Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN PATIENT SAFETY

ETIKA BATUK
DAN IDENTIFIKASI PASIEN
Dosen Pengampu : Heru Purnomo, Skep.,Ns.,Mkes

Disusun Oleh :

Nama : R. Arjuna Widia E. S

Kelas /no abs : 1A / 49

NIM : P1337420422135

PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Etika Batuk dan Identifikasi Pasien.

Makalah ini disusun sebagai salah satu untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Manajemen Patient Safety di Program Studi DIII Keperawatan Blora Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang. Dalam penyusunan makalah ini, saya telah berusaha untuk mencapai
hasil yang maksimum.

Makalah ini dapat diselesaikan semata karena saya menerima banyak bantuan dan dukungan.
Untuk itu, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Heru Purnomo,
Skep.,Ns.,Mkes selaku dosen mata kuliah Manajemen Patient Safety, yang memberikan materi
pendukung serta bimbingan kepada saya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu dan
pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang bersifat membangun akan
saya terima dengan senang hati. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukan.

Blora,13 Februari 2023

R. Arjuna Widia Eka S

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


......................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Etika Batuk........................................................................................................................ 3
B. Identifikasi Pasien............................................................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 11

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh pernapasan
dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena
adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya. Etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Etika Batuk merupakan tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan
mulut dengan tissue atau lengan baju sehingga bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak
menular ke orang lain. Tujuan utama menjaga etika batuk adalah mencegah penyebaran suatu
penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di
sekitarnya. Droplets tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke
orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan.

Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan berhubungan dengan
keselamatan pasien. Kesalahan karena keliru merupakan hal yang amat tabu dan sangat berat
hukumnya. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi dalam semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Perlu proses kolaboratif untuk memperbaiki proses identifikasi uuntuk mengurangi
kesalahan identifikasi pasien. Tidak semua pasien rumah sakit dapat mengungkapkan identitas
secara lengkap dan benar. Beberapa keadaan seperti pasien dalam keadaan terbius, mengalami
disorientasi, tidak sadar sepenuhnya, bertukar tempat tidur atau kamar atau lokasi dalam rumah
sakit atau kondisi lain dapat menyebabkan kesalahan dalam identifikasi pasien.

Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal pasien masuk rumah sakit yang
kemudian identitas tersebut akan selalu dan konfirmasi dalam segala proses di rumah sakit,
seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk darah atau sebelum mengambil
darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan. Sebelum memberikan pengobatan dan tindakan
atau prosedur . Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang nantinya
bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan kondisi
pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan salah tindakan medis.

Penyusunan kebijakan dan atau prosedur ini harus dikerjakan untuk berbagai pihak agar
hasilnya dipastikan dapat mengatasi semua permasalahan identifikasi yang mungkin terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana SOP Etika Batuk ?
2. Bagaimana Identifikasi Pasien ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana SOP Etika Batuk.
2. Untuk mengetahui bagaimana Identifikasi Pasien.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SOP Etika Batuk

a) Pengertian Batuk Efektif


Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar dimana dapat menggunakan
energi untuk batuk dengan seefektif mungkin sehingga tidak mudah lelah dalam
pengeluaran dahak secara maksimal.

b) Tujuan Batuk Efektif

Tujuan dari batuk efektif, diantaranya :

1. Mengeluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas


sehingga menurunkan frekuensi sesak nafas
2. Menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan
dahak secara maksimal
3. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsinya dengan baik
4. Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan dengan baik
Menurut Kementerian Kesehatan RI, teknik batuk efektif juga dapat melatih otot
pernapasan untuk melakukan fungsinya dengan baik. Dengan teknik ini, Anda pun
akan terbiasa melakukan cara bernapas yang baik..
Mempelajari cara batuk yang efektif penting untuk orang-orang yang memiliki riwayat
penyakit pernapasan, seperti :
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
1. Emfisema
2. Fibrosis
3. Asma
4. Infeksi paru-paru
5. Pasien tirah baring/bedrest
6. Pasien yang baru selesai operasi

C) Etika Batuk Yang Benar


Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup
hidung dan mulut dengan tisu atau lengan baju jadi bakteri tidak menyebar ke udara
dan tidak menular ke orang lain.

