Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGOLAHAN DAN PEMBERIAN TETES OBAT MATA DAN OBAT

TETES HIDUNG
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan
Dosen Pembimbing :
Sinta Nurhayati, M.Keb

Disusun Oleh :
Asa Rahmawati P17324221048
Helmalia Adinda Mahardika P17324221057
N.Wulan Sriayu Sulistya Purba Ningrum P17324221063
Rahmi Afria P17324221068
Yuni Anggraini P17324221086

TINGKAT 1 KELAS B
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
DIII KEBIDANAN BOGOR
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah keterampilan dasar
klinik kebidanan. Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari
banyak pihak yang dengan tulus memberikan dukungan sehingga makalah ini dapt
terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan Teknik
pengetikan, walaupun demikian inilah usaha maksimal kami selaku penulis.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana semestinya.
Bandung, 20 Januari 2022

Penyusun
DAFTRA ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertiang obat mata dan obat hidung
B. Pengolahan dan Pemberian obat mata dan obat hidung
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Masalah kesehatan seseorang dapat terselesaikan dengan berbagai upaya yang


kesemuanya bertujuan meningkatkan kesehatan seperti berolah-raga secara teratur,
makan makanan yang bergizi, melakukan perlindungan khusus maupun berperilaku
hidup bersih dan sehat.Tetapi dalam keadaan tertentu masih diperlukan upaya-upaya
dengan cara pemberian obat. Pemberian obat harus diberikan dalam dosis, cara dan
indikasi yang benar agar memberikan efek pengobatan, untuk itu diperlukan
pengertian tentang prinsip-prinsip pemberian obat. Obat adalah suatu bahan yang
digunakan untuk menentukan diagnose, Pengobatan, penyembuhan, perbaikan
kondisi, pengurangan rasa sakit dan pencegahan terhadap suatu penyakit kepada
manusia maupun hewan. Tetapi bila kurang tepat dalam pemberian dapat
menimbulkan alergi dan shock bahkan sampai mengakibatkan kematian. Oleh sebab
itu Bidan harus mengerti prinsi-prinsip pemberian obat pada ibu dan bayi.

Mata adalah organ sensoris yang berfungsi vital dalam kehidupan. Stimulus
cahaya yang diterima dan diproses oleh mata diteruskan ke otak agar kita dapat
melihat. Indera penglihatan ini memungkinkan manusia untuk menavigasi
lingkungan, menafsirkan warna, dan memelihara kesehatan dan keselamatan saat
melakukan aktivitas sehari-hari.

Pemberian medikasi pada mata harus dilakukan secara hati-hati. Organ


berbentuk bulat ini termasuk yang paling sensitif dengan terapi pengobatan. Kornea
mata yang terletak pada bagian tunika okuli (mata bagian luar) mengandung banyak
serabut saraf sehingga sangat peka terhadap rangsang. Aplikasi obat mata dalam
bentuk tetes maupun salep sebaiknya tidak langsung diberikan pada area tersebut.
Risiko penularan infeksi antara mata yang satu dengan yang lain juga sangat tinggi,
sehingga tekhnik aseptik perlu dilakukan secara tepat.

Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang
masuk ke dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat
mencapai paruparu. Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang
berfungsi menahan butiran debu kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel
pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung udara dihangatkan sehingga terjadi
kelembaban tertentu. Mukosa hidung tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel
respirateris yang terdiri dari sel-sel rambut getar dan sel “leher”. Sel-sel rambut getar
ini mengeluarkan lendir yang tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis
yang melapisi mukosa hidung dimana debu dan bakteri ditahan dan melekat. Debu
dan bakteri melekat ini tiap kali dikeluarkan ke arah berlawanan dengan jurusan
tenggorokan. Yang mendorong adalah rambut getar hidung dimana getarannya selalu
mengarah keluar. Gerakannya speerti cambuk, jadi selalu mencambuk keluar, dengan
demikian bagian yang lebih dalam dari lapisan bulu getar ini selalu bersih dan “steril”.
Biasanya pada pagi hari hal ini dapat dicapai. Dengan penjelasan sepintas tersebut
diatas dapat dengan mudah dipahami, bahwa segala sesuatu yang masuk (khusussnya
obat) ke dalam hidung secara sengaja tidak boleh menghalangi fungsi dari rambut
getar sebagaimana dijelaskan di atas. Harga pH lapisan lendir sekitar 5,5-5,6 pada
orang dewasa, sedangkan pada anak-anak 5-6,7 pada pH kurang dari 6,5 biasanya
tidak diketemukan bakteri dan bila lebih dari 6,5 mulai ada bakteri. Bila kedinginan
pH lendir hidung akan cenderung naik, sebaliknya bila kepanasan cenderung pH
menurun. Pada waktu pilek, pH lendir alkalis, sehingga teori sebenarnya dapat
disembuhkan dengan mudah dengan cara menurunkan pHnya, yaitu kearah asam. Jadi
pemberian obat dengan tujuan mengembalikan kondisi normal dari rongga hidung
akan menolong.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian obat mata dan obat hidung?
2. Tujuan pemberian obat mata dan obat hidung?
3. Indikasi obat mata dan obat hidung?
4. Kontraindikasi obat mata dan obat hidung?
5. Hal yang tidak diharapkan setelah pemberian obat tetes mata dan hidung ?
6. Apa saja keuntungan pemberian obat tetes mata dan hidung?
7. Apa saja kekurangan pemberian obat mata dan obat hidung?
8. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat mata dan obat
hidung?
9. Bagaimana prosedur pemberian obat tetes hidung?
10. Contoh obat mata dan obat hidung didalam kebidanan
C. Tujuan Masalah
1.Mengetahui Pengertian obat mata dan obat hidung?
2.Mengetahui Tujuan pemberian obat mata dan obat hidung?
3.Mengetahui Indikasi obat mata dan obat hidung?
4.Mengetahui Kontraindikasi obat mata dan obat hidung?
5.Mengetahui Hal yang tidak diharapkan setelah pemberian obat tetes mata dan
hidung?
6.Mengetahui Apa saja keuntungan pemberian obat tetes mata dan hidung?
7.Mengetahui Apa saja kekurangan pemberian obat mata dan obat hidung?
8.Mengetahui Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat mata
dan obat hidung?
9.Mengetahui Bagaimana prosedur pemberian obat tetes hidung?
10.Mengetahui Contoh obat mata dan obat hidung didalam kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OBAT MATA DAN HIDUNG

Mata adalah organ yang sangat sensitif. Kornea, bagian anterior bola mata, sangat
banyak mengandung serabut nyeri yang sensitif. Bila memberikan obat melalui mata
hendaknya menghindari memberikan tetes mata langsung pada permukaan kornea sehingga
ketidaknyamanan klien dapat diminimalkan. Juga penting waspada dalam memberikan obat
mata sehingga aplikator tidak membuat sentuhan yang mencederai permukaan mata.

Obat tetes hidung adalah memberikan obat pada hidung seseorang dengan keradangan
hidung (rhinitis) atau nasofaring (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008). Sementara Sediaan hidung
adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang digunakan pada rongga hidung untuk
memperoleh suatu efek sIstemiK atau lokal.

Obat tetes hidung (OTH) adalah larutan dalam air atau dalam pembawa minyak yang
digunakan dengan cara meneteskannya atau menyemprotkannya kedalam lubang hidung pada
daerah nasopharingeal. Obat tetes hidung adalah suatu obat yang digunakan untuk pilek,
mengandung dekongestan topikal. Selain dalam bentuk tetes hidung, dekongestan topikal
juga dapat berbentuk obat semprot hidung. Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah
larutan, suspensi atau emulsi yang digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam
rongga hidung (BP 2001, hal 1796) Obat tetes hidung adalah larutan dalam air atau dalam
pembawa minyak yang digunakan dengan jalan meneteskannya atau menyemprotkannya ke
dalam lubang hidung pada daerah nasopharyngeal(Repetitorium, hal 44) Obat tetes hidung
adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam
rongga hidung; dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar, dan pengawet (FI III, hal 10)
Penetesan obat pada hidung adalah proses dimana suatu cairan dimasukkan ke dalam rongga
hidung tetes demi tetes (Lyndon, 2014).

