Anda di halaman 1dari 18

PENDAHUL

UAN
BAB I
Gizi buruk yang terjadi pada
1.000 hari pertama kehidupan
juga dapat menyebabkan
sunting yang bersifat
ireversibel dan berhubungan
dengan gangguan kognitif
yang pada akhirnya
mengganggu proses belajar di
sekolah dan bekerja di
lingkungan masyarakat.
Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak


balita akibat kekurangan gizi yang berlangsung
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Sunting berdampak pada tingkat
kecerdasan, menurunkan produktivitas,
kerentanan terhadap penyakit, menurunkan
produktivitas dan kemudian menghambat
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan dan ketimpangan.
PREVALENCE
Prevalensi stunting di
Asia tenggara
UNICmencapai
25%. Angka
EF tersebut
melebihi rata-rata
Prevalensi stunting di
prevalensi di seluruh
Kota Cimahi, terdapat
dunia.
penurunan
DINAS angka
stuntingKESEHATAN
selama dua
tahun terakhir.
CIMAHI Angka
stunting pada balita
KEMENK
tahun 2017 sebesar
ES
Balita yang mengalami stunting 15.74% menurun
tercatat sebesar 26,6%. Angka menjadi 9.75% di
tersebut terdiri dari 9,8% masuk tahun 2018
kategori sangat pendek dan 19,8%
kategori pendek.
Masyaraka
Faktor t Rumah
Risiko tangga
UNICEF (keluarga)
farmwork Individu
Pada tingkat masyarakat mencakup
sistem ekonomi, sistem pendidikan,
sistem kesehatan, dan sistem
sanitasi dan air bersih. Pada tingkat
rumah tangga terdiri dari kualitas
dan kuantitas makanan, tingkat
pendapatan, jumlah dan struktur
anggota keluarga, pola asuh,
pelayanan kesehatan dasar, dan
sanitasi air bersih. Faktor individu
Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran balita


stunting di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah
berdasarkan tinggi badan
orang tua? Bagaimana gambaran balita
stunting bulan di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah
berdasarkan pendidikan?
Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran balita


stunting usia di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah
berdasarkan pekerjaan?
Bagaimana gambaran balita
stunting di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah
berdasarkan pendapatan
keluarga?
Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran balita


stunting di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah
jumlah anggota keluarga? Bagaimana gambaran balita
stunting di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah
berdasarkan ketersediaan
pangan?
Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran balita


stunting di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah
berdasarkan sanitasi Bagaimana gambaran balita
lingkungan? stunting di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah
berdasarkan kunjungan balita ke
Posyadu?
Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian untuk


mengetahui gambaran balita stunting
di wilayah kerja Puskesmas Melong
Tengah berdasarkan tinggi badan
orang tua, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan keluarga, jumlah
anggota keluarga, ketersediaan
pangan, sanitasi lingkungan dan
kunjungan balita ke Poyandu.
Manfaat Penelitian

Sebagai pengayaan pengetahuan dan pengalaman


praktis peneliti di bidang penelitian kesehatan
masyarakat.

Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan di


bidang ilmu kesehatan masyarakat.

Sebagai tambahan referensi karya tulis yang


berguna bagi masyarakat luas di bidang
kesehatan masyarakat.
KESIMPUL
AN DAN
SARAN
BAB V
Kesimpulan
1
Sebanyak 78,1% balita terlahir dari ibu dengan tinggi
badan kurang dari normal, akan tetapi beda halnya dengan
tinggi badan ayah terdapat sebanyak 50% balita memiliki
ayah dengan tinggi badan normal.

2
Pendidikan ibu subjek penelitian mencapai tingkat
pendidikan tinggi sebanyak 40,6%, sedangkan ibu
yang hanya mencapai tingkat pendidikan rendah
sebanyak 59,4%.
Kesimpulan
3
Gambaran faktor pekerjaan pada kejadian stunting
didapatkan sebanyak 90,6% adalah ibu rumah tangga dan
9,4% ibu yang bekerja. Sementara sebanyak 93,8% ayah
bekerja dan sebanyak 6,3% ayah tidak bekerja.

4
Gambaran faktor jumlah anggota keluarga pada
kejadian stunting menunjukkan sebanyak 53,1%
balita berasal dari keluarga besar dan 49% balita
berasal dari keluarga kecil.
Kesimpulan
5
Gambaran faktor Pendapatan keluarga pada kejadian
stunting sebanyak 59,4% tergolong keluarga dengan
pendapatan yang rendah dan 40,6% keluarga dengan
pendapatan yang cukup.

6
Gambaran faktor ketahanan pangan pada kasus
stunting sebanyak 46,8% balita tergolong kurang
pangan, 37,5% balita tergolong rawan pangan, dan
15,6% tergolong rentan pangan.
Kesimpulan
Gambaran faktor sanitasi dasar pada kejadian stunting
7
yaitu sebanyak 78% balita tinggal di rumah dengan
ventilasi yang tidak cukup, 59% rumah sudah memiliki
pencahayaan yang cukup, 81,3% mendapatkan sumber
air bersih yang baik, dan 68,8% memiliki septic tank
sebagai pembuangan limbah

8
Gambaran faktor kunjungan ke Posyandu pada
kejadian stunting yaitu sebagian besar subjek
penelitian yaitu sebanyak 23 orang (71,9%) sudah
melakukan kunjungan ke Posyandu secara teratur
setiap bulan. Sementara 4 orang subjek (12,5%)
melakukan kunjungan sebanyak 4-5 kali dalam 6
bulan dan 5 orang subjek (15,6%) melakukankun
Saran
• Peneliti • Puskesmas
selanjutnya
Penelitian selanjutnya 1. Melakukan penyuluhan tentang
ang dapat dilakukan dari hasil pentingnya pemilihan jenis makanan
ang didapatkan pada dan pola makan yang benar.Tes
Tertulis
penelitian ini adalah mengenai
2. Melakukan pengawasan rumah sehat
hubungan berbagai faktor dan penyuluhan terkait pentingnya
isiko terhadap terjadinya pengadaan septic tank sebagai sarana
tunting menggunakan pembuangan limbah serta mengatur
sirkulasi udara yang nyaman di
penelitian analitik, sehingga rumah.
dapat diketahui faktor apa saja 3. Pemegang program gizi dibantu
ang berhubungan dengan dengan bidan desa melakukan
pelatihan simulasi pengukuran tinggi
ejadian stunting di Wilayah
badan dengan objek sungguhan
erja Puskesmas Melong secara baik dan benar agar hasil ukur
engah. tinggi badan tepat
THANKS
!
Does anyone have any questions?

CREDITS: This presentation template


was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai