Anda di halaman 1dari 45

0

LAPORAN ANALISIS LINGKUNGAN DAN


SUMBER DAYA MANUSIA
PUSKESMAS MELONG TENGAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pembimbing:
Anastasia Yani Triningtyas, dr., M.Kes

Pembimbing Lapangan:
Melinda, drg.

Disusun Oleh :
Hanny Farhana (4151171411)
Dini Ismayanti Pertmana (4151171426)
Yannuar Rifani Mandani (4151171430)
Iftitahus Sa’diyah (4151171487)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
CIMAHI
2019
1

BAB I
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS MELONG TENGAH

VARIABEL KEADAAN SKALA


1. Luas daerah
● Luas wilayah kerja Puskesmas 1,3212 KM2 5
● Jumlah Desa/Kelurahan 16 RW 5

2. Keadaan Penduduk
● Jumlah Penduduk 29.939 jiwa 3
● Jumlah KK 9.526 KK 2

3. Keadaan Geografis
100 % dataran rendah
● Keadaan Geografis 5
50% hujan 50%
● Curah hujan 3
kemarau
Kec-RW 100 % aspal
4. Sarana Penghubung 5
Kec-Kota 100 % aspal

5. Lokasi:
● Mudah dijangkau dari arus lalu lintas
● Dekat dengan pemukiman penduduk
Memenuhi 4 item
● Dekat fasilitas umum 5
● Transportasi mudah

Jumlah 33
Rata-rata 4,12 ≈ 4

Berdasarkan hasil perhitungan skala analisis lingkungan fisik daerah kerja,


Puskesmas Melong Tengah yang meliputi luas wilayah kerja, jumlah
desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, keadaan geografis,
sarana perhubungan, dan lokasi didapatkan angka 4 sehingga dikategorikan ringan.

1
2

VARIABEL KEADAAN SKALA


Analisis Sosial Budaya
1. Mata pencaharian 25% Petani, 75% Pedagang toko,
4
warung, jasa, kerajinan, industri.

2. Pendidikan penduduk 50-90% tamat SD dan sederajat ke


4
atas
Jumlah 8
Rata-rata 4

Berdasarkan hasil perhitungan skala analisis lingkungan sosial budaya


Puskesmas Melong Tengah yang meliputi mata pencaharian dan pendidikan
penduduk didapatkan angka 4 sehingga dikategorikan ringan.
3

BAB II
ANALISIS SUMBER DAYA TENAGA PUSKESMAS MELONG TENGAH

Data Tenaga Puskesmas dan Nilai Keadaan


Faktor Standarisasi
Lama Rasio lama
Bekerja Faktor pendidikan Nilai keadaan
Rincian Jumlah Standarisasi tenaga
No (rata- tiap tenaga
Variabel (t) Pendidikan dengan
rata) t⦋d+(bxq)⦌
(b) tenaga pendidikan
(d) dokter
(q)
1 Dokter 2 9 20 20/20 58
2 Dokter gigi 1 8 20 20/20 28
3 Bidan 9 12 13 13/20 187,2
4 Perawat 3 12 12 12/20 57,6
5 Perawat gigi 1 12 12 12/20 19,2
6 Petugas 2 8 12 12/20 33,6
sanitasi
7 Petugas 1 13 12 12/20 19,8
laboratorium
8 Asisten 2 11 12 12/20 37,2
apoteker
9 Petugas gizi 1 20 12 12/20 24
10 Tenaga 4 24 12 12/20 105,6
administrasi
11 Pengemudi 1 10 9 9/20 13,5

Jumlah 27 583,7

Penilaian berdasarkan jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas didapatkan

dari standar tenaga puskesmas berdasarkan rata-rata melayani 30.000 penduduk dan

jumlah penduduk lebih atau kurang dari 30.000, maka diperoleh rumus akhir angka

keadaan tenaga, yaitu;

∑ [𝑡(𝑑 + 𝑏𝑞)
𝑆1 = 𝑥 1000
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
3
455 𝑥 30.000
4

t adalah jumlah tenaga masing – masing kategori, d adalah pendidikan dasar, b

adalah rata-rata lama bekerja, q adalah perbandingan lama pendidikan masing-

masing tenaga terhadap pendidikan dokter, penduduk adalah jumlah penduduk

dalam puskesmas, dan 455 adalah angka standard tenaga puskesmas.

Berdasarkan data tersebut didapatkan angka keadaan tenaga Puskesmas Melong

Tengah yaitu:

∑ [𝑡(𝑑 + 𝑏𝑞)]
𝑠1 = 𝑥 1000
𝑃𝑑𝑑𝑘
455 𝑥 30.000

583,7
𝑠1 = × 1000
29.939
455 × 30.000

𝑠1 = 1.282,8 × 100% = 128,6 %

Angka keadaan tenaga Puskesmas Melong Tengah dikatakan Baik, karena

didapatkan nilai SI>1000, yaitu sebesar 1.282. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja

Puskesmas Melong Tengah.


5

BAB III
ANALISIS PROGRAM PUSKESMAS MELONG TENGAH

3.1 Program Promosi Kesehatan


3.1.1 Identifikasi Masalah Program Promosi Kesehatan
Tabel 3.1 Identifikasi Masalah Program Promosi Kesehatan

Kesenjangan
Pencapaian

Cakupan
Sasaran

Target
No. Indikator Simpulan

A. Dalam Gedung

Cakupan
Tidak
Komunikasi
1 26,899 739 2,75 5.00 -2,25 Memenuhi
Interpersonal dan
Target
Konseling (KIP/K)
Cakupan

Penyuluhan Memenuhi
2 96 98 102,08 100.00
kelompok oleh 2,08 Target
petugas di dalam
gedung Puskesmas

Cakupan Institusi Memenuhi


3 1 1 100 0,00
Kesehatan ber-PHBS 100.00 Target

B Luar Gedung

Cakupan Pengkajian
Tidak
dan Pembinaan
4 7,024 3,874 55,15 65.00 Memenuhi
PHBS di Tatanan -9,85
Target
Rumah Tangga

Cakupan
Pemberdayaan
Masyarakat melalui - Tidak
5 Penyuluhan 228 107 46,93 100.00 53,0 Memenuhi
Kelompok oleh 7 Target
Petugas di
Masyarakat
6

Kesenjangan
Pencapaian
Indikator

Cakupan
Sasaran

Target
No. Simpulan

6 Cakupan
Pembinaan
UKBM dilihat
melalui persentase 19 16 84,21 65,00 19,21 Memenuhi
(%) Posyandu Target
Purnama &
Mandiri

7 Cakupan
Pembinaan
Pemberdayaan
Masyarakat dilihat
melalui Persentase Memenuhi
1 1 100 60,00 40,00
(%) Desa Siaga Target
Aktif (untuk
Kabupaten)/ RW
Siaga Aktif (untuk
kota)

Cakupan
8 Pemberdayaan
Individu/ Memenuhi
130 290 223.08 50.00 173,08
Keluarga melalui Target
Kunjungan
Rumah

3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah


Tabel 3.2 Penentuan prioritas masalah metode kuantitatif skoring

Importancy (I)
Degree of unmeet need

Political climate
Rate of increase
Social benefit

Technical Resources
Prevalence

Skor
Severity

Program feasibility availability Prioritas


(IxTxR)
(T) (R)

Cakupan
Komunikasi 3 3 4 4 3 3 4 4 300 III
Interpersonal dan
7

Konseling
(KIP/K)
Cakupan
Pengkajian dan
Pembinaan PHBS 4 5 3 5 5 5 5 5 675 I
di Tatanan
Rumah Tangga
Cakupan
pemberdayaan
masyarakat
melalui II
4 4 3 5 4 4 4 4 384
penyuluhan
kelompok oleh
petugas di
masyarakat

Berdasarkan metode kuantitatif maka dapat disimpulkan prioritas masalah pada


program promosi kesehatan, yaitu yaitu cakupan pengkajian dan pembinaan PHBS
di tatanan rumah tangga.
3.1.3 Penentuan Penyebab Masalah
Input (7M)
A. Man
Program promosi kesehatan di Puskesmas Melong Tengah sudah dipegang
oleh satu orang bidan berpendidikan D3 yang sudah memiliki pengalaman kerja
yang baik dan lama kerja yang cukup lama. Dari sisi ketenagaan Puskesmas Melong
Tengah sudah mencukupi karena dibantu oleh bidan desa, lintas sektor dengan
pemegang program lain, serta beberapa kader dari setiap posyandu.
B. Money
Pembiayaan berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan APBD
dana tersebut belum mencukupi karena terbatas.
C. Material
Kurangnya alat peraga untuk penyuluhan dan kebanyakan leaflet penunjang
penyuluhan sudah rusak.
D. Machine
Posyandu hanya memiliki satu timbangan dan pita ukur, beberapa timbangan
di posyandu tidak terkalibrasi, banyak masyarakat yang masih menggunakan mesin
pompa air untuk sumber air sehari-hari,
8

E. Method
Pelaksanaan pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga
dilakukan di posyandu RW setempat dengan bantuan kader dari setiap posyandu.
F. Market
Kebanyakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah
berpendidikan menengah namun respon masyarakat masih kurang baik.
G. Minute
Petugas dapat memantau ke setiap posyandu karena jadwal pelaksanaan
posyandu tidak ada yang sama. Namun didapatkan banyak ibu yang bekerja
sehingga tidak datang pada pelaksanaan acara.

Proses
A. Planning
 Pembinaan kader posyandu.
 Kerjasama lintas program dengan semua pemegang program, terutama program
kesehatan lingkungan.
 Memperbaharui alat bantu penyuluhan seperti leaflet menjadi lebih menarik.
 Pendekatan ke ketua RW dan tokoh masyarakat.
B. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang
program dengan bidan desa, kader, ketua RW, dan tokoh masyarakat. Pertemuan
ini termasuk menentukan tugas dan wewenang masing-masing dalam program ini.
C. Actuating
− Pendataan dan jumlah sasaran rumah tangga di setiap RW sudah jelas.
− Pelaksanaan pendataan dan penyuluhan tidak sulit, namun pada umumnya
waktu yang diperlukan kurang dan tidak semua warga datang sehingga
penyuluhan tidaklah maksimal.
− Dilaksanakannya pembinaan kader untuk mengajak masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas dibantu oleh ketua RW serta tokoh masyarakat untuk
mengikuti pendataan dan penyuluhan dalam menciptakan PHBS.
9

− Dilaksanakan kunjungan ke setiap rumah masyarakat agar dapat melihat


langsung dan penyuluhan disampaikan langsung dengan contoh yang nyata
sehingga lebih mudah dipahami, diingat, dan di implementasikan.
− Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan.
D. Controlling
− Pencatatan dan pendataan yang rapi dan teratur memudahkan pengawasan
program.
− Kader menjadi ujung tombak pelaksanaan kegiatan PHBS di tatanan rumah
tangga yang dipertanggungjawabkan kepada pemegang program kemudian
akan dilaporkan ke kepala puskesmas satu bulan sekali.
− Kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan oleh pemegang
program, sehingga kinerja para kader tidaklah mencapai maksimal.
E. Evaluating
− Hasil partisipasi masyarakat setiap bulannya tidak dijadikan standar untuk
kegiatan bulan berikutnya.

Output
A. Availability
Ketersediaan program promosi kesehatan di Puskesmas Melong Tengah sudah
berjalan tapi belum optimal setiap bulannya.
B. Acceptability
Penyuluhan mengenai PHBS ini kurang diminati oleh masyarakat, karena
kesibukan kerja menjadikan program PHBS dalam rumah tangga belum
sepenuhnya dapat dipahami karena tidak hadir dalam penyuluhan serta lingkungan
tempat tinggal yang tidak begitu mendukung.
C. Accessibility
Lokasi penyuluhan yang mudah dijangkau dan diakses bukanlah menjadi
kendala dari masyarakat sekitar, hanya saja waktu yang masih menjadi kendala
karena kesibukan masyaraat.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
10

E. Continuity
Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
F. Care
Kader dan pemegang program belum cukup aktif menjangkau setiap individu
masyarakat untuk memberikan pembinaan tentang PHBS di rumah tangga.
G. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang memahami mengenai program promosi
kesehatan dan kesehatan lingkungan.
H. Comprehensibility
Pemahaman dan minat yang kurang pada masyarakat mengenai pentingnya
PHBS di kehidupan rumah tangga menyebabkan masih banyaknya rumah tangga
yang belum menerapkan PHBS.
3.1.4 Analisis SWOT
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Melong Tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Tersedianya sumber daya manusia (pemegang program, bidan, kader, ketua
RW, dan tokoh agama). Jumlah posyandu satu untuk setiap RW, dan kegiatan
dilaksanakan disetiap RW satu bulan sekali.

B. Weakness
Kurangnya minat masyarakat karena sulitnya waktu untuk mengikuti
penyuluhan akibat bekerja sehingga pengetahuan masyarakat menjadi kurang.
C. Opportunity
Terdapatnya kader setiap RW sebagai bentuk peran serta masyarakat.
Kerjasama lintas program serta peran aktif dari ketua RW dan tokoh
masyarakat dengan kesehatan lingkungan memudahkan pelaksanaan kegiatan.
D. Threath
Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya PHBS.
11

3.1.5 Plan of Action (PoA)


 Kegiatan:
Penyuluhan mengenai pentingnya menerapkan PHBS dalam rumah tangga
sebagai pencegahan berbagai penyakit serta kunjungan langsung ke rumah
warga agar dapat melihat kondisi langsung sekaligus memberikan contoh.
 Tujuan:
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menerapkan
PHBS dalam rumah tangga dalam meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
 Sasaran:
Seluruh rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah.
 Target:
Seluruh rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah.
 Alat:
PPT, leaflet, poster
 Tenaga:
Pemegang program, kader, bekerja sama dengan ketua RW serta tokoh
masyarakat.
 Indikator keberhasilan:
Meningkatnya jumlah rumah tangga yang sudah menerapkan PHBS
 Waktu dan Tempat:
Acara ini dilaksanakan di posyandu , pada hari Sabtu pukul 09.00-selesai.
12

3.2 Program Kesehatan Lingkungan


3.2.1 Analisis Program Kesehatan Lingkungan
Tabel 3.3 Cakupan Kerja Puskesmas Melong Tengah Program Kesehatan
Lingkungan
3.2 Program Kesehatan Lingkungan
3.2.1 Analisis Program Kesehatan Lingkungan
Tabel 3.3 Cakupan Kerja Puskesmas Cihampelas Program Kesehatan Lingkungan

