Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN HOME VISIT

PASIEN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIWARUGA

Baiq Meila Widari Putri


4151161427
LATAR BELAKANG

Hipertensi → masalah kesehatan


masyarakat di dunia baik negara maju
maupun negara berkembang.

• Hipertensi : rata-rata tekanan sistolik ≥140


mmHg, dan tekanan darah diastolik yaitu
≥90 mmHg dengan dua kali pengukuran.
• Berdasarkan penyebabnya → hipertensi
dibagi dalam dua golongan: primer dan
sekunder
Menurut World Health Statistik tahun 2012, WHO
melaporkan bahwa sekitar 51% dari kematian
akibat stroke dan 45% dari penyakit jantung
koroner disebabkan oleh hipertensi

Faktor risiko utama untuk hipertensi, termasuk


riwayat keluarga, gaya hidup, pola makan yang
buruk, merokok, jenis kelamin, stres, ras, usia, dan
tidur.

Diperkirakan bahwa sekitar 25% dari populasi


orang dewasa di dunia mengalami hipertensi,
dan akan cenderung meningkat 29% pada
tahun 2025.
 Prevalensi hipertensi terlihat meningkat
dengan bertambahnya umur, perempuan
cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki,
cenderung lebih tinggi pada kelompok
pendidikan lebih rendah dan kelompok
tidak bekerja.
• Di wilayah kerja Puskesmas Ciwaruga masih
banyak terdapat kasus hipertensi yang
berhubungan dengan berbagai faktor yang
dapat memengaruhi terjadinya kasus
tersebut, diantaranya faktor risiko masalah
kesehatan, faktor kebiasaan dan perilaku
pasien, serta faktor kesehatan lingkungan.

• Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik


melakukan kunjungan rumah (home visit)
untuk identifikasi faktor lingkungan dan
perilaku yang menjadi faktor risiko timbulnya
penyakit hipertensi.
IDENTIFIKASI MASALAH

 Apakah faktor risiko terjadinya masalah


kesehatan pada pasien?
 Apakah yang menjadi alasan pasien
tidak memeriksakan kesehatan?
 Bagaimana kebiasaan pasien dan
anggota keluarga dalam perilaku
kesehatan?
 Apakah faktor lingkungan rumah
sebagai faktor risiko terjadinya masalah
kesehatan pada pasien?
MAKSUD DAN TUJUAN HOME VISIT
Maksud Home Visit
Maksud home visit ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
pada pasien.

Tujuan Home Visit


Tujuan Home Visit ini adalah:
 Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya masalah
kesehatan pada pasien.
 Mengetahui faktor penyebab pasien tidak memeriksakan
kesehatan.
 Mengetahui kebiasaan pasien dan anggota keluarga
dalam perilaku kesehatan.
 Mengetahui faktor lingkungan rumah sebagai faktor
risiko terjadinya masalah kesehatan pada pasien.
Identitas sasaran
 Nama : Ny. S
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur: 79 tahun
 Pendidikan Terakhir : SD
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : RT 8/RW 06
 Desa/Kecamatan : Sariwangi/Parongpong
 Status dalam keluarga : Istri
 Agama : Islam
 Etnis atau suku : Sunda
 Jaminan Kesehatan: BPJS PBI
 Masalah Kesehatan : Krisis Hipertensi
Identitas kepala keluarga
 Nama : Tn. P
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 76 tahun
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : tidak bekerja
 Penghasilan :-
Identitas anggota keluarga
 Bentuk Keluarga : Keluarga inti
 Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
 Lansia : 2 orang
 Dewasa : tidak ada
 Remaja : tidak ada
 Anak Sekolah : tidak ada
Anak Balita : tidak ada
 Bayi : tidak ada
 Hubungan anggota keluarga : Baik
Daftar Anggota keluarga yang tinggal serumah