B. T UJUAN PEMBERIAN OBAT TETES MATA DAN HIDUNG

 Tujuan Pemberian Obat Tetes Mata:


a. mendilatasikan pupil
b. pemeriksaan struktur internal mata
c. melemahkan otot lensa mata
d. pengukuran refraksi lensa
e. menghilangkan iritasi local
f. mengobati gangguan mata
g. meminyaki kornea dan konjungtiva
.
 Tujuan Pemberian Obat tetes Hidung :
a. Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
b. Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
c. Mengobati alergi
d. Mengobati bendungan nasal
a. Memberikan anstesi local

C.INDIKASI OBAT TETES MATA DAN HIDUNG


 Indikasi Pemberian obat tetes mata
a. meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh
debu,
b. sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang.
c. Antiseptik dan antiinfeksi.
d. Radang atau alergi mata.
e. Kondisi mata akut dan bersekret banyak.

 Indikasi Pemberian Obat Tetes Hidung


1. Rinitis Alergika
a. Penyebabnya Penyebabnya dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
1) Spesifik : debu rumah atau pekerjaan, bulu binatang,asap rokok,
kabut,tepung sari,makanan.
2) Nonspesifik di sebabkan oleh gangguan metabolik, gangguan saraf
autonom yang terpusat di talamus, hipotalamus dan nukleus basalis.
b. Gejala Gejala lokal dapat berupa hidung tersumbat, hidung beringus, gatal,
tinitus,rasa penuh di telinga dan ‘post nasal drip’. Gejala umum berupa gangguan
gastrointestinal seperti mual, obstipasi, kembung da kadang-kadang diare,
gangguan saluran kemih seperti disuria, anuria dll.
2. Sinusitis
a. Sinusitis Akut Perubahan patologis mukosa sama seperti pada peradagan akut
jaringan lain, yaitu vasodilatasi diikuti dengan keluarnya serum, edema oleh kren,
obstruksi, kembalinya cairan tubuh melalui vena dan saluran getah bening, serta
keluarnya cairan melalui dinding kapiler ke dalam jaringan.
b. Sinusitis Kronik Eggston membuat klasifikasi sesuai dengan perubahan patologis
yang ditemukan, yaitu :
1) Sinusitis Hipertrofik/ Sinusitis Polipoid Peradangan dimulai dengan
periflebitis atau perilimfangitis.
2) Sinusitis sklerotik/ Sinusitis Atrofik Pada tingkat permulaan terjadi reaksi
seluler sekitar arteri arteriol, kemudian pembuluh darah menebal, lumen
menyempit, dan terjadi tombosis. Kemudian akan terjadi atrofi dan
nekrosis pada suatu tempat lain.
D.KONTRAINDIKASI OBAT TETES MATA DAN HIDUNG
 Kontraindikasi obat tetes Mata
Obat tetes mata yang mengandung fazolin hidrosida tidak boleh digunakan pada
penderita glaucoma atau penyakit mata lainya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali
dalam pengawasan dan nasehat dokter
 Kontraindikasi obata tetes Hidung
1. Alergi terhadap kandungan obat yang terkandung dalam Obat tetes hidung
2. Hipertensi, penyekit jantung, DM, hipertiroid merupakan kontraindikasi
pemberian Obat tetes Hidung yang mengandung dekongestan.
E.HAL YANG TIDAK DIHARAPKAN SETELAH PEMBERIAN OBAT TETES
MATA DAN HIDUNG
 Hal Yang Tidak Diharapkan Setelah Pemberian Obat Tetes Mata
1. Pasien mengeluh sakit atau perih pada mata atau adanya efek samping
local lainya. Misalnya, sakit kepala dan iritasi mata
2. Pasien mengalami efek sistemik dari tetes, seperti peningkatan denyut
jantung dan tekanan darah atau sebaliknya
 Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Pada Pediatri
Anak mudah merasa takut bila menerima obat mata. Bicaralah dengan perlahan
pada bayi atau anak kecil dan pastikan untuk menahan kepala anak untuk
mencegah Gerakan selama petetesan. Perputaran posisi kepala yang mendadak
menimbulkan aplikator menusuk mata secara tidak sengaja. Akan sangat
membantu bila tangan yang memegang penetes berada diatas dahi anak sehingga
tangan bergerak secara sinkron dengan Gerakan kepala
 Hal Yang Tidak Diharapkan Setelah Pemberian Obat Tetes Hidung
1. Timbul mengi atau tanda reaksi alergi lain terhadap obat pada pasien
2. Mukosa membengkak dan bendungan tidak reda
3. Mukosa hidung tetap mengalami inflamasi dan nyeri sekitar sekret
4. Sakit kepala sinus
