Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Praktek klinik keperawatan di puskesmas merupakan suatu proses
transformasi mahasiswa untuk menjadi seorang perawat profesional, yang
memberi kesempatan beradaptasi pada perannya sebagai perawat profesional
dalam melaksanakan praktek keperawatan di tatanan nyata pelayanan kesehatan.
Praktek klinik keperawatan di pudkesmas ini dalam rangka penerapan
kelompok ilmu keperawatan komunitas, khususnya dalam penerapan mata ajar
Keperawatan Jiwa, Manajemen Puskesmas, dan Keperawatan Gerontik.
Sehingga selama praktek di puskesmas diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan ilmu Keperawatan Jiwa, Manajemen Puskesmas, dan Keperawatan
Gerontik.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik klinik di puskesmas mahasiswa mengertahui
dan memahami konsep dan penerapan manajemen puskesmas di lapangan.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa memahami pengertian puskesmas
2. Mahasiswa mendapat gambaran langsung tentang manajeman puskesmas
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di kampus
selama perkuliahan
4. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa sebagai modal untuk
menghadapi dunia kerja nantinya.
5. Mahasiswa dapat memahami program-program yang ada di puskesmas
a. Program pokok puskesmas
b. Program pengembang puskesmas
1.3 Tempat
Puskesmas Karang Pule
1.4 Waktu
13 November 2017 25 November 2017
1.5 Peserta
Mahasiwa D3.Keperawatan Tingkat 3 semester 5 Stikes Yarsi Mataram
1.6 Pembimbing
1
1. Pembimbing puskesmas LIDYAWATI, Amd. Kep
2. Pembimbing Pendidikan Kusniyati Utami, Ners., M.Kep

BAB 2
GAMBARAN UMUM

2.1 Data Geografi


Puskesmas karang pule sebagai UPT dinas kesehatan kota mataram
membawai 5 kelurahan di 2 kecamatan yaitu: 3 kelurahan di wilayah kecamatan
mataram (keluranan pagutan, kelurahan pagutan timur, kelurahan pagutan barat)
dan 2 kelurahan di wilayah kecamatan sekarbela (kelurahan karang pule,dan
kelurahan jempong baru).
Puskesmas karang pule awalya adalah puskesmas pembantu (pustu) dari
puskesmas tanjung karang. sehubungan dengan meningkatnya kunjungan
masyarakat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk yang memerlukan

2
pelayanan kesehatan masyarakat maka,pustu karang pule dikembangkan menjadi
puskesmas karang pule dan diresmikan pada bulan januari tahun 2002 silam.
1. Letak Wilayah
Wilayah kerja puskesmas karang pule terletak di sebelah selatan kota
mataram dan berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten lombok barat.
Luas wilayah kerja puskesmas karang pule sekitar 1007,025 ha atau 10.32
km2
Adapun batas-batas wilayah kerja puskesmas karang pule adalah:
a. Di sebelah utara: berbatasan dengan kelurahan pagesangan, wilayah kerja
puskesmas pagesangan.
b. Di sebelah selatan : berbatasan dengan kabupaten Lombok barat.
c. Di sebelah timur: berbatasan dengan kelurahan cakra selatan,wilayah kerja
puskesmas mataram.
d. Di sebelah barat: berbatasan dengan pantai mapak dan kelurahan tanjung
karang wilayah kerja puskesmas tanjung karang.
2. Wilayah kerja puskesmas
Wilayah kerja puskesmas karang pule meliputi 5 kelurahan 2 kecamatan yaitu
kecamatan sekarbela dan kecamatan mataram meliputi :
1) Kelurahan karang pule kecamatan sekarbela
2) Kelurahan jempong baru kecamatan sekarbela
3) Kelurahan pagutan kecamatan mataram
4) Kelurahan pagutan timur kecamatan mataram
5) Kelurahan pagutan barat kecamatan mataram
2.2 Data demografi
Jumlah penduduk yang berdomisili di wilayah kerja puskesmas karang pule
tahun 2016 berjumlah 59.929 jiwa meningkat dari tahun sebelumnya. Distribusi
jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga dan jumlah rumah masing-masing
kelurahan seperti tersaji pada tabel 1 dibawah ini

DATA JUMLAH PENDUDUK


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG PULE TAHUN 2016
Luas Jumlah Jumlah Jumlah Rata- Kepadatan
No Kelurahan
wilayah Lkg RT penduduk Rumah rata pedudunk

3
Tangga jiwa
1. Jempong Baru 4,652 11 56 15,326 3,676 4 3
2. Karang Pule 1,352 7 33 15,221 2,717 6 11
3. Pagutan 1,86 5 23 10,637 2,215 5 5,719
4. Pagutan 1,03 5 23 6,870 1,333 5 6,670
Timur
5. Pagutan Barat 0,91 7 47 11,875 2,637 5 13,7049
PUSKESMAS 6,008 35 18 59,929 13,282 5 10
2
Jumlah penduduk tebanyak terdapat di kelurahn Jempong Baru yaitu
sebanyak 15,326 jiwa, sementara jumlah penduduk paling sedikit terdapat di
Kelurahan Pagutan Timur yaitu sebanyak 6.870 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk di 2 Kecamatan (Sekarbele, Mataram)
tahun 2015 bervariasi yaitu 3,90% di Kecamatan Sekarbela, 2,48% di
Kecamatan Mataram; dan untuk Kota Mataram laju pertumbuhan penduduk
yaitu 2,28% (BPS Kota Mataram, 2015). Pada tabel 2 dapat dilihat jumlah
penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur.

2.3 Organisasi
1. Struktur organisasi
Kelompok jabatan fungsional dari gambaran struktur organisasi
puskesmas tersebut, didalamnya fungsional yang masing-masing jabatan
dipegang terdiri dari:
a. Dokter umum : 5 orang
b. Dokter gigi : 1 orang
c. Bidan : 4 orang + 5 kontrak
d. Bidan desa : 3 orang
e. Gizi : 4 orang
f. Perawat :13 orang

4
g. Perawat gigi : 2 orang
h. Anali kesehatan : 3 orang
i. Kesehatan lingkungan : 3 orang
j. Asisten apoteker : 2 orang
k. Penyuluhan kesehatan masyarakat :1 orang
2. Ketenagaan
Pada tahun 2016 jumlah tenaga kesehatan yang ada di puskesmas
karang pule dan jaringannya (puskesmas pembantu, poskesdes) berjumlah 46
orang dari beberapa profesi dibidang kesehatan seperti: dokter umum,dokter
gigi,perawat,bidan, dan lain-lain
a. Jenis dan jumlah tenaga
Secara rinci jenis dan jumlah tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel di
bawah

No Jenis tenaga Jumlah orang


1. Dokter umum 5 (1 orang kepala puskesmas)
2. Dokter gigi 1
3. bidan 12
4. Tenaga gizi 4
5. Perawat 13
6. Perawat gigi 2
7. Analis kesehatan 3
8. Kesehatan lingkungan(sanitaria) 3
9. Farmasi 2
10. Penyuluhan kesehatan masyarakta 1
Jumlah 46

b. Tingkat pendidikan
1) Pendidikan kesehatan
a) Fakultas kedokteran umum : 2 orang
b) Fakultas kedokteran gigi : 1 orang
c) S1 keperawatan (Ners) : 1 orang
d) S1 kesehatan masyarakat : 2 orang

5
e) S1 kesehatan lingkungan : 1 orang
f) D 3 kebidanan : 7 orang
g) D 3 keperawatan :13 orang
h) D 3 kesehatan lingkungan : 2 orang
i) D 3 asisten apoteker : 2 orang
j) D 3 analis kesehatan : 3 orang
2) Pendidikan non kesehatan
a) Pendidikan s1(sarjana ) : 1 orang
b) D 3 akutansi : 1 orang
c) Sekolah menengah atas : 4 orang
3. Sarana kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan yang ada diwilayah kerja puskesmas
karang pule
a. Puskesmas induk yang berlokasi di kelurahan jempong baru 1 unit dilantai
1 terdapat :
1) Ruang loket
2) Ruang poli umum dan UGD
3) Ruang poli anak dan MTBS
4) Ruang poli gigi
5) Ruang KIA dan KB
6) Ruang poli TB
7) Ruang bersalin
8) Ruang laboratorium
9) Ruang apotek
10) Gudang obat
11) Ruang toilet
12) Ruang tunggu pasien
Di lantai 2:
1) Ruang pimpinan puskesmas
2) Ruang tata usaha
3) Ruang keuangan dan administrasi
4) Ruang pelayanan gizi
5) Ruang promosi kesehatan
6) Ruang imunisasi
6
7) Ruang pertemuan(aula)
8) Ruang konseling terpadu
9) Ruang hygiene dan sanitasi
10) Ruang lansia dan PPM
11) Gudang gizi
12) Gudang barang
13) Ruang kulkas dan frezer(program imunisasi)
Di lengkapi dengan 2 unit rumah dinas,dan tempat parkir di bagian
depan dan samping gedung puskesmas. Sarana pendukung pendukung induk:
1) Kendaraan roda 4 ada 2 unit
2) Kendaraan roda 2 ada 8 unit
3) Computer 8 unit
4) Meubel air
5) Fasilitas listrik terpasang dengan daya 3500VA
6) Sambungan air PDAM
7) Fasilitas telefon dan jaringan internet
b. Puskesmas pembantu(PUSTU) 3 unit yaitu:
1) Puskesmas pembantu pagutan
2) Puskesmas pembantu karang genteng
3) Puskesmas pembantu mapak
c. Gedung polindes 4 unit yaitu:
1) Polindes pagutan
2) Polindes karang pule
3) Polindes pagutan timur
4) Polindes mapak (belum beroperasi)
d. Peran serta masyarakat dibidang kesehatan:
1) Posyandu 38 buah
2) Posbindu 4 buah
3) Kelompok lansia 10 kelompok
4) Kader kesehatan 190 orang

7
BAB 3
PROGRAM POKOK DAN PROGRAM PEMNGEMBANGAN
PUSKESMAS

3.1 Program Pokok Puskesmas


Upaya kesehatan masyarakat (UKM) Esensial (mendasar) yang harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal (SPM) kabupaten /kota bidang kesehatan. UKM Eaensial
terdiri dari:
1. Pelayanan promosi kesehatan
Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan
agar masyarakat mampu berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai
8
bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik
masalah-masalah kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi
mengancam, secara mandiri. Kegiatan promosi kesehatan yang
diselenggarakan di wilayah terdiri dari:
a) Penyuluhan perorangan
Konseling gizi
Konseling ibu hami
Konseling diare
b) Penyuluhan kelompok
Pertemuan sosialisasi
Penyuluhan kelompok
Kelas remaja dan kelas ibu hamil
Penyuluhan di karang lansia
c) Penyuluhan keliling
d) Penyebar luasan informasi:
Kunjungan rumah
Distribusi media penyuluhan
Mengacu kepada pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di
puskesmas, disebutkan kegiatan promosi kesehatan puskesmas dapat
dilakukan di dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas karang pule
selama tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. Dalam gedung puskesmas
Kegiatan promosi kesehatan di tempat pendaftaran dapat dilakukan
dengan penyebaran informasi melalui media seperti
banner,poster,leaflet,selebaran yang dapat diletakkan di sekitar loket
pendaftaran.adapun jenis informasi yang disediakan yaitu:
a. Alur pelayanan puskesmas
b. Jenis pelayanan kesehatan
c. Denah poliklinik
d. Informasi program dan masalah kesehatan yang menjadi isu saat itu
e. Peraturan kesehatan seperti dilarang merokok,dilarang membuang
sampah sembarang dan lain-lain
2. Di luar gedung puskesmas

9
Pelaksanaan promosi kesehatan di luar gedung puskesmas
dilakukan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan PHBS melalui
pengorganisasian masyarakat. pengorganisasian masyarakat merupakan
suatu proses penggerakan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi
pelaksanaan, pencatatan, dan penilaian dalam membangun masyarakat
untuk mau dan mampu mengatasi masalah sendiri secara swadaya sesuai
kemampuan mayarakat tersebut,pelaksanaan promosi kesehatan di luar
gedung dilakukan oleh puskesmas bekerja sama dengan berbagai pihak
potesial di masyarakat dengan menerapkan advokasi,bisa suasana,dan
pemberdayaan masyarakat.
Untuk terjadinya perubahan perilaku masyarakat tidak hanya
sekedar diberikan pengetahuan, pemahaman dan informasi-informasi
tentang kesehatan, tetapi diperlukan faktor lain yang berupa fasilitas atau
sarana prasarana untuk mendukung perubahan perilaku tersebut
dan,dorongan-dorongan dari luar yang meperkuat terjadinya
perubahan.oleh karena itu masyarakat harus dilibatkan dan diberdayakan
melalui wadah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat(UKBM)
seperti :posyandu,desa dan kelurahan siaga aktif,poskedes,pos UKK,
taman obat keluarga dan lain-lain.
2. Pelayanan kesehatan lingkungan
Program kesehatan lingkungan bertujuan mencapai mutu lingkungan
yang dapat menjamin kesehatan menuju derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, serta untuk mewujudkan keikutsertaan dan kesadaran masyarakat dan
sector pemerintah yang berkaitan dalam tangguang jawab upaya peningkatan
dan pelestarian kesehatan lingkungan.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi : pengawasan kualitas
air dan jamban keluarga (air bersih dan sinitasi) program ini meliputi program
peningkatan kualitas air bersih, program penyehatan perumahan dan
lingkungan, program pegawasan kualitas lungkungan, dan pengembangan
kegiatan instalasi pemeriksaan specimen kesehatan lingkungan.
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah terbesar di
masyarakat. Hal ini tercermin dari tingginya angka kejadian dalam kunjungan
penderita beberapa penyakit ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama

10
(FKTP) atau puskesmas seperti : Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
Penyakit Diare, Penyakit TBC, Pneumonia, dan lain-lain.
Tingginya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan disebabkan
oleh masih rendahnya kepedulian masyarakat akan pemeliharaan sarana
sanitasi dasar terutama sarana air bersih dan jamban keluarga, kurang
higienisnya cara pengolahan makanan, dan rendahnya prilaku hidup bersih
(PHBS) masyarakat.
Puskesmas Karang Pule telah menyelenggarakan kegiatan pelayanan
didalam dan diluar gedung untuk meningkatkan mutu kesehatan lingkungan.
Untuk kegiatan didalam gedung, dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan
konseling pada pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan, selain itu
juga dilakukan konseling sendiri bagi klien (pasien sehat) yang memerlukan
penjelasan tentang kesehatan lingkungan.
Upaya kesehatan lingkungan luar gedung dilakukan dengan :
a. Melakukan pemeriksaan dan menilai sanitasi rumah
b. Melakukan pemeriksaan dan menilai sanitasi air bersih
c. Melakukan pemeriksaan dan menilai sanitasi jamban keluarga
d. Melakukan pemeriksaan dan menilai sanitasi sarana tempat pengolahan
makanan (rumah makan, jasa boga, dan IRTP lainnya).
e. Melakukan pemeriksaan dan menilai sanitasi sarana tempat-tempat umum,
seperti sekolah, tempat ibadah, dan pasar.
f. Melakukan pemeriksaan dan menilai sanitasi tempat penampungan
sampah.

3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana


Program pelayanan KIA-KB meliputi: pelayanan ibu hamil, melahirkan
(persalinan), konseling dan pelayanan kontrasepsi dengan 2 metode yaitu metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan non MKJP. Cakupan pelayanan tahun
2016 sebanyak 10.763 orang, KIA 8996 dan KB 2025 akseptor, capaian tiap
bulan seperti gambar IV.3.1 dibawah ini.
a. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan Cakupan Indikator KIA
Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efesien. Kegiatan
pokoknya adalah sebagai berikut :

