Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HOME VISIT PASIEN HIPERTENSI

STAGE 1 DI RT 06 RW 02
DESA SARIWANGI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CIWARUGA
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan
Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pembimbing:
Sri Quintina, dr., M.Kes.

Pembimbing Lapangan :
Venita Noor Ajiziah, dr.

Disusun Oleh:
Baiq Meila Widari Putri (4151161427)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
CIMAHI
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Home Visit Pasien Hipertensi Stage 1 di RT 06 RW 02

Kecamatan Parongpong, Wilayah Kerja Puskesmas Ciwaruga

Penyusun : Baiq Meila Widari Putri

NPM : 4151161427

Tujuan : Makalah Home Visit ini diajukan untuk memenuhi tugas

Kepaniteraan Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Program

Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Unjani Cimahi-

Bandung

Menyetujui dan Mengesahkan,

Cimahi, Februari 2019

Pembimbing Lapangan Pembimbing

Venita Noor Ajiziah, dr Sri Quintina Indriyana, dr.,M.Kes


NID. 412156775

Kepala Puskesmas Ciwaruga

Welly Narwelly, drg


NIP. 196102041989012002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan home visit
mengenai Hipertensi Stage 1 ini sebagai salah satu syarat kepaniteraan di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani.
Dalam penulisan home visit ini penulis telah banyak mendapat bantuan, baik
berupa petunjuk, saran, bimbingan, dorongan serta doa dari berbagai pihak khususnya
dari pihak puskesmas dan kader di wilayah kerja Puskesmas Ciwaruga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan waktu. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan proses pembelajaran ini dan
mohon maaf atas segala kekurangannya.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan home visit ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya.

Cimahi, Februari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

JUDUL..........................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan Home Visit.........................................................................2
1.3.1 Maksud Home Visit...................................................................................2
1.3.2 Tujuan Home Visit....................................................................................3
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................4
2.1 Subyek Penelitian..............................................................................................4
2.1.1 Identitas sasaran .......................................................................................4
2.1.2 Identitas kepala keluarga .........................................................................4
2.1.3 Identitas keluarga......................................................................................4
2.2 Hasil Pemeriksaan Kesehatan............................................................................6
2.2.1 Anamnesis ............................................................................................... 6
2.2.2 Pemeriksaan Fisik ....................................................................................7
2.2.3. Perencanaan diet .....................................................................................8
2.2.4 Pengobatan medis ....................................................................................9
2.3 Analisis Faktor Risiko.......................................................................................9
2.4 Analisis Masalah..............................................................................................10
2.4.1 Identifikasi faktor risiko .........................................................................10
2.4.2 Identifikasi dan analisis alasan tidak memeriksakan kesehatan............10
2.4.3 Identifikasi dan analisis kebiasaan dan perilaku.....................................10

iv
v

2.4.4 Identifikasi dan analisis faktor lingkungan rumah..................................11


2.5 Strategi Kesehatan.................................................................................................12
2.6 Waktu dan Tempat.................................................................................................14
BAB III SIMPULAN dan SARAN...........................................................................14
3.1 Simpulan..........................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
LAMPIRAN...............................................................................................................16
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar anggota keluarga......................................................................5

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Genogram Keluarga.......................................................................5

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia baik negara
maju maupun negara berkembang. Pada sebagian kasus hipertensi tidak
menunjukkan gejala apapun. Perkembangan hipertensi berlangsung secara lambat-
laun sehingga sering tidak disadari. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
di arteri yang bersifat sistemik dan berlangsung terus-menerus untuk jangka waktu
yang lama.1 Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses yang
berlangsung cukup lama. Hipertensi didefinisikan sebagai rata-rata tekanan
sistolik ≥140 mmHg, dan tekanan darah diastolik, yaitu ≥90 mmHg dengan dua
kali pengukuran. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi dalam dua
golongan, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
adalah suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95% dari hipertensi.
Penyebab dari hipertensi primer adalah idiopatik. Hipertensi sekunder, yang
meliputi 5% dari hipertensi disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada salah
satu organ atau sistem tubuh.2
Menurut World Health Statistic tahun 2012, WHO melaporkan bahwa
sekitar 51% dari kematian akibat stroke dan 45% dari penyakit jantung koroner
disebabkan oleh hipertensi.3 Faktor risiko utama untuk hipertensi, termasuk
riwayat keluarga, gaya hidup, pola makan yang buruk, merokok, jenis kelamin,
stres, ras, usia, dan tidur.2 Paling sedikit, sepertiga orang dengan penyakit tekanan
darah tinggi tidak ditangani dengan benar. Itu berarti jutaan orang berisiko
mengalami serangan jantung dan stroke. Diperkirakan bahwa sekitar 25% dari
populasi orang dewasa di dunia mengalami hipertensi.3 dan akan cenderung tahun
Data Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation, and
Treatment on High Blood Pressure VII mengungkapkan 1 dari 4 orang dewasa
menderita hipertensi. Sekitar 600 juta penderita tersebar di negara berkembang,
termasuk Indonesia. Angka ini menunjukkan, hipertensi merupakan masalah
seluruh negara di dunia. Data WHO menyebutkan, dari setengah penderita

1
2

hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan. Sementara


hipertensi yang diobati dengan baik hanya 12,5 persen.4
Prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur. Prevalensi
hipertensi pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki, Prevalensi
hipertensi cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan lebih rendah dan
kelompok tidak bekerja, mungkin akibat ketidaktahuan tentang pola makan yang
baik.5
Di wilayah kerja Puskesmas Ciwaruga masih banyak terdapat kasus
hipertensi yang berhubungan dengan berbagai faktor yang dapat memengaruhi
terjadinya kasus tersebut, diantaranya faktor risiko masalah kesehatan, faktor
kebiasaan dan perilaku pasien. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik
melakukan kunjungan rumah (home visit) untuk identifikasi faktor perilaku yang
menjadi faktor risiko timbulnya penyakit hipertensi.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah:
1. Apakah faktor risiko terjadinya masalah kesehatan pada pasien?
2. Apakah yang menjadi alasan pasien tidak memeriksakan kesehatan?
3. Bagaimana kebiasaan pasien dan anggota keluarga dalam perilaku
kesehatan?

1.3 Maksud dan Tujuan Home Visit


1.3.1 Maksud Home Visit
Maksud home visit ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi pada pasien.

1.3.2 Tujuan Home Visit


Tujuan Home Visit ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya masalah kesehatan pada pasien.
2. Mengetahui faktor penyebab pasien tidak memeriksakan kesehatan.
3. Mengetahui kebiasaan pasien dan anggota keluarga dalam perilaku
kesehatan.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Subyek Penelitian


2.1.1 Identitas Sasaran
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 79 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : RW 2 RT 6 Desa Sariwangi
Status dalam keluarga : Istri
Agama : Islam
Masalah kesehatan : Pasien berkaitan dengan program kesehatan
puskesmas yaitu, Program PTM Hipertensi
2.1.2 Identitas Kepala Keluarga
Nama : TN. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 76 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
2.1.3 Identitas Keluarga
Bentuk keluarga : Keluarga inti
Jumlah anggota keluarga : 2 orang
Lansia :-
Dewasa : 2 orang
Remaja :-
Anak Sekolah :-
Anak Balita :-
Bayi :-

4
5

Tabel 2.1 Daftar Anggota Keluarga


No Nama Umur Jenis Pendidikan Pekerjaan Hubungan Keadaan
Kelamin Keluarga

1 Tn. P 76 tahun L SMP Sudah tidak Suami Sehat


bekerja

2 Ny. S 79 tahun P SD IRT Istri Sakit

Gambar 2.1 Genogram Keluarga

Keterangan:
: laki-laki sehat : perempuan menderita Hipertensi
: Laki-laki meninggal : Perempuan sehat
: perempuan meninggal
Biru : tinggal serumah