F.KEUNTUNGAN PEMBERIAN OBAT TETES MATA DAN HIDUNG
 Keuntungan Pemberian Obat Tetes Mata
1. Larutan mata memiliki kelebihan dalam hal kehomogenan, bioavailabilitas
dan kemudahan penangananan.
2. Suspensi mata memiliki kelebihan dimana adanya partikel zat aktif dapat
memperpanjang waktu tinggal pada mata sehingga meningkatkan waktu
terdisolusinya oleh air mata, sehingga terjadi peningkatan bioavailabilitas
dan efek terapinya.
3. Mudah digunakan tanpa bantuan tenaga medis
4. Luas permukaan penyerapan besar
5. Menghindari metabolisme hepatic lintas pertama
 Keuntungan Pemberian Obat Tetes Hidung
1. Metabolisme melalui enterohepatik dan dinding usus dikurangi.
2. Penguraian di saluran pencernaan dihindari
3. Kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi serta profil konsentrasi obat
dalam plasma terhadap waktu sebanding dengan pemberian dengan intra
vena.
4. Banyak pembuluh dan struktur membran mukosa yang permeabel
sehingga memungkinkan pemberian secara sistemik
G.KEKURANGAN PEMBERIAN OBAT TETES MATA DAN HIDUNG
 Kekurangan Pemberian obat tetes mata
1. Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas (± 7 mL)
maka larutan yang berlebih dapat masuk ke nasal cavity lalu masuk ke
jalur GI menghasilkan absorpsi sistemik yang tidak diinginkan. Mis. b-
bloker untuk perawatan glaukoma dapat menjadi masalah bagi pasien
gangguan jantung atau asma bronkhial.
2. Kornea dan rongga mata sangat kurang tervaskularisasi, selain itu kapiler
pada retina dan iris relatif non permeabel sehingga umumnya sediaan
untuk mata adalah efeknya lokal/topikal.
3. Sebagian besar dosis menuju saluran lakrimal dan dapat menyebabkan
efek samping sistemik yang tidak diinginkan.
4. Rendahnya penyerapan obat tetes mata karena permeabilitas kornea
 Kekurangan Pemberian Obat Tetes Hidung
1. Metode dan teknik pemberian sulit karena memerlukan alat bantu yang
dapat digunakan untuk ukuran yang tepat.
2. Lokasi obat yang tepat, sulit dicapai.
3. Kecepatan pembersihan obat
H.HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBERIAN TETES
OBAT MATA DAN HIDUNG
 Hal-hal yang perlukan diperhatikan dalam pemberian obat tetes mata
Harus isoosmotik dengan secret hidung atau isoosmotik dengan cairan tubuh
lainnya yaitu sama denagn larutan NaCl 0,9% . Pengisotonisan ini sangat
diperlukan maksudnya agar tidak mengganggu fungsi rambut getar, epitel. Secara
umum untuk obat (tetes) hidung harus diperhatikan :
1. Sebaiknya digunakan pelarut air
2. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi rambut
getar epitel
3. pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 4. Usahakan agar larutan
isotonik
4. Usahakan agar larutan isotonik
5. Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan
penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya agar mendekati secret
lendir hidung
6. Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi alkali
7. Penting untuk diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang
mengandung menthol, karena dapat menyebabkan kram (kejang) pada jalan
pernafasan
8. Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien
9. Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri
selama dan pada saat obat diteteskan.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat tetes hidung
1. Pertimbangan pediatrik
Bayi seringkali menolak pemberian obat dengan cara menutup mata
dengan ketat. Pada kondisi ini, posisikan bayi berbaring terlentang dan
tempatkan obat di sudut hidung. Ketika bayi membuka mata, maka obat
akan langsung mengalir ke dalam mata.
Jika bayi mendapatkan kedua resep baik tetes maupun salep, maka berikan
obat tetes terlebih dahulu. Setelah 3 menit baru berikan obat salep.
Jika salep mata diberikan sekali sehari, maka berikan di waktu menjelang
tidur.
2. Pertimbangan geriatrik
Sebelum memberikan obat pada lansia, evaluasi kemampuan pasien untuk
melakukan semua langkah yang diperlukan untuk administrasi obat tetes
mata dan salep.

3. Pertimbangan edukasi
Jelaskan pada pasien yang mendapatkan obat dengan efek midriasi (agen
yang digunakan untuk melebarkan pupil), maka efek nya adalah akan
terjadi gangguan penglihatan sementara (mata kabur).
Pada pasien yang menerima obat yang melumpuhkan otot-otot mata
seperti scopolamine dan atropin, maka pasian tidak boleh mengemudi atau
melakukan aktivitas apa pun yang memerlukan penglihatan akut
menerima obat.
I.BAGAIMANA PROSEDUR PEMBERIAN OBAT TETES MATA DAN HIDUNG
 Prosedur Pemberian Obat Tetes dan Salep Mata
a) Persiapan alat
1. Obat tetes atau salep mata yang diperlukan
2. Tissue
3. Sarung tangan
4. Kom berisi air hangat atau larutan fisiologis
5. Bola kapas atau waslap
6. Bengkok
7. Buku/lembar catatan pengobatan
b) Prosedur kerja
 Siapkan alat dan bahan
1. Perhatikan privasi pasien
2. Perkenalkan diri dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan.
3. Cek identitas pasien.
4. Patikan melakukan prinsip 6 benar dalam pemberian obat.
5. Menanyakan riwayat alergi pasien
6. Posisikan pasien dengan nyaman, bisa duduk atau berbaring. Miringkan
kepala pasien sedikit ke belakang jika duduk, atau letakkan kepala pasien
di atas bantal jika berbaring. Kepala dapat sedikit dimiringkan pada sisi
mata yang sakit untuk menghindari kontak air mata dengan mata lainnya
yang sehat
7. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
8. Bersihkan mata dengan waslap yang dibasahi dengan air hangat atau kapas
yang telah dibasahi dengan cairan NaCl. Tindakan ini diperlukan misalnya
saat ada kerak atau nanah di kelopak mata. Gunakan setiap area
permukaan pembersih satu kali, bergerak dari bagian canthus dalam
menuju luar.
9. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
10. Gunakan sarung tangan yang baru
 Obat tetes:
1. kocok botol dengan lembut sebelum digunakan untuk memastikan
obat tersebut tercampur dengan baik.
2. Lepaskan tutup dari botol obat, hati-hati jangan menyentuh sisi
bagian dalam. Balikkan wadah plastik monodrip yang biasa
digunakan untuk mengalirkan tetes mata
Tetes:
1. Teteskan obat pada konjugtiva bawah sesuai dengan dosis yang
ditentukan dengan jarak ujung tip 1-2 cm di atas bola mata.
 Salep:
1. buka tutup salep, hati-hati jangan menyentuh sisi bagian dalam.
2. Minta pasien melihat ke atas dan fokus pada sesuatu di langit-langit
kamar.
3. Tempatkan ibu jari atau dua jari di dekat tepi kelopak mata bawah,
tepat di bawah bulu mata dan berikan tekanan ke arah bawah.
Salep:
1. pegang tabung salep dekat dengan mata, tetapi hindari menyentuh
kelopak mata atau atau bulu mata.
2. Peras wadah dan oleskan sekitar 1⁄2 inci salep dari tabung.
3. Oleskan salep dari canthus dalam ke canthus luar.
4. Putar tabung salep untuk menghentikan aliran obat. Jangan sentuh
ujung mata.
5. Anjurkan pasien untuk menutup dan mengedip-ngedipkan mata
dengan lembut.
6. Berikan tekanan lembut pada canthus bagian dalam untuk
mencegah tetes mata mengalir ke saluran air mata.
7. Jika obat yang diberikan memiliki efek sistemik, pijat lembut area
kanalis lakrimalis di sekitar hidung sekitar 30-60 detik.
8. Anjurkan pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit.
9. Bersihkan bekas obat dengan kapas atau tissue.
10. Lepaskan sarung tangan.
11. Bantu pasien untuk posisi yang nyaman.
12. Bereskan alat.
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan pemberian obat segera setelah pemberian
15. Mengevaluasi respon pasien setelah pemberian obat.
 Dokumentasi
Obat-obatan yang diberikan harus didokumentasikan secara akurat dalam
catatan pasien. Metode atau format pencatatan disesuaikan dengan
pedoman rumah sakit. Hal-hal yang perlu didokumentasikan mencakup
tanggal, waktu, dosis, rute pemberian, dan tempat pemberian ( mata kanan
atau kiri atau kedua mata). Perawat juga harus setiap kejadian atau kondisi
yang tidak diharapkan termasuk melaporkan jika pasien menolak
pengobatan atau obat tidak dapat diberikan dengan dosis yang sesuai.
 Prosedur Pemberian Obat Tetes Hidung
a) Persiapan Alat Dan Bahan
1. Botol obat dengan openetes steril (pipet)
2. Buku obat
3. Sarung tangan
4. Bengkok
5. Spekulum Hidung
6. Pinset anatomi pada tempatnya
7. Plester
8. Kain kasa
9. Kertas tisu
10. Band aid
b) Persiapan Pasien
1. Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien
2. Menutup korden dan jendela
3. Pasang sampiran atau sketsel
4. Mengklarifikasi kontrak waktu tindakan memberikan obat tetes
hidung
5. Memberikan penjelasan tentang tujuan tindakan dan prosedur
tindakan
6. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
7. Mengatur posisi Klien berbaring supinasi dengan kepala
hiperekstensi diatas bantal
c) Pelaksanaan Tetes Hidung
1. Mencuci tanagan
2. Memakai sarung tangan
3. Periksa Kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan,
waktu, jumlah dan dosis serta pada hidung bagian mana obat harus
diberikan
4. Menyiapkan pasien identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan
Namanya
5. Sediakan asisten bila diperlukan untuk mencegah cedera pada bayi
dan anak kecil
6. Atur posisi pasien berbaring dengan kepala hiperekstensi diatas
bantal (untuk pengobatan sinus ethmoidalis dan sphenoidalis) atau
posisi supinasi dengan kepala hiperekstensi dan mirin ke samping
(untuk pengobatan sinus maksilaris dan frontalis)
7. Memakai sarung tangan
8. Bersihkan hidung
9. Memasukan tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka
superior tulang ethmoidali
10. Meminta pasien untuk tetap berada pada posisi tersebut selama 5
menit. Mencegah obat mengalir ke luar dari rongga hidung, apabila
cairan keluar bersihkan tetesan obat tersebut dengan kapas/tissue
11. Merapikan klien dan lingkungan
12. Membereskan alat-alat
13. Melepaskan sarung tangan
14. Mencucui tangan
15. Memberikan HE kepada pasien
16. Dokumentasi tindakan
J.CONTOH OBAT MATA DAN OBAT HIDUNG DIDALAM KEBIDANAN
 Contoh Obat Tetes Mata Dalam Kebidanan
1. Tetes mata biasa yang dijual bebas dan diindikasikan untuk iritasi ringan, (terdiri atas
bahan aktif Tetrahydrozoline HCl , benzalkonium Cl 0.01%, boric acid 1.5%) atau air
mata buatan dapat digunakan saat hamil karena tidak berbahaya dan memiliki efek
lokal.
2. Obat tetes mata untuk bayi :
a. Matafres
b. Erlamycetin plus
c. Tarivid
d. Insto regular
e. Lion smile
 Contoh Obat Hidung dalam Kebidanan
1. Ibu memerlukan obat flu ibu hamil seperti Iliadin. Obat yang satu ini cenderung lebih
aman daripada obat minum. Selain itu, Iliadin juga memiliki kandungan yang
digunakan sebagai dekongestan.

BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pemahaman yang kami bahas kali ini, dapat disimpulkan bahwa
pemeberian obata tetes pada mata dan hidung hendaknya pada saat memberikan obat
melalui mata hendaknya menghindari memberikan tetes mata langsung pada
permukaan kornea sehingga ketidaknyamanan klien dapat diminimalkan. Obat tetes
hidung adalah suatu obat yang digunakan untuk pilek, mengandung dekongestan
topikal. Selain dalam bentuk tetes hidung, dekongestan topikal juga dapat berbentuk
obat semprot hidung. Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah larutan, suspensi
atau emulsi yang digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam rongga
hidung

B. Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum negitu sempurna karena
kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami mengharapkan adanya kritik serta saran
dari dosen mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan mengenai pembahasan makaalah
ini kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menajdi sedehana dan
bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.saidahrauf.id/berita/detail/pemberian-obat-tetes-dan-salep-mata
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keterampilan-Dasar-
Kebidanan-Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai