Anda di halaman 1dari 7

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER PADA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: KATARAK,


KONJUNGTIVITIS DAN OTITIS MEDIA

TUGAS INDIVIDU
Disususn Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah III

Oleh :

Arum Minanda Salsabila


2114201210117

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
KATARAK
Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan.
Pada umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu.
Namun, lama-kelamaan, katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat
pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir, membaca, serta
melakukan aktivitas sehari-hari. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan utama di
dunia yang dapat diobati.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat
menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu
terjadi. Pencegahan primer juga diartikan sebagai bentuk pencegahan
terhadap terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan faktor
risiko.
a. Spesific protection, antara lain yaitu :
1. Menghindari sinar matahari langsung
2. Tidak merokok dan menghindari asap rokok
3. Mengurangi berat badan bagi yang mempunyai berat badan
berlebih
4. Menghindari pemakaian obat steroid
5. Menghindari makanan yang sudah tengik dan sumber radikal
bebas lainnya
6. Mengurangi asupan lemak hewan
7. Menghindari makanan yang merupakan produk akhir
8. Mengurangi minuman alkohol
9. Mengkonsumsi buah dan sayur lebih dari 3,5 porsi sehari
10. Makan makanan yang lebih banyak mengandung asam amino
sulfur dan menggunakan banyak bumbu, tumerik dan curcumin
11. Mengkonsumsi vitamin dan mineral yang mengandung vitamin
B1, vitamin C, vitamin E, beta karoten, zinc, cooper, dan
selanium dengan dosis diberikan oleh pengawas kesehatan
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ini diberikan kepada mereka yang menderita
atau dianggap menderita. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder
yaitu diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. Adapun beberapa
pengobatan terhadap penyakit katarak dapat melalui obat dan operasi.

3. Pencegahan Tersier
Pencegahan Tersier Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah
mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi. Pencegahan tersier
terhadap penyakit katarak dapat dengan melakukan perawatan pasien
hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir
kecacatan akibat katarak tersebut. Pencegahan tersier adalah
Rehabilitasi.

KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis adalah radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang
menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dibedakan ke dalam
bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri seperti
konjungtivitis gonokok, konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh virus,
klamidia, alergi toksik, dan molluscum contagiosum. Konjungtivitis lebih
dikenal sebagai mata merah (pink eye), yaitu adanya inflamasi pada
konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi
bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.

1. Pencegahan Primer
Pencegahan Primer merupakan upaya untuk mempertahankan
orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat agar
tidak sakit. Pencegahan primer konjungtivitis dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
yang bergizi, meningkatkan hygiene perorangan dan sanitasi
lingkungan, rajin membersihkan mata, dan menggunakan pelindung
mata saat bekerja.

2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk membantu orang
yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit,
menghindarkan komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan.
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan:

a. Diagnosis
1. Konjungtivitis bakteri Pada saat anamnesis yang perlu ditanyakan
meliputi usia, karena penyakit ini berhubungan dengan mekanisme
pertahanan tubuh pada pasien yang lebih tua. Pada pasien yang
aktif secara seksual, perlu dipertimbangkan penyakit menular
seksual dan riwayat penyakit pada pasangan seksual. Perlu juga
ditanyakan durasi lamanya Universitas Sumatera Utara penyakit,
riwayat penyakit yang sama sebelumnya, riwayat penyakit
sistemik, obatobatan, penggunaan obat-obat kemoterapi, riwayat
pekerjaan yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit,
riwayat alergi dan alergi terhadap obat-obatan, dan riwayat
penggunaan lensa kontak.
2. Konjungtivitis virus Diagnosis pada konjungtivitis virus bervariasi
tergantung etiologinya, karena itu diagnosisnya pada gejala-gejala
yang membedakan tipe-tipe menurut penyebabnya. Dibutuhkan
informasi mengenai durasi dan gejala-gejala sistemik maupun
ocular, keparahan dan frekuensi gejala, faktor-faktor risiko dan
keadaan lingkungan sekitar untuk menetapkan diagnosis
konjungtivitis virus.
3. Konjungtivitis alergi Diperkirakan riwayat alergi baik pada pasien
maupun keluarga pasien serta observasi pada gejala klinis untuk
menegakkan diagnosis konjungtivitis alergi. Gejala yang paling
penting untuk mendiagnosis penyakit ini adalah rasa gatal pada
mata, yang disertai mata berair, kemerahan dan fotofobia.

b. Pengobatan
Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebabnya.
Konjungtivitis yang disebabkan bakteri dapat diobati dengan
sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (gentamycine 0,3 %
dan chlorampenicol 0,5%). Pengobatan diberikan sebelum pemeriksaan
mikroorganisme dengan antibiotik tunggal seperti neosporin, basitrasin,
gentamisin, kloramfenicol, tobramicin, dan sulfa. Bila pengobatan tidak
memberikan hasil dengan antibiotik setelah 3-5 hari maka pengobatan
dihentikan dan ditunggu hasil pemeriksaan mikroorganisme.
Universitas Sumatera Utara Konjungtivitis karena jamur sangat jarang
terjadi sedangkan konjungtivitis karena virus , pengobatannya hanya
suportif karena dapat sembuh sendiri. Diberikan kompres, astringen,
lubrikasi, pada kasus yang berat dapat diberikan antibiotik dengan
steroid topikal. Pengobatan biasanya simtomatik dan antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder. Konjungtivitis karena alergi pengobatannya
terutama dengan menghindarkan penyebab pencetus penyakit dan
memberikan astringen, sodium kromolin, steroid topikal dosis rendah
yang kemudian dikompres dingin untuk menghilangkan edemanya.
Pada kasus yang berat dapat diberikan antihistamin dan steroid
sistemik. Pengobatan trachoma dengan tetrasiklin salep mata, 2-4 kali
sehari, 3-4 minggu, sulfonamid diberikan bila ada penyulit.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan
penderita konjungtivitis yaitu dengan menggunakan alat bantu
penglihatan berupa kaca mata, sehingga penderita konjuntivitis dapat
melihat dengan jelas.
OTITIS MEDIA
Otitis Media adalah suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan
karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah. Otitis Media
adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah.

1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat
menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu
terjadi. Pencegahan primer pada otitis media antara lain :

1. Pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak-anak


2. Pemberian ASI minimal selama enam bulan
3. Hindari pemberian susu botol ketika anak dalam keadaan berbaring
4. Hindari pajanan terhadap asap rokok
5. pemberian vaksin pneumococcus dan vaksin influenza
6. Jagalah telinga tetap kering
7. Menghindari pengeluaran lendir dengan paksaan / tekanan yang
berlebihan
8. Jangan mengorek- ngorek liang telinga terlalu kasar
9. Jika ada benda asing yang masuk, datanglah ke dokter
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ini diberikan kepada mereka yang menderita
atau dianggap menderita. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.
1. Istirahat yang cukup untuk mengatasi infeksi
2. Hindari penerbangan saat menderita infeksi telinga
3. Penggunaaan obat-obatan sesuai resep dokter :
a. Obat tetes hidung dapat diberikan untuk membuka kembali
saluran tuba eustachius yang tersumbat. Pada otitis media yang
disertai keluarnya cairan nanah dari telinga dapat diberikan
obat cuci telinga selama 3-5 hari dan antibiotik tetes telinga
selama 3 minggu
b. Paracetamol sesuai dosis dapat diberikan untuk menurunkan
panas dan mengurangi nyeri yang dirasakan anak
c. Sesuai dengan bakteri penyebab tersering, antibiotik golongan
Penisilin atau eritromisin sesuai dosis dapat diberikan pada
penderita OMA selama 10-14 hari.
4. Melakukan tindakan Miringotomi, yang bertujuan untuk
mengeluarkan cairan nanah dari telinga tengah. Miringotomi
dilakukan pada anak dengan OMA yang memiliki gejala nyeri yang
hebat, dengan demam tinggi, dan gendang telinga yang menonjol,
untuk mencegah terjadinya robekan pada gendang telinga, karena
lubang tempat gendang telinga yang robek kadang tidak dapat
menutup kembali terutama pada anak usia lebih dari 12 tahun atau
dewasa
3. Pencegahan Tersier
Kontrol teratur ke dokter untuk memeriksakan membran timpani
(gendang telinga) selama 2-4 minggu sampai terjadi resolusi (penutupan
kembali).

Anda mungkin juga menyukai