Umur Jenis Hubunga


Pendidik Pekerjaa Keada
No Nama (tahun kelami n
an n an
) n Keluarga

Ibu Rumah
  1 S 79 P SD Istri Sakit
Tangga

Tidak
  2 P 76 L SMP Suami Sehat
bekerja
GENOGRAM
Hasil pemeriksaan
 Keluhan Utama: Nyeri tengkuk yang terasa berat
 Riwayat penyakit sekarang
 Pasien mengeluhkan tengkuk yang terasa berat.
Keluhan dirasakan hilang timbul sejak 20 tahun
yang lalu. Keluhan disertai dengan adanya
perasaan mual dan disertai dengan muntah.
 Tiga bulan yang lalu pasien memeriksakan
tekanan darahnya di Puskesmas dan hasilnya
adalah 170/150 mmHg dan mendapatkan obat
Amlodipin yang diminumnya 1 kali sehari. Obat
yang diberikan dari Puskesmas hanya diminum
saat muncul keluhan tengkuk yang terasa berat,
dan saat keluhan sudah tidak dirasakan, pasien
tidak meminum obatnya kembali. Saat obat habis
 Pasien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya
sejak 20 tahun yang lalu, namun pasien tidak rutin
meminum obat. Pasien datang ke sarana kesehatan
setiap pasien merasakan nyeri tengkuk dan nyeri
kepala yang hebat, dan obat yang diberikan hanya
diminum sampai keluhan menghilang.
 Pasien mengaku sedang memiliki beban pikiran
karena anak dan cucunya yang sangat jarang mau
berkunjung ke rumahnya. Riwayat hipertensi pada
keluarga tidak diketahui. Pasien jarang makan buah-
buahan sekitar 1−2x per minggu. Riwayat merokok
disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat pil KB dan
saat ini pasien sudah menopause sejak usia 45 tahun.
 Keluhan nyeri dada sebelah kiri yang dirasakan
menjalar tidak pernah dialami oleh pasien. Pasien
tidak pernah mengeluh penglihatan tiba-tiba
gelap dan lemah tubuh sebagian yang disertai
dengan bicara pelo. Keluhan bengkak pada
tungkai disangkal. Pasien juga tidak merasakan
kelelahan dalam menjalani aktifitas sehari-hari.
 Pasien tinggal berdua di rumahnya (suami dan
pasien). ). Pasien mengatakan dirinya sering
menkonsumsi ikan asin.
 Pasien tidak pernah mengikuti Program
Pengelolaam Penyakit Kronis (Prolanis).
Status Praesen
Keadaan Umum
 Kesadarannya: Compos Mentis
 Watak : Kooperatif
 Kesan sakit : Tampak tidak sakit
 Pergerakan : Aktif
 Tidur : Terlentang dengan 1 bantal
 Berat Badan : 50 Kg
 Tinggi Badan : 155 cm
 Keadaan gizi : Normal (IMT 20,8)
 Umur yang ditaksir : Sesuai
 Kulit : Sawo matang
Keadaan Sirkulasi
 Tekanan darah : 140/100 mmHg
 Nadi : 88 x/menit reguler
 Suhu : 36,8 0C
 Keringat dingin : Tidak ada
 Sianosis : Tidak ada
Keadaan Pernafasan
 Tipe : Torakoabdominal
 Frekuensi : 22 x/menit
 Corak : Tidak ada kelainan
 Hawa/bau napas: Tidak ada kelainan
 Bunyi napas : Tidak ada kelainan
Status Praesen
Pemeriksaan Khusus
Kepala :
1. Tengkorak :
 - Inspeksi: Normocephal, tidak ada kelainan
 - Palpasi: Tidak ada kelainan