2
D) Teknik Batuk Efektif

Teknik untuk melakukan batuk efektif dapat dilakukan dengan beberapa langkah,
yaitu
1. Anjurkan minum air hangat sebelum memulai latihan batuk efektif
2. Atur posisi duduk dengan mencondongkan badan ke depan
3. Tarik nafas dalam melalui hidung dan hembuskan melalui mulut sebanyak 4-5
kali
4. Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1-2 detik
5. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan spontan
6. Keluarkan dahak dengan bunyi “huf..huf..huf…”
7. Lakukan berulangkali sesuai kebutuhan
8. Hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan dan
hipoksia

e) Tujuan Etika Batuk


Tujuan etika batuk yaitu mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui
udara bebas (droplet) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya.

f) Kebiasaan Batuk Yang Salah


1. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
2. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat
batuk dan bersin
3. Membuang ludah batuk di sembarang tempat
4. Membuang atau meletakkan tisu yang sudah dipakai di sembarang tempat
5. Tidak menggunakan masker saat batuk

g) Cara Batuk Yang Baik Dan Benar


1. Tutup hidung dan mulut Anda dengan menggunakan tisu/saputangan atau
lengan dalam baju ketika batuk dan bersin
2. Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol sesuai prosedur
4. Gunakan masker

3
B. Identifikasi Pasien
a) Pengertian
Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang
bukti bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan
keterangan tersebut dengan individu seseorang.Pasien adalah seorang individu
yang mencari atau menerima perawatan medis.Identifikasi pasien adalah suatu
sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan
yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah dalam pemberian pelayanan
kepada pasien. Identifikasi pasien adalah proses mencocokkan gelang identifikasi
pasien pada pergelangan tangan kiri/kanan yang tercantum nama lengkap, tanggal
lahir dan nomor Rekam Medis dengan identitas orang yang akan diberikan, dilakuka
tindakan/prosedur, diambil darah/sample, diberikan darah atau produk darah,
dilakukan pengobatan.Gelang identifikasi pasien adalah suatu alat berupa gelang
identifikasi yang dipasangkan kepada pasien secara individual yang digunakan
sebagai identitas pasien selama dirawat di RS.

b) Macam- Macam Warna Gelang Identitas Pasien


• Gelang warna pink untuk pasien perempuan.
• Gelang warna biru untuk pasien laki laki.
• Gelang warna merah untuk penanda pasien mempunyai riwayat alergi.
• Gelang warna kuning untuk penanda pasien mempunyai resiko jatuh.
• Gelang warna ungu untuk penanda DO Not Resucitate

c) Kebijakan Identifikasi di Rumah Sakit


1) Gelang identifikasi pasien yang akan dipasangkan minimal meliputi :
• nama lengkap pasien ( sesuai e KTP)
• tanggal lahir atau
• nomor rekam medis pasien
• alamat, tanggal masuk rumah sakit boleh dicantumkan atau boleh juga tidak
dicantumkan
2) Identifiksi dilakukan dengan mengecek dua dari tiga identitas tersebut diatas.
Cara identifikasiadalah:
• Menanyakan secara verbal kepada pasien nama lengkap dan bila mungkin
tanggal lahir.
• Melihat secara visual pada gelang identitas pasien dua identitas tersebut
untuk dicocokkan dengan identitas pasien yang akan diberikan obat, injeksi,
dilakukan tindakan/ prosedur diambil darah/ sample, diberikan darah atau
produk darah, dan dilakukan pengobatan.

4
Identifikasi pasien tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi
pasien.
d) Identifikasi pasien dilakukan pada saat :
1) Pemberian obat.
2) Pemberian darah atau produk darah.
3) Pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
4) Sebelum memberikan pengobatan.
5) Sebelum memberikan tindakan.

e) Manfaat dan Bahaya Jika Menolak Menggunakan Gelang

Untuk mengantisipasi dan mencegah hal yang tidak diharapkan pada pasien
maka petugas khususnya yang merawat pasien perlu menjelaskan manfaat dan
bahaya jika pasien menolak menggunakan gelang, dan perlu jugadibuat
peraturan rumah sakit yang mewajibkan setiap pasien yang dirawat harus
menggunakan gelang pasien.
Adapun prosedur tetap dalam menjelaskan manfaat dan bahaya jika
menggunakan gelang yaitu :
a. Setiap hari petugas pendaftara rawat inap menyiapkan gelang pasien
b. Setiap dokter atau perawat menganamnesa pasien dan menegakkan
diagnose masuk di unit gawat darurat, perawat menginformasikan kepada
petugas pendaftaran rawat inap jika pasien memiliki kondisi alergi atau risiko
jatuh.
c. Petugas mengisi identitas pada gelang pasien. Pemilihan warna gelang
disesuaikan dengan jenis kelamin serta kondisi pasien jika pasien tersebut
berisiko jatuh atau alergi obat.
d. Gelang pasien diserahkan ke petugas keperawatan agar gelang tersebut
segera dipasangkan di tangan kanan atau tangan kiri pasien.
e. Sebelum pemasangan gelang, perawat menjelaskan manfaat dan bahaya
jika pasien / keluarganya menolak menggunakan gelang.
f. Perawat juga harus menyampaikan atau mengingatkan pasien ketika
perawat atau dokter atau petugas lainnya agar mengidentifikasi terlebih
dahulu sebelum memberikan pelayanan.
g. Penjelasan manfaat dan bahaya jika pasien menolak menggunakan gelang
sebagai berikut :

 Manfaat pemasangan gelang, meliputi :


• Petugas dapat mengidentifikasi pasien dengan mudah sebelum
memberikan pelayanan, pengobatan atau tindakan.
• Petugas mampu mengenali pasien dengan pasien yang berisiko jatuh
dan mempunyai indikasi alergi obat. Yang dilihat dari warna gelang
yang dipakai pasien.
• Mencegah terjadinya kesalaha dan kekeliruan pada saat pemberian
pelayanan, pengobatan dan tindakan.

5
 Bahaya jika pasien menolak menggunakan gelang, meliputi :
• Petugas mengalami kesulitan dalam proses identifikasi.
• Petugas maupun pasien mempunyai risiko besar terjadinya kesalahan
dalam pemberian pelayanan.
• Dapat menimbulkan peningkatan angka kejadian yang tidak
diharapkan (KTD) di Rumah Sakit.
Pemilihan gelang juga memerlukan kebijakan/ perhatian khusus oleh rumah
sakit, spesifikasi gelang yang baik antara lain :
a. Gelang tidak mudah terlepas, yang dimaksud adalah gelang
digunakan satu kali pakai dan tidak bias dilepas, kecuali dengan cara
kanibal.
b. Identitas yang tercantum pada gelang pasien tidak mudah terhapus
atau sifatnya permanen.
c. Jenis gelang juga harus nyaman ketika dipakai oleh pasien, dan
berbahan lentur tanpa melukai tangan pasien.

f) Saat pemasangan gelang identifikasi petugas harus :

1. Jelaskan manfaat gelang pasien.


2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang.
3. Meminta pasien untuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan
atau memberi obat, memberikan pengobatan tidak mengkonfirmasi nama
dan mengecek gelang identifikasi.
4. Jika pasien menolak menggunakan gelang pengenal, petugas harus lebih
waspada dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien dengan benar
sebelum dilakukan prosedur kepada pasien. Contoh pemberian identitas
pada gelang pasien :
• Pasien dengan jenis kelamin laki-laki