Kesenjangan
Pencapaian

Cakupan
Sasaran

Target
No. Kegiatan Kesimpulan

Cakupan Tidak
1 Pengawasan 5,401 144 75.00 2.67 -73,33% mencapai
Rumah Sehat target
Cakupan Tidak
2 Pengawasan 2,265 268 80.00 11.83 -68,17% mencapai
Sarana Air Bersih target
Cakupan Tidak
3 Pengawasan 5,288 267 75.00 5.05 -69,95% mencapai
Jamban target
Cakupan Tidak
4 pengawasan 5,240 218 80.00 4.16 -75,84% mencapai
SPAL target
Cakupan
Tidak
Pengawasan
5 55 20 75.00 36.36 -38,64% mencapai
Tempat-Tempat
target
Umum (TTU)
Cakupan
Pengawasan Tidak
6 Tempat 146 6 75.00 4.11 -70,89% mencapai
Pengolahan target
Makanan (TPM)
13

Cakupan Tidak
7 Pengawasan 20 1 75.00 5.00 -70.00% mencapai
Industri target
Cakupan Kegiatan Tidak
8 Klinik Sanitasi 2,504 182 25.00 7.27 -17,73% mencapai
target

3.2.3 Penentuan Prioritas Masalah


Tabel 3.5 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring
Importancy
Degree of unmeetneed

Political climate
Rate of increase
Social benefit
Prevalence

Technical Resources Skor


Severity

Program Prioritas
Feasibility availability (IxTxR)

Cakupan
Pengawasan 5 5 4 5 4 2 5 4 500 I
Rumah Sehat
Cakupan
Pengawasan
4 4 4 4 3 2 3 3 189 V
Sarana Air
Bersih
Cakupan
Pengawasan 4 3 3 2 3 2 3 3 153 VII
Jamban
Cakupan
pengawasan 4 3 4 5 2 2 4 3 240 II
SPAL
Cakupan
Pengawasan 3 4 3 5 2 3 4 3 240 III
Tempat-
14

Tempat
Umum (TTU)

Cakupan
Pengawasan
Tempat
4 2 4 3 2 3 3 3 162 VI
Pengolahan
Makanan
(TPM)
Cakupan
Pengawasan 2 4 4 4 1 2 4 3 204 IV
Industri
Cakupan
Kegiatan
3 3 2 4 2 2 3 2 96 VIII
Klinik
Sanitasi

Berdasarkan metode kuantitatif maka dapat disimpulkan prioritas masalah pada


program kesehatan lingkungan merupakan Pengawasan rumah sehat dengan skor
380.

3.2.4 Penentuan Penyebab Masalah


Input (7M)
A. Man
Program kesehatan lingkungan di Puskesmas Melong Tengah dipegang oleh 1
orang petugas, dengan latar belakang merupakan ahli madya kesehatan lingkungan
D3. Meskipun petugas dibantu oleh kader dari setiap RW, petugas masih merasa
kesulitan untuk melakukan tugasnya. Petugas tersebut sudah memegang program
selama 18 tahun.
15

B. Money
Pembiayaan program berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan
APBD. Dana tersebut masih mencukupi untuk pelaksanaan program kesehatan
lingkungan.
C. Material
Persediaan peralatan untuk pelaksanaan program kesehatan lingkungan di
Puskesmas Melong Tengah sudah memadai, sehingga tidak ada kendala dari
keterbatasan peralatan.
D. Machine
Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan program sudah cukup memadai.
E. Method
Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara langsung kerumah-rumah warga.
Petugas dibantu oleh ibu kader mengunjungi rumah warga dan melakukan
pendekatan secara intrapersonal.
F. Minute
Pelaksanaan dilakukan oleh petugas Puskesmas setiap 1 bulan sekali sebanyak
25 kunjungan pasien dan 300 kunjungan pasien per tahun.
G. Market
Sasaran program kesehatan lingkungan adalah seluruh rumah di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah dimana kebanyakan ekonomi menengah ke bawah dan
banyak rumah yang bestatus sewa/kontrak sehingga kurang memperhatikan
kesehatan lingkungan.

Proses
A. Planning
 Pembinaan kader yang sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal
 Kerjasama lintas program dengan pemegang program, sehingga dapat
mencapai target.
B. Organizing
 Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang
program dengan kader.
16

C. Actuating
 Pendataan jumlah rumah warga di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah.
 Pelaksanaan kegiatan tidak sulit, namun pada umumnya waktu dan sumber
daya manusia yang diperlukan kurang sehingga tidak semua rumah di lima desa
dapat di kunjungi.
 Dilaksanakannya pembinaan kader untuk menghimbau warga dalam
menciptakan rumah yang sehat.
 Dilakukan kunjungan kepada rumah warga oleh petugas dan ibu kader.
 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan.
D. Controlling
 Pencatatan dan pendataan yang rapi dan teratur memudahkan pengawasan
program.
 Kader menjadi ujung tombak dalam membantu masyarakat menciptakan
rumah sehat.
E. Evaluating
 Program ini diawasi dan dinilai oleh kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Output
A. Availability
Ketersediaan Program kesehatan lingkungan yaitu pengawasan rumah sehat di
Puskesmas Melong Tengah sudah berjalan namun belum optimal.
B. Acceptability
Masyarakat belum sepenuhnya sadar akan pentingnya rumah sehat bagi
keluarganya, sehingga penyampaian program sedikit terkendala.
C. Accessibility
Terdapat lokasi rumah warga yang sulit dijangkau karena akses jalan yang sulit
ditempuh, sehingga menjadi kendala dalam pelaksanaan program.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Continuity
Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
F. Care
17

Jumlah petugas yang kurang menjadi hambatan dalam pemantauan program,


namun petugas telah bekerjasama dengan kader dalam menjangkau masyarakat.
G. Competency
Pemegang program merupakan Ahli madya kesehatan lingkungan D3 sehingga
program yang dijalankan sesuai dengan kompetensi petugas.
H. Comprehensibility
Pemahaman yang kurang dan status ekonomi menengah kebawah pada
masyarakat menyebabkan banyak warga yang belum mengerti tentang pentingnya
rumah sehat.

3.2.5 Analisis SWOT


Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Melong Tengah adalah sebagai berikut:

A. Strength
Petugas kesehatan memiliki peralatan yang memadai dalam menjalankan
program.
B. Weakness
 Sumber daya yang dibutuhkan terasa masih kurang terhadap luas wilayah kerja
di puskesmas Melong Tengah sehingga ada hambatan dalam mengoptimalkan
program.
 Dibutuhkan kerjasama antara puskesmas dengan lintas sektor, aparat desa, dan
kades seperti mengkoordinasikan masyarakat dan koordinasikan waktu.
C. Opportunity
Terdapatnya kader setiap RW sebagai bentuk peran serta masyarakat.
D. Threat
Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah sehat dalam
kehidupan sehari-hari.