2. Muka :
 - Inspeksi : simetris
 - Palpasi : Tidak ada kelainan
3. Mata :
 Letak : Simetris
 Kelopak mata: tidak ada kelainan
 Kornea : Jernih/Jernih
 Refleks kornea : +/+
 Lensa mata : Jernih/jernih
 Pupil : Bulat, diameter 3 mm, isokor
 Reaksi konvergensi: +/+
 Lensa mata : Jernih
 Sklera : Ikterik-/-
 Konjungtiva : Anemis -/-
 Iris : Tidak ada kelainan
 Pergerakan : Normal, ke segala arah
Status Praesen
 Reaksi cahaya : Direk +/+, Indirek +/+
 Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Telinga :
 Inspeksi: Simetris. Otorhea -/-
 Palpasi: Tidak ada kelainan
 Pendengaran : Tidak ada kelainan

5. Hidung :
 Inspeksi: Tidak ada kelainan
 Sumbatan : Tidak ada
 Ingus: Tidak ada
6. Bibir :
 Sianosis: Tidak ada
 Kheilitis : Tidak ada
 Stomatitis angularis : Tidak ada
 Rhagaden : Tidak ada
 Perleche : Tidak ada
7. Gigi dan gusi
 Perdarahan gusi : Tidak ada
 Hipertrofi gusi : Tidak ada
8. Lidah
 Besar : Normal
 Bentuk : Tidak ada kelainan
 Pergerakan : Tidak ada kelainan
 Permukaan : Basah, licin, permukaan kotor (-), tepi hiperemis (-)
9. Rongga mulut :
 Hiperemis : Tidak ada
 Lichen : Tidak ada
 Aphtea : Tidak ada
 Bercak : Tidak ada

10. Rongga leher :


 Selaput lendir : Mukosa tenang
 Dinding belakang pharynx : Hiperemis (-)
 Tonsil : T1-T1, mukosa tenang, kripta melebar -/-, detritus -/-
Leher :
1. Inspeksi :
 Trakea : tidak ada deviasi
 Kel.tiroid : Tidak membesar
 Pembesaran vena : Tidak tampak pembesaran
 Pulsasi vena leher : Tidak ada

2. Palpasi :
 Kel. getah bening : Tidak teraba.
 Kel. Tiroid : Tidak ada kelainan
 Tumor : Tidak ada
 Otot leher : Tidak ada kelainan
 Kaku kuduk : Tidak ada
 3. Pemeriksaan Tekanan Vena Jugularis : 5+1 cmH2O
Ketiak :
Inspeksi :
 Rambut ketiak : Tidak ada kelainan
 Tumor : Tidak ada

Palpasi :
 Kel. getah bening : Tidak teraba
 Tumor : Tidak ada
Pemeriksaan Thorax :
Thorax Depan
Inspeksi :
 Bentuk umum : Simetris
 Sela iga : Tidak melebar/menyempit
 Sudut epigastrium : < 90°
 Diameter frontal - sagital : Diameter frontal > diameter sagital
 Pergerakan : Simetris
 Muskulatur : Tidak ada kelainan
 Kulit : Tidak ada kelainan
 Tumor : Tidak ada
 Ictus cordis : Tidak terlihat
 Pulsasi lain : Tidak ada
 Pelebaran vena : Tidak ada

Palpasi :
 Kulit : Tidak ada kelainan
 Muskulatur : Tidak ada kelainan
 Mammae : Tidak ada kelainan
 Sela iga : Tidak melebar/menyempit
 Paru-paru
 Pergerakan :Simetris
 Vocal Fremitus :Normal Kanan=kiri
 Ictus Cordis : Tidak Teraba
 Lokalisasi : ICS V linea midclavicularis sinistra
 Intensitas : Nomal
 Pelebaran : Tidak ada
 Thrill : Tidak ada
Thorax belakang
Inspeksi
 Bentuk : Simetris
 Pergerakan : Kanan-kiri simetris
 Kulit : Tidak ada kelainan
 Muskulator: Tidak ada kelainan