• Pasien Bayi Baru Lahir

6
g) Tata Laksana Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien
1. Gelang identifikasi pasien dipasangkan di pergelangan tangan (kanan atau
kiri)
2. Petugas menjelaskan manfaat pemasangan gelangidentitas yaitu :
a. Jelaskan manfaat gelang pasien yaitu mencegah salah orang sebelum
pasien diberikan obat, dilakukan tindakan/ prosedur diambil darah/
sample, diberikan darah atau produk darah, dan dilakukan pengobatan.
b. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak,melepas, menutupi gelang
yaitu dapat terjadi salah obat/ tindakan/ prosedur/ tranfusi dll
c. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan
atau member obat memberikan pengobatan tidak menanyakan nama dan
tanggal lahir serta tak mengecek kegelang identitas
3. Memastikan bahwa gelang terpasang dengan nyaman dan aman.
4. Pelepasan gelang identifikasi pasien hanya ketika proses pemulangan pasien
telah selesai.
5. Ketika pasien dipindahkan dari satu unit ke unit lainnya, perawat yang
menerima pasien bertanggung jawab untuk menanyakan kembali identitas
pasien dan menyesuaikan dengan rekam medisnya.

h) Prosedur
1) Prosedur identifikasi neonates
a. Gelang pasien neonatus berisi identifikasi ibu yang melahirkan pasien jika
nama pasien belum teregistrasi
b. Setelah nama neonatus teregistrasi, identifikasi mengenai ibu pasien
dapat diganti dengan identifikasi pasien tersebut jika bayi sudah diberi
nama.
c. Gelang identifikasi warna pink untuk bayi perempuan dan warna biru
untuk laki laki.
2) Prosedur identifikasi pasien anak
a. Gelang identifikasi anak berisi nama pasien, nomor rekam medis, tanggal
lahir dan nama orang tua atau wali pasien.
b. Gelang identifikasi untuk bayi perempuan pink dan biru untuk laki laki.
3) Prosedur identifikasi pasien dengan alergi a. Pasien harus di pastikan
memilik riwayat alergi atau tidak sebelum di rawat inap.
a. Gelang identifikasi alergi berwarna merah dikenakan di salah satu
pergelangan tangan dan harus dicatumkan nama alergen dengan jelas.
b. Data alergi harus terdokumentasi di rekam medis pasien.d. Satu gelang
alergi dapat memuat maximal 3 ( tiga ) identifikasi alergi pasien, jika lebih dari
tiga alergi dapat ditambahkan gelang identifikasi alergi baru sesuai dengan
kelipatan tiga.e. Jika ditemukan alergi baru, gelang identifikasi alergi baru
harus dikenakan.

7
4) Prosedur identifikasi pasien dengan resiko jatuh
a. Pasien dengan resiko jatuh adalah pasien dengan agitasi, agresi, delirium
yang belum membaik, geriatri dan pasien lain dengan kebutuhan kekang.
b. Gelang identifikasi pasien dengan resiko jatuh berwarna kuning yang
dikenakan di salah satu pergelangan tangan dengan mencantumkan
nama pasien, jenis kelamin, nomor rekam medis, dan tanggal lahir.
c. Pasien agitasi, agresi dan kebutuhan kekang yang beresiko
membahayakan dirinya dan merusak gelang yang dikenakan
dipergelangan tangan dapat dikenakan di pergelangan kaki dan apabila
pasien sudah membaik dan tenang, gelang tidak perlu dipindahkan.