3.2.6 Plan of Action (PoA)


 Kegiatan:
18

Penyuluhan mengenai pentingnya rumah sehat untk mencegah terjadinya


penyakit.
 Tujuan:
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya rumah sehat
dalam mencegah terjadinya penyakit.
 Sasaran: Seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah
 Target:
Seluruh rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah.
 Alat:
PPT, leaflet, poster
 Tenaga:
Pemegang program, kader desa
 Indikator keberhasilan:
Meningkatnya jumlah rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah
 Waktu dan Tempat:
Acara ini dilaksanakan di posyandu setiap bulan.
19

3.3 Program Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB)
3.3.1 Identifikasi Masalah Program KIA-KB
Tabel 3.5 Identifikasi Masalah Program KIA-KB

Kesenjangan
Pencapaian

Cakupan
Sasaran

Target
No Jenis Kegiatan Kesimpulan

Kesehatan Ibu
Cakupan
Tidak
1 Kunjungan Ibu 614 512 83,39 95 -11,61
memenuhi target
Hamil K4
Cakupan
Pertolongan Tidak
2 586 408 69,62 90 -20,38
Persalinan oleh memenuhi target
Tenaga Kesehatan
Cakupan
Komplikasi Tidak
3 123 57 46,34 87,5 -41,16
Kebidanan yang memenuhi target
ditangani
Cakupan Pelayanan Tidak
4 586 497 84,81 90 -5,19
Nifas memenuhi target
Kesehatan Anak

Cakupan
Memenuhi
5 Kunjungan 567 536 94,53 90 4,53
target
Neonatus 1 (KN1)
Cakupan
Kunjungan Memenuhi
6 567 512 90,3 90 0,3
Neonatus Lengkap target
(KN Lengkap)
Cakupan Neonatus
Tidak
7 dengan Komplikasi 85 16 18,82 95 -76,18
memenuhi target
yang ditangani
Cakupan Tidak
8 567 521 91,89 95 -3,11
Kunjungan Bayi memenuhi target
Cakupan Pelayanan Tidak
9 2,237 720 32,19 95 -62,81
Anak Balita memenuhi target
Keluarga Berencana
Cakupan Peserta 2,22 171,5 57,5 Memenuhi
10 1,298 114,02
KB Aktif 7 7 5 target

2.3.2 Penentuan Prioritas Masalah


Tabel 2.6 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring
20

Importancy

Degree of unmeetneed

Political climate
Rate of increase
Social benefit
Prevalence
Technical Resources Skor

Severity
Program Prioritas
Feasibility availability (IxTxR)

Cakupan
Kunjungan 5 4 3 4 3 4 5 5 575 III
Ibu Hamil K4

Cakupan
Pertolongan
Persalinan 5 4 4 5 4 4 5 5 650 II
oleh Tenaga
Kesehatan
Cakupan
Komplikasi
Kebidanan 4 5 3 5 3 4 3 3 216 V
yang
ditangani

Cakupan
Pelayanan 4 3 3 4 2 4 4 4 320 IV
Nifas

Cakupan
Neonatus
dengan
4 4 4 5 3 4 2 2 96 VII
Komplikasi
yang
ditangani

Cakupan
Kunjungan 4 4 3 4 3 5 3 3 207 VI
Bayi

Cakupan
Pelayanan 5 4 5 5 3 5 5 5 675 I
Anak Balita
21

Berdasarkan metode kuantitatif maka dapat disimpulkan prioritas masalah


pada program KIA-KB merupakan Cakupan Pelayanan Anak Balita.
3.3.3 Penentuan Penyebab Masalah
Input (7M)
A. Man
Puskesmas Melong Tengah memiliki jumlah tenaga kerja kesehatan untuk
program KIA-KB mengenai cakupan Pelayanan Anak Balita dikerjakan oleh tiga
orang bidan dengan pendidikan terakhir D3 akademi kebidanan dan dibantu bidan
komersial, dan kader dari setiap RW, namun masih ada kader yang belum terlatih.

B. Money
Dana untuk program KIA-KB disalurkan dari Dinas Kesehatan selama ini
dirasakan tidak ada masalah.
C. Material
Persediaan atau kebutuhan obat-obatan dan peralatan yang disediakan dari
Dinas Kesehatan, serta jumlah obat yang tersedia cukup.
D. Machine
Alat dan tempat pemeriksaan serta penanganan untuk anak balita sudah
memadai baik di puskesmas maupun posyandu.
E. Method
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara edukasi dan penyuluhan kepada
ibu kader serta ibu-ibu yang memiliki anak balita.
F. Market
Kebanyakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah
berpendidikan menengah, sehingga pemahaman masyarakat sudah cukup namun
belum semua masyarakat menyadari pentingnya kesehatan anak balita.
G. Minute
Kegiatan Pelayanan anak balita dapat dilakukan terutama pada jam kerja.
Kegiatan penyuluhan dan edukasi dapat dilakukan dua kali dalam seminggu pada
saat kegiatan posyandu berlangsung.
Proses
22

A. Planning
Pembuatan rencana kerja sudah dilakukan oleh pemegang program agar
program dapat berjalan maksimal, serta adanya pendelegasian terhadap bidan agar
lebih terampil dalam melaksanakan tugas.
B. Organizing
Program pelayanan anak balita bekerjasama dengan bidan komersial dan kader
di RW setempat serta kerjasama dan koordinasi lintas program dengan program gizi
dan promosi kesehatan.
C. Actuating
Pihak puskesmas rutin melakukan pertemuan dengan kader hampir setiap bulan
dalam bentuk lokakarya bulanan untuk mengingatkan serta mendorong pihak-pihak
yang terkait. Pelaksanaan program disesuaikan dengan waktu yang telah ditetapkan.
Masih kurangnya kader untuk menghimbau warga untuk memeriksakan ke
posyandu serta kurangnya pencatatan dan pelaporan ke penanggungjawab program
di Puskesmas.
D. Controlling
Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Melong Tengah untuk pelaksanaan
program Pelayanan anak balita adalah pengawasan langsung oleh petugas
puskesmas kepada setiap RW. Petugas puskesmas yang turun langsung ke
posyandu merupakan bidan yang merangkap sebagai petugas di Puskesmas Melong
Tengah lalu kegiatan akan dilaporkan pada koordinator pemegang program.
E. Evaluating
Evaluasi dilakukan setiap bulan dengan melihat dari laporan bulanan serta
pertemuan dengan bidan dan kader yang terlibat. Evaluasi dilakukan secara
menyeluruh baik dari pemegang program, bidan, kader dan lintas program yang
terlibat.
Output
A. Availability
Program KIA-KB pada Puskesmas Melong Tengah telah berjalan secara rutin
melalui pelayanan Poli KIA, dan posyandu. Alat, fasilitas, dan tenaga pelaksanaan
sudah tersedia.
23

B. Acceptability
Jenis pelayanan diterima baik oleh masyarakat namun masih ada masyarakat
yang belum sadar akan pentingnya kesehatan terutama kesehatan anak balita.
C. Accessibility
Kegiatan pelaksanaan program pelayanan KIA-KB di Puskesmas mudah
dijangkau karena terletak di pinggir jalan besar yang mudah dilalui oleh angkutan
umum. Pelayanan juga dilakukan di posyandu RW setempat yang dekat dengan
perumahan warga dan mudah dijangkau.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Care
Keterbatasan kemampuan kader (mulai dari segi waktu dan kendaraan) untuk
mengajak keseluruhan warga untuk mengikuti program yang sudah direncanakan.
F. Continuity
Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
G. Competency
Pemegang program KIA-KB adalah seorang bidan yang dibantu oleh bidan-
bidan KHL dan para kader yang memahami mengenai program.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya program KIA dan KB dirasakan
belum tercapai maksimal sehingga masih ada beberapa cakupan yang belum
memenuhi target.
3.3.4 Analisis SWOT
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Melong Tengah adalah sebagai berikut:
A.Strength
1. Lokasi Puskesmas yang strategis dan mudah dijangkau bagi masyarakat di
wilayah Melong Tengah.
2. Tenaga kesehatan untuk melaksanakan program KIA di Puskesmas Melong
Tengah cukup untuk melaksanakan program.
3. Program telah rutin dilakukan baik di puskesmas maupun di posyandu.
24

4. Ketersediaan alat dan bahan yang mencukupi serta pendanaan program berjalan
lancar.
B. Weakness
1. Keterbatasan kader dalam mengajak keseluruhan warga untuk mengikuti
kegiatan/program karena kader tidak semuanya ibu rumah tangga, tapi ada juga
yang bekerja.
2. Waktu pelaksanaan penyuluhan dan kegiatan posyandu yang tidak sesuai
(biasanya dilakukan pagi-pagi) dengan warga yang bekerja pada jam tersebut
sehingga tidak dapat datang pada kegiatan yang diadakan.
C. Opportunity
1. Terdapatnya kader setiap RW sebagai bentuk peran serta masyarakat
2. Masyarakat setempat memiliki pendidikan menengah keatas sehingga jika
dilakukan edukasi dan penyuluhan akan lebih kooperatif dalam menyukseskan
program
D. Threat
Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan anak balita

3.3.5 Plan of Action (PoA)


Tabel 3.7 Plan of Action
Sumber Daya Indikator Waktu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Penyuluhan Untuk Masyarakat, 16 RW Leaflet, Dokter, Laporan Setiap bulan
mengenai meningkatka terutama ibu brosur, Bidan Penyuluhan
pentingnya pengetahuan yang memiliki presentasi
pengetahuan masyarakat anak balita powerpoint
ibu tentang mengenai
kesehatan kesehatan anak
anak balita balita

Pembinaan Untuk Kader Seluruh Dokter, Kader paham Setiap bulan


Kader meningkatkan kader Bidan kesehatan anak
pemahaman balita
kader mengenai
kesehatan anak
balita
25

3. 4 Program Gizi
3.4.1 Identifikasi Maslah Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Tabel 3.8 Cakupan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Kesenjangan
Pencapaian

Cakupan
Sasaran

Target
Kegiatan Kesimpulan

Mencapai
Keluarga sadar gizi 6,874 6,323 80.00 91.98 11,98%
target
Tidak
Balita ditimbang 2,028 1,336 75.00 65.88 -9,12% mencapai
target
Distribusi vitamin A
Mencapai
bagi bayi (6-11 230 230 90.00 100.00 10%
target
bulan)
Distribusi vitamin A
Mencapai
bagi bayi (12-59 1,637 1,637 90.00 100.00 10%
target
bulan)
Tidak
Distribusi vitamin A
586 497 100.00 84.81 -15,19% mencapai
bagi ibu nifas
target
Distribusi Tablet Fe Tidak
90 tablet pada ibu 614 503 90.00 81.92 -8,08% mencapai
hamil target
Tidak
Distribusi MP – ASI
51 9 100.00 17.65 -82,35% mencapai
Baduta Gakin
target
Balita Gizi Buruk
Mencapai
Mendapatkan 1 1 100.00 100.00 0%
target
Perawatan
Tidak
Pemberian ASI
110 47 70.00 42.73 -27,27% mencapai
eksklusif
target
26

3.4.2 Penentuan Prioritas Masalah


Tabel 3.9 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring

Importancy

Degree of unmeet

Political climate
Rate of increase
Technic

Social benefit
Resources
Prevalence
al Skor Priorita

Severity
Program availabilit

need
feasibilit (IxTxR) s
y
y

Cakupan MP-ASI 171


4 3 4 3 3 2 3 3 IV
baduta Gakin

Cakupan ASI 440


4 5 3 4 4 2 5 4 I
eksklusif

Cakupan Vit A untuk


3 3 3 3 2 3 3 3 153 V
ibu nifas
Cakupan balita di
5 4 2 4 2 4 4 4 336 II
timbang (D/S)
Cakupan distribusi
tablet Fe 90 tablet 2 4 2 4 3 3 3 4 216 III
pada ibu hamil

Berdasarkan hasil analisis program dapat disimpulkan bahwa prioritas pada


program gizi adalah cakupan ASI eksklusif.

3.4.3 Penentuan Penyebab Masalah


Input (7M)
A. Man
Penanggung jawab program gizi di Puskesmas Melong tengah berjumlah satu
orang dengan latar belakang pendidikan terakhir D3 Akademi Gizi tanpa anggota.
Dari sisi ketenagaan Puskesmas Melong tengah sudah mencukupi karena dibantu
oleh bidan desa dan kader dari setiap posyandu.
B. Money
Anggaran atau dana yang didapat berasal dari Bantuan Operasional
Kementrian Kesehatan (BOK) dan Dinas kesehatan Cimahi. Sejauh ini anggaran
27

yang dibutuhkan sudah mencukupi, sehingga dana untuk pelaksanaan program


sudah tidak ada masalah.
C. Material
Ketersediaan bahan, seperti leaflet, poster dan baliho sudah mencukupi.
D. Machine
Peralatan yang digunakan dalam melakukan program penyuluhan berupa
proyektor, dan media untuk menampilkan video.
E. Method
Pendataan ibu dengan target ASI eksklusif yang sesuai dengan karakteristik,
kader menjalin kemitraan dengan aparat /RW dalam penyediaan tempat dan
berlangsungnya kegiatan posyandu. Penyuluhan teantang kesadaran gizi keluarga.
F. Minute
Puskesmas melakukan penyuluhan mengenai ASI eksklusif setiap 1 bulan
sekali di Puskesmas tengah Melong dan penyuluhan mengenai keluarga sadar gizi
di posyandu 1 bulan sekali di bantu oleh kader dan bidan.
G. Market
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif.
Proses
A. Planning
- Pembinaan kader posyandu.
- Kerjasama lintas program dengan semua pemegang program, terutama KIA,
promosi kesehatan.
B. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang
program dengan bidan dan desa kader.Hal ini sudah cukup baik.
C. Actuating
- Pendataan bayi yang diberikan ASI eksklusif sudah cukup jelas dan sasaran
bayi yang diberi ASI eksklusif sudah jelas.
- Dilaksanakannya pembinaan kader untuk mengajak ibu atau kepala keluarga
untuk diberikan edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif dan sosialisasi
kepada tokoh masyarakat.
28

- Mengingatkahn kembali bidan dan kader untuk melakukan penyuluhan di


posyandu masing-masing.
D. Controlling
- Pencatatan dan pendataan yang rapi dan teratur untuk memudahkan
pengawasan program.
- Pemegang program mendapat info dari setiap kader tentang pelaksanaan
penyuluhan melalui pesan singkat.
- Kader menjadi ujung tombak pelaksanaan posyandu yang dipertanggung
jawabkan kepada pemegang program.
E. Evaluating
Program ini sudah berjalan dan diawasi oleh kepala puskesmas serta dinas
kesehatan.
Output
A. Availability
Pelaksanaan program ASI eksklusif melalui posyandu sudah dilakukan dalam
waktu satu bulan sekali, dengan jadwal yang telah ditetapkan di setiap
posyandu.
B. Acceptability
Masyarakat masih sulit menerapkan ASI eksklusif karena keterbatasan
pengetahuan untuk melaksanakannya.
C. Accessibility
Puskesmas Melong tengah sendiri terletak di jalan besar dan mudah dijangkau
oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, posyandu berada di tiap RW,
memudahkan masyarakat mendapat informasi mengenai ASI eksklusif.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Continuity
Program berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan.
29

F. Care
Pemegang program ASI eksklusif turut datang ke posyandu tempat
dilaksanakannya kegiatan untuk memantau atau turut serta berpartisipasi dalam
kegiatan yang diselanggarakan.
G. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang ahli dalam masalah gizi dan KIA.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai program ASI eksklusif yang masih kurang,
sehingga masyarakat kurang peduli terhadap kesehatan keluarganya.
3.4.4 Analisis SWOT
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas melong tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Sumber daya manusia (pemegang program, kader, dan bidan desa) telah tersedia
dan memadai.
B. Weakness
Keterbatasan waktu penyuluhan di posyandu, karena ketika dilakukan
penyuluhan banyak masyarakat yang sedang bekerja atau beraktifitas.
C. Opportunity
Terdapat kader di setiap RW sebagai bentuk peran serta langsung kepada
masyarakat.
D. Threat
Keterbatasan waktu dan pengetahuan dari masyarakat untuk melaksanakan
program ASI eksklusif.
30

3.4.5 Plan of Action


Tabel 3.10 Plan of Action
Sumber Daya Indikator Waktu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Penyuluhan Menambah Pengunjung 25-30 Leaflet Pemegang Pengunjung Selasa,
dan konseling pengetahuan puskesmas pengunjung PPT program, puskesmas kamis
masyarakat dokter mampu
mengenai memahami
penting nya tentang
asi ekslusif penting nya
ASI ekslusif

Pengumpulan Memotivasi Seluruh Seluruh Format Pemegang Kader 2x dalam


dan penjelasan kader untuk kader aktif kader aktif dan program, mengerti setahun
kepada seluruh melakukan tiap buku petugas tatacara
kader pencatatan posyandu pelapor administrasi pencatatan dan
mengenai dan an pelaporan
pencatatan dan pelaporan
pelaporan sebaik
mungkin
31

3.5. Program Dan Pengendalian Penyakit Menular


3.5.1 Identifikasi Masalah
Tabel 3.11 Identifikasi masalah P2PM

Kesenjangan
Pencapaian

Cakupan
Sasaran

Target
No. Jenis Kegiatan Kesimpulan

1 Cakupan BCG 554 547 98.74 98 0.74 Memenuhi target

2 Cakupan DPTHB 1 554 544 98.19 98 0.19 Memenuhi target

3 Cakupan DPTHb3 554 547 98.74 90 8.74 Memenuhi target

Tidak memenuhi
4. Cakupan Polio 554 546 98.55 90 8.55
target
5 Cakupan Campak 554 541 97.65 90 7.65 Memenuhi target
Tidak memenuhi
6 Bias DT 351 307 87.46 95 -7.53
target
Tidak memenuhi
7 Bias TTD 754 688 91.24 95 -3.75
target

Tidak memenuhi
8 Bias Campak 384 348 90.62 95 -4.37
target
Cakupan Pelayanan
Tidak memenuhi
9 Imunisasi Ibu 610 449 73.60 90 -16.39
target
Hamil TT2+
Desa/ Kelurahan
Universal Child
10 554 541 97.65 90 7.65 Memenuhi target
Immunization
(UCI)
Sistem
11 52 52 100 90 10 Memenuhi target
Kewaspadaan Dini
Surveilans Terpadu
12 12 12 100 100 0 Memenuhi target
Penyakit
13 Pengendalian KLB
Cakupan Penderita Tidak memenuhi
14 142 114 80.28 86 -5.72
Pneumonia Balita target
Cakupan Penemuan
Tidak memenuhi
15 Pasien baru TB 32 13 40.62 85 -44.37
target
BTA Positif
Kesembuhan Tidak memenuhi
16 15 12 80 85 -5
Pasien BTA (+) target
32

Cakupan Penderita
Tidak memenuhi
17 DBD yang 39 28 71.79 100 -28.20
target
ditangani
Cakupan Penemuan Tidak memenuhi
18 1,300 526 40.46 100 -59.54
Pasien Diare target

3.5.2 Prioritas masalah


Tabel 3.12 Penentuan Prioritas Masalah

Importancy
Degree of unmeet

Political climate
Rate of increase
Social benefit
Prevalence

Technical Resources Skor


Severity

Program Prioritas
need

feasibility availability (IxTxR)

Bias DT 3 3 3 5 2 4 5 5 500 III

Bias TTD 3 3 3 4 2 4 5 5 475 IV

Bias Campak 3 3 3 5 2 4 4 5 400 VI


Cakupan
Pelayanan
3 2 3 4 2 4 5 5 450 V
Imunisasi Ibu
Hamil TT2+
Cakupan
Penderita 2 3 4 5 3 4 3 3 189 IX
Pneumonia
Balita
Cakupan
Penemuan
5 5 4 5 4 5 5 5 700 I
Pasien baru TB
BTA Positif
Kesembuhan
Pasien BTA 4 4 3 5 4 4 5 5 600 II
(+)
Cakupan
Penderita DBD 1 4 3 5 3 3 4 5 380 VII
yang ditangani
Cakupan
Penemuan 4 4 3 5 3 3 3 5 330 VIII
Pasien Diare
33

Berdasarkan metode kuantitatif maka dapat disimpulkan prioritas masalah


pada program P2PM, yaitu cakupan penemuan pasien baru TB BTA Positif.
3.5.3 Penentuan Penyebab Masalah
INPUT (7M)
A. Man
Program upaya kesehatan dan P2PM di puskesmas Melong Tengah, dipegang
oleh 5 orang, terdiri dari 3 orang dengan tingkat Pendidikan D3 Kebidanan dan 2
orang dengan Tingkat Pendidikan D3 Keperawatan. Masing-masing memegang
program imunisasi, HIV & IMS, pneumonia, tb, ISPA & diare. Secara umum dalam
analisis lingkungan fisik tenaga kerja Puskesmas Melong Tengah dikatakan sudah
memadai dan untuk program P2PM juga dirasakan sudah cukup memadai.
B. Money
Sumber pembiayaan untuk program pemberantasan penyakit menular berasal
dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
C. Material
Bahan (kelengkapan laboratorium untuk penemuan kasus TB dan obat-obatan
TB) yang digunakan untuk program penemuan kasus baru TB BTA Positif sudah
tersedia di Puskesmas Melong Tengah.
D. Machine
Terdapat ruangan pemeriksaan khusus, yaitu poliklinik TB untuk pemeriksaan
pasien yang diduga menderita TB, dan terdapat laboratorium untuk pemeriksaan
dahak di Puskesmas Melong Tengah.
E. Method
Petugas puskesmas sudah bekerja sama dengan kader tiap RW namun terdapat
keterbatasan kader untuk menjangkau masyarakat di tiap RW dan terbatasnya
pengetahuan kader mengenai TB.
F. Market
Masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah banyak yang
belum menyadari bahaya penyakit TB, tanda gejala, dan cara penularan penyakit
TB.
G. Minute
34

