Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS PENYAKIT OTITIS MEDIA AKUT (OMA)

KAPITA SELEKTA FARMAKOTERAPI

Oleh :
KELOMPOK 2
KELAS A1

Ade Sella (192FF05001) Nisa Muarofah (192FF05024)


Ahmad Muklasin (192FF05002) Novalia Ayu (192FF05026)
Destia Apriliani (192FF05005) Sherinda Sondarisa (192FF05037)
Fauziah Elvis (192FF05009) Solahudin (192FF05039)
Habibi Burhan (192FF05011) Sunengsih (192FF05040)
I Made Dedi Ariawan (192FF05013) Ulfah Nurul Istikomah (192FF05042)
Letha Meliani Mansur (192FF05018) Wahyuni Udin (192FF05043)
Mentari Anggraini (192FF05021) Wilda Nilam Sari (192FF05046)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS BAKTI KENCANA
2020
1. DEFINISI OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
Otitis media akut (OMA) atau radang telinga tengah adalah penyakit yang paling umum pada
anak kecil. Otitis media akut biasanya diakibatkan oleh infeksi virus nasofaring dengan efusi.
Otitis media akut bergejala infeksi dengan efusi atau cairan di telinga tengah. Otorrhea
merupakan discharge telinga yang dapat berasal dari membran timpani. Otitis media
diklasifikasikan berdasarkan gejala klinis, otoskopi, lama sakit dan komplikasi. Otitis media akut
terjadi karena aerasi telinga tengah yang terganggu, biasanya disebabkan karena fungsi tuba
eustasius yang terganggu. Otitis media akut diobati dengan antibiotik.

2. ETIOLOGI
a. Streptococcus pneumonia
b. Haemophilus influenzae
c. Moraxella catarrhalis
d. Kehadiran penitipan anak
e. Genetik saudara kandung
f. Infeksi saluran pernapasan virus / musim dingin
g. Gender laki-laki

Gambar faktor resiko otitis media akut (OMA)


3. PATOFISIOLOGI

Virus URI (menyerang saluran pernapasan) merusak fungsi tuba eustachius dan
menyebabkan peradangan mukosa, mengganggu pembersihan mukosiliar dan menyebabkan
proliferasi dan infeksi bakteri. Efusi kental yang disebabkan oleh alergi atau paparan iritasi
berkontribusi terhadap gangguan pembersihan mukosiliar dan OMA pada individu yang rentan.
Manifestasi klinis OMA dihasilkan dari respons imun inang dan kerusakan sel dari mediator
inflamasi yang dilepaskan oleh bakteri. Anak-anak cenderung karena mereka memiliki pipa
eustachius yang lebih pendek, lebih lembek, dan lebih horizontal daripada orang dewasa, yang
kurang berfungsi untuk drainase dan perlindungan telinga tengah.

Gambar telinga dalam kondisi normal dan kondisi otitis media akut (OMA)

4. TANDA DAN GEJALA


1. Pilek / hidung tersumbat
2. Rinorea
3. Batuk
4. Mudah tersinggung
5. Kurang tidur dan makan
6. Telinga menarik atau menggosok
7. Demam
5. PENATALAKSANAAN
A. Terapi Farmakologi
a. Antibiotik (Cefixime)
Cefixime adalah antibiotik golongan cephalosporin generasi ketiga. Cefixime
merupakan antibiotik yang memiliki spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif
maupun positif. Antibiotik ini digunakan untuk mengobati otitis media. Obat ini bekerja
sebagai bakterisidal dengan mekanisme kerja obat mengikat satu atau lebih penicillin-
binding proteins (PBP) yang menghambat transpeptidasi tahap terakhir dari sintesis
peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dan mencegah
pembentukan dinding sel yang mengakibatkan kematian sel bakteri.
b. NSAID (Ibuprofen)
Ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenasi sehingga konversi
asamarakidonat menjadi terganggu. Ada dua jenis siklooksigenasi yang dinamakan COX-1
dan COX-2. COX-1 terdapat pada pembuluh darah, lambung dan ginjal. Sedangkan COX-2
keberadaannya diinduksi oleh terjadinya inflamasi oleh sitokin dan merupakan mediator
inflamasi. Aktivitas antipiretik, analgetik dan antiinflamasi dari ibuprofen berhubungan
dengan kemampuan inhibisi COX-2 dan adapun efek samping seperti perdarahan saluran
cerna dan kerusakan ginjal disebabkan inhibisi COX-1. Ibuprofen menghambat COX-1 dan
COX-2 dan membatasi produksi prostaglandin yang berhubungan dengan respon inflamasi.