2.2 Hasil Pemeriksaan Kesehatan


6

2.2.1 Anamnesis (Autoanamnesis)


Keluhan Utama: Nyeri tengkuk.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluhkan nyeri tengkuk yang terasa berat. Keluhan dirasakan
hilang timbul sejak 20 tahun yang lalu. Pasien mengaku jarang kontrol ke
puskesmas.
Tiga bulan yang lalu pasien memeriksakan tekanan darahnya di puskesmas
dan hasilnya adalah 170/150 mmHg dan mendapatkan obat Amlodipin yang
diminumnya 1 kali sehari. Obat yang diberikan dari puskesmas hanya diminum
saat muncul keluhan tengkuk yang terasa berat, dan saat keluhan sudah tidak
dirasakan, pasien tidak meminum obatnya kembali. Saat obat habis pasien tidak
datang ke puskesmas untuk mendapatkan obat kembali.
Pasien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya sejak 20 tahun yang
lalu, namun pasien tidak rutin meminum obat karena merasa dirinya sudah sehat.
Pasien datang ke sarana kesehatan setiap pasien merasakan nyeri tengkuk dan
nyeri kepala yang hebat, dan obat yang diberikan hanya diminum sampai keluhan
menghilang.
Pasien mengaku sedang memiliki beban pikiran karena anak dan cucunya
yang sangat jarang mau berkunjung ke rumahnya. Riwayat hipertensi pada
keluarga tidak diketahui. Pasien jarang makan buah-buahan sekitar 1−2x per
minggu. Riwayat merokok disangkal.
Keluhan nyeri dada sebelah kiri yang dirasakan menjalar tidak pernah
dialami oleh pasien. Pasien tidak pernah mengeluh penglihatan tiba-tiba gelap dan
lemah tubuh sebagian yang disertai dengan bicara pelo. Keluhan bengkak pada
tungkai disangkal. Pasien juga tidak merasakan kelelahan dalam menjalani
aktivitas sehari-hari.
Pasien tinggal berdua di rumahnya (suami dan pasien). Pasien mengatakan
dirinya sering menkonsumsi ikan asin. Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) meskipun jarak rumah pasien
dengan posbindu hanya berjarak sekitar 200 meter.
2.2.2 Pemeriksaan Fisik
7

Kesadaran : Compos Mentis


Kesan sakit : Tampak Sakit Sedang
TTV : TD : 140/100 mmHg HR : 88x/menit
Res : 22 x/menit Suhu : 36,8 °C
Status Gizi : BB : 50 kg
TB : 155 cm
IMT : 20,8  normal
Kepala : Simetris
Wajah : Tidak ada kelainan
Mata : Konjungtiva Anemis -/- ; Sklera Ikterik-/-
Mulut : Mukosa basah, lidah bersih
Leher : KGB : Tidak teraba
Thorax : Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris
Palpasi : VF ka=ki
Perkusi : Sonor ka=ki
Auskultasi : Jantung : BJ I-II murni reguler
Paru : VBS ka = ki; Ro -/-; Wh -/-
Abdomen : Inspeksi : datar
Palpasi : Lembut, NT (-); Hepar : tidak teraba;
Lien : tidak teraba, ruang traube kosong
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Extremitas : Akral hangat
Reflex Neuro : Tidak ada kelainan
Kulit : Tidak ada kelainan
2.2.3 Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan
2.2.4 Diagnosis
Hipertensi stage 1 tidak terkontrol

2.2.5 Penatalaksanaan
8

Penatalaksanaan Umum
 Edukasi agar pasien rutin memeriksakan kesehatannya ke puskesmas
atau rumah sakit.
 Edukasi agar pasien rutin meminum obat hipertensi.
 Edukasi mengenai tanda bahaya yang mungkin timbul akibat
komplikasi hipertensi.
 Edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, sesuai dengan
program Germas yaitu dengan melakukan aktifitas fisik, pasien
disarankan untuk minimal 30 menit dalam sehari melakukan olahraga
jalan santai. Selain itu pasien disarankan untuk mengkonsumsi sayur
dan buah.
Penatalaksanaan Khusus
Angiotensin Reseptor Blocker : Amlodipin 1 x 5 mg

2.3 Analisis Faktor Risiko


Terdapat beberapa faktor risiko timbulnya hipertensi pada pasien ini, yaitu:
1. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga tidak diketahui
2. Gaya hidup
Pasien mengaku bahwa dirinya jarang berolahraga dan suka mengkonsumsi
ikan asin
3. Pengetahuan dan Keadaan Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga dengan keadaan ekonomi kurang baik. Pasien baru
memeriksakan penyakitnya saat pasien memiliki keluhan. Pasien juga memiliki
perilaku minum obat yang tidak baik. Pasien juga memiliki informasi yang
minim mengenai bahaya penyakitnya. Pasien tidak mengikuti kegiatan
prolanis.