11
1) Pelayanan kesehatan Ibu
Pelayanan Antenatal
a). Pengertian
Elayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai standar
pelayanan antenatal mencakup anamnesis, peeriksaan fisik (umum
dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta
intervensi umum dan khusus (sesuai resiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan), dalam penerapan terdiri atas :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur LILA)
4) Ukur tinggi fundus uteri
5) Tentukan presebtasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrening status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT
(Tetanus Toksoid) bila diperlukan
7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan
8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Ditetapkan pula frekuensi pelayanan antenatal minimal empat
kali selama kehamilan (satu kali pada triwulan I, satu kali pada
triwulan II dan dua klai pada triwulan III).
b). Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Pendataan ibu hamil
2) Pelayanan antenatal di dalam dan di luar gedung
3) penyuluhan tentang ibu hamil ( permasalahan dan
kebutuhhannya) kepada keluarga, kader dan masyarakat
termasuk kegiatan program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K)
4) sosialisasi kelas ibu di tiap kelurahan
12
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
a. Jenis tenaga dan prinsip pertolongan persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan adalah
dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada
prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a). Pencegahan infeksi
b). Metode pertolongan pesalinan yang sesuai standar pelayanan
c). Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih
tinggi
d). Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
e). Memberikan injeksi Vitamin K dan salep mata pada bayi baru
lahir.
Kunjunga nifas adalah kontak ibu nifas dengan tenaga
kesehatan minimal tiga kali (6 jam s/d 3 hari, hari 4-28 hari, dan hari
29 s/d 42) untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan ibu nifas, baik di dalam maupun diluar gedung
b. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a). Pertolongan persalinan
b). Pengawasan ibu bersalin sebelum, saat dan setelah proses
persalinan serta saat nifas
c). Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih
tinggi.
Terdeteksinya Resiko Tinggi / Komplikasi Kebidanan
a. Pengertian
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi
perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan
sehat. Karena itu kehamilan yang normal pun mempunyai resiko
kehamilan, namun tidak secara langsung meningkatkan resiko
kematian ibu. Keadaan tersebut dinamakan factor resiko.
Factor resiko untuk ibu hamil diantaranya adalah :
1) Primigravida< 20 tahun atau > 35 tahun
2) Anak > 4 orang

13
3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
4) Tinggi Badan < 145 cm serta kelainan pinggul dan tulang
belakang
5) KEK (Kurang Energi Kronis) dengan LILA < 23,5 cm atau
penambahan BB < 9 kg selama masa kehamilan.
6) Anemia (HB < 11 g/dl)
7) Riwayat HT pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini
8) Sedang / pernah menderita penyakit kronis (TBC, kelainan
jantung-ginjal/hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor dan
keganasan).
9) Riwayat kehamilan buruk (abortus berulang, KET, mola
hidatidosa, KPD, bayi dg. Cacat congenital).
10) Riwayat persalinan dengan komplikasi (SC,Vakum/forcep)
11) Riwayat nifas dengan komplikasi (HPP, infeksi nifas, post
partum blues)
12) Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi
dan riwayt cacat congenital.
13) Kelainan jumlah janin (gemelli, janin dampit, moster)
14) Kelainan besar janin : IUGR, janin besar.
15) Kelainan letak dan posisi janin (let li/oblique, letsu UK > 32
mgg)
b. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Peningkatan pengetahuan kader / masyarakat tentang resiko
tinggi dan factor resiko tinggi pada kehamilan.
2) Pendataan bumil dengan resiko tinggi dan factor resiko tinggi
3) Pelayanan antenatal,
4) Kunjungan rumah dan
5) Rujukan.
2) Pelayanan Kesehatan Anak
1. Pelayanan neonatal
a. Pengertian

14
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan
tenaga kesehatan minimal tiga kali ( umur 6 jam s/d 48 jam, 3-7
hari dan umur 8-28 hari ) untuk mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun di luar
gedung puskesmas.
b. Kegiatan yang di lakukan
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Deteksi dini dengan kelainan
2. Kunjungan rumah
3. Pelayanan neonatal
4. rujukan
2. Pelayanan kesehatan bayi
a. Pengertian

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan


sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi
sedikitnya empat kali, selama peiode 29 hr 11 bulan setelah
lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :
1. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 29 hari 2 bulan
2. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 3 5 bulan
3. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 6 8 bulan
4. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 9 -11 bulan.

Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan


kesehatan bayi adalah Dokter specialis, Dokter, Bidan, Perawat.
b. Kegiatan yang di lakukan
Pelaksanan kesehatan bayi meliputi :
1. Pemberian imunisasi dasar lengkap ( BCG< Polio 1,2,3,4,
DPT / HB 1,2,3, CAMPAK ) sebelum bayi berusia 1 tahun.
2. Stimulasi, Deteksidan intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK)
3. Penanganan dan rujukan kasus bila perlu.
3. Pelayanan Kesehatan anak Balita

15
a. Pengertian

Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental


dari intelektual berkembang pesat. Masa ini disebut masa
keemasan ( golden periode )
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu para
meter IPM suatu Negara. Sebagai penyebab kematian bayi dan
balita dapat dicegah dengan teknologi sederhana adalah dengan
menerapkan menejemen terpadu balita sakit ( MTBS ).
b. Kegiatan yang diaksanakan

Pelayan kesehatan anak balita meliputi pelayanan anak


balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan adalah :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun
yang tercatat dalam buku KIA/KMS.
2. SDIDTK minimal dua kali setahun di dalam maupun diluar
gedung.
3. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( 200.000 IU ), 2 kali
setahun.
4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak
balita.
5. Deteksi dini
6. Rujukan
4. Pelayanan gizi
Salah satu upaya esensial di puskesmas adalah program gizi.
Pelayanan gizi bertujuan untuk menunjang upaya penurunan angka
kematian balita, dan meningkatkan kemampuan masyarakat guna
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, melalui peningkatan
status gizi, terutama bagi golongan rawan dan masyarakat
berpenghasilan rendah diwilayah kerja puskesmas.
Upaya perbaiki gizi yang telah dilaksanakan di puskesmas
diantaranya adalah: upaya perbaikan gizi keluarga (UPGK),
pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan balita gizi kurang
dan gizi buruk,pemberian suplemen gizi dan makanan pendamping
air susu ibu (MP-ASI).

16
Kegiatan pelayanan gizi masyarakat tetap berpedoman pada
program nasional dengan melaksanakan upaya bemberdayaan
masyarakat menuju masyarakat sadar gizi yang dimulai dari
tatanan keluarga.upaya pemberdayaan masyarakat dimulai
diposyandu,poskedes,intitusi pendidikan,dan lain lainadapun
kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:

a. Upaya perbaikan gizi keluarga (UPGK )


1) Pemantauan pertumbuhan (SKDN)
a) Jumlah posyandu lapor / jumlah posayandu (JPL/JP)
JPL/JP adalah gambaran jumlah posyandu yang
melapor disbanding dengan jumlah posyandu yang ada
b) Tingkat partisipasi masyarakat (D/S)
D/S merupakan gambaran tingkat partipasi masyarakat
dalam posyandu
c) Liputa program(K/S)
K/S merupakan gambaran liputan program yaitu jumlah
balita yang memiliki KMS
d) Tingkat pencapainan program (N/S)
N/S merupakan gambaran tingkat pencapaian
program,yaitu jumlah balita yang naik berat badannya.
e) Hasil penimbangan (N/D-O-B)
N/D-O-B merupakan gambaranhasil penimbangan
balita yang rutin ke posyandu karena telah dikoreksi dengan
balita yang tidak datang bulan lalu(o) dan balita yang
baru(B)
f) Angka rawan gizi(A/D)
A/D merupakan angka yang dapat memberikan rambu-
rambu adanya rawan gizi.
2) Pemberian makan tambahan (PMT)
a) PMT penyuluhan
b) PMT pemulihan
c) Penyuluhan dan konseling gizi
d) Distribusi vitamin A dan fe