Gambar algoritma pengobatan otitis media akut (OMA)


Gambar daftar obat antibiotik untuk pengobatan otitis media akut (OMA)

B. Terapi Non Farmakologi


Anak-anak dengan OMA berulang atau OMA kronis dengan gangguan pendengaran atau
bicara dapat mengambil manfaat dari operasi (penempatan tabung timpaniostomi dengan atau
tanpa adenoidektomi).

6. KASUS OTITIS MEDIA AKUT (OMA)

7. KRITERIA PENGGUNAAN OBAT


Obat Cefixime syr Ibuprofen syr

Kandungan Cefixime Ibuprofen

Antibiotik golongan sefalosporin NSAID


Golongan
generasi III

Menghambat sintesis dinding sel Menghambat sintesis


mikroba dengan cara prostaglandin dengan hambatan
Mekanisme menghambat pembentukan pada enzim siklooksigenase
Kerja mukopeptida sehingga konfersi asam
arakidonat menjadi PGG2
terganggu

Infeksi yang disebabkan oleh Nyeri ringan sampai sedang,


patogen yang sensitif terhadap demam
Indikasi cefixime, pada penyakit ISK
tanpa komplikasi, infeksi saluran
napas atas dan bawah

• Dewasa dan anak > 12 tahun Dewasa : Sehari 3 - 4 x 200- 400


atau berat besar ≥ 30 kg: mg
Sehari 2 x 50 - 100 mg Anak : Sehari 20 - 30 mg / kg
• Infeksi berat: dapat BB
ditingkatkan hingga sehari 2 dalam 3 - 4 dosis
x 200 mg terbagi
Dosis • Gonorrhea : 400 mg dosis
tungggal
• Anak BB ≤ 30 kg: Sehari 2 x
1,5 - 3 mg/kg BB
• Demam Thypoid pada anak:
Sehari 10 - 15 mg/kg BB
selama 2 pekan
Gangguan saluran cerna, reaksi Gangguan gastrointestinal, ruam
Efek Samping senditivitas, gangguan fungsi kulit, gangguan perdarahan
hati. (trombositopenia), sakit kepala

Hipersensitivitas terhadap Ulkus peptikum, riwayat


sefalosporin hipersensitif terhadap
Kontraindikasi
ibnuprofenn atau OAINS lain,
kehamilan trimester akhir

8. ASUHAN KEFARMASIAN

9. PEMANTAUAN TERAPI OBAT


Subjektif Anak

Usia: 13 tahun

Jenis Kelamin: Laki-laki

Keluhan/Gejala: Sudah 2 hari demam (maksimum 39,3 °C ), rhinorrhea dan


rewel. Sering menggosok telinga kirinya sepanjang hari kemarin, mudah
tersinggung, sering menangis dan kurang nafsu makan sejak hari kemarin.

Riwayat Sosial: Pasien datang ke tempat penitipan anak seminggu 3 kali untuk


menjemput adiknya

Riwayat Keluarga: Pasien memiliki adik umur 5 tahun yang baru sembuh dari
pilek.

Objektif Suhu tubuh maksimum 39,3°C

Assestmen Dari data di atas pasien didiagnosa Otitis Media Akut. Lalu dari data subjektif
t diketahui bahwa keluhan yang dialami pasien yaitu:

1. Demam hingga 39°C


2. Rhinorrhea
3. Rewel
4. Sering menggosok telinga
5. Mudah tersinggung
6. Kurang nafsu makan

Dimana gejala di atas menunjukkan gejala yang biasanya dialami oleh


kebanyakan pasien Otitis Media Akut. Berdasarkan riwayat keluarga, pasien
memiliki adik kandung yang baru sembuh dari pilek dimana besar kemungkinan
pasien tertular dari sang adik, diketahui bahwa salah satu penyebab dari Otitis
Media Akut yaitu virus H.Influenza. Riwayat sosial pasien pada data subjektif
menunjukkan bahwa pasien datang ke tempat penitipan anak seminggu 3 kali
dimana salah satu etiologi dari Otitis Media Akut adalah kehadiran di tempat
penitipan anak dimana tempat penitipan anak menjadi salah satu tempat yang
beresiko tinggi terjadinya penularan OMA.

Planning Tujuan pengobatan adalah untuk meringankan sakit telinga dan demam, jika ada
memberantas infeksi mencegah komplikasi dan hindari penggunaan antibiotik
yang tidak perlu.

Terapi non farmakologi

Anak-anak dengan OMA berulang atau OMA kronis dengan gangguan


pendengaran atau bicara dapat mengambil manfaat dari operasi (penempatan
tabung timpaniostomi dengan atau tanpa adenoidektomi).

Terapi Farmakologi

1. Cefixime adalah obat pilihan ketiga pada kebanyakan pasien karena


efektivitasnya yang terbukti, konsentrasi telinga tengah yang tinggi, profil
keamanan yang sangat baik. Cefixime merupakan antibiotik yang memiliki
spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun positif.
Antibiotik ini digunakan untuk mengobati otitis media. Obat ini bekerja
sebagai bakterisidal dengan mekanisme kerja obat mengikat satu atau lebih
penicillin-binding proteins (PBP)
2. Acetaminophen dan ibuprofen biasanya digunakan untuk nyeri ringan
hingga sedang. Ibuprofen memberikan bantuan lebih lama daripada
acetaminophen tetapi harus dihindari pada anak-anak di bawah 6 bulan
karena meningkatnya kekhawatiran toksisitas.

Monitoring

Evaluasi kembali pasien dalam waktu 48 hingga 72 jam jika gejalanya menetap
atau memburuk. Pantau resolusi efusi telinga tengah pada interval yang sesuai
berdasarkan usia dan adanya kondisi yang mengganggu pengenalan gangguan
pendengaran.
Pencegahan

Vaksinasi dapat mencegah OMA pada pasien tertentu. Vaksin influenza lebih
efektif pada anak-anak yang lebih tua dari 2 tahun karena gangguan respon imun
dan pertahanan host yang belum matang pada bayi dan balita. Vaksin influenza
hidup yang dilemahkan lebih efektif daripada vaksin yang tidak aktif yang
disuntikkan untuk melindungi anak-anak yang lebih tua dari 2 tahun terhadap
AOM terkait influenza. Vaksin konjugat pneumokokus paling protektif terhadap
infeksi dari serotipe pneumokokus yang terkandung dalam vaksin dan pada bayi
berisiko rendah untuk OMA. Profilaksis antibiotik tidak dianjurkan karena tren
resistensi antibiotik. Menyusui eksklusif untuk 6 bulan pertama kehidupan dan
menghindari asap tembakau disarankan, tetapi efek dari intervensi ini tetap tidak
terbukti.

10. PERTANYAAN
 Nama Penanya : Puji Lestari (192FF05031)
Nama Penjawab : Letha Meliani Mansur (192FF05018)
Pertanyaan : Pada saat kondisi seperti apa pasien OMA dilakukan pembedahan ?
Jawab : Dilakukan pembedahan ketika terjadi OMA berulang atau OMA
kronik. Penyumbatan cairan yang terjadi terus menerus akan
menyebabkan pembengkakan pada rongga telinga sehingga cairan
perlu dikeluarkan atau disedot dengan cara pembedahan.

 Nama Penanya : Rinaldi (192FF05034)


Nama Penjawab : Sherinda Sondarisa (192FF05037)
Pertanyaan : Kenapa virus saluran pernafasan bisa menjadi factor resiko OMA ?
Jawab : Infeksi saluran pernafasan yang ditandai dengan batuk ataupun
pilek, ingus serta dahak yang berwarna kuning bisa jadi disebabkan
oleh adanya infeksi bakteri pada saluran pernafasan bagian atas.
Infeksi tersebut dapat menyebar ke liang telinga bagian tengah dan
dalam melalui saluran yang bernama tuba eustasius. Tuba tersebut
merupakan suatu saluran yang menghubungkan rongga hidung
dengan liang telinga tengah dan bagian dalam. Jika infeksi tersebut
menjalar ke telinga maka akan menimbulkan respon peradangan yaitu
bengkak, kemerahan dan nyeri. Hal tersebut akan menimbulkan
telinga terasa berdenging.

 Nama Penanya : Nisfianti (192FF05025)


Nama Penjawab : Ahmad Muklasin (192FF05002)
Pertanyaan : Kenapa pada pasien OMA mudah tersinggung ?
Jawab : Hubungan dengan refleks psikologis pasien
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Basic Pharmacology & Drug Notes. Makasar : MMN Publishing
Chisolm-Burns., Marrie.A et all. Pharmacotherapy Principal and Practice Fourth edition.
2016. McGraw-Hill Companies, Inc.
Medscape app. Interaction drugs.

Anda mungkin juga menyukai