2.4 Analisis Masalah


2.4.1 Identifikasi Faktor Risiko Terjadinya Masalah Kesehatan pada pasien
9

Pasien mengaku memiliki tekanan darah tinggi sejak 20 tahun yang lalu.
Pasien juga mengaku sedang memiliki beban pikiran dikarenakan pasien merasa
jarang dikunjungi oleh anak dan cucunya.
2.4.2 Identifikasi dan Analisis Alasan Pasien Tidak Memeriksakan
Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara pada pasien, pasien berasal dari keluarga
dengan keadaan ekonomi kurang baik. Pasien baru memeriksakan penyakitnya
setelah keluhan yang dirasakan terasa lebih berat. Saat ini pasien tidak mengetahui
apa bahaya dari penyakit yang dideritanya, sehingga kesadaran untuk berobat
yang dimiliki pasien masih kurang.
2.4.3 Identifikasi dan Analisis Kebiasaan Pasien dan Anggota Keluarga
dalam Perilaku Kesehatan
Semua anggota keluarga menggunakan air bersih untuk makan, minum, dan
mandi yang berasal dari air sumur gali. Kebiasaan makan anggota keluarga ini
yaitu memasak sendiri. Lauk yang sering dikonsumsi pasien adalah ikan asin.
Anggota keluarga ini makan tanpa memperhitungkan kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan dan penderita juga jarang berolahraga.

2.4.4 Identifikasi dan Analisis Faktor Lingkungan Rumah


Dari hasil observasi langsung ke rumah penderita didapatkan bahwa kondisi
rumah tempat tinggal penderita adalah sebagai berikut:
1. Kepadatan dan Kondisi Rumah
Pasien tinggal di rumah seluas 80 m2 (10 m x 8 m) yang terdiri dari 5
ruangan. Bagian depan terdiri dari 1 ruangan yang dipakai sebagai ruang tamu, 1
ruangan dapur. 2 kamar tidur, dan 1 ruang kamar mandi sekaligus tempat
mencuci.
Kepadatan hunian dalam rumah sesuai menurut keputusan menteri
kesehatan nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan
rumah, yaitu setiap satu orang minimal menempati luas rumah 8 m².
Dinding : tembok permanen
Atap : tampak dari luar berupa genteng
Langit-langit : plafon
Lantai : semen yang dihaluskan
10

Cahaya : Sebagian besar ruangan rumah tidak mendapat cahaya dari


jendela maupun ventilasi
Jendela : 2 jendela yang dapat dibuka dan ditutup sehingga
memungkinkan udara dan cahaya masuk tetapi jendela
tidak pernah dibuka sehingga rumah menjadi cukup
lembab
Jumlah ruangan : 5 ruangan
Berdasarkan pengamatan pada rumah pasien, kondisi rumah tergolong
memiliki pencahayaan yang kurang dan jendela jarang dibuka sehingga kondisi
rumah menjadi lembab. Jendela jarang dibuka menyebabkan aliran udara tidak
bersirkulasi dengan baik. Kondisi ini merupakan kondisi yang kurang sehat
karena tidak adanya sirkulasi udara yang cukup di rumah.
2. Jenis sumber air minum
Sumber air minum yang digunakan berasal dari air sumur gali yang
dimasak, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.
3. Jenis kakus
Keluarga pasien memiliki kakus sendiri berupa wc jongkok dengan leher
angsa dan dialirkan melalui pipa ke septic tank.
4. Sarana pembuangan sampah dan air limbah
Sampah dikumpulkan di dalam ember bekas. Setiap dua hari dibakar di
halaman depan rumah.
5. Keadaan lingkungan di sekitar rumah
Rumah pasien berada di gang dengan jalanan yang sempit.