Pelaksanaan program P2PM di Pukesmas berlangsung bersamaan dengan jam


kerja Puskesmas, yaitu pukul 07.00-14.00 WIB serta di hari-hari posyandu.
Proses
A. Planning
1. Kunjungan petugas kepada kelompok dengan faktor risiko tinggi terkena TB
yang bekerja sama dengan kader dan pemegang program kesehatan lingkungan.
2. Meningkatkan pengetahuan kader mengenai penyakit TB agar dapat dengan
cepat mencatat dan melaporkan masyarakat yang diduga terkena penyakit TB.
3. Bekerja sama dengan pemegang promosi kesehatan dan tokoh masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat yang memiliki faktor risiko tinggi terkena
penyakit TB agar segera memeriksakan diri ke puskesmas.
B. Organizing
Dilakukan penyampaian rencana kerja antara pemegang program TB, promkes,
tokoh masyarakat dan kader. Pemegang program penemuan kasus TB BTA positif
bekerja sama dengan promkes menyusun materi penyuluhan mengenai penyakit
TB, cara penularan, dan pencegahannya. Kader akan bersama-sama dengan
masyarakat dan tokoh masyarakat.
C. Actuating
Kader melaksanakan pendataan masyarakat yang diduga memiliki faktor risiko
tinggi terkena penyakit TB dan mengajak masyarakat tersebut untuk mengikuti
penyuluhan dan langsug memeriksakan diri ke poliklinik TB. Namun kader masih
sulit menjangkau para masyarakat yang bekerja dan tidak datang ke tempat
penyuluhan.
D. Controling
Pengawasan langsung dilakukan oleh pemegang program TB yang akan turun
langsung ke masyarakat di bantu kader atau melihat pelaporan langsung di poli TB.
Namun pencatatan TB sering kali sulit bila dilakukan pengecekan ulang di lapangan
karena nama yang didaftarkan ke poli TB adalah nama resmi yang tidak pernah
digunakan di lingkungan sehari-hari sehingga menyulitkan kunjungan petugas ke
rumah penderita.
35

E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap bulan dengan melihat laporan bulanan yang telah
dikumpulkan pemegang program.
Output
A. Availability
Program penemuan kasus TB sudah berjalan melalui pelayanan Poliklinik TB di
Puskesmas Melong Tengah dan dibantu oleh kader di lapangan.
B. Acceptability
Jenis pelayanan diterima baik oleh masyarakat namun kesadaran individu
untuk memeriksakan diri masih kurang.
C. Accessibility
Pelayanan Poliklinik TB di Puskesmas Melong Tengah mudah dijangkau, dan
diperluas jaungkauannya dengan adanya kader, serta biaya pengobatan yang gratis.
D. Accountability
Perencanaan, pelaksanaan, dan pendataan sudah jelas sehingga memudahkan
pertanggungjawaban baik dari pemegang program ke kepala puskesmas, maupun
dari kepala puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
E. Care
Perhatian penyelenggara terhadap pelaksanaan program dirasakan cukup karena
program penemuan kasus TB selalu dilaksanakan 2 kali dalam seminggu, yaitu
pada hari kamis dan jumat di poliklinik TB Puskesmas Melong Tengah.
F. Continuity
Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
G. Competency
Pemegang program P2PM cakupan penemuan pasien baru TB adalah seorang
perawat yang sebelumnya telah diberikan pelatihan, namun untuk diagnosis TB
tetap dilakukan oleh dokter
3.5.4 Analisis SWOT
A. Strength
Sumber daya manusia tersedia dan memadai.
B. Weakness
36

Tidak semua kader mampu mengajak masyarakat untuk meningkatkan


kesadaran mengenai penyakit TB, karena pengetahuan kader terbatas dan kesadaran
masyarakat yang masih kurang.
C. Opportunity
Terdapatnya kader di setiap RW yang bersedia mendukung program tersebut
dan pengobatan TB yang gratis karena dibiayai oleh pemerintah.
D. Threat
Ketersediaan alat bantu diagnostik yang kurang memadai di laboratorium
puskesmas, kesadaran masyarakat yang kurang mengenai penyakit TB sehingga
mempengaruhi perilaku kesehatannya.
3.5.5 Tabel PoA Program Pencegahan Penyakit Menular
Tabel 3.13 Tabel PoA
Sumber Daya Indikator Waktu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
1. Pelatihan Menambah Seluruh Seluruh leaflet, Petugas Kader dapat Setiap akhir
kader pengetahua kader kader PPT, pemega menjelaskan bulan
mengenai n kader video ng mengenai
penyakit TB untuk program penyakit TB
mendeteksi TB kepada
awal masyarakat
masyarakat
dengan
risiko tnggi
penyakit
TB.

2. Penyuluha Meningkatk Seluruh Masyara leaflet, Petugas Masyarakat Kantor RW


n mengenai an Masyara kat yang PPT, pemega mengetahuipenya setiap akhir
penyakit pengetahua kat di memiliki Video ng kit TB ( tanda bulan
TB (tanda n dan wilayah risiko program gejala, cara
gejala, cara mawas diri kerja tinggi TB, penularan dan
penularan terhadap Puskesm terkena Kader pencegahan)
dan penyakit as TB beserta serta jika
pencegaha TB Melong ketua menemui
n) Tengah RW, tetangga,
dan keluarga, maupun
tokoh diri sendiri
masyara dengan tanda dan
kat gejala TB segera
memeriksakan
diri ke
Puskesmas.
37

3.6 Program Pengobatan


3.6.1 Identifikasi masalah
Tabel 2.14 Identifikasi Masalah Program Pengobatan

Kesenjangan
Pencapaian

Cakupan
Sasaran

Target
No Jenis Kegiatan Kesimpulan

1 Tidak
Kunjungan Rawat Jalan 4.695 2.948 62,78 100,0 -37,21 memenuhi
target

2 Kunjungan Rawat Jalan Memenuhi


1.252 1.879 150,06 100,0 50,06
Gigi target

3 Cakupan jumlah seluruh Tidak


Pemeriksaan 26.899 1.721 6,40 20,0 -13,60 memenuhi
Laboratorium Puskesmas target

4 Cakupan Jumlah Tidak


Pemeriksaan memenuhi
2.979 188 6,31 10,0 -3,69
Laboratorium yang target
dirujuk

3.6.2 Penentuan Prioritas Masalah


Tabel 2.15 Penentuan Prioritas Masalah

Importancy (I)

Technical Resources
Degree of unmeet

Skor Priorit
political climate
Rate of increase

Program feasibility availability


Social benefit

(IxTxR) as
Prevalence

(T) (R)
Severity

need

Cakupan
kunjungan 4 4 5 5 5 5 5 5 700 I
rawat jalan
38

Cakupan
jumlah seluruh
pemeriksaan 5 3 5 5 5 4 5 4 540 II
laboratorium
Puskesmas

Cakupan
Jumlah
Pemeriksaan 3 3 3 5 3 3 5 4 400 III
Laboratorium
yang dirujuk

Berdasarkan metode kuantitatif maka dapat disimpulkan prioritas masalah pada


program pengobatan, yaitu cakupan cakupan kunjungan rawat jalan.
3.6.3 Penentuan Penyebab Masalah
Input (7M)
A. Man
Program pengobatan di Puskesmas Melong Tengah dipegang oleh 2 orang
dokter umum, 1 orang dokter gigi, 3 orang perawat, 3 orang perwat, 1 orang perawat
gigi, 8 orang bidan, 1 petugas laboratorium, dan 2 orang asisten apoteker, serta 4
orang tenaga administrasi. Jumlah ini sudah memenuhi standar tenaga puskesmas.
B. Money
Pembiayaan operasional Puskesmas Melong Tengah yang direalisasi tahun
2018 diperoleh dari dana kapitasi JKN 82,11% dan BOK 72% dari anggaran yang
didapat. Sejauh ini anggaran atau dana yang dibutuhkan cukup.
C. Material
Persediaan atau kebutuhan peralatan habis pakai untuk pengobatan cukup
memadai untuk memenuhi kebutuhan bahan habis pakai medis dengan adanya
anggaran kapitasi JKN dan distribusi langsung dari Gudang Farmasu Dinas
Kesehatan. Relokasi obat daru Puskesmas lain yang ada di Kota Cimahi juga
terlaksana dengan baik sehingga masih dapat memenuhi kebutuhan obat Puskesmas
Melong Tengah. Puskesmas Melong Tengah sudah menyediakan ruang tunggu
dengan kursi tunggu, sarana administrasi pendaftaran, serta air bersih yang cukup
39

ideal. Selain itu Puskesmas Melong Tengah juga merupakan Puskesmas PONED
yang beroperasi 24 jam.
D. Machine
Puskesmas Melong Tengah dalam pelayana PONED sudah dilengkapi dengan
tersedianya USG, alat vakum, inkubator, dan alat lainnya yang berfungsi dengan
baik. Selain itu, penyediaan sarana transportasi ambulans juga sudah tersedia di
Puskesmas Melong Tengah.
E. Method
Sistem pencatatan dan pencarian buku status pasien sudah menggunakan sistem
komputerisasi sehingga dalam pendataan lebih mudah dan efisien. Pencatatan
secara komputerisasi juga dapat mengurangi waktu tunggu pasien sehingga pasien
yang datang dapat dilayani secepat mungkin.
F. Minute
Puskesmas melakukan pelayanan dari hari Senin hingga hari Sabtu. Pelayanan
dilakukan mulai jam 07.00-14.00 WIB pada hari Senin sampai Jumat dan pada hari
Sabtu mulai jam 07.00-13.00 WIB. Sementara untuk pelayanan PONED dilakukan
24 jam dengan pembagian kerja budan sebanyak tiga shift.
G. Market
Wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah yang berada di Kecamatan Cimahi
Selatan merupakan daerah daerah Sub-Urban yang memiliki wilayah hunian yang
heterogen dengan tingkat pendidikan yang beragam dan respon masyarakat yang
beragam.
Proses
A. Planning
Kerjasama lintas program dengan promosi kesehatan mengenai pentingnya
datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kesehatan sesegera mungkin jika sakit
agar terapi dapat dilakukan sedini mungkin serta mencegah timbulnya komplikasi
lebih lanjut.
B. Organizing
Dalam pelaksanaannya, program upaya pengobatan telah bekerja sama lintas
program dengan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, gizi, kesehatan ibu dan
40

anak, serta P2PM. Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara
pemegang program dengan kader.
C. Actuating
- Pelayanan berjalan baik dan teratur.
- Pelayanan pengobatan rutin setiap hari kerja sesuai jadwal.
- Pelayanan PONED dilaksanakan dalam 24 jam
D. Controlling
- Pencataan dan pendataan buku epidemiologi yang rapi untuk memudahkan
pengawasan program.
- Pengawasan dilakukan oleh koordinator pemegang program dan dilaporkan
setiap akhir bulan langsung ke Kepala Puskesmas.
E. Evaluating
Evaluasi dilakukan oleh koordinator pemegang program dan dilaporkan setiap
akhir bulan ke Kepala Puskesmas untuk perbaikan program pemeriksaan
laboratorium selanjutnya. Hasil jumlah cakupan pemeriksaan laboratorium di
puskesmas dan jumlah cakupan pemeriksaan yang dirujuk per tahun menjadi
landasan evaluasi untuk meningkatkan cakupan di tahun berikutnya.
Output
A. Availability
Pelaksanaan program pelayanan rawat jalan dilaksanakan setiap hari kerja,
kecuali hari Minggu.
B. Acceptability
Kegiatan pemeriksaan pelayanan rawat jalan ditanggapi dengan baik oleh
masyarakat namun masih terdapat sejumlah pasien yang tidak berkenan
memeriksakan diri ke Puskesmas tertutama kunjungan lansia > 60.
C. Accessibility
Puskesmas Melong Tengah sendiri terletak di pinggir jalan besar yang dilalui
oleh kendaraan umum yang beroperasi 24 jam dan mudah dijangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya.
D. Accountability
41

Pemegang program/Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas program rawat


jalan ke kepala Dinas Kesehatan.
E. Continuity
Program pelayanan rawat jalan berlangsung terus menerus sesuai dengan
jadwal dan berkesinambungan.
F. Care
Tingkat kepedulian pemegang program sudah cukup untuk melakukan
pelayanan rawat jalan dan merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi pada
pasien dengan diagnosis yang tidak dapat ditangani oleh dokter umum di
puskesmas.
G. Competency
Petugas yang melakukan pelayanan rawat jalan adalah dokter yang dibantu oleh
perawat yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku dan sudah
memenugu tenaga puskesmas.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai kesehatan yang dilakukan pada edukasi
masih kurang terutama pada pasien lansia > 60 thn untuk melakukan kunjungan
rutin pelayanan Posbindu dikarenakan kesadaran masyarakat masih kurang
mengenai pentingnya Posbindu, serta edukasi yang dilakukan tidak dapat sampai
secara menyeluruh pada semua sasaran mengingat jumlah sasaran di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah cukup banyak.
2.6.4 Analisis SWOT
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Melong Tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Tersedianya SDM dengan jumlah yang memadai dan sesuai kompetensi yang
melaksananakn pelayanan rawat jalan setiap hari kerja. Letak puskesmas strategis
mudah dicapai menggunakan kendaraan umum, baik kendaraan roda empat
maupun roda dua serta sudah tersedianya ambulan dan supir ambulan.
B. Weakness
42

Jumlah sumber daya manusia yang terbatas untuk melakukan kunjungan rumah
secara menyeluruh pada semua pasien yang tidak dapat melakukan kunjungan ke
Puskesmas.
C. Opportunity
Kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan keinginan untuk berobat ke
puskesmas cukup beragam sehingga diharapkan masyarakat yang memiliki tingkat
kesadaran yang tinggi dapat memotivasi masyarakat lain di sekitarnya.
D. Threat
Tingkat ekonomi masyarakat yang menengah ke bawah dengan sebagian besar
pekerjaannya adalah karyawan di perusahaan yang meiliki jam kerja yang cukup
ketat menjadikan masyarakat tidak langsung memeriksakan diri ke Puskesmas.
Selain itu rendahnya pemahaman tentang pentingnya memeriksakan diri ke
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama salah satunya karena faktor
pendidikan dan usia yang bervariasi.
3.6.5 Plan of Action
Tabel 3.16 Plan of Action
Sumber Daya Indikator Waktu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan

Konseling dan Meningkatkan Seluruh pasien Seluruh pasien Leaflet dokter, Pasien bersedia Setiap hari saat
penyuluhan mengenai pengetahuan pasien yang ada di yang ada di / pemegang untuk pelayanan di
pentingnya mengenai wilayah kerja wilayah kerja brosur, program melakukan puskesmas
memeriksakan diri ke pentingnyakunkunjunga Melong tengah Melong tengah PPT promosi kunjungan ke untuk
Puskesmas sebagai n rawat jalan untuk kesehatan, Puskesmas konseling, dan
fasilitas kesehatan memeriksakan diri dan dan kader untuk berobat setiap bulan
tingkat pertama mengontrol penyakit maupun untuk untuk
kronik yang dideritanya kontrol penyuluhan

5
5

Anda mungkin juga menyukai