dermatosis yang subakut dan luas,
dan boleh digunakan di daerah yang berambut. Kontraindikasi untuk krim W/O ialah dermatitis
madidans.(5) Kandungan humektan beragam dari gliserin, propilen glikol, dan polietilen glikol
untuk mencegak kekeringan.

3.Gel
Merupakan sediaan hidrokoloid atau hidrofilik berupa suspensi yang dibuat dari senyawa
organic – dasar sediaan larut air. Zat untuk membuat gel di antaranya ialah karbomer,
metilselulosa dan tragakan. Bila zat-zat tersebut dicampur dengan air dengan perbandingan
tertentu akan terbentuk gel. Karbomer akan membuat gel menjadi sangat jernih dan halus. Gel
segera mencair, jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan. Warna gel bening,
mudah dipakai dan dibersihkan, dan dapat dipakai pada kulit berambut. Sifatnya kurang
menutup, alkohol atau propilen mudah kering dan menimbulkan rasa tersengat. Absorbsi per
kutan lebih baik daripada krim.

4. Pasta
Merupakan campuran homogen bedak (50%) dan vaselin (salep dasar hidrokarbon –
emulsi air dalam minyak). Pasta bersifat protektif dan mengeringkan. Fungsinya adalah sebagai
barier impermeabel, proteksi, dan tabir surya (kalo mau tau bentuknya, bentuknya mirip pasta
gigi – biasanya putih dan padat). Kelemahannya adalah kurang lengket, kurang menutup, lebih
kering (dibandingkan salep – karena pada pasta sudah dicampur dengan sediaan solid, yaitu
bedak)

Indikasi: dermatosis yang agak basah. Kontraindikasinya: dermatosis yang eksudatif dan


daerah yang berambut. Untuk daerah genital eksterna dan lipatan-lipatan badan, pasta tidak
dianjurkan karena terlalu melekat.(5) Sekarang pasta jarang dipakai karena pengolesan dan
pembersihannya lebih sulit.(8)

5. Linimen
Linimen atau pasta pendingin merupakan campuran cairan, bedak dan salep.
Indikasi: dermatosis yang subakut.
Kontraindikasi: dermatosis madidans
2. Pemberian Obat Pada Mata
     Merupakan memberi obat kedalam mata berupa cairan dan salep.
* Tujuan pemberian obat pada mata
a) Untuk mengobati gangguan pada mata
b) Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan ‘struktur internal mata
c) Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
d) Untuk mencegah kekeringan pada mata
* Standar operasional prosedur pemberian obat topical pada mata (tetes mata)
1) Persiapan alat
a) Botol obat dengan pensteril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
b) Buku obat
c) Bola kapas kering steril (stuppers)
d) Bola kapas basah (normal salin) steril
e) Baskom cuci dengan air hangat
f) Penutup mata (bila perlu)
g) Sarung tangan
2) Prosedur kerja
a) Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
b) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c) Identifikasi klien secara tepat
d) Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
e) Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher
f) Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari dalam keluar
g) Minta klien untuk melihat ke langit – langit
h) Teteskan obat tetes mata :
1. Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata yang terisi obat
kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus konjungtiva. Sementara jari tangan
on dominan menarik kelopak mata kebawah.
2.Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus konjungtiva. Sacus konjungtiva
normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan
penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
3.Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggir kelopak mata
4.Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan
5.Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60 detik.
i) Memasukkan salep mata :
1. Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata, pencet tube sehingga memberikan

aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva.
2. Minta klien untuk melihat kebawah:
           Membuka kelopak mata atas berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada

konjungtiva  dalam. Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata

secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas.


j) Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian dalam
keluar kantus
k) Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas pada mata yang
sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan penekanan
pada mata.
l) Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai
m) Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata (kiri, kanan atau kedua
duanya) yang menerima obat.
* Irigasi dan instalasi mata merupakan satu tindakan pencucian kantung konjungtiva mata.
Berbagai bentuk spuit tersedia khusus untuk melakukan irigasi  tetapi bila tidak ada dapat
digunakan spuit dengan tabung yang besar. Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril.
Obat mata biasanya berbentuk cairan (obat tetes mata) dan ointment/ obat saleb mata biasanya
diramu dengan kekuatan yang rendah misalnya 2%.

* Untuk irigasi :
1) Tabung steril untuk tempat cairan.
2) Cairan irigasi sebanyak 60 sampai dengan 240 cc dengan suhu 37 derajat celcius.
3) Alat irrigator mata atau spuit steril.
4) Bengkok steril.
5) Bola kapas steril.
6) Cairan normal salian steril (bila diperlukan)
7) Perlak
8) Sarung tangan steril
Buka mata dengan jari dengan jari telunjuk dan ibu jari sehingga kantong konjungtiva
dapat dilihat. Pegang irigator yang telah berisi cairan 2,5 cm diatas mata. Arahkan air pada
konjungtiva bawah dari kantus dalam menuju kantus luar. Lanjutkan irigasi sampai air yang
meninggalkan mata tampak bersih. Anjurkan pasien untuk membuka dan menutup mata secara
teratur. Bila sudah selesai , bersihkan sekitar mata dengan bola kapas.

*Instalasi
1)   Obat yang diperlukan
2)   Kapas kering steril
3)   Kapas basah (normal saline ) steril
4)   Kassa / penutup mata dan plaster
5)   Sarung tangan steril
Periksa nama, kekuatan dan jenis obat. Anjurkan pasien memandang keatas dan
beri pasien sebuah bola kapas.Buka mata dengan cara menarik kelopak mata bawah dengan
jempol atau jari-jari tangan yang tidak memegang obat.Dekatkan ke mata sampai berjarak 1
sampai dengan 2 cm dari mata lalu teteskan obat sesuai yang dibutuhkan pada kantung
konjungtiva bawah sepertiga dari luar.Bila obat berupa saleb mata, Pegang pipa saleb diatas
kantung  konjungtiva  atas dan oleskan sekitar 3 cm saleb dari kantus dalam ke kantus luar. Lalu
anjurkan pasien menutup mata tanpa mengusap obat keluar. Untuk obat cair, pasien dianjurkan
menutup  mata selama 30 detik dan menekan hati-hati duktus nasolakrimalis agar obat tidak
masuk keduktus tersebut.

Siapkan pasien yaitu dengan memberitahu pasien tentang irigasi / pengobatan yang akan
diberikan. Bantu pasien mengatur posisi duduk atau berb aring sambil memiringkan kepala
kearah mata yang sakit.Pasang kain penutup untuk melindungi pasien dan baju pasien agar tidak
basah dan pasang bengkok dibawah mata yang sakit 9pada pelaksanaan irigasi).
         Kaji mata pasien. Amati adanya gangguan pada mata misalnya warna merah, adanya
kotoran, bengkak, pandangan kabur, mata sering dikucek-kucek dan lain-lain.
   Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan bola kapasyang telah dibasahi dengan
cairan irigasi dengan arah dari kantus dalam menuju kantus luar.
  -Masukkan cairan irigasi atau obat mata
  -Tutup mata bila diperlukan  dan kaji respon pasien.
  -Bereskan alat yang digunakan dan catat tindakan dengan sinkat dan jelas.

3. Pemberian Obat Pada Telinga


  Merupakan memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal, dalam bentuk cair.
* Tujuan pemberian obat pada telinga:
a) Untuk memberikan effek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme
penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal)
b) Menghilangkan nyeri
 * Cara kerja irigasi dan instalasi telinga
1. Pastikan tentang adanya order pengobatan.
2. Siapkan peralatan:
* Untuk irigasi:
a.Tabung berisi cairan irigasi dengan jumlah dan konsentrasi  sesuai yang dikehendaki.
b.Alat suntik / spuit
c.Bengkok
d.Perlak handuk
e.Kapas pengusap
f.Bola kapas
g.Sarung tangan (kadang-kadang)
* Untuk instalasi:
a.Obat tetes dalam tempatnya
b.Kapas dibungkus dalam kasa
c.Batang karet (tambahan) terutama digunakan untuk tetesan terakhir untuk mencegah gerakan
tiba-tiba anak atau pasien tidak sadar.
d.Bola kapas.
e.Nearbaken
f.Handscoon
* Contoh obat tetes telinga
* Prosedur Kerja
No Langkah Rasional
1 Tinjau kembali program obat dari dokter Menjamin pemberian obat yang aman dan
meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi tepat.
obat, waktu pemberian obat, jumlah tetesan,
dan telinga (kanan atau kiri) yang akan
menerima obat.
2 Cuci tangan Mengurangi penularan mikroorganisme
3 Siapkan peralatan dan suplai : Digunakan untuk membuang serumen atau
a.       Botol obat dan alat tetes drainase
b.      Kartu, format atau huruf cetak nama obat
c.       Lidi kapas
d.      Tisu
e.       Bola kapas (opsional)
f.       Sarung tangan sekali pakai (bila perlu)
4 Periksa identifikasi klien dengan melihat Memastikan klien yang menerima obat
gelang identifikasi dan menanyakan benar.
namanya.
5 Kenakan sarung tangan. Mengurangi pajanan pada
mikroorganisme.
6 Kaji struktur telinga luar dan salurannya Memberikan dasar untuk menentukan
apakah timbul respons local terhadap
pengobatan, apakah kondisi klien
membaik, atau apakah telinga perlu
dibersihkan dahulu sebelum obat
diberikan.
7 Jelaskan prosedur pada klien Mengurangi rasa cemas
8 Atur suplai disisi tempat tidur Memastikan prosedur berjalan lancer
9 Minta klien mengambil posisi miring dengan Memudahkan memasukkan obat ke dalam
telinga yang akan diobati berada di atas telinga. Saluran telinga dalam posisi
menerima obat.
10 Jika serumen atau drainase menyumbat Serumen dan drainase menjadi tempat
bagian paling luar saluran telinga, bersihkan berkumpulnya mikroorganisme dan dapat
dengan lembut menggunakan lidi kapas. menghambat distribusi obat ke dalam
Jangan mendorong serumen kedalam  untuk saluran telinga. Oklusi saluran telinga
menghambat atau menyumbat saluran. mempengaruhi kondisi suara yang normal.
11 Luruskan saluran telinga dengan menarik Meluruskan saluran telinga member jalan
daun telinga kebawah dan ke belakang (pada masuk langsung ke bagian struktur telinga
anak-anak) atau ke atas dan ke luar (dewasa). luar yang lebih dalam.
12 Masukkan tetesan obat yang diresepkan, Mendorong tetesan ke dalam saluran yang
pegang alat tetes 1cm diatas saluran telinga tersumbat akan menyebabkan cedera pada
gendang telinga.
13 Minta klien mengambil posisi miring 2 Memungkinkan distribusi obat yang
sampai 3 menit. Beri pijatan atau tekanan menyeluruh. Tekanan dan pijatan
lembut pada tragus telinga dengan menggerakkan obat ke dalam.
menggunakan jari tangan.
14  Kadang-kadang dokter menginstruksikan Memasukkan kapas ke dalam saluran luar
penempatan kapas ke bagian terluar saluran mencegah obat keluar ketika klien duduk
telinga jangan menekan kapas ke bagian atau berdiri. Kapas tidak boleh
terdalam saluran. menyumbat saluran, sehingga merusak
pendengaran.
15 Lepaskan kapas dalam 15 menit Meningkatkan distribusi dan absorpsi obat
16 Buang suplai dan sarung tangan yang kotor Menjaga kerapihan sisi tempat tidur
dan cuci tangan. Mengurangi penularan infeksi
17 Bantu klien mengambil posisi yang nyaman Mengembalikan rasa nyaman.
setelah tetesan di absorpsi.
18 Evaluasi kondisi telinga luar diantara Menentukkan respon terhadap obat.
pemasukkan obat