i) Identifikasi Pasien Khusus

1) Prosedur identifikasi neonates


a. Gelang pasien neonatus berisi identifikasi ibu yang melahirkan pasien jika
nama pasien belum teregistrasi.
b. Setelah nama neonatus teregistrasi, identifikasi mengenai ibu pasien
dapat diganti dengan identifikasi pasien tersebut jika bayi sudah diberi
nama.
c. Gelang identifikasi warna pink untuk bayi perempuan dan warna biru
untuk laki laki.
2) Prosedur identifikasi pasien anak
a. Gelang identifikasi anak berisi nama pasien, nomor rekam medis, tanggal
lahir dan nama orang tua atau wali pasien.
b. Gelang identifikasi untuk bayi perempuan pink dan biru untuk laki laki.
3) Prosedur identifikasi pasien dengan alergi
a. Pasien harus di pastikan memilik riwayat alergi atau tidak sebelum di
rawat inap.
b. Gelang identifikasi alergi berwarna merah dikenakan di salah satu
pergelangan tangan dan harus dicatumkan nama alergen dengan jelas.
c. Data alergi harus terdokumentasi di rekam medis pasien.
d. Satu gelang alergi dapat memuat maximal 3 ( tiga ) identifikasi alergi
pasien, jika lebih dari tiga alergi dapat ditambahkan gelang identifikasi
alergi baru sesuai dengan kelipatan tiga.
e. Jika ditemukan alergi baru, gelang identifikasi alergi baru harus
dikenakan.
4) Prosedur identifikasi pasien dengan resiko jatuh
a. Pasien dengan resiko jatuh adalah pasien dengan agitasi, agresi, delirium
yang belum membaik, geriatri dan pasien lain dengan kebutuhan kekang.
b. Gelang identifikasi pasien dengan resiko jatuh berwarna kuning yang
dikenakan di salah satu pergelangan tangan dengan mencantumkan
nama pasien, jenis kelamin, nomor rekam medis, dan tanggal lahir.
c. Pasien agitasi, agresi dan kebutuhan kekang yang beresiko
membahayakan dirinya dan merusak gelang yang dikenakan
dipergelangan tangan dapat dikenakan di pergelangan kaki dan apabila
pasien sudah membaik dan tenang, gelang tidak perlu dipindahkan.

8
 Pasien dengan Nama yang Sama di Ruang Rawat
a. Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus diinformasikan kepada
perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga.
b. Berikan label / penanda berupa pasien dengan nama yang sama di lembar
pencatatan, lembar obat-obatan, dan lembar tindakan.
c. Kartu bertanda pasien dengan nama yang sama harus dipasang di tempat tidur
pasien agar petugas dapat memverifikasi identitas pasien..
 Pasien yang identitasnya tidak diketahui
a. Pasien akan dilabel menurut prosedur setempat sampai pasien dapat
diidentifikasi dengan benar. Contoh pelabelan yang diberikan berupa:
Pria/Wanita Tidak Dikenal; Alfa alfa, dan sebagainya.
b. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang pengenal baru dengan
identitas yang benar.
 Melepas Gelang Pengenal
a. Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
b. Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang
bertanggungjawab terhadap pasien selama masa perawatan di rumah sakit.
c. Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan. Proses ini
meliputi: pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan
mengenai rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga.
d. Gelang pengenal yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi
potonganpotongan kecil sebelum dibuang ke tempat sampah.
e. Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang pengenal
sementara (saat masih dirawat di rumah sakit), misalnya lokasi pemasangan
gelang pengenal mengganggu suatu prosedur. Segera setelah prosedur selesai
dilakukan, gelang pengenal dipasang kembali.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika Batuk merupakan tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup
hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju sehingga bakteri tidak menyebar ke
udara dan tidak menular ke orang lain. Tujuan utama menjaga etika batuk adalah
mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets) dan
membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya.

Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal pasien masuk rumah sakit
yang kemudian identitas tersebut akan selalu dan konfirmasi dalam segala proses di
rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk darah atau
sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan. Sebelum memberikan
pengobatan dan tindakan atau prosedur . Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pasien yang nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur
medis yang tidak sesuai dengan kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah
pengambilan darah bahkan salah tindakan medis.

B. Saran

Apabila dalam makalah ini ada salah kata, salah apapun itu penulis mengucapkan
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan dari pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id.

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1/teknik-batuk-efektif-dan-etika-batuk-yang-

benar

Dadank-zeand-thomank. (2015, December 6). identifikasi pasien. Dokumen.tips;

DOKUMEN.TIPS. https://dokumen.tips/documents/identifikasi-pasien-

5665befecd3c1.html?page=24

https://academia.edu/resource/work/40011352

11

Anda mungkin juga menyukai