17
e) Pemberian tablet fe1 dan fe3 pada ibu hamil
f) Pemebrian vitamin A,Fe pada ibu nifas
g) Keluarga sadar gizi (KADARZI)
h) Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
i) Pemberian ASI ekslusif
b.Gangguan akibat kekurangan yodium(GAKY)
Pemantauan garam beryodium di masyarakat
dilaksanakan dua kali setahun,yaitu pada bulan februari dan
September di 5 SD yang mewakili masing-masing kelurahan.
c. System kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
SKPG merupakan program preventif atau pencegahan
terhadap timbulnya masalah pangan di masyarakat,seperti
kekurangan bahan pangan
a) Pecan penimbangan
Pecan penimbangan di puskesmas karang pule
dilaksanakan pada bulan februari dan agustus 2015
b) Pemberian HB dan gizi remaja putrid
Pada tahun 2015 dilaksanakan kegiatan pemeriksaaan
terhadap 100 orang remaja putrid SMKN 7 mataram dan
100 orang remaja putrid MTSN 3 mataram.
5. Pelayanan pencegahan dan pengedalian penyakit
Secara umum semua penyakit dapat dicegah,baik penyakit
menular maupun penyakit tidak menular .penyakit menular yang
sering terjadi di masyarakat pada umumnya adalah penyakit yang
berbasis lingkungan dan perilaku seperti:
a. Penyakit demam berdarah dengue(DBD)
Penyakit DBD selalu terjadi tahun,di kota mataram termasuk
dan katagori endemis DBD di provinsi NTB.kasus DBD tahun
2015 berjumlah 22 kasus(menurun) jika dibandingkan dengan
tahun 2014 berjumlah 35 kasus(menurun) bila dibandingkan
dengan kejadian tahun 2013 sebanyak 39 kasus
b. Penyakit diare
Penyakit diare adalah penyakit yang sering diderita oleh
masyarakat, tahun 2016 jumlah penderita yang dilayani 1792
18
kasus.penyebabnya kebanyakan karena pola makan yang tidak
teratur,salah makan dan faktor kebersihan perseorangan dan
lingkungan
c. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir kunjungan penyakit ISPA
selalu masuk 10 penyakit terbanyak di puskesmas dari jumlah
tersebut penderita lebih banyak berasal dari linkungan
pemukiman tradisional,mengingat tata letak rumah yang kurang
mendapatkan sirkulasi udara,rumah tidak berventilasi,luas rumah
tidak sesuai dengan jumlah penghuni.
d. Tuberkolosis(TBC)
Penyakit tuberkolosis (TBC) termasuk penyakit menular yang
cakup banyak ditemukan di masyarakat.sebara penyakit ini
terjadi di 5 kelurahan wilayah kerja puskesmas.pada tahun 2016
jumlah target suspect TB paru ada 723 orang,suspek yang
diperiksa 169 orang yang di temukan BTA(+) 35 kasus dan 20
orang BTA(-)
e. Infeksi menular seksual
f. Penyakit tidak menular
Perkembangan jumlah kasusu penyakit tidak menular
khususnya diabetes mellitus (DM) Pada tahun 2016 ini cukup
tinggi untuk menangani kasus DM di puskesmas karang pule
mengembangkan program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) kegiatan meliputi:
1) Pemeriksaan dokter
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Penyuluhan kelompok dan
4) Senam rutin 1 kali tiap bulan

g. Pelayanan imunisasi
Program nasional pelayanan kesehatan bagi bayi yang harus
dilaksanankan yaitu pelayanan imunisasi,karena imunisasi
merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit dan
merupakan hak anak yang harus mereka dapatkan sebagai
19
imunisasi penangkal/imunitas bagi tubuhnya hingga mencapai
usia dewasa/tua.pencapaain pelayanan imunisasi berdasarkan
jenis vaksi yang disuntikkan pada bayi yaitu hepatitis
B(HB1),BCG,DPT,polio,campak dengan jumlah sasaran bayi
sebanyak 1157 orang.

3.2 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan


Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan merupakan kegiatan
yang memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas.
UKM pengembangan yang dilaksanakan di Puskesmas Karang Pule, meliputi:
pelayanan kesehatan jiwa, kesehatan olahraga, pelayanan kesehatan Lansia, dan
upaya kesehatan kerja (UKK).
1. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) atau Puskesmas dilaksanakan melalui Dokter Puskesmas dan
Perawat yang telah dilatih tentang bagaimana cara melakukan anamnesis dan
pemeriksaan pasien. Kesehatan jiwa tidak dapat ditangani oleh profesi
kesehatan jiwa saja tetapi perlu bekerja sama dengan sector lain seperti
pendidikan, tenaga kerja, social, hokum dan lain-lain.
Pelayanan kesehatan jiwa merupakan pelayan utama yang
dikembangkan untuk memberikan pelayan kepada masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa, dalam penyelenggaraannya bekerja sma dengan
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah kasus
gangguan jiwa dan epilepsy yang dilayani tahun 2014 berjumlah 572 orang,
menurun menjadi 213 orang pada tahun 2015.
2. Pelayanan Kesehatan Olahraga
Pelayanan kesehatan olahragamenyelenggarakan tes kebugaran bagi aparatur
sipil Negara (ASN) dilingkup Puskesmas dan jaringannya 2 kali (Juni dan
Desember). Disamping itu juga dilakaukan kerjasama dan pembinaan terhadap
organisasi cabang olahraga yang ada di wilayah Puskesmas.
3. Pelayanan Kesehatan Lansia
20
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, upaya
pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar
tetap hidup sehat dan produktif secara social maupun ekonomis. Selain itu,
Pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan
memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan
produktif.
Kebijakan Kementrian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut
usia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia yang
berkualitas melalui penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah bagi
lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang berdayaguna bagi keluarga dan
masyarakat. Upaya yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan tersebut
antara lain meningkatkan upaya kesehatan bagi lanjut usia di pelayanan
kesehatan dasar dengan pendekatan Pelayanan Santun Lanjut Usia,
meningkatkan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut usia melalui
pengembangan Poliklinik Geriatri Terpadu di Rumah Sakit dan menyediakan
sarana dan prasarana yang ramah bagi lanjut usia.
4. Pelayanan Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Upaya kesehatan kerja merupakan wahana pembinaan tenaga kerja non
formal seperti perajin atau tukang/pekerja tertentu yang ada diwilayah
puskesmas. Pada tahun 2016 telah dibentuk Pos UKK di lingkungan Pande
Besi Kelurahan Karang Pule dengan jumlah anggota 60 orang. Pos UKK
digerakkan oleh kader terlatih sesuai kebutuhan kelompok pekerja dengan
menekankan pada upaya promotif dan preventif bagi anggotanya.
Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) merupakan upaya kesehatan kerja
bagi pekerja informal yang bersumberdaya dari, oleh dan untuk masyarakat
pekerja itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan meliputi upaya promotif,
preventif dan pengobatan sederhana yang bersifat pertolongan pertama pada
kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit. Penekana terhadap upaya
promosi dan preventif guna mengubah prilaku para pekerja untuk mengurangi
atau menghilangkan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta upaya
meningkatkan kesehatan kerja.
Kader yang perlu penambahan pengetahuan yang lebih luas tentang
Pos UKK agar pelayanan yang dilakukan oleh kader lebih baik dan memenuhi
kebutuhan anggotanya. Agar keberadaan kader dan Pos UKK tetap berlanjut
21
telah dilakukan pembinaan berkala setiap 3 bulan, disamping itu juga
dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh petugas Puskesmas.

22
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Puskesmas karang pule sebagai UPT dinas kesehatan kota mataram
membawai 5 kelurahan di 2 kecamatan :yaitu 3 kelurahan di wilayah kecamatan
mataram (keluranan pagutan,kelurahan pagutan timur,kelurahan pagutan
barat)dan 2 kelurahan di wilayah kecamatan sekarbela (kelurahan karang
pule,dan kelurahan jempong baru).
Wilayah kerja puskesmas karang pule terletak di sebelah selatan kota mataram
dan berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten lombok barat. Luas wilayah
kerja puskesmas karang pule sekitar 1007,025 ha atau 10.32 km2
Adapun program pokok puskesmas karang pule adalah, upaya promosi
kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan KIA, pelayanan gizi
masyarakat, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit, dan upaya
pengembang.

4.2 Saran
1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas agar visi dam misi puskesmas
tercapai.
2. Meningkatkan kesedaran masyarakat untuk berobat ke puskesmas.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan lingkungan guna menciptakan
lingkungan yang sehat dan mencegah timbulnya bibit penyakit.

23
DAFTAR PUSTAKA

Profil Puskesmas Karang Pule Tahun 2016.

24

Anda mungkin juga menyukai