2.5 Strategi Kesehatan


1. Melakukan konseling
Dari anamnesis pada pasien, pasien merupakan anak kedua dari empat
bersaudara. Pendidikan terakhir pasien SD dan mengaku bahwa
pengetahuan pasien mengenai penyakitnya diketahui kurang baik,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesadaran pasien mengenai
gaya hidup, pola makan, dan kesadaran memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan. Pasien kurang mengetahui mengenai penyakit hipertensi yang
dideritanya, maka dapat diberikan konseling tentang penyebab, dan
bagaimana akibatnya apabila tidak ditangani. Pasien dan suaminya juga
11

diberikan konseling tentang pola makan dan gaya hidup yang benar, pasien
disarankan untuk memiliki aktivitas olah raga yang rutin seperti berjalan
kaki selama minimal 30 menit setiap harinya.
2. Motivasi dari keluarga terdekat
Memberi motivasi kepada suami pasien agar lebih memerhatikan
kondisi kesehatan pasien, makanan yang dikonsumsi pasien serta
memerhatikan aktivitas sehari-hari pasien agar lebih rutin berolahraga.
3. Merujuk ke Puskesmas
Meminta agar pasien rajin kontrol berobat ke puskesmas serta
meminta suami untuk mendampingi pasien.
Upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi dimulai dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah
yang lebih sehat. Untuk itu puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan dasar perlu melakukan pencegahan primer, yaitu kegiatan untuk
menghentikan atau mengurangi faktor risiko hipertensi sebelum penyakit
hipertensi terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat
dengan cara makan cukup sayur-buah, rendah garam dan lemak, rajin
melakukan aktivitas.
Keberadaan Posbindu PTM setiap bulan di setiap RW sebenarnya
sudah cukup untuk mewaspadai dan memonitor tekanan darah dan segera
ke puskesmas/fasilitas kesehatan jika tekanan darahnya tinggi. Selain itu
terdapat juga Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang
diselenggarakan setiap bulan di puskesmas.

2.6 Waktu dan Lokasi

Kunjungan dilakukan sebanyak 1 kali yaitu pada pukul 11.00 WIB hari
Jumat tanggal 8 Februari 2019 di RT 6 RW 2 Desa Sariwangi Kabupaten Bandung
Barat.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Faktor risiko terjadinya masalah kesehatan pada pasien adalah faktor gaya
hidup, pengetahuan dan keadaan ekonomi. Pasien sudah menopause dan jarang
berolahraga. Keadaan ekonomi keluarga pasien kurang baik. Pasien baru
memeriksakan penyakitnya bila terdapat keluhan dan menghentikan konsumsi
obat hipertensi ketika keluhan dirasakan sudah membaik.
Perilaku kesehatan pasien kurang baik. Dilihat dari kondisi rumah pasien
yang kurang bersih dan lembab. Pengelolaan sampah dengan cara dibakar.

3.2 Saran
1. Memberi saran agar pasien dan keluarga meneruskan memeriksakan
kesehatan dan meminum obat sesuai dengan anjuran dokter, karena penyakit
hipertensi membutuhkan obat seumur hidup dan kontrol yang rutin
diperlukan untuk memantau penyakit dan hasil pengobatan yang telah
diberikan.
2. Menyarankan kepada pasien dan keluarga agar menjaga kebersihan rumah.
3. Menyarankan pasien mengikuti Prolanis dan Posbindu.
4. Menyarankan puskesmas agar meningkatkan kualitas program promosi
kesehatan dengan melakukan penyuluhan mengenai bahaya penyakit tidak
menular khususnya hipertensi kepada kalangan usia lanjut.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Manfredini F. Sport Therapy for Hypertension: Why, How, and How Much?.
Angiology. Vol 60 (2). 2009. 207-216.
2. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi kedokteran. Dalam: Rachman LY, Hartanto H,
Novrianti A, Wulandari N, editor. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-11.
Singapura Indonesia: Elsevier. 2008. p.230-1.
3. WHO. World Health Statistic Report. France: World Health Organization.
2012
4. Salkic S, Mujanovic OB, Ljuca F, Brkic S. Clinical Presentation of
Hypertensive Crises in Emergency Medical Services. Mater Sociomed
2014;26:12-6. (Diunduh tanggal 11 Desember 2018)
5. Kementrian kesehatan Republik Indonesia.Strategi pencegahan dan
pengendalian PTM di Indonesia. http://p2ptm.kemkes.go.id/profil-
p2ptm/latar-belakang/strategi-pencegahan-dan-pengendalian-ptm-di-
indonesia. 2018 [accessed December 11th 2018]

15
LAMPIRAN

Lampiran 1. Keadaan Lingkungan Rumah

Rumah tampak depan

Ruang tamu

16
17

Kamar mandi

Kamar Tidur
18

Dapur

Anda mungkin juga menyukai