Palpasi Kanan/kiri
 Sela iga : Tidak melebar/menyempit
 Muskulatur : Tidak ada kelainan
 Vocal Fremitus : Kanan=kiri
 Perkusi Kanan/kiri
 Perkusi perbandingan: Sonor/sonor
 Batas bawah : Vertebra thorakal X
 Peranjakan : 1 sela iga
Auskultasi
 Suara pernafasan : Vesikuler/vesikuler
 Suara tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-
 Vocal Resonance : Kanan=kiri
Abdomen :
Inspeksi :
 Bentuk : Datar
 Otot dinding perut: Tidak ada kelainan
 Kulit : Tidak ada kelainan
 Umbilikus : Menjorok ke dalam
 Pergerakan usus : Tidak terlihat
 Pulsasi : Tidak ada
 Venektasi : Tidak ada

Auskultasi
 Bising usus : 9 x/ menit
Palpasi
 Dinding perut :Soepel
 Nyeri tekan lokal :Tidak ada
 Nyeri tekan difus :Tidak Ada
 Nyeri lepas :Tidak ada
 Defence Muskuler:Tidak ada
 Hepar :Tidak Teraba perbesaran
 Besar :-
 Konsistensi :-
 Permukaan :-
 Tepi :-
 Nyeri tekan :tidak ada
 Lien :Tidak teraba
 Pembesaran: Tidak teraba
 Konsistensi : Tidak teraba
Extremitas (anggota gerak) :atas / bawah
Inspeksi
Bentuk : Tidak ada kelainan /tidak ada kelainan
Pergerakan : Tidak terbatas /tidak terbatas
Kulit :tidak ada kelainan
Otot : Tidak ada kelainan / Tidak ada kelainan
Edema : Tidak ada /Tidak ada
Clubbing finger : Tidak ada /Tidak ada
Palmar eritem : Tidak ada / Tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada / Tidak ada
Tumor : Tidak ada / tidak ada
Edema (pitting/non pitting): Tidak ada / Tidak ada
Pulsasi arteri : A. Radialis (+/+)/ A. Dorsalis pedis (+/+)
Sendi-sendi
Inspeksi
Kelainan bentuk : Tidak ada
Tanda radang : Tidak ada
Pemeriksaan Laboratorium
 Tidak dilakukan pemeriksaan

Diagnosis
 Hipertensi stage 2 tidak terkontrol
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Umum
Edukasi :
 Edukasi agar pasien rutin memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas atau rumah sakit.
 Edukasi agar pasien rutin meminum obat hipertensi.
 Edukasi mengenai tanda bahaya yang mungkin timbul
akibat komplikasi hipertensi.
 Edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, sesuai
dengan program Germas yaitu dengan melakukan aktifitas
fisik, pasien disarankan untuk minimal 30 menit dalam
sehari melakukan olahraga jalan santai. Selain itu pasien
disarankan untuk mengkonsumsi sayur dan buah.
Penatalaksanaan Khusus
 Terapi farmakologis :

Angiotensin Reseptor Blocker : Amlodipin 1 x 5 mg


Analisis Faktor Risiko
1. Riwayat Keluarga
Tidak diketahui

2. Pengetahuan dan Keadaan Ekonomi


Pasien berasal dari keluarga dengan keadaan
ekonomi kurang mampu. Pasien baru
memeriksakan penyakitnya saat pasien
mengeluhkan nyeri tengkuk hebat dan nyeri kepala
hebat. Pasien memiliki perilaku minum obat yang
tidak baik. Pasien memiliki informasi yang minim
mengenai bahaya penyakitnya.
Analisis Masalah
1. Identifikasi dan Analisis Faktor Risiko
Terjadinya Masalah Kesehatan
Pasien mengaku memiliki tekanan darah
tinggi sejak 20 tahun yang lalu. Pasien berasal
dari keluarga dengan keadaan ekonomi kurang
mampu. Pasien tidak memeriksakan
penyakitnya karena tidak ada keluhan dan
kurangnya pengetahuan akan bahaya dari
penyakit yang dideritanya, sehingga kesadaran
untuk berobat yang dimiliki pasien masih
kurang.
Identifikasi dan Analisis Kebiasaan Pasien
dan Anggota Keluarga dalam Perilaku
Kesehatan

Pasien memiliki kebiasaan sering makan


nasi, sayuran, ikan asin, dan sambal. Ikan asin
merupakan makanan yang tinggi garam
sehingga mampu meningkatkan tekanan darah
pada pasien. Pasien jarang mengkonsumsi
buah-buahan. Semua anggota keluarga
menggunakan air dari sumur gali yang dimasak
untuk minum, makan, mandi dan mencuci.
Identifikasi dan Analisis Faktor Lingkungan
Rumah
1. Kepadatan hunian dan kondisi rumah

Pasien tinggal di rumah dengan luas rumah +


80 m2. Pasien tinggal berdua bersama suaminya.
Penghuni rumah sebanyak 2 orang. Kepadatan
hunian dalam rumah sesuai menurut keputusan
menteri kesehatan nomor
829/MENKES/SK/VII/1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah, yaitu setiap satu orang
minimal menempati luas rumah 8 m².
 Dinding : batu-bata
 Atap : tampak dari luar berupa genteng
 Langit-langit : plafon
 Lantai : semen yang dihaluskan
 Cahaya : Sebagian besar ruangan rumah tidak
mendapat cahaya dari jendela maupun ventilasi
 Jendela : 2 jendela yang dapat dibuka dan
ditutup sehingga memungkinkan udara dan
cahaya masuk tetapi jendela tidak pernah dibuka
sehingga rumah menjadi cukup lembab
 Jumlah ruangan : 5 ruangan, yaitu 1 ruang tamu,
2 kamar
tidur, 1 kamar mandi, dan 1 dapur.
2. Jenis Sumber Air Minum
Sumber air minum yang digunakan berasal dari air
sumur gali yang dimasak, tidak berbau, tidak berwarna,
dan tidak berasa.
3. Jenis Kakus
Keluarga pasien memiliki kakus sendiri berupa wc
jongkok dengan leher angsa dan dialirkan melalui pipa
ke septic tank komunal.
4. Sarana pembuangan sampah dan air limbah
Sampah dikumpulkan di dalam ember bekas. Setiap
dua hari dibakar di depan rumah
5. Keadaan lingkungan di sekitar rumah
Rumah pasien berada di gang dengan jalanan yang
sempit.
Strategi Kesehatan

1. Melakukan konseling
pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Pendidikan terakhir pasien SD dan mengaku bahwa
pengetahuan pasien mengenai penyakitnya diketahui
kurang baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa kurangnya
kesadaran pasien mengenai gaya hidup, pola makan, dan
kesadaran memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Pasien kurang mengetahui mengenai penyakit hipertensi
yang dideritanya, maka dapat diberikan konseling tentang
penyebab, kondisi pasien yang sudah menopause juga
sebagai faktor risiko, dan bagaimana akibatnya apabila tidak
ditangani. Pasien dan suaminya juga diberikan konseling
tentang pola makan dan gaya hidup yang benar, pasien
disarankan untuk memiliki aktivitas olah raga yang rutin.
Strategi Kesehatan
2. Motivasi dari keluarga terdekat
Memberitahu keluarga terdekat pasien yaitu suami agar
mendukung pasien memeriksakan kesehatan di fasilitas
kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit. Memberi
motivasi kepada suami pasien agar lebih memerhatikan
kondisi kesehatan pasien, makanan yang dikonsumsi
pasien serta memerhatikan aktivitas sehari-hari pasien
agar lebih rutin berolahraga.
3. Merujuk ke puskesmas dan rumah sakit
Meminta pasien agat lebih rajin kontrol untuk
memeriksakan kesehatannya. Mengenali tanda bahaya
komplikasi hipertensi dan segera dibawa ke rumah sakit.
 
Strategi yang dapat Dilakukan

1. Melakukan konseling mengenai risiko yang


dialami pasien.

Pasien diberi penjelasan mengenai kondisi


kesehatan pasien. Pasien disarankan segera
melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas
ataupun rumah sakit. Pasien dijelaskan mengenai
tanda-tanda hipertensi. Pasien juga disarankan
untuk merubah kebiasaan sehari-hari dengan
perilaku bersih hidup dan sehat yang sesuai dengan
penyakit yang dideritanya, seperti mengurangi
konsumsi makanan yang mengandung garam.
Strategi yang dapat Dilakukan

2. Motivasi dari keluarga terdekat

Memberitahu keluarga terdekat pasien yaitu


suami dan anaknya yang tinggal satu rumah, agar
mendukung pasien memeriksakan kesehatan di
fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau Rumah
Sakit terdekat. Memberi motivasi keluarga pasien
yang tinggal serumah agar lebih memerhatikan
kondisi kesehatan pasien, makanan yang
dikonsumsi pasien serta memerhatikan aktivitas
sehari-hari pasien agar lebih rutin berolahraga.
 Merujuk ke Puskesmas
Meminta agar pasien rajin kontrol berobat ke puskesmas
serta meminta suami untuk mendampingi pasien.
Upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi
dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat
dan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat.
Untuk itu puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan dasar perlu melakukan pencegahan primer
yaitu kegiatan untuk menghentikan atau mengurangi
faktor risiko hipertensi sebelum penyakit hipertensi
terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang
sehat dengan cara makan cukup sayur-buah, rendah
garam dan lemak, rajin melakukan aktifitas dan tidak
merokok.
 Keberadaan Posbindu PTM setiap bulan di
setiap RW sebenarnya sudah cukup untuk
mewaspadai dan memonitor tekanan darah
dan segera ke puskesmas/fasilitas kesehatan
jika tekanan darahnya tinggi. Selain itu
terdapat juga Program Pengelolaan Penyakit
Kronis (Prolanis) yang diselenggarakan setiap
bulan di puskesmas.
Waktu dan Alokasi
Kunjungan dilakukan sebanyak 1 kali, yaitu
pada hari Senin, 8 Februari 2019 pada pukul
11.00 di RT 8/RW 06, Desa Sariwangi,
Kecamatan Parongpong.
Simpulan dan saran
Simpulan
 Faktor risiko terjadinya masalah kesehatan pada
pasien adalah faktor gaya hidup, pengetahuan
dan keadaan ekonomi. Pasien sudah menopause
dan jarang berolahraga. Keadaan ekonomi
keluarga pasien kurang baik. Pasien baru
memeriksakan penyakitnya bila terdapat keluhan
dan menghentikan konsumsi obat hipertensi
ketika keluhan dirasakan sudah membaik.
 Perilaku kesehatan pasien kurang baik. Dilihat
dari kondisi rumah pasien yang kurang bersih
dan lembab. Pengelolaan sampah dengan cara
dibakar.
Simpulan dan saran
Saran
 Memberi saran agar pasien dan keluarga meneruskan
memeriksakan kesehatan dan meminum obat sesuai
dengan anjuran dokter, karena penyakit hipertensi
membutuhkan obat seumur hidup dan kontrol yang rutin
diperlukan untuk memantau penyakit dan hasil
pengobatan yang telah diberikan.
 Menyarankan kepada pasien dan keluarga agar menjaga
kebersihan rumah.
 Menyarankan pasien mengikuti Prolanis dan Posbindu.
 Menyarankan puskesmas agar meningkatkan kualitas
program promosi kesehatan dengan melakukan
penyuluhan mengenai bahaya penyakit tidak menular
khususnya hipertensi kepada kalangan usia lanjut.
Lampiran Foto Kegiatan

Rumah tampak depan & ruang tamu


Lampiran Foto Kegiatan

KAMAR MANDI & KAMAR TIDUR


Lampiran Foto Kegiatan

DAPUR
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai