Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA


Dosen: Imran Pashar, S. Kep., Ns., M. Kep

Disusun Oleh: Kelompok 2


Anggota:
1. Pooja Derwatubun (A1C222129)
2. Brigita Niita (A1C222143)
3. Mario Sairkey (A1C22267)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2023-2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatulohi wabarakatuh

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT untuk semua nikmat yang
telah dianugerahkan hingga detik ini. Semoga rasa syukur ini memberikan berkah dan
menjadikan kita semua orang-orang yang beriman dan bermanfaat dihadirkan oleh-
Nya di dunia ini. Salawat dan salam senantiasa terkirim pada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW, sebagai panutan kita bersama menjalani semua proses dalam
kehidupan. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul”
Pemberian Obat Tetes Telinga” untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
Keperawatan.
Kami berharap makalah yang telah kami susun ini dapat berguna untuk bahan
pembelajaran terhadap ilmu pengetahuan. Dan kami berharap makalah ini dapat
menjadi bahan pembelajaran bagi setiap kalangan terutama terhadap mahasiswa.
Kami juga sangat membutuhkan kritik dan saran terhadap makalah yang kami susun,
agar kami dapat belajar dan berusaha untuk menyusun makalah dengan lebih baik
lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan insya
allah menjadi amal jariyah untuk kita semua.

Waalaikum’sallam warohmatulohi wabarakatuh

Makassar, 05 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANT………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………….. 1
A. Latar Belakang…………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………. 1
C. Tujuan………………………………………………. 2
D. Manfaat…………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………... 3
A. Defenisi……………………………………………… 3
B. Jenis-jenis Obat Tetes Telinga………………………. 5
C. Petalaksanaan……………………………………….. 6
D. Kontra Indikasi Dan Indikasi………………………. 8
E. Tujuan Pemberian Obat Tetes Telinga…………….. 8
BAB III LPENUTUP……………………………………….. 9
A. Kesimpulan………………………………………….. 10
B. Saran ………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat tetes telinga digunakan untuk menghilangkan kotoran serta mengatasi
infeksi dan peradangan di telinga. Namun, sebelum Anda menggunakannya,
penting untuk mengetahui lebih dulu cara pemakaian obat tetes telinga yang tepat
agar obat ini bisa bekerja dengan optimal.
Obat tetes telinga terdiri dari berbagai jenis dan masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Ada obat tetes telinga yang digunakan untuk
melunakkan kotoran telinga dan membuatnya lebih mudah dikeluarkan, tetapi ada
juga obat tetes telinga yang berfungsi untuk mengatasi peradangan dan infeksi
telinga. Sebelum menggunakan obat tetes telinga, Anda dianjurkan untuk
berkonsultasi ke dokter lebih dulu. Hal ini penting dilakukan agar dokter dapat
memberikan anjuran dan rekomendasi jenis obat tetes telinga yang bagus, tepat,
dan sesuai dengan gangguan telinga yang Anda alami.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pemberian obat tetes telinga?
2. Apa saja jenis-jenis obat tetes telinga?
3. Bagaimana petalaksanaan pemberian obat tetes telinga
4. Apa kontrak indikasi dan indikasi pemberian obat tetes telinga?
5. Apa Tujuan pemberiam obat tetes telinga

iv
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi pemberian obat tetes telinga
2. Untuk mengetahui jenis-jenis obat tetes telinga
3. Untuk mengetahui petalaksanaan pemberian obat tetes telinga
4. Untuk mengetahui kontra indikasi dan indikasi pemberian obat tetes
telinga
5. Untuk mengetahui tujuan pemberian obat tetes telinga

D. Manfaat
1. Agar mengetahui defenisi pemberian obat tetes telinga
2. Agar mengetahui jenis-jenis obat tetes telinga
3. Agar mengetahui petalaksanaan pemberian obat tetes telinga
4. Agar mengetahui kontra indikasi dan indikasi pemberian obat tetes
telinga
5. Agar mengetahui tujuan pemberian obat tetes telinga

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Obat tetes telinga kerap digunakan untuk mengatasi berbagai masalah
pada telinga. Jenisnya pun beraneka ragam dan memiliki tujuan penggunaan
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, obat tetes telinga perlu digunakan dengan
tepat dan sesuai penyebab gangguan pada telinga. Gangguan telinga
merupakan kondisi yang umum dialami banyak orang. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh berbagai hal dan dapat menimbulkan rasa nyeri pada telinga,
bahkan hilangnya kemampuan mendengar.
Tetes telinga merupakan salah satu obat yang paling umum digunakan.
Namun, sering kali beberapa orang belum mengetahui cara pemakaian dan
penyimpanan yang benar. Tetes telinga adalah larutan atau suspensi obat yang
diteteskan ke telinga untuk menghasilkan efek lokal langsung didalam telinga.
Tetes telinga umumnya memiliki fungsi untuk menyembuhkan infeksi pada
telinga atau untuk menghancurkan kotoran telinga

B. Jenis-jenis Obat Tetes Telinga


Berikut ini adalah beberapa jenis obat tetes telinga beserta fungsinya
yang dapat Anda gunakan:

1. Obat tetes telinga kortikosteroid


Obat tetes telinga steroid atau kortikosteroid umumnya
digunakan untuk meredakan rasa sakit, kemerahan, gatal, dan bengkak
pada telinga akibat peradangan atau alergi. Contoh obat tetes telinga
yang tergolong kortikosteroid adalah fluocinolone atau bethametason.

vi
2. Obat tetes telinga antibiotik
Obat tetes telinga jenis ini digunakan untuk mengobati
sekaligus meredakan gejala infeksi bakteri pada telinga. Kondisi ini
ditandai dengan gatal di telinga, rasa sakit, pembengkakan dan
kemerahan di daun atau saluran telinga, bahkan keluarnya cairan dari
telinga. Obat tetes telinga infeksi yang mengandung antibiotik akan
diresepkan oleh dokter apabila infeksi telinga tidak membaik setelah 3
hari, keluar cairan dari telinga, atau penderita berusia di bawah 2
tahun. Contoh obat tetes telinga antibiotik adalah ciprofloxacin dan
ofloxacin.

3. Obat tetes telinga antijamur


Obat tetes telinga antijamur digunakan untuk mengatasi infeksi
telinga akibat jamur. Jenis obat ini mengandung clotrimazole,
fluconazole, atau miconazole. Obat ini juga tidak dijual secara bebas
di pasaran dan perlu diresepkan oleh dokter. Infeksi jamur di telinga
umumnya ditandai dengan gatal, sakit, dan kemerahan di telinga, serta
kotoran telinga yang berwarna putih kental disertai bintik-bintik hitam.
Meski kondisi ini sangat jarang terjadi, orang dengan imunodefisiensi
lebih rentan menderita infeksi tersebut.

4. Obat tetes telinga pelunak kotoran


Obat tetes telinga juga bisa digunakan untuk melunakkan kotoran
telinga, sehingga bisa lebih mudah dikeluarkan dan tidak menyumbat
saluran telinga. Berbagai bahan yang umumnya terkandung pada obat
tetes telinga jenis ini meliputi: Gliserin, Karbamid peroksida, Larutan
garam atau saline, dan Asam asetat.

vii
Dalam satu obat tetes telinga bisa saja mengandung campuran antara jenis-
jenis obat di atas, misalnya antibiotik dengan kortikosteroid. Penggunaan obat tetes
telinga kombinasi ini biasanya disesuaikan dengan kondisi medis yang dialami. Obat
tetes telinga umumnya aman dan efektif untuk menghilangkan kotoran telinga atau
megobati penyakit pada telinga. Namun, gunakanlah obat tetes telinga dengan benar
sesuai petunjuk dari dokter agar obat ini bisa bekerja dengan optimal. Bila Anda
mengalami keluhan pada telinga, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Pasalnya,
gejala dari berbagai masalah telinga hampir mirip. Dengan berobat ke dokter,
penyebabnya bisa ditentukan dan diobati dengan obat tetes telinga yang tepat.

C. Petalaksanaan
1. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum menggunakan cairan tetes
telinga ke telinga.
2. Bersihkan telinga dengan lembut menggunakan kain atau tisu yang lembap
dan kemudian keringkan telinga.
3. Hangatkan obat tetes telinga dengan menggenggam wadah menggunakan
telapak tangan selama beberapa menit.
4. Jika tetes telinga yang akan digunakan adalah berjenis suspensi maka perlu
dikocok selama kurang lebih 10 kali.
5. Periksa sediaan tetes telinga untuk memastikan bahwa kondisi sediaan
masih bagus dan tidak ada endapan.
6. Coba ambil obat dengan pipet dan teteskan kedalam botol obat untuk
memeriksa kondisi obat.
7. Miringkan telinga yang akan diberi obat ke arah atas atau berbaring dengan
posisi miring. Tarik daun telinga ke arah belakang dan ke atas (untuk

viii
dewasa) atau tarik ke belakang dan kebawah (untuk anak berusia dibawah
3 tahun). Hal ini bertujuan untuk membuka saluran telinga.
8. Teteskan obat kedalam telinga sesuai dengan jumlah yang ditentukan oleh
dokter. Tekan bagian kulit telinga untuk membantu obat masuk ke saluran
telinga.
9. Tetaplah dalam posisi miring selama beberapa menit.
10. Setelah meneteskan obat, segera tutup wadah obat tetes telinga dengan
rapat.
11. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air untuk menghilangkan sisa
obat yang mungkin masih tersisa ditangan.

D. Kontra Indikasi Dan Indikasi


1. Kontraindikasi tetes telinga contohnya karbogliserin adalah pada pasien
yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap karbogliserin atau
komponen obat penyusun lainnya, serta pada gangguan telinga, seperti
perforasi gendang telinga. Peringatan penggunaan karbogliserin adalah
pada pemberian untuk ibu hamil. Dokter perlu mempertimbangkan antara
manfaat dan kerugian yang mungkin ditimbulkan akibat penggunaan obat
ini.

a. Kontraindikasi
Kontraindikasi tetes telinga karbogliserin adalah pada pasien dengan
riwayat hipersensitivitas dengan karbogliserin, perforasi membran
timpani, atau jika keluar cairan dari telinga.

ix
b. Hipersensitivitas Karbogliseri
Meskipun jarang ditemukan, tetapi terdapat pasien yang memiliki
alergi terhadap karbogliserin. Reaksi alergi yang terjadi bahkan dapat
mengancam nyawa pasien, misalnya karena reaksi anafilaksis atau
sindrom Stevens-Johnson. Pada hipersensitivitas, dapat ditemukan
kelainan pada kulit, seperti ruam kemerahan, urtikaria, melepuh, serta
kulit terkelupas yang dapat disertai dengan demam. Gangguan
pernapasan juga dapat terjadi, di antaranya mengi, sesak napas,
gangguan menelan atau berbicara, suara serak, serta bengkak pada
bibir, mulut, lidah, dan tenggorokan.

c. Gangguan pada Telinga


Karbogliserin dikontraindikasikan pada pada pasien yang mengalami
cedera atau perforasi pada membran timpani, misalnya akibat otitis
media. Selain itu, pasien yang baru menjalani operasi telinga juga
tidak boleh menggunakan karbogliserin. Kontraindikasi lain adalah
pada pasien yang menggunakan drainase telinga, atau iritasi hebat,
nyeri, dan ruam pada liang telinga, serta jika ada cairan mengalir dari
liang telinga. Pasien yang mengalami pusing/dizziness juga
sebaiknya tidak menggunakan karbogliserin.

d. Peringatan
Peringatan pada penggunaan karbogliserin diberikan pada ibu hamil,
sebab obat ini mengandung gliserol yang termasuk ke dalam kategori
C berdasarkan Food and Drug Administration (FDA). Penggunaan
karbogliserin untuk ibu hamil sebaiknya hanya dilakukan jika
manfaat yang didapatkan lebih besar, dibandingkan risiko
membahayakan janin.

x
Selain itu, penggunaan karbogliserin juga berpotensi menyebabkan
efek samping yang dapat berakibat fatal, misalnya reaksi anafilaksis
atau sindrom Stevens-Johnson. Oleh sebab itu waspadai adanya
reaksi hipersensitivitas terhadap karbogliserin maupun komponen
penyusun tetes telinga karbogliserin yang lain.

2. Indikasi
Secara umum, beberapa jenis gangguan telinga tersering yang kerap
diindikasikan untuk ditangani dengan pemberian obat tetes telinga adalah
cerumen prop (kondisi dimana kotoran telinga menumpuk dan mengeras),
otitis eksterna (radang telinga luar), otitis media (radang telinga tengah), dan
sebagainya.

E. Tujuan Pemberian Obat Tetes Telinga


Tindakan menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien pada telinga
melalui kanal eksternal, berupa tetesan sesuai ajuran dokter, bertujuan untuk:
1. Untuk memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan,
membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal telinga
eksternal)
2. Menghilangkan nyeri
3. Untuk melunakan serumen agar mudah untuk diambil

xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Obat tetes telinga kerap digunakan untuk mengatasi berbagai masalah
pada telinga. Jenisnya pun beraneka ragam dan memiliki tujuan
penggunaan yang berbeda-beda.
2. Obat tetes telinga kortikosteroid, Obat tetes telinga antibiotic, Obat
tetes telinga antijamur, Obat tetes telinga pelunak kotoran.
3. Petalaksanaan:
a. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum
menggunakan cairan tetes telinga ke telinga.
b. Bersihkan telinga dengan lembut menggunakan kain
atau tisu yang lembap dan kemudian keringkan telinga.
c. Hangatkan obat tetes telinga dengan menggenggam
wadah menggunakan telapak tangan selama beberapa
menit.
d. Jika tetes telinga yang akan digunakan adalah berjenis
suspensi maka perlu dikocok selama kurang lebih 10
kali.
e. Periksa sediaan tetes telinga untuk memastikan bahwa
kondisi sediaan masih bagus dan tidak ada endapan.
f. Coba ambil obat dengan pipet dan teteskan kedalam
botol obat untuk memeriksa kondisi obat.
g. Miringkan telinga yang akan diberi obat ke arah atas
atau berbaring dengan posisi miring. Tarik daun telinga
ke arah belakang dan ke atas (untuk dewasa) atau tarik
ke belakang dan kebawah (untuk anak berusia dibawah

xii
3 tahun). Hal ini bertujuan untuk membuka saluran
telinga.
h. Teteskan obat kedalam telinga sesuai dengan jumlah
yang ditentukan oleh dokter. Tekan bagian kulit telinga
untuk membantu obat masuk ke saluran telinga.
i. Tetaplah dalam posisi miring selama beberapa menit.
j. Setelah meneteskan obat, segera tutup wadah obat tetes
telinga dengan rapat.
k. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air untuk
menghilangkan sisa obat yang mungkin masih tersisa
ditangan.

4. Kontra indikasi dan Indikasi


a. Kontraindikasi tetes telinga karbogliserin adalah pada pasien
dengan riwayat hipersensitivitas dengan karbogliserin,
perforasi membran timpani, atau jika keluar cairan dari telinga.

b. beberapa jenis gangguan telinga tersering yang kerap


diindikasikan untuk ditangani dengan pemberian obat tetes
telinga adalah cerumen prop (kondisi dimana kotoran telinga
menumpuk dan mengeras), otitis eksterna (radang telinga luar),
otitis media (radang telinga tengah), dan sebagainya.

5. Tujuan:
a. Untuk memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan,
membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal telinga
eksternal)
b. Menghilangkan nyeri
c. Untuk melunakan serumen agar mudah untuk diambil

xiii
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari makalah ini, dapat penulis
merekomendasikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut: Semoga, apa yang
kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-sungguh,
dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah tentang Pemberian
obat tetes telinga ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua baik kami yang membuat maupun anda yang membaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Farmakologi Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Musrifatul Uliyah. A. Azis Alimul Hidayat. 2006.Keterampilan Dasar Praktik Klinik.


Jakarta: Salemba Medika

Joyce L. Kee. Evelyn R. Hayes. 1996. Farmologi Pendekatan Proses Keperawatan.


Jakarta: EGC

xv

Anda mungkin juga menyukai