3.Beritahu dan siapkan pasien.


Untuk irigasi :beritahu oasien tentang rasa penuh, hangat dan mungkin sakit yang akan
dialami pada saat cairan sampai pada gendang telinga. Bantu pasien duduk atau berbaring
dengan posisi kepala menghadap kearah telinga yang sakit.Pasang perlak handuk dibahu pasien
dan pegang bengkok dibawah telinga.
Untuk instalasi:Beritahu pasien berbaring kesamping dengan posisi dengan posisi telinga
yang sakit menghadap keatas.
4.Kaji keadaan daun telinga dan saluran telinga bagian luar.
Lakukan inspeksi untuk mengetahui adanya kemerah-merahan, lecet dan setiap kotoran
yang keluar. Bila diperlukan gunakan otoskop dan bila ditemukan adanya benda asing atau
gendering telinga (membrane timpani)tidak utuh, jangan lakukan irigasi dan laporkan keadaan
ini pada perawat senior.
5.  Bersihkan daun telinga dan lubang telinga dengan bola kapas basah.
6. Siapkan peralatan:
Untuk irigasi :Isi spuit dengan cairan irigasi atau bila menggunakan tabung irigasi, angkat
tabung keatas dan alirkan cairan mengisi pipa.
Untuk instilasi: Siapkan obat tetes yang diperlukan.
7. Masukkan cairan irigasi atau obat tetes telinga .
Untuk irigasi: Buka daun telinga (untuk bayi daun telinga ditarik kebawah, untuk dewasa
ditarik keatas belakang), masukkan ujung spuit dan pancarkan cairan pada dinding atas saluran
telinga sesuai yang diinginkan.Bila sudah selesai, keringkan bagian luar telinga dengan kapas
dan bantu berbaring kesamping  kearah telinga yang telah diirigasi.
Untuk instalasi:Hangatkan obat dengan tangan atau masukkan botol dalam cairan hangat
beberapa detik. Buka dan luruskan lubang telinga dan teteskan obat pada sisi telinga.
Tekan tragis secara hati-hati beberapa kali untuk membantu obat masuk. Anjurkan pasien tetap
berbaring miring lenih kurang selama 5 menit. Pasang kapas pada lubang telinga (tudak
ditekan)selama 15-20 menit.
8. Kaji respon pasien terhadap adanya rasa nyeri, keadaan saluran telinga, kotoran yang ada dan
pada irigasi amati keadaan dan bau cairan yang keluar.
9. Rapikan pasien dan catat tindakan secara singkat dan jelas.

               
 
BAB III
PENUTUP
 3.1. Kesimpulan
Obat topical adalah obat yang diberikan dengan  cara mengoleskan dan  memberikan efek
local missal pada kulit yang bertujuan untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut, pada
mata yang yang biasa berbentuk tetes mata yang bertujuan untuk mengobati gangguan pada
mata, untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan ‘struktur internal mata, untuk melemahkan
otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata,untuk mencegah kekeringan pada mata dan
juga pemberian obat topical pada telinga yang bertujuan untuk memberikan effek terapi lokal
(mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal telinga
eksternal), menghilangkan nyeri.
3.2. Saran
Diharapkan kepada pembaca setelah selesai membaca makalah ini supaya dapat
memahami pengertian obat topical dan cara pemberian obat topikal.
DAFTAR PUSTAKA
Prharjo Robert,Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. 1995, EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai