Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FARMAKOLOGI

PEMBERIAN OBAT INTRAVENA, TETES MATA,


TETES TELINGA, DAN SUPOSITORIA

Dosen Pengampu: Ambo Dalle, S.Kep,Ns., M.Kes

Oleh Kelompok 2:
Nazwa Sahrani Putri (PO713201231059)
Salwa Saghirah Asaf (PO713201231068)
Sri Nur Rahmah (PO713201231069)
Andi Aliyyah Putri Amanda (PO713201231076)
Angelica Selhani Tiatira (PO713201231079)
Diva Anugrah Putri Hamzar (PO713201231083)
Firman Apriansyah Mufadil (PO713201231086)
Kesya Putri Malaikha (PO713201231090)
Muhammad Yunus Asril (PO713201231092)
Nia Ramadany (PO713201231095)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
TAHUN AJAR 2024/2025
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul " PEMBERIAN OBAT INTRAVENA, TETES MATA, TETES TELINGA,
DAN SUPOSITORIA" ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
yang diampu oleh Bapak Ambo Dalle, S.Kep,Ns., M.Kes. Kami menyadari masih
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, meskipun telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai kemampuan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
kami sebagai penyusun makalah ini, bersedia menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun dan berguna untuk masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi kami sendiri, pembaca
maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Makassar, 29 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
INTRAVENA

1. Definisi
Obat intravena adalah
OBAT TETES MATA
1. Pengertian
Obat tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi,
digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir
mata di sekitar kelopak mata dan bola mata. Larutan obat tetes mata adalah
larutan steril, bebas partikel asing. Obat tetes mata ada yang tergolong ke
dalam obat bebas dan obat keras. Obat tetes mata yang tergolong dalam obat
keras harus didapatkan menggunakan resep dokter dan akan diserahkan
langsung oleh Apoteker.

2. Tujuan
a. Obat tetes mata untuk mengatasi iritasi
b. Obat tetes mata untuk mengatasi alergi
c. Obat tetes mata untuk mengatasi mata kering
d. Obat tetes mata untuk mengatasi infeksi
e. Mengatasi konjungtivitis atau mata merah
f. Membantu mengurangi infeksi sebelum operasi katarak
g. Membantu penyembuhan setelah operasi transplantasi kornea

3. Indikasi dan Kontraindikasi


a. Indikasi
1) Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat
disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa
kontak, alergi atau sehabis berenang.
2) Antiseptik dan antiinfeksi.
3) Radang atau alergi mata.
4) Kondisi mata akut dan bersekret banyak.
b. Kontraindikasi
1) Obat tetes mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak
boleh digunakan pada penderita glaukoma atau penyakit mata
lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan dan
nasehat dokter.
2) Obat ini harus dalam pengawasan dokter karena pemakaian yang
lama dapat menyebabkan pertumbuhan organisme yang tidak
sensitive termasuk jamur, yang dapat menimbulkan super infeksi.
3) Pasien yang hipersensitif dengan riwayat viral
keratokonjungtivitis, penyakit mata tuberculous, fungi, atau
penyakit mata purulent lain dapat memperparah penyakit atau
menyebabkan perforasi kornea. Dan pasien dengan riwayat erosi
komea dan ulcer dapat memperparah penyakit atau menyebabkan
perforasi kornea.
4) Pasien yang mempunyai penyakit tuberculosis mata, jamur pada
mata, infeksi akut bernanah yang disebabkan oleh organism yang
tidak peka terhadap neomisin, keratitis herpes simplex, Vaccina,
Varicella dan. infeksi virus lainnya pada konjungtiva dan kornea di
Kontra Indikasikan terhadap obat ini.
5) Beberapa obat tidak untuk diberikan pada mata merah tanpa
diagnosa mengingat penggunaan yang tidak tepat dapat
menyebabkan kebutaan serta tidak boleh digunakan lebih dari 7
hari tanpa adanya perbaikan klinis karena penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan infeksi lanjutan tersembunyi
disebabkan efek menutupi dari steroid dan dapat menyebabkan
sensitisasi kulit dan kemunculan organisme yang resisten,
meningkatkan tekanan intra okuler pada individu yang sensitive
sehingga dapat menimbulkan glaucoma.

4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


a. Simpan pada tempat dengan temperatur sejuk atau suhu ruangan dan
terhindar dari matahari.
b. Usahakan agar ujung pada botol obat tidak menyentuh mata, jari atau
permukaan lainnya untuk menjaga agar tetap dapat bebas dari kuman.
c. Jangan berbagi obat mata dengan orang lain.
OBAT TETES TELINGA

1. Pengertian
Obat tetes telinga adalah suatu bentuk obat yang digunakan untuk
membantu mengobati atau mencegah infeksi telinga, terutama infeksi pada
telinga luar dan salluran telinga.

2. Tujuan
a. Mengatasi infeksi telinga
b. Mengurangi peradangan
c. Mengatasi lilin telinga berlebihan
d. Mengobati kondisi kulit pada saluran telinga
e. Mengurangi gatal-gatal
f. Membersihkan telinga
g. Preventif pada situasi khusus

3. Indikasi dan Kontraindikasi


a. Indikasi
1) Infeksi Telinga (Otitis Eksterna atau Otitis Media)
Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dapat digunakan
untuk mengatasi infeksi bakteri pada telinga.
2) Pembersihan Telinga
Larutan tetes telinga dapat digunakan untuk melunakkan dan
membantu mengeluarkan lilin telinga yang berlebihan.
3) Peradangan atau Gatal pada Telinga
Obat tetes telinga yang mengandung zat antiinflamasi dapat
membantu mengurangi peradangan dan gatal pada telinga
4) Kondisi Kulit pada Saluran Telinga
Beberapa tetes telinga dirancang untuk mengatasi masalah kulit
pada saluran telinga, seperti dermatitis atau eksim.
b. Kontraindikasi
1) Alergi
Jika pasien memiliki alergi terhadap salah satu komponen yang
terkandung dalam tetes telinga, penggunaannya bisa menyebabkan
reaksi alergi yang serius.
2) Perforasi Telinga
Penggunaan tetes telinga tertentu mungkin tidak dianjurkan jika
pasien memiliki lubang atau robekan pada gendang telinga
(perforasi timpani), karena dapat menyebabkan iritasi atau infeksi
lebih lanjut.
3) Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis, seperti infeksi berat atau peradangan
pada telinga, mungkin memerlukan penanganan khusus atau jenis
obat lain. Pasien dengan kondisi medis tertentu mungkin perlu
berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan tetes telinga.
4) Usia dan Kondisi Khusus
Beberapa tetes telinga mungkin tidak cocok untuk digunakan
pada bayi atau anak-anak kecil. Selain itu, wanita hamil atau
menyusui mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum
menggunakan obat tertentu.
5) Efek Samping yang Parah
Jika obat tetes telinga memiliki potensi untuk menyebabkan
efek samping yang serius atau berbahaya, dokter mungkin akan
menghindari penggunaannya pada pasien tertentu.
6) Penggunaan Bersama dengan Obat Lain
Interaksi obat dapat menjadi kontraindikasi. Beberapa obat tetes
telinga mungkin tidak dapat digunakan bersamaan dengan obat
lain karena dapat mempengaruhi efektivitas atau menyebabkan
reaksi yang tidak diinginkan.

4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


a. Kebersihan Tangan
Sebelum memberikan obat tetes telinga, pastikan tangan Anda
bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air untuk mencegah
kontaminasi.
b. Posisi Pasien
Saat memberikan tetes telinga pada orang dewasa atau anak-
anak, pastikan posisi mereka sesuai. Biasanya, pasien diminta untuk
berbaring dengan sisi kepala yang membutuhkan perawatan berada di
atas.
c. Pemanasan Obat
Beberapa tetes telinga perlu dipanaskan sejenak dengan cara
meletakkan botol obat di tangan Anda untuk mencapai suhu tubuh
sebelum diberikan. Hal ini dapat membuat pasien merasa lebih
nyaman dan membantu kelarutan obat.
d. Pembersihan Telinga
Pastikan telinga dalam keadaan bersih sebelum memberikan
tetes telinga. Hindari memberikan obat tetes telinga jika ada tanda-
tanda infeksi atau perlukaan pada saluran telinga.
e. Dosage (dosis) yang Benar
Pastikan untuk memberikan jumlah tetes yang sesuai dengan
petunjuk dokter atau petunjuk pada kemasan obat. Jangan
menggandakan dosis tanpa berkonsultasi dengan profesional
kesehatan.
f. Menjaga Keseimbangan Cairan di Telinga
Pastikan tetes obat terdistribusi dengan baik di seluruh saluran
telinga dengan cara yang benar. Pasien mungkin perlu tetap berbaring
selama beberapa menit setelah pemberian agar obat dapat bekerja
dengan efektif.
g. Mencegah Penyumbatan Telinga
Hindari menggunakan kapas atau benda-benda kecil untuk
membersihkan telinga setelah memberikan tetes, karena dapat
mendorong kotoran lebih dalam atau merusak gendang telinga.
h. Tidak Menggunakan pada Telinga yang Perforasi
Hindari memberikan tetes telinga pada telinga yang memiliki
perforasi timpani (lubang pada gendang telinga) kecuali jika
disarankan oleh dokter.
i. Pentingnya Konsultasi Dokter
Jika ada gejala yang memburuk atau tidak membaik setelah
penggunaan tetes telinga, segera konsultasikan dengan dokter.
j. Informasikan kepada Dokter
Beri tahu dokter tentang riwayat alergi, kondisi kesehatan lain,
atau obat-obatan lain yang sedang digunakan.
OBAT SUPOSITORIA

1. Pengertian Obat Supositoria


Supositoria adalah sediaan obat padat yang dimaksudkan untuk
dimasukkan ke dalam rektum atau vagina untuk memberikan efek sistemik
atau lokal. Supositoria biasanya terbuat dari bahan dasar lilin yang mudah
meleleh di suhu tubuh, sehingga obat dapat dilepaskan saat supositoria
ditempatkan di tempat yang dituju.

2. Tujuan Pemberian Obat Supositoria

3. Indiksi dan Kontraindikasi


a. Indikasi
1) Penggunaan Rektal
a) Pemberian obat antipiretik atau penurun demam pada anak
anak yang sulit menelan atau muntah.
b) Pemberian obat antiemetik kepada pasien yang tidak dapat
menelan tablet atau kapsul.
c) Pemberian obat analgesik pada pasien dengan nyeri hebat yang
memerlukan pengobatan cepat.
d) Pemberian obat antiinflamasi pada pasien dengan penyakit
radang usus.
e) Pemberian obat pada pasien yang tidak sadar atau tidak
kooperatif.
f) Pemberian obat pada pasien yang mengalami mual atau
muntah.
2) Penggunaan Vaginal
a) Pengobatan infeksi vagina.
b) Pemberian hormon vagina.
b. Kontraindikasi
1) Kontraindikasi tergantung pada obat yang terkandung dalam
supositoria dan kondisi medis pasien.
2) Beberapa kontraindikasi umum untuk penggunaan supositoria
rektal adalah:
a) Adanya luka atau peradangan di area rektum.
b) Kondisi medis yang membatasi atau menghalangi penempatan
supositoria, seperti hemoroid yang parah.
c) Adanya riwayat alergi terhadap bahan-bahan yang terkandung
dalam supositoria.
d) Adanya riwayat atau kondisi medis yang membuat penyerapan
obat melalui rektum menjadi masalah, seperti penyakit usus.

4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1. SOP INTRAVENA
SOP INTRAVENA
Definisi Mempersiapkan dan memberkan agen farmakologis yang
diprogramkan melalui pembuluh darah vena.

Diagnosis Nausea
Keperawata Nyeri akut
n
Risiko alergi
Risiko infeksi
Luaran Tingkat nausea menurun
Keperawata Tingkat nyeri menurun
n
Tingkat alergi menurun
Tingkat infeksi menurun
Prosedur 1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama
lengkap, ranggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih
b. Obat IV sesuai order
c. Alcohol swab
d. Spuit sesuai kebutuhan
e. Cairan pelarut, jika perlu
f. Tomiket
g. Pengalas
h. Bengkok
i. Safety box
4. Campurkan obat dengan cairan pelarut, sesuai kebutuhan
5. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan
dokumentasi)
6. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
7. Pasang sarung tangan bersih
8. Pilih area vena yang akab dilakukan penusukan
9. Pasang pengalas di bawag area vena yang dipilih
10. Lakukan pembendungan dengan memasang 5-10 cm diatas area
penusukan
11. Anjurkan membuka dan mengepalkan tangan beberapa kali
untuk membantu vena berdilatasi
12. Bersihkan area penusukan dengan alkohol swab
13. Lakukan penusukan dengan sudut 20-30° dengan bevel
menghadap ke atas
14. Tarik sedikit plunger spuit sampai terlihat darah pada plunher
spuit
15. Lepaskan torniket
16. Injeksikan obat intravena
17. Keluarkan jarum dari vena secara perlahan
18. Buang jarum dan spuit ke dalam safety box tanpa recapping
(menutup kembali jarum)
19. Lakukan penekanan pada area penusukan
20. Berukaab balutab dengan kasa steril, jika perlu
21. Pasang plester pada area penusukan jika darah telah berhenti
22. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
23. Lepaskan sarung tangan
24. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
25. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons
pasien
Referensi PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik (14 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

2. SOP OBAT TETES MATA

SOP OBAT TETES MATA


Definisi Memberikan obat tetes pada mata untuk mencegah atau
meminimalkan ancaman pada integritas jaringan mata dab fungsi
visualnya
Diagnosis Gangguan persepsi sensori
Keperawata Nyeri akut
n
Risiko infeksi
Luaran Persepsi sensori membaik
Keperawata Tingkat nyeri menurun
n
Tingkat infeksi menurun
Prosedur 1. Identifikasi pasue. Menggunakan minimal dua identitas
(nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapakn alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan
b. Obat tetes mata, sesuai program
c. Tisu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Monitor adanya kemerahan, eksudat, atau ulserasi
6. Posisikan kepala condong ke belakang
7. Anjurkan pasien melirik ke atas
8. Tarik palfebra inferior ke bawah dengan jari telunjuk pada
mata yanv akab diberikan obat salep mata
9. Pegang botol tetes mata dengan menggubakan tangan lainnya
sedekat mungkin dengan palfebra inferior mata tanpa
menyentuhnya
10. Teteskan obat tetes mata sesuai program
11. Anjurkan mengedipkan mata agar obat merata
12. Bersihkan sisa obat di wajah dengan tisu
13. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
14. Lepaskan sarung tangan
15. Lakukan kebersihan 6 langkah
16. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons
pasien
Referensi PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik (14 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

3. SOP OBAT TETES TELINGA

SOP OBAT TETES MATA


Definisi Memberikan obet dengan dosis tertentu kedalam lubang telinga.
Tujuan 1. melunakkan kotoran telinga sehimgga menjadi lebih mudah untuk
diambil.
2. mengurangi reaksi inflamasi dan melawan organisme yang tidak
bermanfaat di saluran telinga bagian luar.
3. menurunkan nyeri
Peralatan 1. Bak instrument kecil berisi : lidi kapas, kain kasa, speculum
telinga
2. Bengkok
3. Obat tetes yang telah ditentukan
4. Pipet bila peru
5. Lampu sorot
6. Kapas basah steril
7. Sarung tangan
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN :
1. Bak instrument kecil berisi : lidi kapas, kain kasa, speculum
telinga
2. Bengkok
3. Obat tetes yang telah ditentukan
4. Pipet bila perlu
5. Lampu sorot
6. Kapas basah steril
7. Sarung tangan

B. TAHAP KERJA
1. Memberitahu dan menejelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien dengan posisi telinga yang sakit diatas
3. Memeriksa dan meyakinkan adanya instruksi pengobatan
4. Menyiapkan peralatan dan mendekatkan kearah pasien
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih.
6. Memakai sarung tangan
7. Mengkaji keadaan telingan dan saluran telinga bagian luar
(kemerahan, lecet, kotoran, benda asing, dll)
8. Membersihkan liang telinga dengan kapas basah, membuang
kapas kedalam bengkok
9. Menghangatkan obat dengan tangan atau memasukkan botol
dalam cairan hangat beberapa detik.
10. Membuka dan meluruskan daun telinga
11. Meneteskan obat pada sisi telinga
12. Menekan traktus beberapa kali untuk membantu obat masuk.
13. Menganjurkan pasien tetap berbaring miring lebih kurang 5
menit
14. Membereskan peralatan
15. Melepas sarung tangan, merendam dalam klorin 0,5 % selama
10 menit
16. Mengucapkan salam dan mencuci tangan
17. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.
Referensi PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik (14 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

4. SOP SUPOSTORIA

SOP SUPOSITORIA
Definisi Pemberian obat dengan memasukkannya melalui anus
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pemberian obat suppositoria
Peralatan 1. Obat suppositoria
2. Sarung tangan
3. Bengkokgan
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN :
1. Obat suppositoria
2. Sarung tangan
3. Bengkok

B. TAHAP KERJA
1. Petugas membaca instruksi tindakan dari dokter di rekam medis
2. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada pasien
3. Petugas mengatur posisi pasien dengan posisi tidur miring dan
1 kaki ditekuk kearah dada
4. Petugas menyiapkan alat dan bahan serta meletakkan ke dekat
pasien
5. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Buka kemasan obat
7. Gunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri untuk membuka area
anus pasien
8. Masukkan obat suppositoria:
a. Untuk Obat supp berupa cairan, ujung kemasan obat
dimasukkan ke dalam anus sampai ujung kemasan, lalu.
tekan kemasan obat supaya obat masuk ke dalam anus,
setelah selesai tarik kemasan obat keluar dengan kondisi
masih di tekan lalu diletakan dalam bengkok.
b. Untuk obat supp dalam bentuk padat, obat dimasukkan
seluruhnya dengan mendorng obat ke dalam anus perlahan-
lahan
9. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman
10. Tindakan selesai dan pasien dirapikan
11. Buang kemasan obat pada sampah medis
12. Petugas membersihkan peralatan yang digunakan
13. Petugas melepaskan sarung tangan dan membuangnya pada
sampah medis
14. Petugas mencuci tangan
15. Petugas melakukan pencatatan pada rekam medis
Referensi Kepmenkes RI Nomer HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama,
SOAL PILIHAN GANDA

I. Soal Intravena

1. Penyuntikan dilakukan di dalam pembuluh darah, efeknya paling cepat


karena langsung ke aliran darah. Disebut cara penyuntikan ...
a. Subkutan
b. Intramuskular
c. Intravena
d. Intraarteri
e. Intracutan

2. Dimanakah lokasi injeksi intravena pada lengan?


a. Vena basilica dan vena median cubiti
b. Vena saphenous
c. Vena jugularis
d. Vena frontalis
e. Vena pulmonalis

3. Obat yang dapat dimasukkan melalaui injeksi intravena,kecuali ?


a. Ranitidine
b. Vitamin C
c. Vitamin B1
d. OBH
e. Antibiotik

II. Soal Obat Tetes Mata


Soal Obat Tetes Mata
1. Tetes mata sulcatemid, mengandung antibiotik dengan golongan
a. Quinolon
b. Sulfonamida
c. Aminoglikosida
d. Sefalosforin
e. Penicilin

2. Berikut adalah keuntungan dari penggunaan tetes mata, kecuali…


a. Tidak mengganggu penglihatan pada saat digunakan
b. Mudah diserap oleh mata
c. Lebih mudah digunakan karena diteteskan
d. Bentuk sediaan larutan, lebih nyaman digunakan
e. Bioavabilitas obat rendah

3. Berikut yang bukan merupakan syarat sediaan Tetes Mata adalah….


a. Isotonis
b. Isohidris
c. Stabil
d. Bebas Logam
e. Bebas Partikel

Anda mungkin juga menyukai